1 Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi adalah : 1.1 Ruang bayi : - Ruang perawatan minimal 2m2/TT - Ruang isolasi minimal 3.5 m2/TT 1.2 Ruang dewasa/anak : - Ruang perawatan minimal 4.5 m2/TT - Ruang isolasi minimal 6 m2/TT 1.3 persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran minimal : - Ruang periksa 3x3 m2 - Ruang tindakan 3x4 m2 - Ruang tunggu 6x6 m2 - Ruang utility 3x3 m2 2 Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan mempunyai : 2.1 Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT:1 2.2 Bebas serangga dan tikus 2.3 Kadar debu maksimal 150 mcg/m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24 jam 2.4 Tidak berbau (terutama H2S dana tau NH3) 2.5 Pencahayaan 100-200 lux 2.6 Suhu 26-27’C (dengan AC) kelembaban udara ambient (tanpa AC) 2.8 Kebisingan <45 dBA 3 Lantai : 3.1 Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin dan mudah di bersihkan dan berwarna terang 3.2 Lantai KM/WC dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin, mudah di bersihkan mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air 3.3 Khusus ruang operasi lantai rata, tidak mempunyai pori atau lubang untuk berkembang biaknya bakteri, menggunakan bahan vynil anti elektronik dan tidak mudah terbakar 4 Dinding (mengacu Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan RS) : 4.1 Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung logam berat 4.2 Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dinding dengan langit-langit, membentuk konus (tidak membentuk siku) 4.3 Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air 4.4 Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa permukaan kramik dibagi sama ke kanan dank e kiri 4.5 Khusus ruang radiologi dinding dilapis Pb minimal 2 mm atau setara dinding bata ketebalan 30 cm serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087
4.6 Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin
atau keramik setinggi 1.5 m dari lantai 5 Pintu/ jendela : 5.1 Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal 120 cm 5.2 Pintu dapat dibuka dari luar 5.3 Khusus pintu darurat menggunakan pegangan panic (panic handle), penutup pintu otomatis (automatic door closer) dan membuka kearah tangga darurat/ arah evakuasi dengan bahan tahan api minimal 2 jam 5.4 Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai 5.5 Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji 5.6 Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun, mudah di buka tetapi harus dapat menutup sendiri (dipasang penutup pintu (door closer)) 5.7 Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan dilapisi Pb minimal 2 mm atau setara dinding bata ketebalan 30 cm dilengkapi dengan lampu merah tanda bahaya radiasi serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi 6 Plafond : 6.1 Rangka plafon kuat dan anti rayap 6.2 Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan tidak menggunakan berbahan asbes 6.3 Langit-langit dengan ketinggian minimal 2.8 m dari lantai 6.4 Langit-langit menggunakan cat anti jamur 6.5 Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit- langit 7 Ventilasi : 7.1 Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup, luas minimum 15% dari luas lantai 7.2 Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk ruang operasi kombinasi antara fan exhauster dan AC harus dapat memberikan sirkulasi udara dengan tekanan positif 7.3 Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri 8 Atap : 8.1 Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan binatang pengganggu lain 8.2 Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus menggunakan penangkal petir 9 Sanitasi : 9.1 Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak cacat, serta mudah di bersihkan INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087
9.2 Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat,
berfungsi dengan baik 9.3 Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau, dilengkapi desifektan dan dilengkapi tisu yang dapat di buang (disposable tissues) 9.4 Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah di bersihkan 9.5 Indek perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan kamar mandi 10:1 9.6 Indek perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya dan kamar mandi 20:1 9.7 Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, urinoir, wastafel, closet, keluar dengan lancer dan jumlahnya cukup 10 Air bersih : 10.1 Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan rumah sakit (250-500 liter/ tempat tidur) 10.2 Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam (artesis) 10.3 Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali 10.4 Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air dalam penanggulan kebakaran 11 Pemipaan (plumbing) : 11.1 Sistem pemipaan menggunakan kode warna : biru untuk pemipaan air bersih dan merah untuk pemipaan kebakaran 11.2 Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air kotor 11.3 Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan dengan instalasi listrik 12 Saluran (drainase) : 12.1 Saluran keliling bangunan drainage dari bahan yang kuat, kedap air dan berkualitas baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup kea rah aliran pembuangan 12.2 Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak control dalam jarak tertentu, dan ditiap sudut pertemuan, bak control dilengkapi penutup yang mudah di buka/ ditutup memenuhi syarat tekhnis, serta berfungsi dengan baik 13 Jalur yang melandai/ lereng (ramp) : 13.1 Kemiringan rata-rata 10-15 derajat 13.2 Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan lebar minimum 140 cm, khusus ramp koridor dapat dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240 cm, kedua ramp tersebut dilengkapi pegangan rambatan, kuat, ketinggian 80 cm INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087
13.3 Area awal dan akhir ramp harus bebas dan
datar, mudah untuk berputar, tidak licin 13.4 Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus ramp evakuasi dilengkapi dengan pressure fan untuk membuat tekanan udara positif 14 Tangga : 14.1 Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah 14.2 Lebar injakan minimum 28 cm 14.3 Tinggi injakan maksimum 21 cm 14.4 Tidak berbentuk bulat/ spiral 14.5 Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam 14.6 Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat 14.7 Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu sisinya. Pegangan rambat mudah dipegang, ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala instalasi 14.8 Tangga diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan 15 Jalur pejalan kaki (pedestrian track) : 15.1 Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/ stabil, kuat dan tidak licin 15.2 Hindari sambungan atau gundukan permukaan 15.3 Kemiringan 7 derajat, setiap jarak 9 meter ada border 15.4 Drainase searah jalur 15.5 Ukuran minimum 120 cm (jalur serah), 160 (jalur 2 arah) 15.6 Tepi jalur pasang pengaman 16 Area parker : 16.1 Area parker harus tertata dengan baik 16.2 Mempunyai ruang bebas disekitarnya 16.3 Untuk penyandang cacat disediakan ramp trotoar 16.4 Diberi rambu penyandang cacat yang bisa membedakan untuk mem[ermudah dan membedakan dengan fasilitas parker bagi umum 16.5 Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhauster yang memadai untuk menghilangkan udara tercemar di dalam ruang dasar (basement), dilengkapi petunjuk arah dan di sediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam kebakar 17 Pemandangan (landscape) : jalan, taman 17.1 Akses jalan harus lancer dengan rambu-rambu yang jelas 17.2 Saluran pembuangan yang melewati jalan harus tertutup dengan baik dan tidak menimbulkan bau 17.3 Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang ada INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087
17.4 Jalan dalam area RS pada kedua belah tepinya
dilengkapi dengan kansten dan dirawat 17.5 Harus tersedia area untuk tempat berkumpul (public corner) 17.6 Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda dan dilengkapi dengan gardu jaga 17.7 papan nama RS dibuat rapi, kuat, jelas atau mudah dibaca untuk umum, terpampang di bagian depan RS 17.8 Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi memberikan keindahan, kesejukan, kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien RS 18 Penyediaan listrik : 18.1 Untuk RS yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung dari PLN minimal 200 KVA disarankan agar sudah memiliki system jaringan listrik tegangan menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai pedoman bahwa RS kelas B mempunyai kapasitas daya listrik ± 1 MVA (1000 KVA) 18.2 Kapasitas dan instalasi listrik terpasang memenuhi standar PUIL 18.3 Untuk kamar bedah, ICU, ICCU menggunakan satu daya khusus dengan system satu daya cadangan otomatis dua lapis (generator dan UPS/ Uninteruptabke Power Supply) 18.4 Harus tersedia ruang UPS minimal 2x3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di gedung COT, ICU, ICCU, dan diberi pendingin ruangan 18.5 Kapasitas UPS disesuaikan dengan kebutuhan 18.6 Kapasitas generator (genset) disediakan minimal 40% dari daya terpasang dan dilengkapi AMF dan ATS system 18.7 Grounding System harus terpisah antara grounding panel gedung dan panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0.2 Ohm 19 Instalasi penangkal petir : 19.1 Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai dengan ketentuan Permenaker No.2 tahun 1989 20 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran : 20.1 Tersedia APAR sesuai dengan norma standar pedoman dan manual (NSPM) kebakaran seperti yang di atur oleh Permanker No.4 tahun 1980 20.2 HIDRAN terpasang dan berfungsi dengan baik dan tersedia air yang cukup, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan 20.3 Tersedia alat penyemprot air (sprinkler) dengan jumlah yang memenuhi kebutuhan luas area 20.4 Tersedia koneksi Siamese 20.5 Tersedia pompa HIDRAN dengan generator cadangan INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087
20.6 Tersedia instalasi alarm kebakaran automatic
sesuai dengan Permenaker No.2 tahun 1983 21 System komunikasi : 21.1 Tersedia saluran Telepon internal dan eksternal dan berfungsi dengan baik 21.2 Tersedia saluran Telepon khusus untuk keadaan darurat (untuk IGD, sentral Telepon dan posko tanggap darurat) 21.3 Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik 21.4 Tersedia komunikasi lain (HT, paging system dan alarm) untuk mendukung komunikasi tanggap darurat 21.5 Tersedia system panggilan perawat (nurse call) yang terpasang dan berfungsi dengan baik 21.6 Tersedia system tata suara pusat (central sound system) 21.7 Tersedia peralatan pemantau keamanan/ CCTV (close circuit television) 22 Gas medis : 22.1 Tersedianya gas medis dengan system sentral atau tabung 22.2 Sentral gas medis dengan system jaringan dan outlet terpasang, berfungsi dengan baik dilengkapi dengan alarm untuk menunjukan kondisi sentral gas medis dalam keadaan rusak/ ketersediaan gas tidak cukup 22.3 Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan sentral gas medik 22.4 Kapasitas central gas medis telah sesuai dengan kebutuhan 22.5 Kelengkapan sentral gas berupa oksigen (O2), gas nitrous oxide (NO2), gas tekan dan vacuum) 23 Limbah cair : 23.1 Tersedianya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan perizinannya 24 Pengelolaan limbah padat : 24.1 Tersedianya tempat/ container penampung limbah sesuai dengan kriteria limbah 24.2 Tersedia incinerator atau yang sejenisnya, terpelihara dan berfungsi dengan baik 24.3 Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tertutup dan berfungsi dengan baik INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087