Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1. DIARE
a. Pengertian Diare
Diare adalah pengeluaran tinja atau feses dengan konsistensi lembek

atau cair bahkan berupa air dengan frekuensi lebih dari 3x dalam waktu 1

hari (Grace & Borley,2006)

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi tidak seperti biasanya

(lebih dari 3x sehari) dengan konsistensi cair (Depkes RI,2007)

Menurut Sumadibrata (2006) , Diare adalah buang air besar dengan

frekuensi 3kali atau lebih dalam sehari dimana tinja berbentuk cair atau

setengah padat serta kandungan air yang lebih banyak dari biasanya.

Diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat kali sehari,

baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Hingga kini diare masih

menjadi child killer (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di

Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik balita, anak-

anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian yang

tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita (Zubir, 2006).

b. Jenis –Jenis Diare

Penyakit diare dibagi menjadi beberapa bagian yaitu menurut lamanya

diare,tingkat dehidrasi karena diare, dan menurut penyebab terjadinya

diare.

5
Menurut lamanya diare dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Diare akut

Diare akut adalah buang air besar atau tinja dengan frekuensi yang

lebih dari 3x sehari dengan konsistensi lembek atau cair yang

terjadi dalam kurun waktu kurang dari 14 hari (Depkes RI,2002)

2) Diare Kronis

Diare kronis adalah buang air besar atau tinja dengan frekuensi

yang lebih dari 3x sehari dengan konsistensi lembek atau cair yang

terjadi dalam kurun waktu yang lebih dari 15 hari ( Grace&

Borley,2006)

3) Diare Persisten

Diare yang merupakan yang merupakan kelanjutan dari diare akut

yang biasanya berlangsung 15-30 hari .

Menurut tingkat dehidrasi karena diare dibagi menjadi 3

(Depkes RI 2008) yaitu :

1) Diare tanpa dehidrasi

Pengeluaran buang air besar atau tinja yang frekuensinya lebih dari

3xsehari dengan konsistensi lembek atau cair namun tidak ada

tanda tanda ditemukan dehidrasi pada penderitanya.

2) Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang

Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang adalah diare dengan

adanya tanda tanda dehidrasi seperti rewel, gelisah,mata

cekung,kehausan.

6
3) Diare dengan dehidrasi berat

Diare dengan dehidrasi berat adalah diaredengan tanda tanda tidak

sadar, mata cekung,tidak bisa minum atau malas minum.

Menurut penyebab terjadinya diare dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Diare akibat virus

Misalnya rotavirus dan adenovirus, Virus ini melekat pada sel-sel

mukosa usus yang menjadi rusak sehingga kualitas reabsorbsi

menurun

2) Diare bakterial Invasif

Bakterinya biasanya adalah E.coli spec, shigella, salmonella,

campilobacter . Diare ini bersifat “self limiting” artinya akan

sembuh dengan sendirinya 5 hari pengobatan.

3) Diare parasiter

Terjadi akibat protozoa seperti entamoeba histolityca dan giardia

lamblia dan amoebiasis yang terutama terjadi di daerah sub tropis.

Diare akibat parasit ini bisanya bercirikan mencret cairan yang

intermitten dan bertahan lebih lama dari 1 minggu. Gejalalainnya

seperti nyeri perut, muntah-muntah, demam, dan rasa letih umum

(malaise).

c. Penyebab Diare

Menurut suharyono,2003 diare ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Penyebab Tidak langsung

Penyebab tidak langsung adalah faktor yang dapat

mempercepat diare contohnya sanitasi, kebiasaan cuci tangan,

dan makanan yang dikonsumsi.

7
2) Penyebab langsung

Penyebab langsung antara lain:

a) infeksi bakteri dan virus

penyebab penyakit diare seperti sghigella/salmonella,

Eschericia coli, Selain bakteri tersebut virus seperti

rotavirus juga menjadi salah satu penyebab diare.

(1) Keracunan

Keracunan dapat menjadi penyebab diare yaituyang

terdapat pada bahan kimia dan yang terkandung pada

makhluk hidup (seperti buah-buahan ,sayur-sayuran)

(2) alergi.

Tubuh yang tidak mampu untuk tahan terhadap

makanan tertentu.

d. Gejala Klinis

Gejala diare dapat ditemukan seperti anak mejadi cengeng dan

gelisah , suhu badan meninngi, muntah sebelum atau sesudah diare,

lemas, gangguan gizi akibat intake makanan yang kurang,

dehidrasi.,jika tidak terjadi dehidrasi volume kencing anak berkurang.

( Widjaja,2001).

Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare, bile

telah kehilangan banyak elektrolit makaakan terjadi dehidrasi dan

berat badan menurun (Mansjoer,2000).

8
Menurut Widjaja (2000), gejala-gejala diare adalah sebagai

berikut :

a. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun

meninggi,

b. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah,

c. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu,

d. Lecet pada anus,

e. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang,

f. Muntah sebelum dan sesudah diare,

g. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah), dan

h. Dehidrasi (kekurangan cairan).

Dehidarsi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan,

dehidrasi sedang dan dehidarsi berat. Disebut dehidrasi ringan jika

cairan tubuh yang hilang 5%. Jika cairan yang hilang lebih dari 10%

disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang,

denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah, tekanan

darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun dan penderita

sangat pucat (Widjaja, 2000).

