DI SUSUN OLEH :
RUMIATI
NIM. P.10052
DI SUSUN OLEH :
RUMIATI
NIM. P.10052
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat,
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagi pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
terhormat :
1. Setiyawan, S. Kep, Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
Surakarta.
v
4. Siti Mardiyah, S. Kep, Ns, sebagai penguji II yang telah membimbing dengan
5. Noor Fitriyani, S. Kep, Ns, sebagai penguji III yang telah membimbing dengan
7. Kedua orangtuaku, Bp. Yoso Wiyono dan Ibu Surtiyem yang selalu menjadi
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengkajian ........................................................................... 6
1. Riwayat Kesehatan......................................................... 7
3. Pemeriksaan Fisik.......................................................... 12
4. Pemeriksaan Penunjang................................................. 14
vii
E. Implementasi Keperawatan ................................................. 18
A. Pembahasan ......................................................................... 22
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Log Bog
4. Asuhan Keperawatan
5. Lembar Konsul
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hernia keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus
skrotum, ini disebut hernia skrotalis (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004 : 527).
pertambahan usia yaitu pada rentang 25–40 tahun 5–8 %, di atas 75 tahun 45
%. Sedang menurut jenis kelamin insiden hernia inguinal pada pria 25 x lebih
1
2
diperkirakan 102 ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk data di Jawa
antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211
Menurut data dari RSUD Sukoharjo pada tahun 2013 ini, pasien yang terkena
hernia inguinal lateralis dengan umur diatas 30 tahun sekitar 156 pasien yang
dirawat inap.
area yang lemah diberi penguatan dengan beberapa jaringan pasien atau
dengan jahitan (Sjamsuhidajat dan Jong, 2004 : 530). Sayatan pada waktu
(International Association for the Study of Pain). Nyeri akut artinya awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam
dimulai dari angka 0-10, pembagian tingkatan nyeri yaitu, angka 0 : tidak
nyeri, angka 1-3 : nyeri ringan, angka 4-6 : nyeri sedang, angka 7-9 : nyeri
atau stres dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologi
individu. Nyeri akut yang timbul harus segera dikelola agar tidak timbul
eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks (Potter dan Perry, 2005 : 1515).
Tn.S merasakan nyeri akut karena rasa nyeri ini timbul dan ada
Bila diberikan stimulus, rasa nyeri akut ini timbul dalam waktu kira-kira 0,1
Keperawatan Nyeri Akut pada Tn. S dengan Post Operasi Hernia Inguinal
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. S dengan post operasi hernia inguinal
lateralis.
2. Tujuan Khusus
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan nyeri post operasi
f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Tn. S dengan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
masalah keperawatan klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri akut post
2. Bagi instansi
a. Pendidikan
b. Rumah sakit
pada klien dengan nyeri akut post operasi hernia inguinal lateralis.
LAPORAN KASUS
yang dilakukan pada Tn.S dengan diagnosa medis Hernia Inguinal Lateralis,
evaluasi.
A. Pengkajian
kasus ini diperoleh dengan metode Auto Anamnese dan Allo Anamnese,
medis, dan catatan perawat, dari data pengkajian tersebut didapat hasil
identitas pasien.
B. Identitas Pasien
6
7
1. Riwayat Kesehatan
merasakan nyeri dan terdapat benjolan pada lipat paha kiri sudah
kurang lebih 3 tahun lalu, pasien memeriksakan diri pada hari selasa
yaitu pasien mengatakan nyeri karena luka post operasi hernia, nyeri
seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri pada lipat paha kiri, skala nyeri 7,
pertama, sudah sakit kurang lebih 3 tahun yang lalu pasien sudah
obat-obat herbal. Rasa nyeri itu pun tidak hilang tapi semakin nyeri.
mengatakan sehat itu penting karena sehat itu sangat berharga, selama
sakit pasien mengatakan, ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang,
apapun. Minumnya setiap pagi teh manis 1 gelas dan 6-7 gelas air
kuning, lembek dan berbau khas, sedangkan BAK nya sehari 6-7 kali
mendapat skor (2) yang artinya memerlukan bantuan dari orang lain,
lebih 8 jam dalam sehari dan biasanya pasien tidur malam pukul 21.00
WIB – 04.30 WIB, dan siang hari pasien kadang tidur kadang tidak,
nyenyak. Pasien tidur malam pukul 23.00WIB – 04.00 WIB, dan siang
harinya bisa tidur walaupun hanya sebentar, kurang lebih 1-2 jam.
tahun, perannya pasien sebagai anak yang berbakti kepada orang tua,
ideal diri pasien berharap cepat sembuh dan bisa bekerja kembali,
harga diri pasien tetap bersyukur dan menganggap sakit ini sebagai
cobaan.
dan masyarakat.
ikhlas.
