Anda di halaman 1dari 7

INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

No Standar KMK 1087 Ya Tidak Keterangan


1 Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas
lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi
adalah :
1.1 Ruang bayi :
- Ruang perawatan minimal 2m2/TT
- Ruang isolasi minimal 3.5 m2/TT
1.2 Ruang dewasa/anak :
- Ruang perawatan minimal 4.5 m2/TT
- Ruang isolasi minimal 6 m2/TT
1.3 persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran
minimal :
- Ruang periksa 3x3 m2
- Ruang tindakan 3x4 m2
- Ruang tunggu 6x6 m2
- Ruang utility 3x3 m2
2 Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang
perawatan mempunyai :
2.1 Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT:1
2.2 Bebas serangga dan tikus
2.3 Kadar debu maksimal 150 mcg/m3 udara dalam
pengukuran rata-rata 24 jam
2.4 Tidak berbau (terutama H2S dana tau NH3)
2.5 Pencahayaan 100-200 lux
2.6 Suhu 26-27’C (dengan AC) kelembaban udara
ambient (tanpa AC)
2.8 Kebisingan <45 dBA
3 Lantai :
3.1 Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air,
rata, tidak licin dan mudah di bersihkan dan
berwarna terang
3.2 Lantai KM/WC dari bahan yang kuat, kedap air,
rata, tidak licin, mudah di bersihkan mempunyai
kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air
3.3 Khusus ruang operasi lantai rata, tidak
mempunyai pori atau lubang untuk berkembang
biaknya bakteri, menggunakan bahan vynil anti
elektronik dan tidak mudah terbakar
4 Dinding (mengacu Kepmenkes No. 1204 tahun 2004
tentang persyaratan kesehatan lingkungan RS) :
4.1 Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur
dan tidak mengandung logam berat
4.2 Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan
lantai, dinding dengan langit-langit, membentuk
konus (tidak membentuk siku)
4.3 Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air
4.4 Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa
permukaan kramik dibagi sama ke kanan dank e kiri
4.5 Khusus ruang radiologi dinding dilapis Pb
minimal 2 mm atau setara dinding bata ketebalan 30
cm serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

4.6 Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin


atau keramik setinggi 1.5 m dari lantai
5 Pintu/ jendela :
5.1 Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan
lebar minimal 120 cm
5.2 Pintu dapat dibuka dari luar
5.3 Khusus pintu darurat menggunakan pegangan
panic (panic handle), penutup pintu otomatis
(automatic door closer) dan membuka kearah
tangga darurat/ arah evakuasi dengan bahan tahan
api minimal 2 jam
5.4 Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai
5.5 Khusus jendela yang berhubungan langsung
keluar memakai jeruji
5.6 Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua
daun, mudah di buka tetapi harus dapat menutup
sendiri (dipasang penutup pintu (door closer))
5.7 Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua
daun pintu dan dilapisi Pb minimal 2 mm atau setara
dinding bata ketebalan 30 cm dilengkapi dengan
lampu merah tanda bahaya radiasi serta dilengkapi
jendela kaca anti radiasi
6 Plafond :
6.1 Rangka plafon kuat dan anti rayap
6.2 Permukaan plafond berwarna terang, mudah
dibersihkan tidak menggunakan berbahan asbes
6.3 Langit-langit dengan ketinggian minimal 2.8 m
dari lantai
6.4 Langit-langit menggunakan cat anti jamur
6.5 Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar
(gantungan) lampu bedah dengan profil baja double
INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-
langit
7 Ventilasi :
7.1 Pemasangan ventilasi alamiah dapat
memberikan sirkulasi udara yang cukup, luas
minimum 15% dari luas lantai
7.2 Ventilasi mekanik disesuaikan dengan
peruntukan ruangan, untuk ruang operasi kombinasi
antara fan exhauster dan AC harus dapat
memberikan sirkulasi udara dengan tekanan positif
7.3 Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
8 Atap :
8.1 Atap kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan
serangga, tikus dan binatang pengganggu lain
8.2 Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter
harus menggunakan penangkal petir
9 Sanitasi :
9.1 Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari
bahan kualitas baik, utuh dan tidak cacat, serta
mudah di bersihkan
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

