Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

STREETFOOD CARDS SEBAGAI MEDIA MERUBAH


PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK USIA
SEKOLAH DALAM MENGKONSUMSI JAJANAN DI SDN
1 WONOREJO RUNGKUT SURABAYA

Anis Rosyiatul Husna1, Reliani2


Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surabaya 1
Kutipan: Husna, A. R., & Reliani. (2016). Streetfood Cards Sebagai Media Merubah
Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Anak Usia Sekolah Dalam Mengkonsumsi Jajanan Di Sdn 1
Wonorejo Rungkut Surabaya. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (2)

INFORMASI ABSTRACT

Korespodensi: Objective: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


anishusna.ners@fik.um- pengaruh pendidikan kesehatan dengan media streetfood cards
surabaya.ac.id terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak dalam
mengkonsumsi jajan di SDN 1 Wonorejo, Rungkut, Surabaya.

Methods: Desain penelitian dalam penelitian ini adalah pre post


experiment. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah
yang bersekolah di SDN 1 Wonorejo sejumlah 54 orang. Tehnik
Keywords: samplingnya adalah stratified random sampling. Instrument yang
Streetfood cards, anak usia digunakan berupa kuesioner tentang pengetahuan, sikap dan
sekolah dasar, perilaku konsumsi tindakan. Data yang terkumpul di uji menggunakan uji statistic
jajan Wilcoxon sign Rank Test dan Paired T Test SPSS 15

Results: Hasil uji statistik dengan wilcoxon menunjukkan bahwa


ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan streetfood cards
terhadap pengetahuan dengan p (0,027) < α (0,05), dan tidak ada
pengaruh pendidikan kesehatan dengan streetfood cards terhadap
sikap dengan p (0,207) > α (0,05) dan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara perilaku sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan pendidikan kesehatan dengan menggunakan Street Food
Cards dengan nilai p (0,034) > α (0,05).

Conclusion: Berdasarkan hasil penelitian di harapkan adanya


peningkatan pengetahuan siswa sehingga siswa dapat merubah
perilaku konsumsi jajanan. Serta sekolah dapat menyediakan jajanan
yang sehat di kantin sekolah.

PENDAHULUAN dikonsumsi yang dibeli dari penjual


Makanan jajanan yang juga makanan, baik yang diproduksi oleh
dikenal sebagai street foods adalah jenis penjual tersebut atau yang diproduksi
makanan yang dijual di kaki lima, orang lain, tanpa diolah lagi.
pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, Kita mengenal kehadiran
tempat pemukiman, serta lokasi yang makanan jajanan ini lebih dominan di
sejenis. Menurut direktorat bina gizi sekolah. Bagi anak sekolah,
ditjen bina gizi dan kesehatan ibu dan mengkonsumsi makanan jajanan
anak Kementerian Kesehatan (2011) merupakan bagian yang tak terpisahkan
makanan jajanan merupakan makanan dari kegiatan sehari-hari mereka.
dan atau minuman yang dapat langsung Kebiasaan jajan tersebut sangat sulit di

