Anda di halaman 1dari 25

154

Perkembangan Teknologi: Bagaimana Menyikapi Tantangan dan Peluangnya

Ade Putra Halomoan Siregar

Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia


email : halomoan.ade@gmail.com

Abstract
Rapid technological developments have brought the world entered a new era of faster
and more efficient than ever imagined before. Continuous adaptation needs to be done,
one of which is done through education and a thorough understanding in order to grow
together in line with the new generation. In addition, the human need to be aware of its
role as the core of the change itself. This article seeks to explain about how to address
the challenges and opportunities of technological development more specifically on the
development of technology in the field of communication. Based on literature studies
through secondary sources, this article found that in response to technological
developments, it can be seen from the company and the community. Companies need to
innovate and adapt to technological developments. On the other hand people as
technology users need to be selective and smart in using the technology. With the rapid
pace of technological development, the role of humans becoming increasingly important
both in the production process in manufacturing as well as in the business world.
Human decisions are movers and direction of the business as a creator of value.
Technology is only an instrument that is used to multiply virtue, potency, and its
capability to create value.

Keywords : technology development, technology user, business value

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan banyak pengaruh
di berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan penggunaan teknologi, manusia dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah. Pekerjaan-pekerjaan yang dulunya
dilakukan secara tradisional kini dapat dilakukan menggunakan alat-alat yang canggih.
Salah satu hasil dari kemajuan teknologi adalah dihasilkannya komputer sebagai alat
bantu manusia dalam melakukan pekerjaan dan juga internet sebagai sarana komunikasi
penghubung yang digunakan melalui komputer. Pada bidang ekonomi, hal yang
berhubungan dengan transaksi dan administrasi menjadi semakin mudah dan efisien.
Pada bidang sosial, internet mengubah pola hubungan sosial antar individu yang
menghilangkan jarak yang begitu jauh. Pada bidang budaya, mudahnya terjadi
transformasi budaya antarnegara
155

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepatnya telah membawa


dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya.
Oleh karenanya, manusia perlu melakukan adaptasi secara kontinyu, yang salah satunya
dilakukan melalui pendidikan dan pemahaman yang menyeluruh, agar generasi penerus
tidak tertinggal dalam hal teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan pendidikan
mampu berkembang bersama seiring dengan adanya generasi baru sebagai penerus
generasi lama. Selain itu, manusia perlu menyadari perannya sebagai inti dari perubahan
itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, pada artikel ini, penulis
membahas mengenai tantangan dan peluang dari teknologi, lebih khususnya mengenai
perkembangan teknologi di bidang komunikasi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini antara lain:
a. Untuk mengetahui sumber sebab perkembangan teknologi.
b. Untuk mengetahui cara menyikapi dan mempersiapkan diri menghadapi
perkembangan teknologi.
c. Untuk mengetahui dampak dari perkembangan teknologi manufaktur pada
proses produksi.
d. Untuk mengetahui mengenai teknologi informasi mengenai tantangan dan
peluangnya bagi kegiatan bisnis.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada artikel ini:
a. Apa sumber sebab perkembangan teknologi?
b. Bagaimana menyikapi dan mempersiapkan diri menghadapi perkembangan
teknologi?
c. Apa dampak dari perkembangan teknologi manufaktur pada proses produksi?
d. Bagaimana peluang dan tantangan teknologi informasi bagi kegiatan bisnis?
156

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Teknologi dan Komunikasi
2.1.1 Definisi Teknologi
Penggunaan istilah ‘teknologi’ telah berubah secara signifikan lebih dari 200
tahun terakhir. Istilah teknologi mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan
bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian teknologi berubah pada permulaan
abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen,
menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, technik, menjadi technology.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah:
Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan;
dan/atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak
benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai
suatu nilai. Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang
mencakup banyak hal; dapat juga meliputi alat-alat sederhana seperti linggis atau
sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit seperti stasiun luar angkasa atau pemercepat
partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual, seperti
perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini.
Kata ‘teknologi’ juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik.
Dalam konteks ini, ia adalah keadaan pengetahuan manusia saat ini tentang bagaimana
cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk-produk yang
dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan
keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan
mentah. Ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti ‘teknologi medis’ atau ‘teknologi
luar angkasa’, ia merujuk pada keadaan pengetahuan dan perangkat disiplin
pengetahuan masing-masing. ‘Teknologi state-of-the-art’ (teknologi termutakhir,
sekaligus tercanggih) merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di
ranah manapun.
157

2.1.2 Definisi Komunikasi


Secara etimologis atau menurut asal katanya komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”,
communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make
common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering digunakan
sebagai asal -usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata - kata Latin lainnya
yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama (Mulyana 2002:41).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah proses untuk menyampaikan suatu informasi kepada orang lain,
dengan tujuan tertentu.
Menurut Harodl. D Lasswel, ada beberapa unsur komunikasi, yaitu :
 Komunikator Komunikator (communicator, source, sender)
 Pesan (message)
 Media (channel, media)
 Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
 Efek (effect, impact, influence)
Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator (pemberi informasi) kepada komunikan
(penerima informasi) melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy 2004
:10)
2.2 Definisi Produksi dan Manufaktur
Seiring dengan berkembangnya zaman dan berubahnya tuntutan pemenuhan
kebutuhan, manusia baik secara sederhana maupun dengan cara yang semakin
kompleks, selalu melakukan proses produksi. Kata produksi berasal dari Bahasa Inggris,
to produce yang berarti ‘menghasilkan’. Pada dasarnya, kegiatan produksi mengacu
pada kegiatan menghasilkan barang dan jasa dan/atau kegiatan menambah nilai guna
barang dan jasa.
158