9.2 Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat,


berfungsi dengan baik
9.3 Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding,
kuat, tidak menimbulkan bau, dilengkapi desifektan
dan dilengkapi tisu yang dapat di buang (disposable
tissues)
9.4 Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi
sarang nyamuk dan mudah di bersihkan
9.5 Indek perbandingan jumlah tempat tidur pasien
dengan jumlah toilet dan kamar mandi 10:1
9.6 Indek perbandingan jumlah pekerja dengan
jumlah toiletnya dan kamar mandi 20:1
9.7 Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci,
urinoir, wastafel, closet, keluar dengan lancer dan
jumlahnya cukup
10 Air bersih :
10.1 Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit (250-500 liter/ tempat tidur)
10.2 Sistem penyediaan air bersih menggunakan
jaringan PAM atau sumur dalam (artesis)
10.3 Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia
dan biologi setiap 6 bulan sekali
10.4 Sumber air bersih dimungkinkan dapat
digunakan sebagai sumber air dalam penanggulan
kebakaran
11 Pemipaan (plumbing) :
11.1 Sistem pemipaan menggunakan kode warna :
biru untuk pemipaan air bersih dan merah untuk
pemipaan kebakaran
11.2 Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan
pipa air kotor
11.3 Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau
berdampingan dengan instalasi listrik
12 Saluran (drainase) :
12.1 Saluran keliling bangunan drainage dari bahan
yang kuat, kedap air dan berkualitas baik dengan
dasar mempunyai kemiringan yang cukup kea rah
aliran pembuangan
12.2 Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak
control dalam jarak tertentu, dan ditiap sudut
pertemuan, bak control dilengkapi penutup yang
mudah di buka/ ditutup memenuhi syarat tekhnis,
serta berfungsi dengan baik
13 Jalur yang melandai/ lereng (ramp) :
13.1 Kemiringan rata-rata 10-15 derajat
13.2 Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan
lebar minimum 140 cm, khusus ramp koridor dapat
dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240
cm, kedua ramp tersebut dilengkapi pegangan
rambatan, kuat, ketinggian 80 cm
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

13.3 Area awal dan akhir ramp harus bebas dan


datar, mudah untuk berputar, tidak licin
13.4 Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan
darurat, khusus ramp evakuasi dilengkapi dengan
pressure fan untuk membuat tekanan udara positif
14 Tangga :
14.1 Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan
160 cm jalan dua arah
14.2 Lebar injakan minimum 28 cm
14.3 Tinggi injakan maksimum 21 cm
14.4 Tidak berbentuk bulat/ spiral
14.5 Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
seragam
14.6 Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat
14.7 Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu
sisinya. Pegangan rambat mudah dipegang,
ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala
instalasi
14.8 Tangga diluar bangunan dirancang ada penutup
tidak kena air hujan
15 Jalur pejalan kaki (pedestrian track) :
15.1 Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan
keras/ stabil, kuat dan tidak licin
15.2 Hindari sambungan atau gundukan permukaan
15.3 Kemiringan 7 derajat, setiap jarak 9 meter ada
border
15.4 Drainase searah jalur
15.5 Ukuran minimum 120 cm (jalur serah), 160
(jalur 2 arah)
15.6 Tepi jalur pasang pengaman
16 Area parker :
16.1 Area parker harus tertata dengan baik
16.2 Mempunyai ruang bebas disekitarnya
16.3 Untuk penyandang cacat disediakan ramp
trotoar
16.4 Diberi rambu penyandang cacat yang bisa
membedakan untuk mem[ermudah dan
membedakan dengan fasilitas parker bagi umum
16.5 Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan
exhauster yang memadai untuk menghilangkan
udara tercemar di dalam ruang dasar (basement),
dilengkapi petunjuk arah dan di sediakan tempat
sampah yang memadai serta pemadam kebakar
17 Pemandangan (landscape) : jalan, taman
17.1 Akses jalan harus lancer dengan rambu-rambu
yang jelas
17.2 Saluran pembuangan yang melewati jalan harus
tertutup dengan baik dan tidak menimbulkan bau
17.3 Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak
menutupi rambu-rambu yang ada
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