7
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

hilangkan. Biasanya makanan jajanan dalam jajanan sangat berbahaya. Hal ini
yang mereka sukai adalah makanan memang tidak akan terlihat dalam
dengan warna, tekstur, penampilan, jangka waktu dekat tetapi dalam jangka
orama dan rasa yang menarik (Putra A, waktu yang lama akan muncul
2009). kerusakan pada ginjal serta gangguan
Berdasarkan kondisi ini dalam tubuh anak. Jajan sembarang
seharusnya jajanan dapat dikelola akan bisa membuat dan menyebabkan
menjadi produk sehat yang aman anak menjadi diare, bahan makanan
dikonsumsi. Namun kenyataannya yang bersifat karsinogen dapat
banyak jajanan yang ada di pasaran mengakibatkan kanker dan tumor.
diolah dengan tidak benar yang Dampak lain yang ditimbulkan adalah
menggunakan bahan tambahan dan menyebabkan obesitas yang tidak
pengawet dan juga penyajian jajanan terkontrol, mual muntah dan keracunan
yang tidak higienes. Hal ini dapat (Perry dan Potter, 2006).
menyebabkan timbulnya berbagai Mengingat bahaya dari jajanan
macam penyakit seperti diare, Kanker, yang tidak sehat tersebut maka perlu
obesitas dan sebagainya. dilakukan suatu pengenalan bagi anak-
Berdasarkan hasil survey Badan anak usia sekolah mengenai jajanan
Pengawas Obat dan makanan (BPOM) sehat, jajanan yang berbahaya bagi
tahun 2014 menyatakan Indonesia kesehatan sehingga mereka memiliki
melalui 866 SD di 30 kota di Indonesia, pengetahuan, sikap positif dan akan
terbukti 35% makanan jajanan tidak berperilaku mengkonsumsi jajanan
memenuhi syarat. Kandungan zat yang yang sehat. Berdasarka survey awal
terdapat dalam jajanan di sekolah- yang dilakukan secara observasi oleh
sekolah yaitu formalin sebesar 27,3%, Peneliti di lingkungan SDN 1
methanol yellow sebesar 10,2%, Wonorejo, Rungkut Surabaya pada
rhodamin 10,9% dan boraks sebanyak bulan Mei 2016 ditemukan banyak
56,7%. Sekitar 30 persen jajanan yang pedagang kaki lima yang menjualkan
dijual di warung dan kantin di sejumlah jajanan seperti cilok, kue basah dengan
sekolah di Pulau Jawa, mengandung warna yang mencolok, siomay,
bahan kimia berbahaya. Presentase itu gorengan yang ditempatkan terbuka,
diperoleh setelah melakukan dan berbagai macam jajanan lainya.
pengawasan dan uji sampling terhadap Selain itu berdasarkan wawancara yang
jajanan anak sekolah di enam ibu kota dilakukan terhadap Guru Di SDN 1
provinsi di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Wonorejo di dapatkan bahwa dalam 3
Serang, Bandung, Semarang, bulan terakhir terdapat beberapa siswa
Yogyakarta, dan Surabaya. Adapun yang tidak masuk sekolah karena
jajanan yang mengandung bahan menderita diare.
berbahaya tertinggi diantaranya bakso, Oleh karena itu sangat penting
jeli atau agar-agar, es dan minuman untuk mengenalkan mengenai jajanan
berwarna atau sirup. sehat, jajanan tidak sehat dan akibatnya
Jajanan yang berbahaya bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan
kemasan, bentuk, warnanya sangat yang bertujuan untuk mengenalkan
digemari oleh anak-anak usia sekolah mengenai jajanan sehat dan tidak sehat
sehingga banyak anak-anak yang pada anak usia sekolah sangat efektif
mengkonsumsinya tanpa mengetahui dengan metode bermain secara
bahaya dan akibat yang dapat timbul berkelompok oleh karena bersadarkan
dari jajanan tersebut. Penyalahgunaan tahapan perkembangan social pada anak
zat adiktif yang dimasukan berlebih ke usia sekolah adalah berkelompok dan