yaitu karena terlalu bekerja keras sebagai buruh (angkat barang berat)
3. Pemeriksaan Fisik
sedikit uban, ada sedikit ketombe, tidak ada luka, dan bekas luka serta
tidak ada benjolan. Pemeriksaan mata, hasilnya letak mata kanan dan
mukosa bibir kering, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada sariawan.
kiri. Pemeriksaan leher, hasilnya tidak ada kaku kuduk dan tidak ada
hasilnya simetris antara kanan dan kiri, bentuk dada datar, tidak ada
vocal fremitus sama antara kanan dan kiri dan ekspansi paru kanan
dan kiri sama. Perkusi hasilnya bunyi paru-paru sonor, dan auskultasi
luka post operasi hernia hari petama tertutup kasa, Anusnya tidak ada
tangan kiri terpasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit, capillary
refile kurang dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, akral
kurang dari 2 detik, kekuatan otot kaki kiri 4, kekuatan otot kaki
kanan 5, kaki kanan bebas untuk digerakan, kaki kiri sakit untuk
batas normal. RBC 5.47 (10 12/1) normal (4.3- 5.9), MCV 78.7 (fl)
normal (60-100), RDW 11.3 (%) normal (10,0-15.0), HCT 42.7 (%)
normal (38.0- 54.0), PDW 11.7 (fl) normal (10.0-18.0), PCT 188 (%)
normal (100- 500), WBC 9.1 (103/mm3) normal (4.5-11.0), HGB 13,8
LYM 26.5 (%) normal (17.0-48.0), GRA 66.4 (%) normal (43.0-76.0),
MID 6.7 (%) normal (4.0-10.0) kreatinin 0.83 (mg/dl) normal (0.50-
negatif.
2013 didapatkan hasil dengan irama teratur, frekuensi jantung 100 kali
dari 3 kotak kecil, jadi bisa ditarik kesimpulan sinus ritme (normal).
2013 adalah infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit fungsinya untuk
dengan agen cidera fisik. Dari data subyektif pasien dikaji tentang
adalah pada lipat paha kiri, S (skala) nyeri dirasakan berat yaitu 7, T
(time) nyeri dirasakan terus menerus. Data objektif yang didapat dilipat
16
paha kiri terdapat luka operasi yang tertutup kasa, pasien meringis
kesakitan dan lemah dengan tekanan darah 115/80 mmHg, nadi 88 kali per
D. Perencanaan.
diharapkan nyeri pada Tn.S berkurang, dengan kriteria hasil yaitu nyeri
berkurang, pasien bisa merasa nyaman, skala nyeri 1-2, pasien tidak
mmHg nadi antara 60-80 kali per menit respirasi antara 16-20 kali per
dirasakan, beri posisi nyaman (head up 30º) dan rileks rasionalnya untuk
dirasakan.berkurang.
E. Implementasi.
seperti ditusuk-tusuk jarum, R (daerah) pada luka post operasi yaitu lipat
tanda-tanda vital, tekanan darah : 115/80 mmHg, nadi : 88 kali per menit,
respon obyektif : pasien lemas, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 86 kali
per menit, respiratori 22 kali per menit, suhu 37 0C. Pukul 09.30 WIB
jarum, R (Region) :di lipat paha kiri, S (Skala) : skala nyeri 5, T (Timing) :
18
nyeri saat untuk miring kanan dan kiri serta untuk duduk, respon objektif :
pasien rilek, luka bekas operasi yaitu pada lipat paha kiri tertutup kasa.
dalam. Data obyektif, pasien melakukan tehnik nafas dalam. Pukul 10.00
menahan nyeri.
segar, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86 kali per menit, respiratori 20
kali per menit, suhu 36,50C. Pukul 09.30 WIB mengkaji ulang
mengatakan nyeri masih terasa di tempat yang sama, yaitu dilipat paha
paha kiri, S (Skala) : skala nyeri 4, T (Timing) : nyeri jika untuk duduk,
respon objektif : pasien tenang, luka bekas operasi yaitu pada lipat paha
kiri tertutup kasa. Pukul 09.40 WIB memberi terapi injeksi Cefozolin 500
F. Evaluasi Keperawatan
yaitu subjektif : pasien mengatakan nyeri pada luka operasi pada lipat
untuk relaksasi (nafas dalam), dan kolaborasi dengan tim medis dalam
yaitu subjektif : nyeri pada luka operasi di lipat paha kiri berkurang dengan
dalam) atau distraksi, dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
terapi analgesik.
yaitu subjektif : nyeri pada luka operasi di lipat paha kiri berkurang dengan
20
yaitu observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, kaji ulang
relaksasi nafas dalam dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
terapi analgesik.
21
BAB III
A. Pembahasan
Anggrek RSUD Sukoharjo, yang dilakukan pada tanggal 22-24 April 2013.
Selain itu penulis akan membahas faktor pendukung dan kesenjangan yang
(Sjamsuhidajat,2004).