Definisi yang menarik dikemukakan oleh Katsundo Hitomi1, yang menyatakan


produksi sebagai suatu proses pembuatan sesuatu yang baru—baik yang berwujud
(‘produk’) maupun tidak berwujud (‘jasa’ dimana produksi tersebut menghilang
seketika di saat tindakan penciptaan itu terjadi), dimana saat ini, ‘ide-ide’ yang tak kasat
mata juga merupakan salah satu bentuk produksi. Produksi yang merupakan salah satu
fungsi yang paling mendasar dan penting pada kegiatan manusia dalam masyarakat
industri juga dipandang sebagai suatu aktivitas kebudayaan. Jadi, dalam pengertian
yang lebih luas, produksi mencakup baik barang dan jasa yang berwujud (tangible)
maupun yang tak berwujud (intangible). Namun demikian, dalam konteks manufaktur
yang dimaksud dengan produksi lebih mengacu kepada hasil (output) industri yang
berupa barang (goods).
Berdasarkan pengertian yang sesungguhnya, manufaktur berarti ‘membuat atau
menciptakan sesuatu dengan tangan.’ Dengan adanya perkembangan teknologi, definisi
tersebut mengalami perubahan. Manufaktur didefinisikan sebagai suatu proses membuat
dan menghasilkan produk, khususnya menggunakan mesin-mesik di pabrik-pabrik.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan
tenaga kerja, dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang
jadi untuk dijual. Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan
tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih
sering digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadi
dalam skala yang besar.
Menurut CIRP/International Conference on Production Engineering (1983),
definisi manufaktur yaitu:
“Rangkaian kegiatan dan operasi terkait yang melibatkan desain, pemilihan
bahan, perencanaan, produksi manufaktur, jaminan kualitas, manajemen,
dan pemasaran produk-produk dari industri manufaktur.”
Manufaktur merupakan ‘konversi dari sebuah rancangan menjadi sebuah produk
jadi’ sedangkan produksi memiliki pengertian yaitu suatu aktivitas fisik dalam membuat
suatu produk (Young dan Mayer, 1984 dalam Hitomi, 1996). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pengertian manufaktur lebih sempit daripada pengertian produksi,

1
Hitomi, Katsundo. 1996. Manufacturing Systems Engineering: A Unified Approach to Manufacturing
Technology, Production Management, and Industrial Economics, Second Edition. London: Taylor and
Francis, Ltd. Hal.3
159

dimana manufaktur mengacu pada produksi yang spesifik dan biasanya dengan skala
besar, dengan menggunakan mesin-mesin.
2.3 Definisi Teknologi Informasi
Mc Keown (2001) mendefinisikan ‘teknologi informasi’ merujuk pada seluruh
bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan
untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuknya. Menurut Kenneth
C.Loudon (2004), teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai salah satu alat yang
digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan yang terjadi. Martin, Brown,
DeHayes, Hoffer, dan Perkins (2005) mendefinisikan berpendapat bahwa teknologi
informasi merupakan kombinasi teknologi komputer yang terdiri dari perangkat keras
dan lunak untuk mengolah dan menyimpan informasi dengan teknologi komunikasi
untuk melakukan penyaluran informasi.
Menurut Kamus Oxford tahun 1995, teknologi adalah:
“Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama
komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi
apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.”
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa teknologi informasi adalah alat
untuk menyimpan, dan memproses informasi yang sudah disimpan di dalam data,
diolah, dan kemudian didistribusikan dalam bentuk informasi data.

3. PEMBAHASAN
3.1 Sumber Sebab Perkembangan Teknologi
3.1.1 Perkembangan Teknologi secara Umum
Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Sejak zaman Romawi
Kuno, pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang
teknologi. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari
pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-
tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga
sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu manusia
dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi
oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat
160

sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah


menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah
membantu manusia dalam melakukan perjalanan dan mengendalikan lingkungan
mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon,
dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan
memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi,
tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata
penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan
sampai senjata nuklir.
Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu.
 Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological
progress).Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan
kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
 Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
progress). Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas
banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga
kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda
hingga jembatan.
 Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress).
Fenomena yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir
semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara
maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara.
Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki
perekonomian (termasuk ekonomi global masa kini). Di sisi lain, teknologi juga
seringkali menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang mencemari
lingkungan dan menguras sumber daya alam. Berbagai macam penerapan teknologi
telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan
pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi
dalam konteks produktivitas manusia; suatu istilah yang pada awalnya hanya
menyangkut permesinan. Contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional
bahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong
161

paham-paham seperti transhumanisme2 dan tekno-progresivisme3 memandang proses


teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan
kehidupan manusia.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama sekali terbuka' terhadap arus
teknologi asing, terutama dalam bentuk penanaman modal asing (PMA), justru
menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan kemampuan
teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau besar pada pihak
investor asing, karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan
rumit, Ini menjadi bukti bahwa memang teknologi sudah menjadi kebutuhan dan merata
di setiap sektor kehidupan manusia.

3.1.2 Perkembangan Teknologi Komunikasi


Manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya, baik itu dengan
saudara, teman, rekan bisnis, dan orang lain; yang pada intinya merupaakan manifestasi
dari sifat dasar manusia yang saling membutuhkan (makhluk sosial). Tak ayal,
komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
bermasyarakat. Adapun fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:
 Menyampaikan informasi (to inform)
 Mendidik (to educate)
 Menghibur (to entertain)
 Mempengaruhi (to influence)
Fungsi komunikasi sudah jelas; seperti disebutkan di atas. Akan tetapi, masih
banyak pihak-pihak yang tidak menggunakan komunikasi dengan baik, sehingga dapat
menimbulkan kesalahpahaman atau konflik. Menurut Effendy (2004:10), tujuan dari
komunikasi adalah sebagai berikut :
 Perubahan sikap (attitude change)
 Perubahan pendapat (opinion change)

2
Transhumanisme (disingkat sebagai H+ or h+) merupakan sebuah gerakan budaya dan intelektual
internasional dengan tujuan akhir untuk secara fundamental mentransformasi kondisi manusia dengan
cara mengembangkan dan memperluas ketersediaan teknologi dalam rangka meningkatkan intelektual,
kemampuan fisik, serta kapasitas psikologis manusia.
3
Tekno-progresivisme adalah sikap dukungan aktif untuk konvergensi perubahan teknologi dan
perubahan sosial. Tekno-progresivisme berpendapat bahwa perkembangan teknologi dapat
memberdayakan secara mendalam dan emansipatoris ketika proses tersebut diatur oleh otoritas
demokratis dan akuntabel yang sah untuk memastikan bahwa biaya, risiko dan manfaat dibagi secara
adil kepada para pemangku kepentingan.
162

 Perubahan perilaku (behavior change)