8
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

sudah memahami aturan dalam Rungkut Surabaya. Sampelnya sebagian


kelompok. Selain itu media yang sesuai dari yang bersekolah di SD Negeri 1
untuk penyampaian pesan anak usia Kelurahan Wonorejo Kec. Rungkut
sekolah dasar menggunakan gambar Surabaya sejumlah 54 responden yang
yang mudah dipahami anak. memenuhi kriteria inklusi dan di ambil
Berangkat dari masalah tersebut, dengan tehnik simple stratified random
maka streetfood cards muncul sebagai sampling. Data di kumpulkan dengan
salah satu alternatif untuk menggunakan kuesioner. Setelah data
meningkatkan pengetahuan, terkumpul kemudian dilakukan uji
membentuk sikap positif dan perilaku normalitas dengan uji Kolmogorov
jajan jajanan yang sehat bagi kesehatan smirnov, untuk mengetahui
anak usia sekolah. Mereka tentunya distribusinya normal atau tidak
akan tertarik dengan hal-hal yang dekat (Notoatmodjo, 2005) Karena hasil uji
dengan dunia mereka dan media yang normalitas menunjukkan bahwa
tidak asing dengan mereka sehingga distribusi datanya normal maka data di
dengan mudah mengetahui dan uji dengan menggunakan uji statistik
mempraktekannya dalam kehidupan Paired T Test dengan SPSS 15. Dalam
sehari-harinya. Penyampaian pesan penelitian ini derajat kepercayaan yang
pendidikan kesehatan dengan digunakan adalah 5% (  = 0, 05)..
menggunakan streetfoods card
merupakan salah satu bentuk inovatif HASIL
dari jenis media pembelajaran cetak
yang berupa photo yang Berdasarkan tabel 1 di dapatkan bahwa
mengungkapkan informasi mengenai hampir separo (35,2%) responden
jajanan sehat, jajajan tidak sehat dan berusia 10 tahun dan 11 tahun dan
akibat mengkonsumsi jajanan tersebut. sebagian kecil berusia 9 tahun.
Adapun streetfoods card membantu sedangkan menurut tingkatan kelas
memberikan pemahaman kepada anak hampir separo (35,2%) responden
usia sekolah lewat berbagai games dan berada pada kelas 5 dan sebagian kecil
permainan seru yang dilakukan secara (18,5) berada pada kelas 3. Menurut
beberapa kelompok. Berbeda dengan jenis kelamin sebagian besar (70,4%)
penyampaian pesan dengan penyuluhan responden berjenis kelamin perempuan
dengan penyampaian materi yang hanya dan sebagian kecil (29,6%) responden
berupa tulisan sehingga kurang menarik berjenis kelamin laki-laki.
dan membosankan. Berdasarkan uraian
di atas peneliti tertarik untuk melakukan Berdasarkan tabel 2 di dapatkan bahwa
penyuluhan kesehatan dengan terjadi penurunan nilai mean pada
streetfood cards, dengan judul pengetahuan sebelum dan sesudah
penelitian “streetfood cards sebagai diberikan intervensi dari nilai 27,2
media merubah perilaku konsumsi jajan menjadi 26,4. Pada nilai median juga di
pada anak usia sekolah di SD Negeri dapatkan penurunan sebelum dan
1Wonorejo, Rungkut Surabaya”. sesudah diberikan intervensi dari nilai
27,2 menjadi 26,4. Dari hasil uji
statistik wilcoxon di dapatkan bahwa
METODE terdapat perbedaan yang signifikan
Metode yang digunakan dalam antara pengetahuan siswa sebelum dan
penelitian ini adalah pre post test sesudah dilakukan tindakan pendidikan
experiment. Populasi yang akan diteliti kesehatan dengan menggunakan Street
adalah anak yang bersekolah di SD Food Cards dengan nilai p (0,027) < α
Negeri 1 Kelurahan Wonorejo Kec. (0,05).

9
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Berdasarkan tabel 3 di dapatkan bahwa Berdasarkan tabel 4 di dapatkan bahwa


terjadi kenaikan nilai mean pada aspek terjadi peningkatan nilai mean pada
sikap sebelum dan sesudah diberikan tindakan sebelum dan sesudah diberikan
intervensi dari nilai 13,9 menjadi 17,1. intervensi dari nilai 78,50 menjadi
Tetapi pada nilai median di dapatkan 81,85. Pada standart deviasi di dapatkan
penurunan sikap sebelum dan sesudah penurunan sebelum dan sesudah
diberikan intervensi dari nilai 14 diberikan intervensi dari nilai 9,306
menjadi 12. Dari hasil uji statistik menjadi 6,525. Dari hasil uji statistik
wilcoxon di dapatkan bahwa tidak Paired T Test di dapatkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan terdapat perbedaan yang signifikan
antara sikap siswa sebelum dan sesudah antara perilaku sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan pendidikan dilakukan tindakan pendidikan
kesehatan dengan menggunakan Street kesehatan dengan menggunakan Street
Food Cards dengan nilai p (0,207) > α Food Cards dengan nilai p (0,034) > α
(0,05). (0,05).

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur, kelas dan jenis kelamin di SD


Wonorejo Kelurahan Wonorejo Kec. Rungkut Surabaya tahun 2016
Karakteristik Frekuensi (n=54) Persentase (%)
responden (n=54)
Umur
- 9 tahun 5 9.2
- 10 tahun 19 35.2
- 11 tahun 19 35.2
- 12 tahun 11 20.4
Jumah 54 100
Kelas
- Kelas 3 10 18.5
- Kelas 4 13 24.1
- Kelas 5 19 35.2
- Kelas 6 12 22.2
Jumlah 54 100
Jenis Kelamin
- Laki – Laki 16 29.6
- Perempuan 38 70.4
Jumlah 54 100

Tabel 2. Perbedaan pengetahuan siswa dalam mengkonsumsi jajanan di SD Wonorejo


Kelurahan Wonorejo Kec. Rungkut Surabaya tahun 2016.
Pengetahuan Pengetahuan Wilcoxon
Pre Post
- Mean 27,2 26,4 p (0,027)
- Median 27,6 26 < α (0,05)
- Nilai Minimal 9 19
- Nilai 30 30
Maksimal
n= 54

10
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Tabel 3. Perbedaan Sikap siswa dalam mengkonsumsi jajanan di SD Wonorejo


Kelurahan Wonorejo Kec. Rungkut Surabaya tahun 2016.

