a. Hidroponik
Hidroponik merupakan cara penanaman tumbuhan dengan menggunakan larutan nutrisi dan
mineral dalam air dan tanpa menggunakan tanah. Tanaman darat khususnya sayuran seperti
paprika, tomat, timun, melon, terong, dan selada dapat ditumbuhkan secara langsung dalam wadah
yang berisi nutrisi atau dengan ditambah medium yang tak larut dalam air, misalnya kerikil, arang,
sekam, spons, serbuk kayu, dan lain sebagainya. Ilmuwan menemukan bahwa tumbuhan menyerap
nutrisi yang penting dalam bentuk ion-ion yang terlarut dalam air.
Kelebihan teknik reproduksi hidropinik antara lain : keuntungan hidroponik tanaman tumbuh
lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yang diperlukan
lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, hara dan pH lebih teliti, dan masalah hama dan penyakit
tanaman dapat dikurangi
b. Vertikultur
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara bertingkat
(vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah tanaman. Vertikultur diserap dari bahasa
Inggris yang berasal dari kata vertical dan culture. Penanaman teknik ini menggunakan sistem
budidaya pertanian secara bertingkat baik indoor maupun outdoor. Tujuan utama aplikasi teknik
vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin
Teknik budidaya ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
terbatas. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri,
caisism, pack-choy, dan selada), dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas. Beberapa
keunggulan teknik ini adalah : hemat lahan dan air, wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi
setempat, umur tanaman relatif pendek, pemeliharaan tanaman relatif sederhana, dan sangat
mendukung pertanian organik.
Tujuan reproduksi teknik kultur jaringan adalah untuk memperoleh bibit tumbuhan dengan jumlah
yang sangat banyak, dengan kualitas yang sama, waktu cepat, mempunyai sifat serupa dengan
induknya. Semua jenis tumbuhan dapat dikembangbiakkan menggunakan metode ini, namun
masing-masing memerlukan perlakuan khusus agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Contoh tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan diantaranya adalah tanaman kelapa
sawit, jati mas, coklat, anggrek.
a. Inseminasi Buatan
Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan
sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke dalam saluran reproduksi sapi betina dengan
bantuan manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara me masukkan sp*rma (semen) yang
telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan. Inseminasi buatan memiliki beberapa
manfaat, antara lain efisiensi waktu dan biaya serta memperbaiki kualitas anakan sapi.
Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi potong). Sebagai
contoh, untuk menghasilkan anakan sapi dengan kualitas daging yang baik dan berjumlah banyak,
diambil sel-sel sperma dari sapi brahman dari India untuk diinseminasikan pada sapi betina lokal.
b. Perkawinan Silang
Perkawinan silang adalah perkawinan dua hewan yang berlainan varietas dalam satu spesies. Tehnik
ini dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat yang baik dari individu-individu yang disilangkan.
Pembastaran merupakan cara sederhana dan paling mudah untuk mendapatkan bibit
unggul. Kelemahan dari sistem pembastaran adalah hanya dapat dilakukan antar varietas dalam
satu spesies.
Salah satu contoh perkawinan silang adalah Kambing PE (Peranakan Etawa). Kambing ini
merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang.
METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
DALAM PEMULIAAN TANAMAN
Penggabungan gen-gen yang terdapat pada kedua tetua merupakan tujuan persilangan pada tanaman
mnyerbuk silang. Sebelum menetapkan metose apa yang akan dilaksanakan untuk menangani generasi-
generasi yang bersegregasi, agar program pemuliaan yng telah ditentukan dapat berhasil dengan baik.
Sehingga, para pemulia harus mmperhatikan beberapa hal, diantaranya:
Informasi daya hasil,
Daya adaptasi dan ketahanan tetua terhadap hama, penyakit dan berbagai cekaman lainnya,
Cara pewarisan sifat yang diperbaiki,
Pertimbangan teknis, seperti mudah tidaknya membuat hibrida atau berapa luas lahan yang
diperlukan dalam pengujian generasi yang bersegregasi tersebut,
Pemilihan tetua, dan
Cara seleksinya.
Semua faktor diatas merupakan hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penentuan
metode seleksi. Di dalam pemuliaan tanaman ada beberapa metode seleksi yang dapat dilakukan pada
tanaman menyerbuk sendiri yaitu seleksi silsilah (pedigree).
KS = I h rg
Tujuan metode seleksi pedigree adalah untuk memperoleh varietas baru dengan mengkombinasikan gen-
gen yang diinginkan yang ditemukan pada 2 genotipe atau lebih. Rekombinasi dari dua genotype atau
lebih tersebut diharapkan menghasilkan keturunan yang lebih baik dan lebuh unggul dibandingkan rata-
rata tetuanya. Tetua yang dipilih ahrus memiliki karakter yang diinginkan, diatur oleh gen yang memiliki
potensi untuk digabungkan. Secara umum, salah satu tetua dipilih karena sudah bradaptasi dan diterima
oleh masyarakat, karakter komponen yang tidak dimiliki oleh tetua lain, missal ketahanan terhadap
penyakit.