 Perubahan sosial (social change)
Perkembangan komunikasi juga berdampak terhadap era globalisasi, dimana
hubungan antarnegara menjadi sangat dekat; seolah tidak ada batasan lagi. Mencari
informasi serta berkomunikasi dengan negara lain menjadi mudah, murah, dan cepat.
Pada jaman dahulu mungkin membutuhkan beberapa hari untuk mengirim surat jika
ingin berkomunikasi dengan seseorang di negara lain. Tetapi saat ini membutuhkan
beberapa menit saja.
Globalisasi yang ditopang oleh perkembangan teknologi komunikasi ini telah
menciptakan apa yang sering disebut oleh ilmuwan Kanada, Marshal McLuhan, sebagai
“perkampungan global” (“global village”). Suatu dunia yang diibaratkan sebagai
perkampungan global di mana sekat-sekat antarwilayah tidak lagi berlaku, dan masing-
masing individu dapat berinteraksi satu dengan yang lain melalui teknologi komunikasi.
Berangkat dari gagasan McLuhan ini, Volkmer (2003) lantas memberikan argumentasi
bahwa kemampuan berita yang dipancarkan melalui satelit secara simultan oleh stasiun
penyiaran ke seluruh dunia dalam suatu waktu bersamaan telah menciptakan “global
public sphere” sebagai dasar terbentuknya warga negara dunia (Rai dan Cottle, 2007:2).
Teknologi komunikasi telah memungkinkan seseorang berhubungan secara langsung
dengan orang-orang di seluruh dunia, termasuk dengan otoritas politik. Inilah yang
mendorong munculnya kelompok-kelompok yang lebih bersifat kosmopolitan.
Greenpeace, kelompok pecinta lingkungan hidup yang beroperasi lintas batas negara,
menjadi salah satu contohnya.
3.2 Menyikapi dan Mempersiapkan Diri Menghadapi Perkembangan Teknologi
Dalam menyikapi perkembangan teknologi yang ada maka dapat dilihat dari dua
sisi yaitu dari perusahaan yang menciptakan dan mengelola teknologi serta masyarakat
sebagai pengguna serta pihak yang merasakan implikasi langsung dari teknologi.
3.2.1 Sisi Perusahaan: Merubah Cara Pandang Perusahaan dari Kompetisi menjadi
Koopetisi
Dilihat dari sisi perusahaan yang berperan sebagai pencipta teknologi serta
pengguna teknologi, beragam cara dapat digunakan perusahaan untuk bertahan atas
perkembangan teknologi, antara lain;
163

a. Inovatif
Perusahaan perlu berinovasi dalam menjalankan bisnisnya. Inovasi dapat dilakukan
dalam bidang produksi maupun manajemen perusahaan. Kemampuan perusahaan
terhadap perkembangan teknologi sangat menentukan apakah perusahaan tersebut dapat
beradaptasi dan mengikuti perkembangan tersebut atau perusahaan tersebut akan
mengalami kemunduran. Kemampuan perusahaan dalam menghadapi perkembangan ini
juga tidak lepas dari respon manajemen perusahaan. Ketika manajemen dapat merespon
dan mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu perkembangan teknologi, maka
perusahaan tersebut dapat mengikuti alur perkembangan dan beradaptasi dengan baik,
sehingga teknologi baru yang ada dapat digunakan untuk kemajuan perusahaan.
Teknologi yang semakin berkembang juga menuntut manusia sebagai potensi insani
yang memiliki daya cipta, rasa, dan karsa, untuk berinovasi. Manusia perlu kreatif
dalam menggunakan teknologi yang telah ada untuk menciptakan bisnis yang efektif
dan efisien. Seperti dikutip dari Schumpeter (1950) Abernathy dan utterback (1978)
Abenrnathy dan Clark (1985) bahwa:
“…bahwa perubahan teknologi dapat mengubah kemampuan pemain lama
dalam kewajiban dan dengan demikian menyebabkan pendatang untuk
menggantikan pemain lama.”
Keinginan untuk berubah menjadi lebih baik, wajib dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan
perkembangan masyarakat dapat membuat sebuah perusahaan tersingkir. Tetapi untuk
perusahaan yang dapat memanfaatkan teknologi, atau bahkan perusahaan yang dapat
menciptkan teknologi baru baru perusahaan tersebut dapat menjadi pemimpin dalam
bisnis tersebut.
Sekarang ini cara berbisnis yang bersaing satu sama lain mulai ditinggalkan, bukan
berarti tidak ada persaingan tetapi dibalik persaingan yang ada terdapat kerja sama
diantara pemain bisnis. Perusahaan yang masih berjuang sendirian dalam menjalankan
bisnisnya maka akan tertinggal jauh dibandingkan perusahaan yang bekerja sama
dengan pesaingnya. Kerja sama yang dilakukan menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dan efisien bagi perusahaan.
Kerja sama bisnis yang awalnya didasari oleh saling curiga akan memberikan efek
negatif pada perusahaan yang bekerjasama tersebut, sebab rasa curiga tersebut akan
memancing masing-masing perusahaan melakukan hal yang dapat merugikan
perusahaan tersebut ataupun kedua belah pihak. Kerja sama yang dijalankan didasari
164

oleh rasa saling percaya dan saling membutuhkan membuat perusahaan yang bekerja
sama akan saling memberikan hal yang terbaik. Perusahaan yang berkerjasama akan
berpikir jika mereka mengecewakan perusahaan lain yang bekerja sama dengan mereka
maka mereka pun akan mendapatkan kekecewaan, sebaliknya jika mereka dapat
memuaskan perusahaan yang bekerja sama dengan mereka maka mereka juga dapat
dipuaskan oleh perusahaan lain.
3.2.2 Sisi Masyarakat: Menggunakan Teknlogi secara Cerdas
Dilihat dari sisi masyarakat sebagai pengguna langsung teknologi maka
masyarakat perlu selektif dan cerdas dalam menggunakan teknologi. Masyarakat yang
cerdas merupakan masyarakat yang menggunakan teknologi tersebut sesuai fungsi dan
sesuai kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Teknologi seperti pisau bermata dua. Artinya jika dapat digunakan dengan bijak
maka teknologi tersebut dapat membantu masyarakat memperoleh keuntungan; seperti
dapat memperoleh berbagai informasi dengan mudah dan cepat, informasi yang
diterima juga dapat bermacam-macam. Globalisasi yang telah terjadi membuat
informasi yang dari jauh pun dapat diakses bebas. Beragam informasi ini perlu disaring
oleh masyarakat, dalam artian mana saja yang dapat diterapkan dalam budaya lokal.
Jangan sampai masyarakat menerima informasi secara mentah tanpa menyaringnya
terlebih dahulu. Jika informasi dibiarkan secara permisif dan bebas tanpa tanggung
jawab memasuki masyarakat, dan kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
padahal informasi tersebut tidak sesuai dengan budaya lokal maka masyarakat tersebut
dapat mengalami krisis identitas. Pergeseran budaya timur yang berpedoman pada
kearifan lokal menjadi budaya barat yang kurang sesua merupakan salah satu
contohnya.
Selain memperoleh keuntungan, jika masyarakat tidak bijak dan cerdas dalam
menghadapi perkembangan teknologi terutama teknologi informasi maka teknologi
tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat itu sendiri. Awal penciptaan
teknologi terutama teknologi informasi ini salah satunya adalah untuk menghilangkan
jarak dan waktu. Dulu saat teknologi belum maju sepesat ini, orang harus menunggu
lama untuk bertegur sapa dan tidak dapat mengetahui kejadian yang terjadi di luar
tempat orang tersebut tinggal, tetapi saat ini kemajuan teknologi dapat membuat semua
itu dilakukan secara mudah, semua orang dapat bertegur sapa dengan siapapun yang
berada dimanapun serta dapat mengetahui kejadian dari seluruh dunia. Dalam kata lain
teknologi ini dapat mendekatkan sesuatu yang jauh, tetapi sekarang ini justru
165

