Anda di halaman 1dari 5

ika

Fi s
Simposium Nasional Fisika (SINAFI) UPI 2015 sio
na
l SiN
a aF
i
Bandung, 21 November 2015 in a
rN
m
Se

Review Bahan Ajar Fisika SMA Berdasarkan Cakupan Literasi Sains dan
Penggunaan Multirepresentasi

Hanifah Zakiya1*, Parlindungan Sinaga2, Evi Rohyani3

Universitas Pendidikan Indonesia


hanifahzakiya@student.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mereview bahan ajar fisika SMA berdasarkan cakupan literasi sains
dan penggunaan multirepresentasI. Berdasarkan hasil studi PISA 2006, 2009, dan 2012
mengidentifikasikan bahwa kemampuan literasi sains siswa masih sangat rendah.
Berdasrakan kajian literatur terdapat tiga hal yang paling berpengaruh dalam pembelajaran
yaitu pembelajaran oleh guru, bahan ajar yang digunakan dan siswa dimana kualitas bahan
ajar memiliki peranan yang sangat penting dibandingkan pembelajaran oleh guru. Maka
dilakukan studi pendahuluan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk
mengetahui deskripsi bahan ajar yang digunakan oleh siswa di sekolah. Berdasarkan hasil
analisis, bahan ajar yang digunakan oleh guru ternyata baru berorientasi pada pengetahuan
sains dan belum berorientasi pada komponan literasi sains lainya sehingga bahan ajar
lebih menekankan pada kemampuan kognitif. Modus representasi yang dominan
digunakan dalam bahan ajar adalah modus representasi teks dan modus representasi
matematis. Berdasarkan hasil analisis data, mengingat pentinya kemampuan literasi sains
maka perlu dikembangkan bahan ajar dengan menggunakan multimodus representasi yang
berorientasi pada pembekalan kemampuan literasi sains siswa.

ABSTRACT

This research aimed to develop physics teaching materials based on the science literacy
and the use of multiple modes of representation. The results of the PISA study in 2006,
2009 and 2012 indicated that the literacy skills of science students were still very low.
Based on the review of the literature, the most influential thing in learning process are
teachers, the teaching materials used and the students. The quality of teaching materials
had more important role than teaching by teachers. For this reason, the preliminary study
was carried out by using a qualitative descriptive research method to determine the
description of the teaching materials used at school. The analysis results showed that the
teaching material used was science knowledge-oriented and did not include other science
literacy components. Consequently, it only emphasized on students’ cognitive skills. The
dominant modes of representation used in teaching materials were text and mathematical
representation modes. Therefore, it was necessary to develop teaching materials using
multiple modes of representation with science literacy oriented in order to improve students’
ability.

© 2015 Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

Kata kunci : Teaching material, Scientific Literacy, Multimode Representation

PENDAHULUAN terhadap Indonesia. Dampak positifnya yaitu


meningkatkan kualitas hidup dengan berbagai
Perkembangan ekonomi yang sangat kemudahan. Disisi lain, perkebangan IPTEK
pesat pada abad 21 yang disebabkan pesatnya dapat berdampak negatif yaitu permasalahan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi krisis ekonomi, etika, moral dan isu-isu global
(IPTEK) membawa dampak positif dan negatif seperti pemanasan global, krisis energi,

ISBN: 978-602-74598-0-9
60 Seminar Nasional Fisika (SINAFI) 2015

pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup. Menurut Depdikbud (2013) capaian