Pada saat melakukan persilangan, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu 1. Ukuran populasi, untuk
memperkirakan berapa F1 yang akan dihasilkan dan berapa F2 yang diinginkan. Hal ini berkaitan dengan
berapa gen yang mengontrol karakter tersebut, 2. Tergantung pada kombinasi persilangan yang akan
membentuk beberapa famili, 3. Persilangan dapat dilakukan di lapang atau rumah kaca, 4. Luas lahan
yang tersedia, dan 5. Kemampuan pelaksana lapang.
Pada tahun kedua, bilamana tetua yang digunakan sudah bersifat homozigot (berasal dari dua tetua galur
murni), maka pertanaman biji F1 akan tampak seragam sehingga dapat memudahkan proses pemilihan.
Dalam praktek umumnya, biji hasil pertanaman F1 dipanen bersama dan dicampur. Hal ini disebabkan
karena umumnya masih dalam jumlah yang tarbatas.
Pada tahun ketiga, penanaman biji dilakukan sebanyak mungkin karena akan menghasilkan banyak
kombinasi sehingga perlu diperhatikan pengaruh heterozigositasnya jadi, sedapat mungkin dihindari
pemilihan tanaman heterozigot karena tujuan seleksi yaitu untuk memperoleh tanaman homozigot.
Biasanya, tanaman F2 ini ditanam dengan jarak tanam yang lebar agar mempermudah melakukan
pengamatan dan seleksi.penyeleksian dimulai pada generasi F2 karena memiliki keragaman yang paling
tinggi. Seleksi dilakukan pada individu tanaman dengan sangat ketat agat tidak terlalu banyak tanaman
yang ditangani pada generasi berikutnya. Perbandingan seleksi biasanya 10:1 (F2 ke F3) dapat pula 100:1.
Perbandingan lebih tinggi apabila persilangan dilakukan pada tetua yang banyak berbeda karakternya,
sehingga gakur segregasi mempunyai keragaman tinggi.
Seluruh benih yang berasal dari individu F2 (tanaman F3) ditanam dalam baris. Generasi F3 merupakan
generasi penting. Pada generasi ini dapat diketahui terjadinya segregasi apabila tanaman F2 yang dipilih
ternyata herezigot. Untuk dapat mngetahui adanya segregasi diperlukan cukup tanaman agar terkihat
keragamannya, biasanya ditanamn lebih dari 30 tanaman tiap baris. Seleksi tahap dilakukan secara
individu, tetapi dimungkinkan dalam satu barisan tidak ada dipilih sama sekali. Tanaman yang dipilih
adalah tanaman yang terbaik pada berisannya yang tanamannya lebih seragam. Jumlah tanaman yang
dipilih sebaiknya tidak lebih banyak daripada jumlah family. Family adalah keturunan dari satu tanaman.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas seleksi individu pada generasi F2 dan F3 yaitu:
Jarak tanam. Apabila tanaman ditumbuhkan dengan jarak tanam lebar, lebih mudah
melaksanakan penilaian individu tanaman. Akan tetapi genotype yang terseleksi atas dasar produksinya
belum tentu tinggi pula apabila ditanamn dengan jarak tanam sempit, karena adanya kompetisi. Dapat
terjadi genotype terpilih tidak menunjukkan potensinya pada situasi kompetisi.
Lingkungan mikro. Efesiensi sekeksi individu dipengaruhi oleh lingkungan mikro, karena nilai
genotype dapat dikaburkan. Pengaruh ini sebagai akibat perbedaan tempat tumbuh masing-masing
tanaman tentang kesuburan tanah, hama dan penyakit, gografi, ketinggian tempat dari permukaan laut,
curah hujan dan lain-lain.
Interaksi genotype dengan musim. Seleksi dilakukan pada suatu musin atau tahun,
sedangkan genotype yang trpilih digunakan pada beberapa musim atau tahun. Genotipe terpilih
seharusnya tetap menunjukkan keunggulan meskipun lingkungan berubah karena musim.
Generasi F4 ditangani sama halnya generasi F3. Perbedaannya adalah seleksi tetap dilakukan pada
individu tanaman, tetapi dari family terbaik. Keragaman di dalam barisan atau family menjadi berkurang
karena tanaman lebih homozigot. Sebaliknya keragaman antar family tetap tinggi. seleksi diantara family
menjadi lebih efesien karena dapat diketahui barisan mana yang lebih seragam. Biasanya dua atau lebih
tanaman dipilih dari family terbaik.