9
e. Cara penularan Diare

Kuman penyebab diare dapat ditularkan melalui fekal oral antara lain

melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh tinja (Depkes,2000)

Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman dan

meningkatkan diare antaralain menggunakan air minum yang tercemar,

tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar, dan

tidak membuang tinja dengan benar. (Anjar purwidiana,2009)

Kuman penyebab diare dapat ditularkan juga melalui :

1) Makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau

muntahan yang mengandung kuman penyebab diare.

2) Melalui tangan yang terkontaminasi kotoran dan

dipergunakan untuk memasukkan makanan kedalam mulut

3) Alat-alat rumah tangga yang tidak bersih. (kasman,2004)

f. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit diare

1) Faktor sanitasi lingkungan

Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi

yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian

kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal

oral.Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut,

cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum,

jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci

dengan air tercemar (Depkes RI2000).

10
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari

kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut

aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang

penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare.

(Notoatmodjo ,2003)

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penularan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak

mempunyai jamban sebaiknya membuat jamban dan keluarga

harus buang air besar di jamban. Bila tidak mempunyai jamban,

jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar

hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak,23 tempat anak-anak

bermain dan harus berjarak kurang lebih 10 meter dari sumber air,

serta hindari buang air besar tanpa alas kaki.

2) Faktor perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan

perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena

tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang

tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat

menimbulkan kejadian diare.

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.

Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,

11
sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan

sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

(Depkes RI, 2005)

Perilaku pencegahan diare anak balita dalam mencuci tangan

pakai sabun dengan cara yang benar dan dilakukan dengan waktu-

waktu yang tepat serta menggunakan air yang tidak tercemar

sangatlah berperan dalam menggurangi penyebaran penyakit

infeksi dan sangat efektif untuk mencegah penyakit diare dan

penyakit lainnya terhadap anak

3) Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang

tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran)

dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih

mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita.

Kebiasaan jajan makanan diluar rumah olehanak berhubungan

dengan kejadiandiare, Dimana penjual makanan di sekolah ataupun

diluar rumah tidak memperhatikan hygienitas dari pengolahan

makanan yang di jajakan mempunyai dampak dalam kejadian

diare.

Diare non spesifik dapat terjadi akibat salah makan (makanan

terlalu pedas) sehingga menimbulkan peristaltik usus meningkat ,

ketidak mampuan lambung dan usus dalam memetabolisme laktosa

(terdapat dalam susu hewani) ,

12
ketidakmampuan memetabolisme makanan tetentu , juga

infeksi virus- virus non invasive yang terjadi pada anak umur

dibawah 2 tahun karena rotavirus. (Depkes RI,2005)

g. Penatalaksanaan Diare

Penatalaksanaanya dibagi menjadi dua yaitu terapi supportif dan terapi

kausal.

1) Terapi supportif

a) Penyuluhan : penerangan mengenai penyakit komplikasi

dan rencana pengobatan yang dilakukan.

b) Penggantian cairan yang keluar.

c) Lakukan pengobatan simptomatik seperti opiat, aspirin dan

lain-lain

d) Hygiene dan sanitasi yang baik

Cuci tangan sebelum makan dan minum . hindari makanan

atau alat-alat yang terkontaminasi.

2) Terapi kausal

a) Antibiotik : tergantung bakteri penyebab diare

b) Obat anti parasit : tergantung parasit penyebab diare.

c) Corticostreroid : untuk alergi makanan dan penyakit usus.

d) Laktobasilus : untuk menekan pertumbuhanbakteri atau

infeksi

e) Minum banyak air untuk mengganti kekurangan banyak

cairan. (Kasman,2004)

13
h. Upaya Pencegahan Pada Diare

Cara pencegahan diare yang benar-benar efektif dilakukan dengan

cara:

1) Menggunakan air bersih yang cukup

Sebagian besar penyebaran kuman penyebab diare disebarkan

melalui fekal oral. Mereka dapat ditularkan melalui cairan, benda

yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan

yang dimasukkan kedalam panci yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat dapat mengurangi resiko diare dengan menggunakan

air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai

sumber airnya dan tempat penyimpanan air.

a) Menggunakkan Jamban

Yang diperhatikan oleh keluarga terkait dengan jamban adalah :

(1) Keluarga harus mempunyaijamban yang baik dan bisa

digunakan oleh seluruh anggota keluarga

(2) Bersihkan jamban secara teratur.

b) Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

adalah mencuci tangan ,mencuci tangan menggunakan sabun

terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja

anak, sebelum makan, sebelum menyuapi makan anak

mempunyai dampak terhadap kejadian diare.

14
2. KERANGKA TEORI

Penggunaan
sumber air minum

Faktor Sanitasi
Lingkungan
Pembuangan

tinja

Penggunaan
jamban

Kebiasaan Cuci Pola Perilaku


tangan
Diare

Pemberian
imunisasi

Kebiasaan Jajan Faktor


sembarangan Makanan

Ketidakmampuan
memetabolisme
makanan tertentu

Keterangan :

: Variabel Diteliti

: Variabel tidak diteliti

15
3. HIPOTESIS

a. Ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada anak

diwilayah kerja puskesmas Demak 1.

b. Ada hubungan antara pola perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada

anak diwilayah kerja puskesmas Demak 1.

c. Ada hubungan antara faktor makanan kebiasaan jajan sembarangan pada anak

dengan kejadian diare pada anak diwilayah kerja puskesmas Demak 1.

16
17

Anda mungkin juga menyukai