Sikap Sikap Wilcoxon


Pre Post
- Mean 13,9 17,1 p (0,207)
- Median 14 12 > α (0,05)
- Nilai Minimal 4 7
- Nilai Maksimal 13 14
n= 54

Tabel 4. Perbedaan perilaku siswa sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan Streetfood Cards di SD Wonorejo Kelurahan Wonorejo Kec.
Rungkut Surabaya tahun 2016.
Tindakan Pre Post Paired T Test
- Mean 78,50 81,85
p (0,034) > α (0,05)
- Standart Deviasi 9,306 6,525
n= 54

PEMBAHASAN dianggap wajar di karenakan adanya


Berdasarkan tabel 2 di dapatkan bahwa perubahan nilai yang ekstrim pada nilai
terjadi penurunan nilai mean pada minimal sebelum dan sesudah tindakan
pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi dilakukan.
diberikan intervensi dari nilai 27,2 Hasil penelitian pada aspek
menjadi 26,4. Pada nilai median juga di pengetahuan menunjukkan terdapat
dapatkan penurunan sebelum dan pengaruh yang signifikan pemberian
sesudah diberikan intervensi dari nilai pendidikan kesehatan dengan media
27,2 menjadi 26,4. Hal ini dikarenakan sreetfood cards terhadap tingkat
pengetahuan tidak hanya di peroleh dari pengetahuan siswa dalam
sekolah namun juga dari orang tua, mengkonsumsi jajanan. Hal ini bisa
keluarga, media massa, tenaga disebabkan karena melalui permainan
kesehatan dll. Sedangkan dari hasil uji dengan streetfood cards anak lebih
statistik wilcoxon di dapatkan bahwa mudah mengingat pesan–pesan yang di
terdapat perbedaan yang signifikan sampaikan sehingga terjadi proses
antara pengetahuan siswa sebelum dan transformasi atau terpaparnya siswa
sesudah dilakukan tindakan pendidikan dengan sumber belajar mengenai
kesehatan dengan menggunakan berbagai informasi tentang pengertian,
Streetfood Cards dengan nilai p (0,027) penyebab, akibat atau dampak yang
< α (0,05). ditimbulkan dan pencegahan penyakit
Pemberian pengetahuan tentang jajanan yang disebabkan karena perilaku dalam
sering dilakukan di SDN 1 Wonorejo mengkonsumsi jajanan. Selain itu
oleh Puskesmas medokan Ayu maupun media streetfood Cards yang digunakan
mahasiswa keperawatan yang praktek di sesuai dengan masa tumbuh kembang
wilayah itu. Sehingga secara anak. Hal ini sesuai dengan Hidayat
kemampuan kognitif atau pengetahuan (2005) yang menyatakan bahwa dimana
mereka sudah mengetahui tentang anak usia sekolah memiliki
jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. perkembangan intelektual yang dapat
Meskipun terjadi penurunan nilai mean ditunjukkan dari kemampuan
pada saat pre dan post, hal ini masih memahami informasi secara simbol
maupun abstrak seperti berbicara,