Permasalahan ini tidak saja mengkhawatirkan siswa Indonesia yang tidak menggembirakan
individu perorangan tapi juga masyarakat dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
global dan masalah tersebut hanya dapat PISA disebabkan antara lain banyaknya materi
diselesaikan melalui sarana komunikasi dan uji yang ditanyakan di PISA tidak terdapat
kerjasama antar orang-orang yang dalam kurikulum Indonesia. Secara khusus,
memandang diri mereka sendiri sebagai menurut Balitbang Depdikbud (2011)
masyarakat global. rendahnya literasi sains siswa Indonesia dapat
Sebagai tanggapan dari dampak negatif dijadikan indikator bahwa pembelajaran sains
kemajuan IPTEK yang sangat pesat, maka yang terjadi di Indonesia belum memberikan
perlu pembaharuan yang disebut literasi sains penekanan pada penerapan dalam dunia
dalam pendidikan formal dan informal (Liu, nyata.
2009). Literasi sains penting baik di tingkat Bila dilihat dari sudut pandang interaksi
nasional dan internasional sebagai manusia dalam pemebelajaran Menurut Chingos (2012),
menghadapi utama tantangan dalam interaksi inti dalam kegiatan pembelajaran
menyediakan air yang cukup dan makanan, tejadi antar pendidik, siswa dan materi/bahan
mengendalikan penyakit, menghasilkan energi ajar. Dimana siswa berinteraksi dengan
yang cukup dan beradaptasi dengan sesama individu (guru dan rekan-rekanya) dan
perubahan iklim (UNEP, 2012). bahan ajar (buku teks, buku kerja, instruksional
Pentingnya literasi sains dalam software, konten berbasis web, pekerjaan
pendidikan formal tergambar pada tingkat rumah, proyek-proyek, kuis, dan tes).
nasional (Indonesia) yang mengacu pada Berdasarkan penjelasan di atas maka bahan
tujuan pendidikan nasional. Pentingnya ajar memiliki interaksi penting dalam proses
pencapaian kemampuan literasi sains siswa pembelajaran.
Indonesia dapat ditemukan baik secara teori Telah banyak dilakukan penelitian untuk
dan fakta pada isi kurikulum yang ada. meningkatkan kemampuan lietrasi sains,
Kurikulum yang dirancang memiliki tujuan yang penelitian-penelitian yang dilakukan pada
sejalan dengan tujuan pendidikan IPA saat ini, stategi dan model-model yang rancang dalam
yaitu untuk mencapai manusia yang melek kegiatan di kelas yang dilakukan guru dalam
sains (Scientific Literacy). Secara teoritis, kegiatan pembelajaran. Seperti, peningkatan
pengetahuan yang diharapakan dalam kemampuan literasi sains adalah
kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013 juga menggunakan Reading Infusion (Fang dan
dimuat dalam domain pengetahuan yang Wei, 2010), penerapan strategi pembelajaran
dikembangkan dalam Programme for seperti strategi membaca dan menulis pada
International Student Assessment (PISA) yaitu tugas awal dalam pembelajaran (Istiqlal, 2013).
memuat kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Berdasarkan penelitian tentang kemampuan
keterampilan secara terpadu. literasi sains ditemukan kendala-kendala dan
Kemampuan literasi sains siswa di faktor-faktor pendukung agar dapat
evaluasi setiap tiga tahun sekali oleh PISA. meningkatkan kemampuan literasi sains.
Indonesia. Studi PISA yang telah dilakukan Menurut Inayah (2014) dalam
lebih menekankan pada literasi sains, meliputi penelitianya tentang analisis literasi lingkungan
kompetensi mengidentifikasi isu-isu sains, siswa mengungkapkan bahwa penggunaan
menjelaskan fenomena ilmiah, dan bahan ajar buku suplemen berbasis pendidikan
menggunakan bukti ilmiah untuk mengambil lingkungan, memberikan saran bahwa dalam
keputusan dan berkomunikas(OECD,2012). pencapaian literasi sains perlu adanya peran
Rerata skor siswa Indonesia pada studi PISA guru dalam pemanfaatan bahan ajar guna
tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 berurut-turut merangngsang kemampuan siswa dalam
adalah 393, 395 395, dan 383. Hasil ini di dimensi literasi. Perancangan bahan ajar untuk
bawah rerata skor internasional dan meningkatkan literasi sains menurut Lemke
mencerminkan bahwa literasi sains siswa (2004) dalam pengembangan literasi sains
Indonesia masih sangat rendah. Rendahnya tidak berarti memahami fenomena ilmiah dan
literasi sains siswa Indonesia tersebut bisa konsep saja. Namun sebaliknya, literasi sains
menjadi salah satu gambaran bahwa berarti kemampuan membentuk makna kolektif
pembelajaran sains di Indonesia membutuhkan dengan representasi visual, hubungan
perbaikan. matematika, operasi manual atau teknis dan
konsep verbal. Kemudian Hand, Gunel dan Ulu
Hanifah Zakiya, dkk, -Review Bahan Ajar Fisika SMA 61