Generasi F5 ditangani sama halnya generasi F4. Perbedaannya adalah seleksi dilakukan pada family
terbaik. Keragaman di dalam barisan atau family menjadi sangat kecil kerena tanaman lebih homozigot.
Sebaliknya keragaman antar family tetap tinggi. seleksi diantara family menjadi lebih efesien, karena
dapat diketahui barisan mana yang lebih seragam.
Pada generasi F6, benih yang berasal dari datu barisan ditanam pada petak yang lebih besar dengan jarak
tanam rapat (jarak tanam komersial), jika memungkinkan dengan ulangan-ulangan. Dapat juga ditanam
sebagai pengujian daya hasil pendahuluan apabila persediaan benih mencukupi, dengan menyertakan
varietas pembanding.
Pada generasi F7 dilakukan uji daya hasil dengan meyertakan varietas pembanding. Pada generasi F8
dilakukan uji multilokasi. Uji multilokasi harus mengikuti prosedur pelepasan varietas tanaman yaitu
jumlah lokasi pengujian, jumlah musim, jumlah ulangan, jumlah genotype dan jumlah varietas
pembanding. Tahapan terakhir dari seleksi silsilah (pedigree) adalah pelepasan varietas dan perbanyakan
benih untuk disebar.
Metode Bulk
Metode bulk merupakan metode untuk membentuk galur-galur homozigot dari populasi bersegregasi
melalui selfing selama beberapa generasi tanpa seleksi pada generasi awal melainkan dilakukan seleksi
pada generasi lanjut setelah tanaman banyak yang homozigot. Selama pertumbuhannya terjadi seleksi
alam, sehingga tanaman yang tidak tahan menghadapi tekanan lingkungan akan tertinggal
pertumbuhannya atau mati.
Prinsip metode bulk adalah 1) merupakan metode seleksi yang paling sederhana setelah seleksi massa, 2)
tidak dilakukan seleksi pada generasi awal, 3) pada generasi awal tanaman ditanam rapat dan dipanen
secara gabungan (bulk), 4) memanfaatkan tekanan seleksi alam pada generasi awal, 5) seleksi baru
dilakukan setelah tercapai tingkat homozigositas tinggi (F5 atau F6), 6) seleksi untuk karakter dengan
heritabilitas rendah hingga sedang.
Kelebihan metode buk adalah 1) relatif murah dan sederhana untuk memelihara populasi bersegregasi, 2)
generasi F1 sampai F4 pekerjaan tidak terlalu berat karena pada generasi tersebuttidak dilakukan seleksi,
3) ekonomis untuk tanaman-tanaman berumur pendek dan dapat ditanam pada jarak tanam sempit
seperti padi, gandum, kedelai, kacang tanah, dll sehingga tidak mengurangi luas lahan percobaan, 4)
tanaman yang baik tidak terbuang karena tidak dilakukan seleksi pada generasi awal, 5) beberapa
generasi dapat dilakukan pada tahun yang sama, 6) seleksi alam pada generasi awal dapat meningkatkan
frekuensi gen-gen baik.
Kelemahan metode bulk adalah 1) silsilah galur tidak tercatat sejak awal, 2) seleksi alam pada generasi
awal dapat menghilangkan genotipe-genotipe baik, 3) tanaman pada satu generasi belum tentu terwakili
pada generasi selanjutnya, 4) jumlah tanaman pada generasi lanjut sangat banyak sehingga menyulitkan
dalam seleksi dan memerlukan lahan sangat luas.
Tahapan seleksi bulk dilakukan pada generasi ke-6 (F6). Pada metode seleksi bulk, dimulai dengan
melakukan persilangan antara dua tetua galur murni (homozigot) untuk menghasilkan benih F1.
Keturunan F2 sampai F5 ditanam tanpa melakukan seleksi. Pada keturunan F1 dan F2 ditanam dengan
jarak tanam yang rapat. Pada keturunan F2 setelah dipanen kemudian dicampur (bulk) untuk dilanjutkan
pada generasi F3. Kegiatan ini dilakukan sampai generasi ke-5 dengan tujuan untuk memperoleh
proporsi homozigot yang cukup besar.
Generasi F5 ditanam dengan jarak tanam lebar. Pada generasi ini mulai dilakukan seleksi secara
individual karena proporsi populasi yang homozigot udah mencapai lebih dari 90%, sehingga
memudahkan pelaksanaan pemilihan. Individu tanaman terseleksi diberi nomor dan ditanam pada F6
secara terpisah dalam barisan untuk setiap nomornya (single-row plot)
Pada generasi F7, benih yang berasal dari satu barisan ditanam pada petak yang lebih besar dengan jarak
tanam rapat (jarak tanam komersial), jika memungkinkan dengan ulangan-ulangan. Dapat juga ditanam
sebagai pengujian daya hasil pendahuluan apabila persediaan benih mencukupi dengan menyertakan
varietas pembanding.
