INFORMASI ABSTRACT
7
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
hilangkan. Biasanya makanan jajanan dalam jajanan sangat berbahaya. Hal ini
yang mereka sukai adalah makanan memang tidak akan terlihat dalam
dengan warna, tekstur, penampilan, jangka waktu dekat tetapi dalam jangka
orama dan rasa yang menarik (Putra A, waktu yang lama akan muncul
2009). kerusakan pada ginjal serta gangguan
Berdasarkan kondisi ini dalam tubuh anak. Jajan sembarang
seharusnya jajanan dapat dikelola akan bisa membuat dan menyebabkan
menjadi produk sehat yang aman anak menjadi diare, bahan makanan
dikonsumsi. Namun kenyataannya yang bersifat karsinogen dapat
banyak jajanan yang ada di pasaran mengakibatkan kanker dan tumor.
diolah dengan tidak benar yang Dampak lain yang ditimbulkan adalah
menggunakan bahan tambahan dan menyebabkan obesitas yang tidak
pengawet dan juga penyajian jajanan terkontrol, mual muntah dan keracunan
yang tidak higienes. Hal ini dapat (Perry dan Potter, 2006).
menyebabkan timbulnya berbagai Mengingat bahaya dari jajanan
macam penyakit seperti diare, Kanker, yang tidak sehat tersebut maka perlu
obesitas dan sebagainya. dilakukan suatu pengenalan bagi anak-
Berdasarkan hasil survey Badan anak usia sekolah mengenai jajanan
Pengawas Obat dan makanan (BPOM) sehat, jajanan yang berbahaya bagi
tahun 2014 menyatakan Indonesia kesehatan sehingga mereka memiliki
melalui 866 SD di 30 kota di Indonesia, pengetahuan, sikap positif dan akan
terbukti 35% makanan jajanan tidak berperilaku mengkonsumsi jajanan
memenuhi syarat. Kandungan zat yang yang sehat. Berdasarka survey awal
terdapat dalam jajanan di sekolah- yang dilakukan secara observasi oleh
sekolah yaitu formalin sebesar 27,3%, Peneliti di lingkungan SDN 1
methanol yellow sebesar 10,2%, Wonorejo, Rungkut Surabaya pada
rhodamin 10,9% dan boraks sebanyak bulan Mei 2016 ditemukan banyak
56,7%. Sekitar 30 persen jajanan yang pedagang kaki lima yang menjualkan
dijual di warung dan kantin di sejumlah jajanan seperti cilok, kue basah dengan
sekolah di Pulau Jawa, mengandung warna yang mencolok, siomay,
bahan kimia berbahaya. Presentase itu gorengan yang ditempatkan terbuka,
diperoleh setelah melakukan dan berbagai macam jajanan lainya.
pengawasan dan uji sampling terhadap Selain itu berdasarkan wawancara yang
jajanan anak sekolah di enam ibu kota dilakukan terhadap Guru Di SDN 1
provinsi di Pulau Jawa, seperti Jakarta, Wonorejo di dapatkan bahwa dalam 3
Serang, Bandung, Semarang, bulan terakhir terdapat beberapa siswa
Yogyakarta, dan Surabaya. Adapun yang tidak masuk sekolah karena
jajanan yang mengandung bahan menderita diare.
berbahaya tertinggi diantaranya bakso, Oleh karena itu sangat penting
jeli atau agar-agar, es dan minuman untuk mengenalkan mengenai jajanan
berwarna atau sirup. sehat, jajanan tidak sehat dan akibatnya
Jajanan yang berbahaya bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan
kemasan, bentuk, warnanya sangat yang bertujuan untuk mengenalkan
digemari oleh anak-anak usia sekolah mengenai jajanan sehat dan tidak sehat
sehingga banyak anak-anak yang pada anak usia sekolah sangat efektif
mengkonsumsinya tanpa mengetahui dengan metode bermain secara
bahaya dan akibat yang dapat timbul berkelompok oleh karena bersadarkan
dari jajanan tersebut. Penyalahgunaan tahapan perkembangan social pada anak
zat adiktif yang dimasukan berlebih ke usia sekolah adalah berkelompok dan
8
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
9
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
10
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
Tabel 4. Perbedaan perilaku siswa sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
dengan menggunakan Streetfood Cards di SD Wonorejo Kelurahan Wonorejo Kec.