Hernia inguinalis indirek atau hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang
inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, apabila hernia ini
22
1. Pengkajian Keperawatan
pengumpulan data ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari
sumber primer atau klien, dan sumber sekunder yaitu meliputi keluarga
nyeri (Potter & Perry,2005:1502). Nyeri akut sendiri artinya awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
bulan.(Herdman: 2013).
tanggal 22 April 2013. Tn. S mengatakan nyeri pada luka operasi yaitu
pada lipat paha kiri. Nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum dengan skala nyeri
duduk dengan bertopang pada tulang iskhia selama jangka waktu yang
kulit berkurang akibat tertekannya kulit. Bila kulit menjadi nyeri akibat
iskemia, dalam keadaan bawah sadar, orang itu akan mengubah posisinya
aktivitas.
gangguan yaitu sebelum sakit pasien mengatakan bisa tidur kurang lebih 8
jam dalam sehari dan biasanya pasien tidur malam pukul 21.00 WIB –
04.30 WIB, dan siang hari pasien kadang tidur kadang tidak, tergantung
pada lipat paha kiri, kualitas tidurnya kurang nyenyak. Pasien tidur malam
pukul 23.00 WIB – 04.00 WIB, dan siang harinya bisa tidur walaupun
hanya sebentar, kurang lebih 1-2 jam. Gangguan istirahat tidur itu sendiri
mengalami perubahan jumlah jam yaitu sebelum sakit bisa istirahat 8 jam
dan selama sakit hanya 4 jam, dan kualitas tidurnya berubah karena untuk
115/80 mmHg, suhu 36,50C, respirasi 20 kali per menit, nadi 88 kali per
terpasang infuse Ringer Laktat 20 tetes per menit, capillary refile kurang
dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, akral hangat. Ekstermitas
bawah hasilnya akral hangat, capillary refile kurang dari 2 detik, kekuatan
otot kaki kiri 4, kekuatan otot kaki kanan 5, kaki kanan bebas untuk
pemerikasaan fisik head to toe sudah sesuai dengan teori hanya saja
luka.
hasilnya normal.
25
berhubungan dengan agen cidera fisik (luka post operasi herniotomy) yaitu
2. Diagnosa Keperawatan
mencari orang lain dan atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang),
tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus
melindungi, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur, dan
melaporkan nyeri secara verbal. Data fokus hasil pengkajian nyeri akut
Pada kasus ini, penulis menegakkan diagnosa utama yaitu nyeri akut
aktual karena saat pengkajian yang paling dikeluhkan oleh pasien adalah
tersebut, yaitu data subjektif : pasien mengatakan luka post operasi terasa
nyeri yaitu pada lipat paha kiri, nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk jarum,
skala nyeri 7, nyeri terus menerus, data subjektif : ekspresi pasien meringis
kesakitan.
berhubungan dengan agen cidera fisik, karena dalam studi kasus ini hanya
3. Intervensi Keperawatan
perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil
(Potter &Perry,2005:180).
waktu).
nyeri. Skala intensitas nyeri numerik lebih digunakan sebagai alat bantu
28
untuk mendeskripsikan kata, dalam hal ini perawat meminta pada klien
untuk menunjukkan pada garis, dimana rasa nyeri itu terasa dengan
menggunakan skala 0-10. Makna dari skala numerik tersebut yaitu nilai
skala 0 tidak nyeri, skala 1-3 nyeri ringan, skala 4-7 nyeri sedang, skala 8-
4. Implementasi Keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
tidak dapat terapi dari dokter, Tn.S mendapatkan terapi obat analgesik
5. Evaluasi Keperawatan
penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif, Objektif,
dengan laporan kasus. Sesuai kriteria hasil pada diagnosa nyeri akut
jam, diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil pasien merasa
nyaman, skala nyeri menjadi 1-2. Dengan hasil evaluasi dari pasien,
dalam kasus ini post operasi hernia inguinal lateralismasih skala 4, dan
1. Simpulan
sebagai berikut :
mengatakan luka operasi terasa nyeri yaitu pada lipat paha kiri, data
31
objektif: lipat paha kiri ada luka operasi yang tertutup kasa, pasien
f. Analisa kondisi nyeri akut pada Tn.S dengan post operasi hernia inguinal
lateralis yaitu pasien masih merasakan nyeri pada lipat paha kiri, nyeri
2. Saran
a. Bagi Penulis
b. Bagi Perawat
c. Bagi Pendidikan
Anonim,2013.Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21384/5/Chapter%
201.pdf. Diakses tanggal 25 April 2013.
Guyton, A. C. dan Hall, J. E.. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1, Edisi 4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 2, Edisi 4, Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat, R dan Wim de J.. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.
Ushan, L.. Hubungan Antara Metode Operasi Lichtenstein dengan Tepi Mesh
Kranio-Lateral Dilakukan Overlapping dengan Tidak Dilakukan
Overlapping Pada Kejadian Residif Hernia Inguinalis Lateralis.
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Diakses
tanggal 25 April 2013.