penggunaan yang salah menyebabkan dampak yang ironis dimana teknologi


mendekatkan sesuatu yang jauh tetapi menjauhkan sesuatu yang dekat. Banyak
masyarakat yang sibuk dengan peralatan canggih (gadget) mereka sendiri tanpa
memedulikan orang disekitarnya; lebih senang mengobrol di dunia maya dibandingkan
berinteraksi di dunia nyata. Hal ini dapat membuat masyarakat menjadi makhluk
individualistik sehingga tak sejalan dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.
3.3 Dampak dari Perkembangan Manufaktur pada Proses Produksi
3.3.1 Perubahan Tren di Masyarakat
Pada era ini, konsumen menjadi lebih selektif dan responsif terhadap suatu
produk. Oleh karenanya, sangat penting bagi perusahaan untuk memahami segmen
konsumen yang memiliki perilaku berbeda dalam memasarkan produknya. Karena
karakteristik yang berbeda-beda ini, perusahaan perlu lebih memahami selera konsumen
dalam menentukan apa yang akan mereka produksi. Aspek demografi seperti usia,
kondisi sosial budaya, gaya hidup, juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Dengan
berbekal pengetahuan yang lebih baik mengenai preferensi konsumen dan sistem
distribusi negara tuan rumah, mampu memenangkan pangsa pasar terhadap perusahaan-
perusahaan multinasional dengan cara menciptakan kapabilitas inovatif yang lebih
adaptif terhadap kondisi lokal.
3.3.2 Implikasi dari Inovasi Terbuka dan Sumber Terbuka pada Manufaktur
Inovasi terbuka (open innovation)adalah sebuah istilah yang dipopulerkan oleh
Henry Chesbrough, profesor dan direktur fakultas dari the Center for Open Innovation
the Haas School of Business University of California, dalam sebuah buku dengan judul
yang sama, melalui ide dan diskusi mengenai beberapa konsekuensi (khususnya pada
kooperasi antarperusahaan di bidang R&D) pada tahun 1960an. Konsep ini juga
berhubungan dengan inovasi pengguna (user innovation), inovasi kumulatif (cumulative
innovation), know-how trading, inovasi massa (mass innovation), dan inovasi
terdistribusi (distributed innovation).
Inovasi terbuka mengasumsikan bahwa perusahaan bisa dan perlu menggunakan
ide-ide eksternal selain internal, dan jalur-jalur internal dan eksternal menuju pasar,
ketika perusahaan melakukan memajukan teknologinya. Dengan kata lain, berinovasi
bersama partner dengan berbagi risiko dan ganjaran (reward). Batasan-batasan di antara
sebuah perusahaan dan lingkungannya sudah menjadi lebih mudah ditembus; inovasi
dapat dengan mudah ditransfer baik ke dalam maupun keluar.
166

Ide sentral di balik inovasi terbuka adalah, di dunia dengan pengetahuan yang
terdistribusi secara luas, perusahaan tidak dapat bergantung sepenuhnya pada
penelitiannya sendiri, tetapi justru perlu membeli atau melisensi proses-proses atau
penemuan-penemuan (misalnya paten) dari perusahaan lainnya. Selain itu, penemuan
internal yang tidak digunakan dalam bisnis perusahaan perlu dibawa keluar dari
perusahaan (misalnya melalui lisensi, joint venture, atau spin-off).
Contoh penerapan dari inovasi terbuka di industri telepon seluler adalah Google
yang memiliki filosofi bahwa dalam mengembangkan produknya, diperlukan kolaborasi
antara perusahaan dan pengguna (users). Sejak diakuisisi oleh Google pada 2005,
Android menapaki dunia baru bernama open source. Pola pengembangan ini mengambil
model ala bazaar, sehingga pola open source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu
adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu
komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah
manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang
bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak. Hanya butuh tiga tahun, reputasi
Android melesat ke papan atas dunia piranti lunak telepon seluler dan gadget.
3.3.3 Proses Manufaktur yang Fleksibel dan Kustomisasi Massa
Menurut Hitomi (1996), manufaktur memiliki 3 (tiga) fitur yang membuatnya
penting bagi peradaban manusia. Pertama, manufaktur menyediakan kebutuhan dasar
manusia, dimana tanpanya manusia tidak dapat hidup dengan layak. Hal ini terutama
dirasakan pada masyarakat modern. Kedua, manufaktur merupakan sumber
kesejahteraan bagi sebuah negara. Kesejahteraan di suatu negara diciptakan oleh
manufaktur. Suatu negara dengan manufaktur yang tidak berkembang akan menjadi
negara yang lemah. Ketiga, manufaktur merupakan suatu langkah yang diperlukan
dalam rangka mencapai kebahagiaan manusia serta kedamaian dunia. Suatu negara yang
makmur akan dapat menjamin pemenuhan kebutuhan rakyatnya, hingga tidak merasa
perlu untuk menginvasi wilayah atau negara lain, atau memicu terjadinya peperangan.
Pada era saat ini, proses manufaktur telah mengalami perkembangan akibat
perubahan yang mendasarinya. Manusia mulai menyadari pentingnya suatu nilai yang
tak kasatmata. Hartanto (2009) mengemukakan bahwa masyarakat kini tidak sekadar
menginginkan kehidupan yang nyaman dan tenteram, tetapi sudah mengharapkan
kehidupan yang bermakna.
Nilai maksimal hanya dapat diwujudkan apabila daya saing yang dimiliki pelaku
bisnis digunakan untuk menciptakan kekayaan bersama (commonwealth), artinya daya
167

ekonomi yang terbentuk akan maksimal apabila daya itu digunakan oleh semua pihak
yang berkiprah di pasar bebas untuk maju dan bertumbuh kembang bersama secara
adil4. Karena itu, Pola produksi yang fleksibel kini makin banyak digunakan untuk
menggantikan pola produksi massa dengan lintas produksinya yang kaku dan
mekanistik Fokus pengelolaan kegiatan manufaktur telah mengalami perubahan, dari
cara produksi yang tradisional menjadi cara modern yang lebih fleksibel dengan jenis
produk bervariasi (kustomisasi massa).