Rungkut Surabaya tahun 2016.
Tindakan Pre Post Paired T Test
- Mean 78,50 81,85
p (0,034) > α (0,05)
- Standart Deviasi 9,306 6,525
n= 54
11
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
bermain, berhitung, membaca dan lain- Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar
lain. (2005) bahwa proses pembentukan
Pengetahuan siswa tentang makanan sikap di pengaruhi oleh beberapa faktor
jajanan sehat merupakan hasil dari tahu diantaranya pengalaman pribadi,
setelah siswa tersebut melakukan pengaruhi orang lain yang dianggap
penginderaan sehingga memberikan penting, pengaruh budaya, media
nilai tambah, dan memudahkan dalam massa, lembaga pendidikan dan agama
melakukan pemilihan jajanan yang serta pengaruh faktor emosional.
mengandung sumber zat-zat gizi Sikap secara nyata dapat
sebagai salah satu pemenuhan ditunjukkan dengan adannya kesesuaian
kebutuhan dasarnya yaitu aspek reaksi terhadap stimulus yang datang
biologis dan berbeda dengan dari luar. Menurut Notoatmodjo (2010)
kepercayaan (beliefs), takhayul mengatakan bahwa seseorang akan
(superstition), dan penerangan- merasa percaya dan yakin terhadap
penerangan yang keliru informasi yang didapat apabila sumber
(misinformation) (Notoatmodjo, 2005). informasi jelas, sehingga hal ini akan
Berdasarkan tabel 3 di dapatkan bahwa menimbulkan suatu penilaian terhadap
terjadi kenaikan nilai mean pada aspek suatu objek yang menghampirinya
sikap sebelum dan sesudah diberikan dengan mempertimbangkan kehidupan
intervensi dari nilai 13,9 menjadi 17,1. emosionalnya untuk melakukan
Tetapi pada nilai median di dapatkan tindakan. Perubahan sikap terjadi
penurunan sikap sebelum dan sesudah karena selama proses pendidikan
diberikan intervensi dari nilai 14 kesehatan individu yang bersangkutan
menjadi 12. Dari hasil uji statistik mampu menyerap, mengolah dan
wilcoxon di dapatkan bahwa tidak memahami informasi yang diterima
terdapat perbedaan yang signifikan sebagai stimulus. Tindakan seorang
antara sikap siswa sebelum dan sesudah siswa mengambil keputusan karena
dilakukan tindakan pendidikan keyakinannya terhadap makanan
kesehatan dengan menggunakan Street jajanan yang dianggapnya kurang
Food Cards dengan nilai p (0,207) > α memenuhi persyaratan kesehatan.
(0,05). Setelah mendapat informasi baik secara
Kadang-kadang sikap terbentuk dari langsung maupun tidak langsung, hal
pengalaman terbatas. Anak dapat ini belum dianggap sebagai suatu
membentuk sikapnya tanpa memahami tindakan atau aktivitas atau perilaku
keseluruhan situasi (WHO,2000). melainkan baru suatu predisposisi
Pembentukan sikap ini di pengaruhi terhadap suatu tindakan atau perilaku.
oleh bermacam hal seperti media dan Karena sebuah sikap akan mengikuti
juga lingkungan. Iklan makanan yang di berbagai tingkatan antara lain :
tawarkan sebagian besar tergolong Menerima (receiving), diartikan bahwa
makanan dan minuman junkfood. orang (subjek) mau dan memperhatikan
Sehingga sebagian responden yang stimulus yang diberikan (objek)
terpengaruh menganggap banyak kemudian merespon (responding) yaitu
mengkonsumsi junkfoods bukan hal dapat berupa memberikan jawaban
yang menjadi masalah. Jenis jajanan apabila ditanya, mengerjakan dan
yang tersedia di lingkungan sekolah dan menyelesaikan tugas yang diberikan,
di sukai anak seperti makanan bersaos, setelah itu tahap menghargai (valuing)
cilok, makanan berwarna yaitu dapat berupa mengajak orang lain
mempengaruhi penerimaan dan sikap untuk mengerjakan atau mendiskusikan
siswa dalam mengkonsumsi jajanan. suatu masalah dan bertanggung jawab
12
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
13
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016
14