(2009) memperkuat pandangan tentang literasi sama melalui berbagai bentuk modus, seperti
ilmiah dengan berbagai modus dari verbal, grafis dan numerik, maupun siswa
representasi. memparkan berbagai konsep yang sama
Ada kesepakatan dalam pembelajaran secara berulang kali. Selanjutnya 'Multi-modus'
sains itu melibatkan praktek pembelajaran representasi merujuk pada penggunaan
representasi, untuk menciptakan proses konsep sains yang saling dikaitkan dengan
penalaran, kebiasaan pikiran, dan alasan yang berbagai modus yang berbeda untuk dalam
mendukung praktek tersebut (Norris & Phillips, menjelaskan wacana sains untuk mewakili
2003). Berbagai macam bentuk representasi penalaran ilmiah dan temuan. Selanjutnya
yang kemudian disebut multirepresentasi. Ainsworth (1999) menyatakan perlu
Menurut Ainsworth (2006) multiple repersentasi menggabungkan dua atau lebih bentuk
dapat memberikan keuntungan ketika sesorang multirepresentasi yang dikenal dengan multi
mempelajari sejumlah ide baru yang kompleks. modus representasi dengan cara
Sehingga multirepresentasi sangat penting mengintegrasikan modus representasi verbal
dalam pembelajaran sains seperti fisika (teks/narasi) dengan satu atau lebih modus
dikarenakan fisika meruppakan ilmu yang representasi visual, sehingga dihasilkan uraian
mempelajari berbagai fenomen-fenomena alam tertulis yang kohesif dan komprehensif dalam
yang melibatkan berbagai besaran-besaran memaparkan suatu konsep atau fenoemena.
fisis yang saling terkait. Misalkan fenomena Berdasarkan hasil kajian teori di atas,
mobil yang bergerak, ketika mobil gerak ada maka dilakukan pengumpulan data terkait
beberapa besaran fisis yang saling terkait yaitu deskripsi bahan ajar yang digunakan di
besaran jarak (meter) dan waktu (sekon). sekolah. Sehingga masalah dari penelitian ini
Kemdian meter dan sekon saling terkait dalam adalah :
menjelaskan kecepatan mobil yang dapat 1. Bagaimana persepsi siswa terhadap bahan
diamati fenomena ini dari spidometer. Guru ajar yang digunakan dalam pembelajaran
dapat menjelasakan fenomena itu dengan fisika?
menghubungan besaran fisis antara meter dan 2. Bagaimanakah karakteristik bahan ajar yang
sekon. Hubungan tersebut dapat di tampilkan biasa digunakan ditinjau dari segi
dalam berbagai bentuk representasi kandungan komponen-komponen literasi
(multireprsentasi), seperti pepresentasi grafik, sainsnya?
representasi matematis, representasi foto 3. Bagaimana karakteristik multimodus
fenomena mobil bergerak, representasi verbal representasi dalam bahan ajar yang biasa
dan representasi diagram. digunakan di sekolah?
Menurut Prain (2014), siswa perlu
belajar tentang sifat multi representasi dalam METODE
penyelidikan ilmiah, untuk membuat Berdasarkan latar belakang, masalah
representasi yang berbeda-beda pada konsep dan tujuan penelitian yaitu memperoleh
yang sama dalam konteks sains, yang gambaran tentang bahan ajar yang biasa
merupakan bagian dari perkembangan umum digunakan di sekolah maka metode yang
siswa dalam konteks literasi sains. Perpektif digunakan dalam penelitian ini adalah
baru dalam literasi sains menyatakan gambar penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data
dan teks multimrepresentasi lainnya selalu dalam penelitian ini adalah angket siswa,
menjadi bagian penting dari isi materi wawancara dan bahan ajar atau buku fisika
(contentarea) di ruang kelas yang meliputi yang digunakan di sekolah, terdiri atas 2
pengetahuan, praktik, dan belajar buku.Teknik pengumpulan data ada dua teknik
(Drapper,2015). Menurut Prain (2007) siswa cara, pertama menggunakan angket untuk
yang mengetahui beragam hubungan antara memperoleh persepsi siswa terhadap bahan
representasi menunjukkan pemahaman ajar yang biasa digunakan, kedua
konseptual yang lebih baik daripada siswa menggunakan teknik analisis dokumen buku
yang tidak memiliki pengetahuan fisika SMA kelas XI untuk memperoleh muatan
multirepresentasi. kompetensi-kompetensi litetrasi sain dan
Menurut Waldrip dan Prain (2006) muatan jenis-jenis multimodus representasi
tentang representasi mengungkapkan 'multiple' yang digunakan. Data hasil analisis dokumen
representasi sebagai acuan pada praktik dinyatakan dalam bentuk persentase.
pengulangan dalam menyajikan konsep yang
62 Seminar Nasional Fisika (SINAFI) 2015