Tabel 1. Fokus Pengelolaan Kegiatan Manufaktur


Dulu Sekarang
Peningkatan Efisiensi Proses manufaktur yang fleksibel
Produksi massa Kustomisasi massa
Pengendalian kualitas
Optimasi pengendalian cadangan
Pengendalian ongkos yang ketat
Sumber: Hartanto, 2009
Menurut Edwards (2009), kustomisasi massa memiliki 5 (lima) karakteristik,
yaitu (1) variasi produk, (2) pandangan pelanggan, (3) biaya manufaktur, (4) tujuan
bisnis, dan (5) tantangan konfigurasi.
Pada kustomisasi massa, pelanggan dapat memilih komponen atau karakteristik
produk yang berbeda, sesuai dengan keinginannya, sebelum produk jatuh ke tangan
mereka. Hal ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan nilai pada rancangan
produknya. Dari segi biaya, konteks biaya manufaktur mencakup semua biaya untuk
memenuhi pesanan termasuk biaya untuk merancang. Perpindahan dari produksi massa
ke kustomisasi massa menyiratkan bahwa pekerjaan manufaktur menjadi lebih
kompleks, dengan tuntutan akan perencanaan yang lebih banyak dan proses manufaktur
yang lebih fleksibel. Namun demikian, ketika pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat
dilakukan dengan efisien, harga produk yang bersaing dengan produksi massa akan
dapat dicapai. Meskipun bukan merupakan tujuan bisnis utama, namun efek dari
optimisasi berupa waktu antar yang lebih pendek, keterlibatan pelanggan, serta proses
manufaktur yang lebih cepat akan berpengaruh terhadap peningkatan penjualan. Selain

4
Kelly, 2001; Young, 2003 dalam Hartanto, 2009 hal.50
168

itu, perusahaan menghadapi tantangan konfigurasi dalam menghasilkan produk yang


terstandarisasi.
Proses manufaktur ini mampu menghasilkan produk yang beraneka ragam
dengan kualitas terbaik dan harga yang murah apabila di dalam proses manufaktur
tersebut digunakan bahan baku dan komponen terbaik yang berasal dari mana saja di
seluruh dunia5. Dewasa ini, fokus perhatian orang sudah beralih dari siapa yang
menguasai sumber daya (fisik), menjadi lebih tertuju pada usaha menjaga kebebasan
aliran barang, uang, informasi, dan orang6. Contoh dari efisiensi dan manfaat sebagai
akibat dari kerjasama cerdas ini dapat kita lihat pada industri manufaktur Cina. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran atau learning strategy, dengan menjadikan
pelanggan atau perusahaan asing sebagai guru, produsen Cina mampu menjadi produsen
yang lebih baik dan lebih mampu mencapai standar kualitas yang dituntut oleh
pelanggan (Shafaeddin dan Pizzarro 2010, di Herrigel, et al, 2013). Hubungan yang
fleksibel diantara pengusaha manufaktur lokal di Cina dengan perusahaan asing melalui
transfer teknologi dalam bentuk ide teknis, informasi atau data; keterampilan teknis dan
keahlian, peralatan, prototipe, desain dan kode komputer, memiliki pengaruh yang
positif terhadap perkembangan industri Cina (Bennett, et al.).
Dengan perkembangan manufaktur, terutama dengan adanya otomasi dan
teknologi, muncullah ketakutan bahwa pekerjaan manusia akan digantikan oleh mesin.
Padahal sebenarnya tidaklah seperti itu. Jika kita cermati, justru kemajuan teknologi
merupakan suatu perkembangan dalam kehidupan manusia yang patut diapresiasi dan
disikapi sebagai tantangan, bukannya ditakuti sebagai ancaman. Dahulu petani membuat
pupuk sendiri dengan kotoran dan tanah dibajak dengan hewan mereka sendiri. Hari ini,
pupuk, traktor dan bahan bakar yang dibuat dengan pekerjaan manufaktur yang telah
mengungsi pekerjaan pertanian. Dahulu, akuntan menggunakan kertas dan pinsil untuk
bekerja, namun sekarang fungsi dari pinsil dan kertas tersebut telah digantikan dengan
komputer dan piranti lunak yang jauh lebih canggih, dan masih banyak lagi contoh
lainnya dimana teknologi membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Karena
itu, pandangan bahwa perkembangan tersebut mereduksi fungsi manusia merupakan
pandangan yang salah. Yang sebenarnya terjadi adalah pergeseran kebutuhan akan
potensi insani, dari mayoritas penggunaan tenaga fisik untuk melakukan pekerjaan
memanipulasi materi, menjadi tuntutan untuk bermain dengan informasi dan ide-ide.

5
Hartanto (2009), hal.24
6
Ibid, hal.26
169

Kita tidak boleh lupa bahwa mesin-mesin berteknologi tinggi itu yang membuat dan
memprogram, juga yang menjalankan adalah manusia, Dengan kata lain, peran manusia
menjadi semakin vital.
3.4 Teknologi Informasi: Tantangan dan Peluangnya bagi Kegiatan Bisnis
3.4.1 Teknologi Informasi dalam Perusahaan
Dewasa ini, persaingan di bidang bisnis memicu peningkatkan kebutuhan
manajemen akan informasi. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cepat
yang disajikan dalam bentuk yang informatif sebagai dasar pengambilan
keputusan. Informasi yang dibutuhkan berasal dari lingkungan eksternal dan
lingkungan internal. Penguasaan terhadap informasi yang berasal dari kedua
lingkungan tersebut sangat penting dalam menentukan strategi yang tepat dalam
persaingan bisnis yang sedang terjadi.
Memasuki abad 21, peranan teknologi informasi semakin penting dan
strategis dalam penentuan kebijakan bisnis. Dalam menggerakkan roda perusahaan,
dalam tahapan awal dibutuhkan investasi. Investasi merupakan salah satu
keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, terutama ketika bisnisnya sedang
berada dalam tahap awal, yaitu pada tingkat pembentukan dan pertumbuhan (infancy
dan growth stages). Namun, tidak jarang dijumpai pimpinan perusahaan yang
menganggap bahwa investasi terhadap teknologi informasi merupakan suatu hal
yang tidak terlalu penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Kebanyakan dari
mereka merasa bahwa investasi tersebut sifatnya adalah opsional. Dalam kerangka
manajemen strategis di era modern saat ini, pandangan tersebut dapat dianggap benar
atau salah sama sekali, tergantung dari karakteristik investasi yang ada. Dan, teknologi
informasi bagi setiap perusahaan bersifat unik dan spesifik. Hal ini disebabkan karena
masing-masing perusahaan memiliki strategi yang berbeda satu dengan lainnya.
Menurut Indrajit (2003:30) jika ditinjau dari segi peranan strategis TI, terdapat
lima jenis tujuan dari dilakukannya investasi terhadap teknologi tersebut, yaitu :
1. Karena alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri, dalam arti
bahwa perusahaan melihat keberadaan TI di dalam bisnis terkait sifatnya adalah
mutlak. Contohnya adalah perusahaan semacam bank retail, hotel berbintang
lima. Transportasi penerbangan,dan lain sebagainya yang tidak mungkin dapat
bertahan lama dalam ketatnya persaingan bisnis tanpa diperlengkapi oleh TI.
2. Perusahaan melakukan investasi TI karena alasan ingin memperbaiki efisiensi.
Diharapkan dengan diimplementasikannya TI dalam sejumlah aktifitas tertentu,
170