Pada generasi F8 dilakukan uji daya hasil dengan menyertakan varietas pembanding dengan rancangan
percobaan yang baik dan dilakukan pada berbagai lokasi. Hal yang sama juga dilakukan pada generasi F9
dilakukan uji multilokasi. Tahapan terakhir dari seleksi bulk adalah pelepasan varietas dan perbanyakn
benih untuk disebar secara komersial.
MENJAGA KESEHATAN SISTEM PENCERNAAN
By solusikesehatankita on June 22, 2013
7. Olahraga teratur
Selain membantu Anda mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga secara
teratur juga membantu melancarkan pencernaan dan mencegah konstipasi.
8. Atasi stress
Stress yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan pencernaan
misalnya produksi asam lambung berlebihan. Upayakan secara positif untuk
mengatasi stress. Anda bisa mengelola stress dengan cara melakukan latihan
pernafasan atau pergi berlibur.
10.Jagalah kebersihan
Jagalah kebersihan tangan dan makanan dari kuman-kuman merugikan bila
Anda tidak ingin mengalami diare. Penyakit ini banyak terjadi, umumnya
karena kurangnya kebersihan makanan dan minuman.
Advertisement
Sifat ini membuat mereka berfungsi dengan cara tertentu dalam situasi tertentu. Tekanan hidrostatik
dan osmotik adalah fenomena yang bertanggung jawab atas interaksi dan tindakan cairan yang kita
gunakan untuk mendapatkan banyak pekerjaan yang dilakukan oleh kita.
Mereka menonjol di daerah seperti biologi, kimia, ilmu tanaman, hidrostatik, selain bidang lainnya.
Kedua fenomena bekerja pada prinsip tekanan sederhana, tetapi dalam keadaan yang sangat
berbeda, kondisi, dan cara kerja. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per satuan
luas.
Pipa U berisi larutan di kedua wadah dipisahkan oleh sebuah membran semi-permeabel di pusat.
Bola hijau menunjukkan molekul zat terlarut, sedangkan, yang merah mengindikasikan pelarut
mereka. Pertimbangkan A, di mana jumlah zat terlarut di kedua sisi berbeda, sedangkan, jumlah
pelarut adalah sama. Kebutuhan Osmosis memaksa untuk bekerja. Dalam hal ini, gaya disuplai oleh
interaksi antara zat terlarut dan membran. Partikel zat terlarut bergerak secara random dalam
larutan. Ketika mereka mendekati membran, mereka ditolak. Tolakan ini memberi mereka
momentum yang diarahkan jauh dari membran. Momentum ditransfer ke molekul pelarut lain,
sehingga mereka bergerak menjauh dari membran juga. Gaya tolak lebih besar dalam wadah
dengan jumlah yang lebih besar dari molekul zat terlarut, karena jumlah molekul secara acak
mendekati membran lebih besar. Jadi, pelarut dari wadah kiri (kerapatan rendah) efektif bergerak ke
wadah kanan (kerapatan tinggi), menciptakan larutan konsentrasi yang sama di seluruh bagian.
Secara meyakinkan, keadaan ekuilibrium akhir adalah B, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Ini adalah gambaran singkat dan beberapa perbedaan halus antara tekanan osmotik dan tekanan
hidrostatik. Kedua konsep ini memiliki peran penting dalam fungsi berbagai proses kehidupan
sehari-hari. Jangan ragu untuk berbagi kasus lain / contoh, di bagian komentar di bawah ini!
A. PENGERTIAN DAN TEORI HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Hukum Kekekalan Energi adalah hukum yang menyatakan bahwa energi itu kekal (tetap), artinya
energi tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan, energi hanya bisa diubah dari satu bentuk energi
ke bentuk yang lain. Penemu dari Hukum Kekekalan Energi adalah James Prescott Joule, yaitu
seorang ilmuan dari Inggris yang lahir pada tanggal 24 Desember 1818 dan meninggal pada tanggal
11 Oktober 1889. Ketika itu Hukum Kekekalan Energi merupakan hukum pertama dalam
termodinamika. Berdasarkan hukum ini, terdapat 3 bentuk energi yaitu Energi Mekanik, Energi
Kinetik dan Energi Potensial.
2. Kecepatan (v)
Kecepatan adalah salah satu besaran dalam fisika yang menunjukkan seberapa cepat sebuah benda
berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Satuan internasional yang digunakan untuk kecepatan
adalah meter per sekon (m/s), tetapi dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, pasti kita lebih sering
memakai satuan kilometer per jam (km/jam), sedangkan di amerika lebih sering dipakai mil per ja,
(mil/jam). Kecepatan dapat diperoleh dari perkalian antara jarak yang ditempuh dengan waktu
tempuh. Simbol dari kecepatan adalah v (huruf kecil).