11
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

bermain, berhitung, membaca dan lain- Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar
lain. (2005) bahwa proses pembentukan
Pengetahuan siswa tentang makanan sikap di pengaruhi oleh beberapa faktor
jajanan sehat merupakan hasil dari tahu diantaranya pengalaman pribadi,
setelah siswa tersebut melakukan pengaruhi orang lain yang dianggap
penginderaan sehingga memberikan penting, pengaruh budaya, media
nilai tambah, dan memudahkan dalam massa, lembaga pendidikan dan agama
melakukan pemilihan jajanan yang serta pengaruh faktor emosional.
mengandung sumber zat-zat gizi Sikap secara nyata dapat
sebagai salah satu pemenuhan ditunjukkan dengan adannya kesesuaian
kebutuhan dasarnya yaitu aspek reaksi terhadap stimulus yang datang
biologis dan berbeda dengan dari luar. Menurut Notoatmodjo (2010)
kepercayaan (beliefs), takhayul mengatakan bahwa seseorang akan
(superstition), dan penerangan- merasa percaya dan yakin terhadap
penerangan yang keliru informasi yang didapat apabila sumber
(misinformation) (Notoatmodjo, 2005). informasi jelas, sehingga hal ini akan
Berdasarkan tabel 3 di dapatkan bahwa menimbulkan suatu penilaian terhadap
terjadi kenaikan nilai mean pada aspek suatu objek yang menghampirinya
sikap sebelum dan sesudah diberikan dengan mempertimbangkan kehidupan
intervensi dari nilai 13,9 menjadi 17,1. emosionalnya untuk melakukan
Tetapi pada nilai median di dapatkan tindakan. Perubahan sikap terjadi
penurunan sikap sebelum dan sesudah karena selama proses pendidikan
diberikan intervensi dari nilai 14 kesehatan individu yang bersangkutan
menjadi 12. Dari hasil uji statistik mampu menyerap, mengolah dan
wilcoxon di dapatkan bahwa tidak memahami informasi yang diterima
terdapat perbedaan yang signifikan sebagai stimulus. Tindakan seorang
antara sikap siswa sebelum dan sesudah siswa mengambil keputusan karena
dilakukan tindakan pendidikan keyakinannya terhadap makanan
kesehatan dengan menggunakan Street jajanan yang dianggapnya kurang
Food Cards dengan nilai p (0,207) > α memenuhi persyaratan kesehatan.
(0,05). Setelah mendapat informasi baik secara
Kadang-kadang sikap terbentuk dari langsung maupun tidak langsung, hal
pengalaman terbatas. Anak dapat ini belum dianggap sebagai suatu
membentuk sikapnya tanpa memahami tindakan atau aktivitas atau perilaku
keseluruhan situasi (WHO,2000). melainkan baru suatu predisposisi
Pembentukan sikap ini di pengaruhi terhadap suatu tindakan atau perilaku.
oleh bermacam hal seperti media dan Karena sebuah sikap akan mengikuti
juga lingkungan. Iklan makanan yang di berbagai tingkatan antara lain :
tawarkan sebagian besar tergolong Menerima (receiving), diartikan bahwa
makanan dan minuman junkfood. orang (subjek) mau dan memperhatikan
Sehingga sebagian responden yang stimulus yang diberikan (objek)
terpengaruh menganggap banyak kemudian merespon (responding) yaitu
mengkonsumsi junkfoods bukan hal dapat berupa memberikan jawaban
yang menjadi masalah. Jenis jajanan apabila ditanya, mengerjakan dan
yang tersedia di lingkungan sekolah dan menyelesaikan tugas yang diberikan,
di sukai anak seperti makanan bersaos, setelah itu tahap menghargai (valuing)
cilok, makanan berwarna yaitu dapat berupa mengajak orang lain
mempengaruhi penerimaan dan sikap untuk mengerjakan atau mendiskusikan
siswa dalam mengkonsumsi jajanan. suatu masalah dan bertanggung jawab