maka akan dilakukan proses reduksi atau optimalisasi terhadap alokasi berbagai
sumber daya perusahaan, seperti : manusia, waktu, biaya, material, aset, dan
lain-lain. Biasanya TI dipergunakan biaya komunikasi dan ransaksi.
3. Tujuan investasi TI adalah untuk memperbaiki efektifitas usaha (do the right
thing), dimana TI akan dipergunakan untuk menopang kehandalan kegiatan
bisnis.
4. Keinginan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif agar dapat
meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan TI yang tidak
terdapat pada perusahaan lain yang belum memilikinya. Dalam hal ini
diterapkan melalui konsep manajemen baru, dimana secara signifikan
implementasi berbagai perangkat TI diharapkan membawa perusahaan jauh di
depan dibandingkan dengan para pesaing bisnisnya.
5. TI sebagai salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari
keberadaannya bagi sebuah perusahaan di era global ini. Adalah merupakan
suatu standart bagi perusahaan dewasa ini untuk memiliki corporate website
yang dapat diakses oleh para calon pelanggan di seluruh dunia, menggunakan
email sebagai sarana berkomunikasi sehari-hari, dan lain sebagainya, dimana
keseluruhan perangkat tersebut sudah menjadi sebuah infrastruktur usaha yang
harus dimiliki oleh perusahaan.
3.4.2 Sistem Informasi dalam Bisnis
Saat ini, dan bisa jadi ke depan, bahwa salah satu aset perusahaan bisnis modern
yang sangat berharga adalah sistem informasi yang memiliki tingkat respon tinggi serta
fokus kepada para penggunanya dari segala aspek. Apakah yang dimaksud dengan
sistem informasi itu sendiri?
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam buku Jogiyanto HM.,
(1999: 11):
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.”
Menurut O’Brien, sistem informasi adalah suatu kombinasi terartur apapun
dari orang, perangkat keras, piranti lunak jaringan komunikasi, dan basis data yang
171

mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk


organisasi.
Jadi, apabila sistem informasi dibangun dengan baik dan benar, maka akan
memberikan manfaat antara lain dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi
stok material produksi, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai
tambah), meningkatkan layanan dan kepuasan pelanggan, mengkoordinasikan setiap
bagian dalam perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan manajemen. Adapun
secara umum manfaat dari sistem informasi dapat dikategorikan sebagai manfaat
berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible benefit).

1. Manfaat Berwujud
Sebuah sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik
akan memberikan manfaat berwujud yang secara faktual dapat dilihat
pergerakannya melalui pendapatan yang diraih serta biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Indikator dari keberhasilan/manfaat yang berdampak pada
peningkatan pendapatan adalah meningkatnya penjualan dalam pasar yang
sudah ada serta perluasan ke pasar yang baru.
Sistem informasi yang baik dapat digunakan tidak hanya untuk
penyimpanan data secara elektronik saja tetapi harus mampu mendukung
proses analisis yang diperlukan oleh manajemen. Sehingga dengan dukungan
sistem informasi yang baik, maka dapat diperoleh informasi yang akurat,
terpercaya, mutakhir dan mudah diakses mengenai kondisi penjualan
perusahaan. Dengan adanya laporan yang tersaji dengan cepat dan setiap
saat dapat diakses tersebut maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat
lebih cepat dan presisi terhadap dinamika pasar yang ada.
2. Manfaat Tidak Berwujud
Seringkali manfaat tak berwujud inilah yang menjadititik kritis pada
jalannya roda bisnis sebuah perusahaan. Karena bersifat tak berwujud,
aspek-aspek berikut seringkali diabaikan atau tidak terlacak resistensinya,
yaitu:
a. Peningkatan kepuasan konsumen
Misalkan kita datang ke sebuah toko swalayan. mana yang kira-kira
akan kita pilih sebagai tempat berbelanja; toko yang waktu antrian di
kasirnya lebih singkat atau sebaliknya? Tentunya kita akan memilih yang
172

pertama sekalipun mungkin harus membayar sedikit lebih mahal


dibandingkan dengan toko kedua. Ternyata toko pertama sudah menerapkan
sistem informasi penjualannya yang lebih cepat dalam pemrosesan dan
kemudahan pemasukan datanya.
b. Peningkatan kepuasan karyawan
Seringkali muncul dari pihak karyawan yang merasa haknya tidak
terpenuhi seperti misalkan insentif lemburnya. Ternyata hal ini terjadi
akibat kesalahan perhitungan pihak manajemen yang masih melakukannya
secara manual atau dengan sistem pemasukan ulang data. Padahal jika
misalkan perusahaan menyediakan sistem absensi yang terintegrasi dalam
sistem informasi kepegawaian danSIA maka secara otomatis dapat dibuat
laporan insenstif yang lebih akurat dan benar. Hal tersebut baru salah satu
contoh di luar misalkan perhitungan angka kredit, hak cuti, jenjang karier,
pendidikan dan latihan, dsb.
c. Peningkatan mutu dan jumlah informasi
Informasi adalah komponen penting di jaman bisnis sekarang. Anda
yang menguasai informasi akan bertindak lebih responsif terhadap
perubahan dan tren di masa depan. Penerapan sistem informasi yang baik
tentunya akan menghasilkan laporan-laporan hasil kompilasi data yang dikelola
oleh database yang berkualitas serta menyeluruh. Hal tersebut dapat
diwujudkan karena setiap proses pembuatan laporan tersebut dieksekusi
secara otomatis oleh mesin komputer.
d. Peningkatan mutu dan jumlah keputusan manajemen
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pengambilan keputusan sangat
bergantung kepada informasi yang mendukung kebijakan yang akan
diambil tersebut. Hal tersebut hanya dapat terwujud jika sistem informasi dapat
menyajikan informasi yang relevan, akurat, terkini dan dapat diambil setiap
saat.
e. Peningkatan mutu dan jumlah respon atas kondisi pesaing
Aspek intelijen bisnis adalah hal yang sangat penting sejak kurun waktu
yang lama dengan berbagai format dan keperluannya. Untuk mencapai titik
respon yang cepat dan tepat atas dinamika para pesaing maka diperlukan
sistem informasi yang mampu mengumpulkan, menganalisis dan
173