4. Ketinggian (h)
Ketinggian adalah posisi benda dari permukaan. Pada prinsipnya ketinggian sama dengan jarak,
bedanya jarak dihitung secara horizontal, sedangkan ketinggian dihitung secara vertikal. Satuan
Internasional untuk ketinggian adalah meter (m). Simbol yang digunakan untuk melambangkan
ketinggian adalah h (huruf kecil)
2. Energi Potensial
Energi Potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisi (ketinggian) benda tersebut. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi energi potensial dari sebuah benda, tetapi tiga hal yang paling
utama adalah massa benda tersebut, gaya gravitasi dan ketinggian benda tersebut.
RUMUS ENERGI POTENSIAL
3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berhubungan dengan gerak dan posisi dari sebuah benda. Oleh
karena itu energi mekanik merupakan energi yang didapatkan dari penjumlahan energi kinetik dan
energi potensial dalam melakukan suatu usaha. Contoh energi mekanik adalah ketika kita memukul
paku dengan sebuah palu, nah palu itu akan kita angkat sehingga posisinya lebih tinggi (energi
potensial), kemudian kita gerakan ke arah paku dengan kecepatan tertentu (energi kinetik), kemudian
saat paku dan palu bersentuhan, paku akan terdorong (energi mekanik) dan tujuan kita tercapai.
RUMUS ENERGI MEKANIK
Diketahui :
h1 = 20 m
h2 = 15 m
v1 = 0 (karena benda jatuh bebas, bukan dilempar)
g = 10 m/s2
Ditanya
v2 ?
Jawab
Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
(½ m.v12 + m.g.h1) = (½ m.v22 + m.g.h2)
(1/2m.02 + m.10.20) = (1/2m.v22 + m.10.15)
Karena massa (m) benda sama, maka m dapat dicoret satu sama lain, sehingga
(½.02 + 10.20) = (1/2.v22 + 10.15)
200 = ½ v22 + 150
½ v22 = 200 – 150
½ v22 = 50
v22 = 50 x 2
v22 = 100
v2 = 10
Bab 4. Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
Tinggalkan komentarGo to comments
142 Votes
Standar Kompetensi
2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup
Kompetensi Dasar
2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleski alam, dan
perkembangbiakan
Peta Konsep
Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk
mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena
keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan
kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. Telah
menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh makhluk yang lebih kuat, atau
yang kita kenal dengan hukum rimba.
Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari makhluk hidup
sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika makhluk yang
hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis makhluk
hidup itu akan punah seperti dinosaurus. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk
organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam menanggapi perubahan
lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap
jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ tubuh
supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk diamati.
Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut
menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar garam air
laut
lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan
air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya menjadi tinggi
sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang pekat.
Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan
insektisida secara terusmenerus.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan
domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung. Rayap dan
Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan
bantuan enzim selulose.
Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi.
Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di pegunungan yang lebih
tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh.
Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat
gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang
tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai
lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan
lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan
kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan.
Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat. Akar dan daun
pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat menghambat
tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam adaptasi fisiologi.
Mimikri Bunglon
Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain sehingga
akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan bentuk
adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian kembali
lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim yang baik, makanan
yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.
Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim yang
perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka
waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas
sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular,
dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber
energi.
Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah, maka
kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk menghemat energi.
Lain halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada
dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk pernapasannya.
Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari tanah yang dapat
menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.
c. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang
berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali dan
mudah diamati karena tampak dari luar.
Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi untuk
menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian
tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan
dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan
tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan
dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh
yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan suhu saat
pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi
(pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan
habitatnya.
Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:
1) Tumbuhan Xerofit
Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang ekstrim
panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup dalam
kondisi kering.
Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi
mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya.
Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang
untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.
2) Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan antara lain
memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan
stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan
teratai.
3) Tumbuhan Higrofit
Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya yaitu
mempunyai daun yang tipis dan lebar.
C. Seleksi Alam
Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam
berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan
makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan
sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa makhluk hidup
karena tidak dapat menyesuaikan diri.
1. Faktor penyeleksi alam
Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Suhu lingkungan
Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang
berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang
menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis
umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah sehingga
hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk membuatnya tetap
hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang digunakan untuk
menghangatkan tubuhnya.
b. Makanan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup.
Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang kuat
dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang lemah dan
tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.
c. Cahaya matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil. Karena
tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang
menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa mendapatkan
makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara. Tetapi dengan
berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.
Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar,
penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang tidak
alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang kurang
sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk memperoleh
makanan yang cukup.
Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah harimau
jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir punah
tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan adaptasinya
rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan
dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali
beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan
ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya
berkembang biak rendah merupakan hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan dan daya berkembang
biaknya rendah. Misalnya tumbuhan yang dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia
Arnoldi), anggrek bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan gaharu
dilindungi oleh negara.
Baca juga :
Terjadinya rangsangan pun bisa muncul dari faktor lingkungan luar dan juga dari faktor dalam seperti
halnya tubuh sendiri. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana pada tumbuhan? Bisakah tumbuhan
mengalami proses pergerakan? (baca juga : tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia)
Tumbuhan pun juga bisa mengalami suatu reaksi jika terdapat suatu rangsangan yang datang, namun
prosesnya sangat berbeda jika dibandingkan dengan manusia dan juga hewan. Pada tumbuhan, proses
rangsangan yang terjadi disalurkan dari bagian antar sel (sel ke sel). Bagian sel tersebut mempunyai
peran dalam menyalurkan suatu rangsangan dari bagian sel satu ke bagian sel lainnya yang dilakukan
oleh bagian benang-benang plasma (sering disebut sebagai desmotubula). (baca juga : tumbuhan yang
menyimpan cadangan makanan)
Definisi dari sistem gerak pada tumbuhan sendiri merupakan kemampuan (iritabilitas) pada tumbuhan
dalam upaya melakukan respon terhadap suatu rangsangan yang ada di sekitarnya. Jika dikategorikan
berdasarkan dengan penyebabnya, maka proses gerak pada tumbuhan bisa dikategorikan menjadi tiga
macam, yakni seperti gerak higroskopis, gerak endonom, dan juga gerak esionom. Gerakan yang terjadi
dan sedang berlangsung pada tumbuhan, tidak bisa dilihat semua prosesnya. Oleh karena itu bisa
dikatakan sebagai gerak pasif. (baca juga : pernapasan pada tumbuhan)
1. Gerak Higroskopis
Definisi dari gerak higroskopis ialah suatu gerakan yang terjadi pada tumbuhan yang dapat diakibatkan
oleh proses perubahan kondisi kadar air yang ada pada tumbuhan. Gerakan yang bisa dikategorikan
sebagai gerak higroskopis seperti halnya proses perubahan-perubahan yang terjadi berikut ini, seperti
halnya sebagai berikut : (baca juga : tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab)
2. Gerak Endonom
Definisi dari gerak endonom ialah suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh
beberapa faktor yang terdapat di bagian dalam tubuh pada tumbuhan. Gerakan semacam ini sering
disebut sebagai gerakan yang bisa dikatakan spontan (autonom). (baca juga : kelebihan
perkembangbiakan vegetatif di banding generatif)
Seperti contohnya gerakan pada plasma yang terjadi di bagian dalam sel. Gerakan ini biasanya terjadi
tidak hanya pada tumbuhan, hewanpun juga mengalaminya. Proses gerakan yang terjadi pada bagian
batang tumbuhan kacang panjang akan selalu ke bagian kanan. (baca juga : sistem transportasi pada
tumbuhan)
3. Gerak Esionom
Definisi dari gerak esionom ialah proses terjadinya suatu gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh
beberapa faktor yang berasal dari bagian luar tubuh pada tumbuhan, seperti contohnya faktor lingkungan
yang ada di sekitarnya. Pada sistem gerak esionom dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni
sebagai berikut : (baca juga : pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan)
Gerak Nasti
Definisi dari gerak nasti ialah suatu bentuk gerakan seperti halnya iribilitas pada tumbuhan yang
diakibatkan dan
dipengaruhi oleh suatu arah terhadap datangnya rangsangan. Gerak nasti bisa juga diakibatkan oleh
suatu perubahan pada tingkatan volume atau pun jumlah air dengan kadar yang semakin naik di bagian
dalam sel pada tumbuhan (proses ini sering disebut sebagai tekanan turgor). (baca juga : respirasi pada
tumbuhan)
Gerak nasti jika dilihat berdasarkan sumber yang mengakibatkan rangsangan dibagi menjadi lima
macam, yakni sebagai berikut :
Seismonasti merupakan suatu proses gerakan yang terjadi pada tumbuhan dan dipengaruhi oleh suatu
faktor seperti
halnya getaran atau pun sentuhan yang halus. Misalnya seperti : proses menutupnya bagian daun pada
putri malu jika
diberi sentuhan oleh bagian jari manusia atau pun hewan.
Termonasti merupakan gerak yang terjadi pada tumbuhan yang diakibatkan oleh suatu faktor seperti
halnya perubahan suhu. Misalnya seperti proses mekarnya bunga tulip akibat adanya suhu yang naik.
