Anda di halaman 1dari 2

Sistem Penukar Panas Pabrik MSG

Sistem penukar panas yang digunakan di pabrik pembuatan monosodium


berfungsi untuk sterilisasi dan penukar suhu dari suhu dingin menjadi suhu panas
dan sebaliknya. Sistem penukar panas yang digunakan dalam pembuatan
monosodium glutamate adalah jenis plate heat exchanger dan jaket. Kedua
sistem penukar panas menggunakan fluida berupa air cooling atau dapat juga
menggunakan air chiller.

Pada proses seeding sistem penukar panas digunakan untuk pendinginan


tangki seeding yang telah disterilisasi dengan mengalirkan air cooling.
Perkembangan bakteri ditandai dengan peningkatan suhu. Oleh karena itu agar
suhu tetap terjaga pada 32oC digunakan aliran pendingin.

Pada proses fermentasi terdapat 3 jenis sistem penukar panas jenis plate
heat exchanger dengan fungsi yang berbeda-beda. Plate heat exchanger I
digunakan untuk sterilisasi medium dengan suhu 80oC. Plate heat exchanger II
digunakan sebagai heater untuk menaikkan suhu menjadi 120oC dan plate heat
exchanger jenis III digunakan untuk mendinginkan medium hingga 40oC
menggunakan chiller. Pada tangki fermentor dilengkapi dengan coil yang
bertujuan untuk mempertahankan suhu.

Sistem penukar panas juga banyak digunakan pada proses pemisahan.


Kebanyakan sistem penukar panas yang digunakan dalam proses pemisahan
menggunakan sistem jaket yang dialiri dengan steam ataupun air pendingin
dengan tujuan menukar panas dan sterilisasi. Pada tahap isolasi suhu
dipertahankan dengan menggunakan air chiller yang dialirkan melalui jaket.
Pembentukan kristal α dilakukan dengan mendinginkan campuran hasil isolasi
hingga suhu menjadi 7oC. Pendinginan tersebut juga bertujuan untuk
mempertahankan kekuatan kristal, sehingga tidak mudah patah. Kristal α yang
telah terbentuk kemudian dipanaskan dengan menggunakan steam hingga suhu
90oC. kemudian dilakukan pendinginan sebanyak 2 kali menggunakan air chiller
yang dialirkan melalui jaket.
Sistem penukar panas juga terdapat di area unit sterilisasi urea yang
berfungsi untuk menurunkan suhu urea sebelum dimasukkan pada reaktor
fermentor. Urea digunakan sebagai sumber nutrien untuk perkembangbiakan
bakteri dalam tangki fermentor. Oleh karena itu sebelum digunakan maka
dilakukan sterilisasi terhadap urea. Sterilisasi urea dilakukan pada suhu 394oC dan
22,05 Psi. Setelah proses sterilisasi, urea akan dimasukkan pada reaktor
fermentor. Akan tetapi suhu terlebih dahulu diturunkan melalui sistem penukar
panas hingga suhu menjadi 303oC dan tekanan 14,7 Psi.

Sistem penukar panas area tangki preparasi dan sterlisasi berfungsi untuk
sterilisasi medium dan menurunkan suhu. Tangki preparasi merupakan unit yang
berfungsi sebagai tangki pencampuran molase, air, dan growth facor. Kondisi
pada proses pencampuran adalah suhu 303oC dan tekanan 1,7 Psi. Setelah
pencampuran, dilakukan sterilisasi campuran molase. Sterilisasi dilakukan pada
plate heat exchanger dengan kondisi suhu 394oC dan tekanan 22,05 Psi. Setelah
sterilisasi campuran molase dimasukkan pada reaktor fermentor dengan terlebih
dahulu menurunkan suhu menjadi 303oC dan tekanan menjadi 14.7 Psi.
Penurunan kondisi tersebut dilakukan pada sistem penukar panas plate heat
exchanger dengan mengalirkan fluida air chiller dan medium tersebut.

Anda mungkin juga menyukai