penggunaan berbagai ilustrasi, gambar


HASIL DAN PEMBAHASAN dan grafik sehingga memudahkan siswa
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tingkat memahami dan mengilustrasikan konsep
persetujuan siswa terhadap bahan ajar yang fisika.Buku fisika menggunakan bahasa
biasa digunakan adalah sebesar 68.9% yang sederhana. Terhadap tampilan buku
(Tidak setuju mendekati setuju) dan tingkat atau bahan ajar fisika, siswa berharapa
persetujuan siswa sebesar 75% (Setuju, buku fisika menggunakan huruf yang
mendekati sangat setuju) untuk penggunaan tidak kaku, Harapan siswa tampilan
multimodusrepresentasi dalam buku atau (layout) buku yaitu gambar yang
bahan ajar fisikanya. berwarna (fullcolour), dan penggunaan
Kemudian berikut poin penting jenis huruf yang tidak kaku.
berdasarkan hasil wawancara: 2. Hasil analisis komponen literasi sains pada
a). Pendapat siswa terhap buku atau bahan buku atau bahan ajar fisika disajikan dalam
ajar yaitu banyak siswa yang tidak puas tabel 1. Berdasarkan hasil analisis ternyata
dan kurang tertarik dengan buku fisika komponen literasi sains yang paling
yang digunakan, siswa kesulitan mendominasi adalah komponen
meamahami asal-usul konsep dan rumus pengetahuan sains, dan sedikit sekali
fisika, buku fisika dinilai rumit karena bagian buku yang menyajikan penyelidikan
kurangnya gambar dan grafik yang terhadap hakikat sains, sains sebagai cara
memudahkan siswa berilustrasi. berpikir dan interaksi sains dengan teknologi
b). Harapan siswa terhadap buku atau dan masyarakat.
bahan ajar fisika mendatang terdapat isi 3. Karakteristik bahan ajar ditinjau dari segi
buku yaitu banyak diberikan penjelasan multimodus representasi yang digunakan
untuk memahami suatu rumus, lebih disajikan dalam tabel 3. Berdasarkan hasil
banyak penurunan rumus yang dikaitkan analisis ternyata representasi yang paling
dengan kehidupan sehari-hari, buku banyak digunakan dalam bahan ajar adalah
dapat mudah dipahami sebelum proses modus represebtasi matematis dan modus
pembelajaran dikelas berlangsung, representasi verbal.

Tabel 1. Review bahan ajar dari segi komponen literasi sains


Buku Satu Buku Dua
Jenis Pengetahuan
(%) (%)
Pengetahuan sains 57 74
Penyelidikan terhdap hakikat sains 15 13
Sains sebagai cara berpikir 10 7
Interaksi sains teknologi dan 6
18
masyarakat

Tabel 2. Karakteristik bahan ajar dari segi multirepresentasi

Buku Satu Buku Dua


Jenis Multimodus representasi
(%) (%)
Representasi teks 37 29
Representasi matematis 33 42
Representasi gambar /grafik 17 12
Representasi diagram 14 16

Data diatas memberikan gambaran yang digunakan dalam bahan ajar atau buku
bahwa buku ajar fisika yang beredar umumnya fisika siswa. Maka perlu pengembangan bahan
menekankan pada kumpulan pengetahuan ajar fisika yang berorientasi pada pembekalan
sains dan banyak menggunakan bentuk kemampuan literasi sains siswa SMA.
representasi matematis dan representasi Beberapa kajian teoritis dalam
verbal. pembelajaran sains khususnya fisika harus
Hal diatas mengindikasikan bahwa perlu melibatkan praktek pembelajaran representasi,
memfasilitasi siswa untuk mengembangankan untuk menciptakan proses penalaran,
komponen-komponen literasi sains. Salah satu kebiasaan pikiran, dan alasan yang mendukung
bentuk cara yang dapat memfasilitasinya praktik dalam pebelajaran (Norris & Phillips,
dengan memvariasikan modus representasi 2003). Menurut Prain (2014), siswa perlu
Hanifah Zakiya, dkk, -Review Bahan Ajar Fisika SMA 63

belajar tentang sifat multi representasi dalam Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
penyelidikan ilmiah, untuk membuat tentang Pengembangan Kurikulum 2013
representasi yang berbeda-beda pada konsep Drapper, Jo, Roni. Wimmer,J, Jennifer. 2015.
yang sama dalam konteks sains, yang Acknowledging, Noticing, and
merupakan bagian dari perkembangan umum Reimagining Disciplinary Instruction: The
siswa dalam konteks literasi sains. Pengunaan Promise of New Literacies for Guiding
berbagai bentuk mulltrepresentasi dalam Research and Practice in Teacher
menjelaskan berbagai fenomena alam yang Education. Action in
kemudian disebut multimousrepresentasi Hand, Brian. Gunel, Murat. Ulu, Cuneyt. 2009.
memberikan pengaruh terhdap pemahaman Sequencing Embedded Multimodal
konseptual yang lebih baik daripada siswa yang Representations in a Writing to Learn
tidak memiliki pengetahuan multirepresentasi. Approach to the Teaching of Electricity.
Maka berdasarkan hasil analisis Journal Of Research In Science Teaching
penelitian dan hasil kajian teori maka perlu Vol. 46, No. 3, Pp. 225–247
dikembangkan bahan-bahan ajar yang Inayah .2014.Analisis literasi lingkungan siswa
menggunakan multimodus representasi yang pada penggunaan bahan ajar buku
berorientasi pada pembekalan kemampuan suplemen berbasis pendidikan
literasi sains siswa. lingkungan. Prosiding seminar Nasional
Pendidikan IPA. Jakarta : UIN Syarif
PENUTUP Hidayatullah
Berdasarkan hasil analisis, bahan ajar Lemke, J. (2004). The literacies of science. In
yang digunakan oleh guru ternyata belum E.W. Saul (Ed.), Crossing borders in
berorientasi pada domain literasi sains karena literacy and science instruction (pp 33-
bahan ajar yang digunakan lebih menekankan 47). Newark: International Reading
pada pengetahuan sains (kemampuan kognitif). Association
Jenis modus representasi yang paling Liu, Xiufeng.2009. Beyond Science Literacy:
banyak digunakan adalah modus representasi Science and the Public. k@ata:
verbal (teks) dan modus representasi International Journal of Environmental &
matematis. Padahal siswa setuju jika banyak Science Education, Vol. 4, No. 3, 301-311
digunakan representasi berupa gambar-gambar Norris, S. P., & Phillips, L. M. .2003. How
seperti grafik, diagram, dan foto fenomena alam literacy in its fundmental sense is central
di buku fisika sangat kerena itu sangat to scientific literacy. Science Education,
membantu mereka dalam mengilustrasikan dan 87, 224-240.). University
proses memahamai konsep fisika. Sehingga OECD. (2012). PISA 2015 Draft Science
dibutuhkan bahan ajar dengan menggunakan Framework.
berbagai multimodus representasi yang Prain,Vaughan.2007. Learning from Writing in
berorientasi pada pembekalan kemampuan Secondary Science: Some theoretical and
literasi sains siswa. practical implications. k@ta: International
Journal of Science Education Vol. 28, Nos
DAFTAR PUSTAKA 2–3, 15, pp. 179–201
Ainsworth, Shaaron. 2006.“A Conceptual UNEP. 2012. Emerging Issues In Our Global
Framework For Considering Learning Environment 2012. United Nations
With Multiple Representations”. School of Environment Programme.United
Psychology and Learning Sciences Kingdom: Publishing Services Section,
Research Institute. UNON, Nairobi Teacher Education, 37:3,
Ainsworth, S. 1999. “The Functions of Multiple 251-264 of Nottingham: vol 183-198
Representations”. Computers & Waldrip, Bruce Prain, Vaughan..2006. An
Education, 33, 131- 152 Exploratory Study of Teachers’ and
Chingos, M, Matthew..2012. Choosing Blindly Students’ Use of Multi‐modal
Instructional Materials, Teacher Representations of Concepts in Primary
Effectiveness, And The Common Science, International Journal of Science
Core.Brouwn center on education policeat Education, 28:15, 1843-1866
Brookings.
Depdikbud .2013. Materi Pelatihan Diklat Nara
sumber Nasional Kurikulum 2013, Arahan

Anda mungkin juga menyukai