Fotonasti merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh suatu
faktor seperti halnya cahaya. Misalnya seperti proses mekarnya bunga pukul empat yang terjadi tepat
pukul empat.
Niktinasti merupakan suatu proses gerakan yang terjadi pada tumbuhan yang diakibatkan oleh faktor
seperti halnya
gelap. Misalnya seperti proses tidurnya bagian daun pada belimbing wuluh pada saat datangnya malam
hari.
Nasti kompleks merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh
faktor seperti halnya rangsangan, namun jumlahnya lebih dari satu rangsangan. Misalnya seperti suatu
proses gerakan membuka dan juga menutupnya bagian stomata yang disebabkan oleh faktor air,
cahaya, suhu, dan juga zat kimia.
Jadi kelima macam gerakan tersebut mempunyai perbedaan gerakan masing-masing sesuai dengan
faktor lingkungan yang mempengaruhinya sehingga akan menghasilkan gerakan tertentu.
Gerak Tropisme
Definisi dari gerak tropisme merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang
diakibatkan oleh faktor seperti halnya rangsangan dari lingkungan luar dan juga arah gerakannya yang
bergerak menuju atau pun menjauhi dari bagian sumber rangsangan. (baca juga : contoh mutasi pada
tumbuhan)
Jika proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak menuju suatu sumber rangsangan, maka
bisa disebut sebagai
suatu gerakan tropisme positif. Sedangkan proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak
menjauhi suatu sumber
rangsangan, maka bisa disebut sebagai suatu gerakan tropisme negatif. (baca juga : contoh tumbuhan
gymnospermae)
Gerak tropisme jika dilihat berdasarkan sumber yang mengakibatkan rangsangan dibagi menjadi lima
macam, yakni sebagai berikut :
Geotropisme merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak menuju atau
pun menjauhi dari bagian suatu sumber rangsangan yang dipengaruhi oleh faktor seperti gravitasi bumi.
Misalnya seperti proses terjadinya suatu gerakan pada bagian akar yang bergerak menuju bumi
(geotropisme positif) dan gerakan pada
bagian ujung batang yang bergerak menjauhi gravitasi bumi (geotropisme negatif).
Fototropisme merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak menuju atau
pun menjauhi suatu sumber rangsangan seperti halnya cahaya. Misalnya seperti suatu gerakan yang
terjadi pada bagian ujung batang pohon yang bergerak menuju tempat dimana banyak kandungan sinar
matahari (fototropisme positif) dan gerakan yang terjadi pada akar yang bergerak menjauhi tempat
dimana banyak kandungan sinar matahari (fototropisme negatif).
Hidrotropisme merupakan suatu gerakan yang terjadi pada tumbuhan yang berherak menuju atau pun
menjauhi suatu sumber rangsangan karena faktor seperti rangsangan oleh air. Misalnya seperti gerakan
pada bagian akar yang menuju ke air.
Tigmotropisme merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak menuju atau
pun menjauhi suatu sumber rangsangan karena faktor seperti tekanan.
Kemotropisme merupakan suatu proses terjadinya gerakan pada tumbuhan yang bergerak menuju atau
pun menjauhi suatu sumber rangsangan karena faktor seperti zat kimia. Misalnya gerakan pada bagian
akar menuju bagian pupuk dan akan menjauhi bagian zat kimia yang beracun.
Jadi kelima macam gerakan tersebut mempunyai perbedaan gerakan di masing-masing bagian pada
tumbuhan sesuai dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya sehingga akan menghasilkan
gerakan tertentu.
Gerak Taksis
Definisi dari gerak taksis ialah suatu proses terjadinya gerakan berpindah tempat yang dilakukan oleh
tumbuhan karena akibat faktor dari bagian luar tumbuh yakni suatu sumber rangsangan. Gerak taksis
yang bergerak menuju suatu sumber
rangsangan seringkali disebut sebagai taksis positif. Sedangkan gerak taksis yang bergerak menjauhi
suatu sumber rangsangan seringkali disebut sebagai taksis negatif. (baca juga : contoh tumbuhan
monokotil dan dikotil)
Gerak taksis jika dilihat berdasarkan sumber yang mengakibatkan rangsangan dibagi menjadi dua
macam, yakni sebagai berikut :
Kemotaksis merupakan suatu proses terjadinya gerakan berpindah tempat pada tumbuhan yang
diakibatkan karena faktor seperti zat kimia. Misalnya seperti gerakan yang terjadi di spermatozoid pada
tumbuhan lumut, tumbuhan paku-pakuan, tumbuhan berbiji yang bergerak meunju ke bagian dari sel telur
atau pun putik.