mengkompilasi informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan di


perusahaan.
f. Peningkatan efisiensi dan keluwesan operasional
Pemilik bisnis mana yang tidak menginginkan ini? Semakin efisien
dan luwesnya sebuah operasional maka hal ini menunjukkan semakin rendahnya
biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya. Hal tersebut dapat dicapai
karena dipangkasnya rantai birokrasi dalam perusahaan setelah implementasi
sistem informasi yang baik.
g. Peningkatan mutu komunikasi internal dan eksternal
Sebuah sistem informasi yang baik tentunya harus didukung oleh sistem
jaringan komunikasi data elektronik yang handal juga. Dengan penerapan sistem
informasi yang baik maka setiap pihak baik di dalam maupun di luar perusahaan
dapat bertukar informasi secara lebih efektif dan efisien.
h. Peningkatan mutu perencanaan
Perencanaan adalah proses yang penting bagi bisnis. Namun, apapun
perencanaan yang akan dibuat maka tentunya diperlukan dukungan
informasi yang memadai dalam melaksanakannya. Jika tidak maka
perencanaan tersebut dapat kehilangan arah dan tidak mencapai sasarannya
karena kesalah informasi yang menjadi basisnya.
i. Peningkatan mutu pengendalian dan pengawasan
Dengan sistem informasi yang dibangun dan dipelihara dengan baik
maka setiap aktivitas di dalam lingkungan bisnis dapat terus-menerus dipantau.
Pemantauan tersebut tentunya berdampak pada peningkatan pengendalian atas
setiap prosedur dan kegiatan yang terjadi di dalam perusahaan.

3.4.3 Tantangan Teknologi Informasi dalam Organisasi Bisnis


Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Tantangan investasi sistem informasi
Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai
bagi perusahaan. Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan menyadari
nilai yang kembali (good return) dari investasi sistem informasi tersebut.
Ternyata salah satu tantangan yang paling besar yang dihadapi manajer masa
kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka benar- benar mendapatkan good
return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem informasi.
174

2. Tantangan stratejik bisnis


Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai
bisnis yang penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau gagal untuk
menghargai aset komplemen yang diperlukan agar dapat menggunakan aset
teknologi mereka untuk bekerja—kekuatan dari komputer hardware dan
software tumbuh lebih cepat dari kemampuan organisasi untuk mengaplikasikan
dan menggunakan teknologi. Untuk mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari
TI dan agar berdaya saing serta efektif, maka organisasi perlu melakukan desain
ulang. Merekan harus membuat perubahan fundamental dan perilaku
pengelolaan (manajer), membangun model bisnis, menghilangkangkan peraturan
kerja yang kadaluwarsa, mengeliminasi proses bisnis dan struktur organisasi
yang modelnya tidak efisien.
3. Tantangan globalisasi
Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan timbulnya
ekonomi global memerlukan sistem informasi yang mendukung produksi dan
menjual produk di berbagai negara yang berbeda. Untuk membangun sistem
informasi yang multinasional dan terintegrasi, maka bisnis harus membangun
standar global hardware, software dan komunikasi, menciptakan akuntansi dan
struktur laporan yang antar budaya serta mendesain proses bisnis transnasional.
4. Tantangan infrastruktur teknologi informasi
Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal,
sistem informasi yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka yang
merupakan hambatan bagi strategi dan pelaksanaan bisnisnya. Untuk
membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas berat yang khusus, banyak
perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau teknologi dan sistem
informasi mereka.
5. Tantangan tanggung jawab dan pengawasan
Etika dan pengawasan. Meskipun sistem informasi memberikan
keuntungan dan efisiensi yang besar, mereka juga menciptakan masalah dan
tantangan sosial dan etis baru, seperti ancaman ke individual privacy dan hak
kepemilikan intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan
komputer, kejahatan komputer dan eliminasi pekerjaan. Tantangan besar dari
pengelolaan (manajer) adalah membuat keputusan terinformasi yang sensitif
sampai ke konsekuensi negatif dari sistem informasi sampai ke yang negatif.
175

Suatu solusi yang dapat dikemukakan untuk menghadapi tantangan tersebut


adalah keamanan dan kendali harus menjadi suatu prioritas yang lebih tegas dan
investasi akan sistem informasi lebih ditekankan secara keseluruhan pada proses
perencanaan organisasi. Mengkoordinasi dan merencanakan keamanan perusahaan
secara keseluruhan dalam perencanaan bisnis menunjukkan bahwa keamanan itu sama
pentingnya bagi kesuksesan dari bisnis seperti semua fungsi bisnis yang lain. Dukungan
dan komitmen dari manajemen puncak diperlukan untuk menunjukkan bahwa
keamanan adalah prioritas dari perusahaan dan penting bagi semua aspek dari bisnis
tersebut. Keamanan dan kendali tidak pernah menjadi prioritas utama, kecuali jika ada
kesadaran akan pentingnya keamanan dari perusahaan.
Karena pada akhirnya penggerak dan penentu arah bisnis adalah keputusan
orang, bukan modal atau teknologi. Pencipta nilai adalah orang; teknologi hanyalah
instrumen yang digunakan orang untuk melipat gandakan kebajikan, potensi, dan
kapabilitasnya untuk menciptakan nilai. Nilai perusahaan makin ditentukan oleh nilai
modal virtual (modal intelektual, modal sosial, dan modal spiritual) yang terbentuk dari
kebajikan, potensi, dan kapabilitas insani dari anggota perusahaan. (Hartanto, 2009).
Jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa teknologi pada hakikatnya
diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia, yang merupakan inti dari
perubahan itu sendiri.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan pada artikel ini yaitu:
1. Sejarah perkembangan komunikasi mengalami perubahan dari masa ke masa, mulai
dari zaman prasejarah sampai zaman modern seperti sekarang ini. Perkembangan
teknologi berlangsung secara drastis dan terus berevolusi seiring dengan perubahan
kebutuhan manusia. Teknologi membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih
efisien dan cepat. Teknologi dijadikan media yang mempermudah manusia dalam
segala hal. Interaksi sosial pun tak jauh dari teknologi. Banyak hal positif yang
dihasilkan dari teknologi dalam kehidupan sosial dan budaya. Tetapi, banyak juga hal
negatif yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi yang kurang bertanggung jawab.
2. Dalam menyikapi perkembangan teknologi, dapat dilihat dari sisi perusahaan dan
masyarakat. Perusahaan perlu berinovasi dalam menjalankan bisnisnya. Inovasi dapat
dilakukan dalam bidang produksi maupun manajemen perusahaan. Kemampuan
176