12
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

(responsible) atas segala sesuatu yang makanan di sekitar sekolah baik di


telah dipilihnya. pinggir jalan maupun di warung-warung
Berdasarkan tabel 4 di dapatkan bahwa sekitar sekolahan yang memampilkan
terjadi peningkatan nilai mean pada tarik dari makanan jajanan yang
tindakan sebelum dan sesudah diberikan mengundang selera seperti warna yang
intervensi dari nilai 78,50 menjadi mencolok, harga yang terjangkau dan
81,85. Pada standart deviasi di dapatkan makin beragamnya jenis makanan, serta
penurunan sebelum dan sesudah lingkungan dan teman-teman yang
diberikan intervensi dari nilai 9,306 terbiasa dengan jajanan yang tidak sehat
menjadi 6,525. Dari hasil uji statistik membuat anak tidak dapat menahan
Paired T Test di dapatkan bahwa tidak keinginan untuk mencicipi, dan hal ini
terdapat perbedaan yang signifikan akan mempengaruhi anak dalam
antara tindakan sebelum dan sesudah bersikap dan berperilaku untuk memilih
dilakukan tindakan pendidikan jajanan sehat meskipun hasil dari
kesehatan dengan menggunakan Street tingkat pengetahuan menunjukkan
Food Cards dengan nilai p (0,034) > α bahwa terjadi perubahan mean pada
(0,05). kemampuan kognitif atau pengetahuan
Hal ini menggambarkan bahwa mereka dan siswa sudah mengetahui
pemberian pengetahuan direspon oleh tentang jajanan sehat dan jajanan tidak
siswa yang masih berperilaku tertutup sehat. Meskipun terjadi penurunan nilai
dalam bentuk perhatian, persepsi, mean pada saat pre dan post, hal ini
kesadaran saja sesuai dengan masih dianggap wajar di karenakan
pernyataan bahwa dampak yang adanya perubahan nilai yang ekstrim
ditimbulkan dari kegiatan pemberian pada nilai minimal sebelum dan
pendidikan kesehatan terhadap sesudah tindakan edukasi dilakukan.
perubahan sikap dan perilaku Hal ini sejalan dengan Asmadi (2008)
membutuhkan waktu yang lama yang menyatakan bahwa lingkungan
(Notoatmodjo, 2005). merupakan salah satu faktor yang
Menurut teori perubahan perilaku dari mempengaruhi pembentukan dan
Rogers (1974) yang di kutip oleh perkembangan perilaku individu, baik
Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa lingkungan fisik maupun lingkungan
seseorang sebelum berperilaku sosio-psikologis.
melewati beberapa tahapan yaitu :
Awarenes (kesadaran) dimana orang- KESIMPULAN
orang tersebut menyadari dalam arti Terdapat perbedaan pengetahuan
mengetahui terlebih dahulu terhadap sebelum dan sesudah diberikan
stimulus (objek), Interest (merasa pendidikan kesehatan dengan streetfood
tertarik) dimana orang merasa tertarik cards. Tidak terdapat perbedaan sikap
oleh stimulus, Evaluation (menimbang- sebelum dan sesudah diberikan
nimbang) terhadap baik tidaknya pendidikan kesehatan dengan streetfood
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini cards. Tidak terdapat perbedaan
berarti sikap responden sudah lebih baik perilaku sebelum dan sesudah diberikan
lagi, Trial (mencoba), dimana orang pendidikan kesehatan dengan streetfood
telah mencoba perilaku baru, Adaption cards.
(adaptasi), dimana subjek telah
berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya SARAN
terhadap stimulus.
Diharapkan sekolah menyediakan
Berdasarkan hasil penelitian
kantin sehat agar siswa yang tidak
menunjukkan bahwa adanya penjual
membawa bekal dapat jajan di kantin

13
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

tersebut. Selain itu, orang tua Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Ilmu


membawakan bekal makanan untuk Perilaku Kesehatan, Jakarta:
anaknya di sekolah dan memantau Rineka Cipta,
perilaku jajan anak. Perawat komunitas Notoatmodjo S. (2005). Pendidikan dan
di harapkan terus menerus memberikan Perilaku Kesehatan. Jakarta,
edukasi kepada anak usia sekolah Rineka Cipta.
dengan berbagai metode dan media agar
anak mampu merubah perilaku Notoatmojo, Soekidjo. (2005).
konsumsi jajannya. Metodologi Penelitian Kesehatan,
edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
DAFTAR PUSTAKA Perry dan Potter, (2006), Fundamental
Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, edisi keempat.
Keperawatan, Jakarta : EGC Jakarta: EGC
Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Lusia Kus Anna (2014). Keamanan
Manusia: Teori dan Pangan BPOM.
Pengukurannya.Yogyakarta: www.Kompas.com. April 2014
Pustaka Pelajar. pukul 13.00 WIB
Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina Gizi
dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kementrian Kesehatan RI (2011).
Panduan Keamanan Pangan di ACKNOWLEDGEMENT
Sekolah Dasar. Jakarta Peneliti mengucapkan banyak terima
Hidayat,A.Aziz (2005). Pengantar Ilmu kasih kepada Kemenristek Dikti yang
Keperawatan Anak 1, Jakarta : mendanai penelitian ini. Dan
Salemba Medika. mengucapkan terima kasish kepada
seluruh respnden yang telah bersedia
Putra.A, Subagio.H (2009). Gambaran berpartisipasi dalam penelitian ini serta
Kebiasaan Jajan Siswa Di Bapak/Ibu guru yang telah menfasilitasi
Sekolah. Studi di Sekolah Dasar sehingga penelitian ini bisa terlaksana
Hj. Isriati Semarang
.

14

Anda mungkin juga menyukai