Fototaksis merupakan suatu proses terjadinya gerakan berpindah tempat yang dialami oleh tumbuhan
karena faktor
seperti cahaya. Misalnya seperti gerakan pada Euglena dan Clamidomonas yang bergerak menuju ke
suatu tempat yang mempunyai tingkat pencahayaan yang baik.
BIOSMAN8PKU
Biologi SMAN 8 Pekanbaru
HOME
ABOUT
ARCHIVE
COMMENTS
WITH SUB MENU
ERROR 404
Text to search...
Search
What's New?
3. Sistem klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup
dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem
filogenik.
a. Sistem buatan ( Artifisial )
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia
makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus
(1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat
dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya).
Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma.
Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air
dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya
makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan
obat-obatan.
.Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus
mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan
kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin
Langkah-langkah klasifikasi
Langkah-langkah klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup,
misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
2. setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-kelompok
lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson genus.
Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson famili.
Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson ordo.
Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson kelas.
Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk
takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).
Dengan cara tersebut terbentuklah urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi
makhluk hidup. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga
terkecil adalah sebagai berikut:
1. kingdom (kerajaan)
2. divisio atau filum
3. kelas (classis)
4. ordo (bangsa)
5. famili (suku)
6. genus (marga)
7. spesies (jenis)
Penemu sistem kingdom ini adalah Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866,
pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut.
b. Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur,
lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
b. Kingdom Pritista
c. Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut,
paku, dan tumbuhan berbiji.
b. Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu,
eukariotik, umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan.
Contohnya: Euglena, Paramecium, dan Amoeba.
yang penting ialah pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan
identifikasi( Jati diri) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain adalah menentukan
determinasi yang diambil dari bahasa Belanda, yaitu determinatie yang artinya penentuan.
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama.
Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding berupa gambar, realia atau
specimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga
Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah
dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis. Cara
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2220372-pengertian-klasifikasi-makhluk-hidup-tujuan/
http://www.sibarasok.com/2013/07/sistem-klasifikasi-makhluk-hidup.html
[http://teksbiologi.blogspot.com/2013/03/sistem-klasifikasi-makhluk-hidup.html
http://biologimediacentre.com/macam-klasifikasi-makhluk-hidup/
http://www.artikelbiologi.com/2013/04/identifikasi-dengan-kunci-determinasi-sederhana.html
13Oct2013
Diposting oleh BIOSMAN8PKU
Label: Artikel, Materi-Pelajaran
Share to:
Share6
ABOUT AUTHOR
BIOSMAN8PKU
The part time Blogger love to blog on various categories like Web Development, SEO Guide, Tips and
Tricks, Android Stuff, etc including Linux Hacking Tricks and tips. A Blogger Template Designer;
designed many popular themes.
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
ADVERTISEMENT
Next
VIRUS
Previous
KEGIATAN MGMP BIOLOGI SMA/MA KOTA PEKANBARU
RELATED POSTS
NAMA TUMBUHAN ( LATIN- DAERAH) H, I, J, K, L , M , N
27Feb2014
NAMA TUYMBUHAN ( LATIN- DAERAH ) O,P,Q,R,S,T,U,V,X,Y,Z
27Feb2014
ENZIM
15Aug2017
gambar sel hewan
22Oct2015
Sistem Saraf Pusat
25Mar2015
SISTEM SARAF MANUSIA
06Mar2015
Sistem Pernapasan Manusia
15Feb2015
SMAN 8 Sebagai Sekolah Berwawasan Lingkungan
13Feb2015
1. 1
2. 2
3. 3
Previous
Next
POSTING KOMENTAR
Posting Komentar
Facebook
Twitter
Google+
CARI
Telusuri
POPULER
Latihan soal hereditas 1 dan pembelahan sel
LATIHAN SOAL BIOLOGI UJIAN SEMESTER GANJIL KLS XII-IPA
Mutasi (Ringkasan Materi)
LIKE
STATISTIK
1548968
PENGIKUT
almansyahnis.com Google+
1. Struktur Tanah
Struktur tanah memang ada bermacam-macam. Akan tetapi, yang
dikehendaki ialah struktur tanah yang remah. Keuntungan struktur
tanah demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar,
temperaturnya stabil. Keadaan tersebut sangat memacu pertumbuhan
jasad renik tanah yang memegang peranan penting dalam proses
pelapukan bahan organik di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk
memperbaiki strutur tanah ini dianjurkan untuk diberi pupuk
organik (pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau ).
2. pH Tanah
Ada 3 alasan pH tanah sangat penting untuk diketahui:
Pencemaran Lingkungan
Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan
barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut
tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan
masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya dukung lingkungan
yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat tersebut
pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam
sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak
terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering
menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk
memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahanpertanian, maka hutan
dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk
memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk
mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan
bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas
seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana
seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan
kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk
selanjutnya menjadi tidak terjamin.