perusahaan terhadap perkembangan teknologi sangat menentukan apakah perusahaan


tersebut dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan tersebut. Selain itu, perusahaan
perlu merubah cara pandang dari kompetisi menjadi koopetisi (kerjasama cerdas).
Dilihat dari sisi masyarakat sebagai pengguna langsung teknologi maka masyarakat
perlu selektif dan cerdas dalam menggunakan teknologi. Masyarakat yang cerdas
merupakan masyarakat yang menggunakan teknologi tersebut sesuai fungsi dan sesuai
kebutuhan masyarakat itu sendiri. Selain itu, masyarakat perlu berhati-hati agar adaptasi
teknologi yang dilakukan tidak menghilangkan identitas bangsa, namun diperlukan
penyesuaian dan penyaringan yang sesuai dengan kebudayaan lokal.
3. Pada era saat ini, proses manufaktur telah mengalami perkembangan akibat
perubahan yang mendasarinya. Manusia mulai menyadari pentingnya suatu nilai yang
tak kasatmata. Dalam proses manufaktur, sangat penting bagi perusahaan untuk
memahami perubahan akan tuntutan konsumen yang berubah-ubah. Fokus pengelolaan
kegiatan manufaktur telah mengalami perubahan, dari cara produksi yang tradisional
menjadi cara modern yang lebih fleksibel dengan jenis produk bervariasi (kustomisasi
massa). Selain itu, paradigma mengenai inovasi terbuka yang mengasumsikan bahwa
perusahaan bisa dan perlu menggunakan ide-ide eksternal selain internal, dan jalur-jalur
internal dan eksternal menuju pasar, ketika perusahaan melakukan memajukan
teknologinya. Dengan cepatnya laju perkembangan teknologi, peran manusia menjadi
kian penting dalam proses produksi.
4. Penggerak dan penentu arah bisnis adalah keputusan orang, bukan modal atau
teknologi. Pencipta nilai adalah orang. Teknologi hanyalah instrumen yang digunakan
orang untuk melipat gandakan kebajikan, potensi, dan kapabilitasnya untuk
menciptakan nilai. Nilai perusahaan makin ditentukan oleh nilai modal virtual (modal
intelektual, modal sosial, dan modal spiritual) yang terbentuk dari kebajikan, potensi,
dan kapabilitas insani dari anggota perusahaan.
4.2 Saran
1. Teknologi perlu dimanfaatkan sesuai fungsi dan kegunaanya, agar penggunaannya
tidak menjadi suatu yang berlebihan dan dampaknya bisa menjadi negatif bagi
perorangan maupun organisasi
2. Kita perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar dapat memanfaatkan
perkembangan teknologi sesuai dengan fungsinya.
3. Menyikapi teknologi dengan bijak agar perkembangan teknologi dapat selaras dengan
kearifan lokal.
177

DAFTAR PUSTAKA

1. Anders Haug Klaes Ladeby Kasper, (2009),"From engineer to order to mass


customization", Management Research News, Vol. 32 Iss 7 pp. 633 –
644
2. Abenathy, W., and K.B Clark. 1985. Mapping the wind of craetive destruction.
Research policy, 14:3-22
3. David Bennett, Zhao Hongyu, Kirit Vaidya, Wang Xing Ming,
(1997),"Transferring manufacturing technology to China: supplier
perceptions and acquirer expectations", Integrated Manufacturing
Systems, Vol. 8 Iss 5 pp. 283 – 291
4. Effendy, Uchjana Onong. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
5. Foster, R. 1986. The Attacker’s Advantages. New York, NY: Summit Book
6. Franklin, Ursula. "Real World of Technology". House of Anansi Press. Diakses
2007-02-13.
7. Hartanto, Frans Mardi. 2009. Paradigma Baru Manajemen Indonesia:
Menciptakan Nilai dengan Bertumpu pada Kebajikan dan Potensi
Insani. Bandung: Penerbit Mizan.
8. Hitomi, Katsundo. 1996. Manufacturing Systems Engineering: A Unified
Approach to Manufacturing Technology, Production Management, and
Industrial Economics, Second Edition. London: Taylor and Francis, Ltd.
9. Herrigel, Gary, Volker Wittke, and Ulrich Voskamp. "The process of Chinese
manufacturing upgrading: Transitioning from unilateral to recursive
mutual learning relations." Global Strategy Journal 3.1 (2013): 109-125.
10. Lasswell, Harold D, 1972. “The Structure an Function of Communication in
Society” , dalam Wilbur Schramm. (Ed) Mass Comunications, University
of Illionis Press, Urbana Chicago.
11. Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
12. Read Bain, "Technology and State Government” American Sociological
Review 2 (December 1937): 860.
13. Simarmata, Janner. 2009. Pengenalan Teknologi Komputer dan
Informasi,Yogyakarta: Penerbit ANDI.
178

14. Schumpeter, J.A. 1950. Capitalism, Socialism, and Democracy 3rd Edition. New
York : Harper and Brothers.
15. Stiegler, Bernard (1998). Technics and Time, 1: The Fault of Epimetheus.
Stanford University Press. hlm. 17, 82.
16. Widiyono, PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS
17. http://kbbi.web.id/teknologi. Dikutip pada tanggal 8 Desember 2014.
18. http://www.merriam-webster.com/dictionary/manufacture. Dikutip pada tanggal
16 November 2014.
19. http://en.wikipedia.org/wiki/Manufacturing. Dikutip tanggal 16 November 2014
20. http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur. Dikutip tanggal 16 November 2014
26. http://en.wikipedia.org/wiki/Transhumanism. Dikutip tanggal 8 Desember 2014.
27. http://en.wikipedia.org/wiki/Techno-progressivism . Dikutip tanggal 8
Desember 2014
21. http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_terbuka Dikutip tanggal 8 Desember 2014
22. http://en.wikipedia.org/wiki/Open_innovation. Dikutip tanggal 8 Desember
2014
23. http://whatzab.blogspot.com/2009/10/sejarah-perkembangan-teknologi.html
24. http://www.academia.edu/8177298/SISTEM_INFORMASI_MENJADI_TANT
ANGAN_MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai