Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah
siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal,
kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom
mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus
dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,
minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor
fisik dan psikis.
2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
 Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas
menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
o Faktor Jasmaniah
 Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang
bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
 Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

o Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
a. Intelegensi
Menurut J. P. Chaplin, intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b. Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan
pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan
hobi atau bakatnya.

c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sfatnya
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

d. Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang
yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar
dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu.

e. Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu
berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorong.

f. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis,
dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan belum berarti
anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan
dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah kesediaan untuk memberi
response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seeseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar
dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

o Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlahat denngan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan
substansi pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-
bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini
sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi,
seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
( sumber e-book : Jamarah,B.S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta)

Pengertian Metode Ekspositori.

Metode pembelajaran ekspositori adalah Metode pembelajaran yang menekankan


kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ekspositori

Ada beberapa langkah dalam penerapan Metode ekspositori, yaitu:

1. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.


Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:

1) Memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.

2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.

3) Bukalah file dalam otak siswa.

2. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan


persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah
bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu:

 penggunaan bahasa
 intonasi suara
 menjaga kontak mata dengan siswa
 menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
3. Korelasi (Correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan


pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap
keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core) dari materi pelajaran
yang telah disajikan.

5. Mengaplikasikan (Application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru. Melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang
penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada
langkah ini di antaranya:

 dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
 dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

(sumber : Ibnu,Trianto Badar Al-Tabani. 2014. Mendesain Model Pembelajaran


Inovatif,Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta : Prenadamedia Group)

Keunggulan dan Kelemahan Metode Ekspositori

 Keunggulan Metode Pembelajaran Ekspositori, diantaranya :


 Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui
sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
 Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk
belajar terbatas.
 Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat
atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
 Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
 Kelemahan Metode Pembelajaran Ekspositori, diantaranya :
 Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi lain.
 Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
 Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
 Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,semangat, antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses pembelajaran
tidak mungkin berhasil.
 Kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan
sangat terbatas.

(sumber : http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/metode-mengajar-ekspositori.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan)

Anda mungkin juga menyukai