PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan masalah global yang sering dijumpai dimasyarakat dengan angka
kematian yang tinggi terutama dinegara berkembang,Penyakit ini sering dijumpai dengan
penyebab makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan yang
buruk,namun diare juga dapat dikarenakan hasil interaksi atau hubungan anatara manusia
Di negara berkembang, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal
ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian
mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi
lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup anak
ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang di timbulkannya. Berdasarkan hasil
kajian dan analisa survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT/1995) di Indonesia, angka
kesakitan diare pada semua golongan umur pada saat ini adalah 280 per 1000 penduduk.
1
Secara proporsional penderita diare anak sebanyak 5,6%. Angka kematian diare
diindonesia adalah 54 per 100.000 penduduk, sedangkan pada golongan anak 2,4 per
1000. (Kasman,2004).
Hal yang menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit diare pada balita dan
anak adalah perilaku cuci tangan yang kurang baik, sanitasi lingkungan yang buruk dan
kebiasaan anak untuk jajan sembarangan di sekolah .Diare dapat berakibat fatal apabila
tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian sebagian besar terdiri dari air
dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi (Wulandari,2009).
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak
memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana
lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya (Sander, 2005) Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor agent, lingkungan
dan perilaku. Faktor lingkungan yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih
dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare
Jumlah kasus diare di Jawa Tengah tahun 2007 yaitu sebanyak 625.022 penderita
dengan IR 1,93%, sedangkan jumlah kasus diare pada balita dan anak yaitu sebanyak
269.483 penderita. Jumlah kasus diare pada balita dan anak setiap tahunnya rata-rata di
2
atas 40%, hal ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita dan anak masih tetap tinggi
yang tinggi, Berdasarkan profil Dinas kesehatan kabupaten Demak pada tahun 2013
ditemukan 24.888 kasus diare pada semua kelompok usia. Sedangkan berdasarkan hasil
rekapitulasi data kesehatan tahun 2013 di puskesmas Demak 1 terdapat 736 kasus di
semua kelompok usia dan diare pada anak berusia 1-14 tahun sebanyak 244 kasus anak
mengalami diare, Angka ini cenderung meningkat dibandingkan angka kejadian diare
pada anak di wilayah puskesmas Demak 1 pada tahun 2012. (Dinkes Demak ,2013).
sumber air minum, , jenis jamban keluarga, pola cuci tangan , jenis lantai rumah serta
tidak ada pengaruh jenis pekerjaan dengan kejadian diare pada anak
B. Perumusan Masalah
penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya diare pada anak di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
c. Menganalisis hubungan antara kebiasaan cuci tangan pada anak dengan kejadian
D. Manfaat Penelitian
a. Agar responden mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan diare dan
tindakan pencegahannya.
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian diare pada anak balita
sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan dan penanggulangan diare