17.4 Jalan dalam area RS pada kedua belah tepinya


dilengkapi dengan kansten dan dirawat
17.5 Harus tersedia area untuk tempat berkumpul
(public corner)
17.6 Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda
dan dilengkapi dengan gardu jaga
17.7 papan nama RS dibuat rapi, kuat, jelas atau
mudah dibaca untuk umum, terpampang di bagian
depan RS
17.8 Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi
memberikan keindahan, kesejukan, kenyamanan
bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien RS
18 Penyediaan listrik :
18.1 Untuk RS yang memiliki kapasitas daya listrik
tersambung dari PLN minimal 200 KVA disarankan
agar sudah memiliki system jaringan listrik tegangan
menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai
pedoman bahwa RS kelas B mempunyai kapasitas
daya listrik ± 1 MVA (1000 KVA)
18.2 Kapasitas dan instalasi listrik terpasang
memenuhi standar PUIL
18.3 Untuk kamar bedah, ICU, ICCU menggunakan
satu daya khusus dengan system satu daya
cadangan otomatis dua lapis (generator dan UPS/
Uninteruptabke Power Supply)
18.4 Harus tersedia ruang UPS minimal 2x3 m2
(sesuai kebutuhan) terletak di gedung COT, ICU,
ICCU, dan diberi pendingin ruangan
18.5 Kapasitas UPS disesuaikan dengan kebutuhan
18.6 Kapasitas generator (genset) disediakan
minimal 40% dari daya terpasang dan dilengkapi
AMF dan ATS system
18.7 Grounding System harus terpisah antara
grounding panel gedung dan panel alat. Nilai
grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0.2
Ohm
19 Instalasi penangkal petir :
19.1 Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai
dengan ketentuan Permenaker No.2 tahun 1989
20 Pencegahan dan penanggulangan kebakaran :
20.1 Tersedia APAR sesuai dengan norma standar
pedoman dan manual (NSPM) kebakaran seperti
yang di atur oleh Permanker No.4 tahun 1980
20.2 HIDRAN terpasang dan berfungsi dengan baik
dan tersedia air yang cukup, sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan
20.3 Tersedia alat penyemprot air (sprinkler) dengan
jumlah yang memenuhi kebutuhan luas area
20.4 Tersedia koneksi Siamese
20.5 Tersedia pompa HIDRAN dengan generator
cadangan
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

20.6 Tersedia instalasi alarm kebakaran automatic


sesuai dengan Permenaker No.2 tahun 1983
21 System komunikasi :
21.1 Tersedia saluran Telepon internal dan eksternal
dan berfungsi dengan baik
21.2 Tersedia saluran Telepon khusus untuk keadaan
darurat (untuk IGD, sentral Telepon dan posko
tanggap darurat)
21.3 Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan
berfungsi dengan baik
21.4 Tersedia komunikasi lain (HT, paging system
dan alarm) untuk mendukung komunikasi tanggap
darurat
21.5 Tersedia system panggilan perawat (nurse call)
yang terpasang dan berfungsi dengan baik
21.6 Tersedia system tata suara pusat (central sound
system)
21.7 Tersedia peralatan pemantau keamanan/ CCTV
(close circuit television)
22 Gas medis :
22.1 Tersedianya gas medis dengan system sentral
atau tabung
22.2 Sentral gas medis dengan system jaringan dan
outlet terpasang, berfungsi dengan baik dilengkapi
dengan alarm untuk menunjukan kondisi sentral gas
medis dalam keadaan rusak/ ketersediaan gas tidak
cukup
22.3 Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan
sentral gas medik
22.4 Kapasitas central gas medis telah sesuai dengan
kebutuhan
22.5 Kelengkapan sentral gas berupa oksigen (O2),
gas nitrous oxide (NO2), gas tekan dan vacuum)
23 Limbah cair :
23.1 Tersedianya instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) dengan perizinannya
24 Pengelolaan limbah padat :
24.1 Tersedianya tempat/ container penampung
limbah sesuai dengan kriteria limbah
24.2 Tersedia incinerator atau yang sejenisnya,
terpelihara dan berfungsi dengan baik
24.3 Tersedia tempat pembuangan limbah padat
sementara, tertutup dan berfungsi dengan baik
INSPEKSI STANDAR TEKNIS RS KMK 1087

Point Temuan Rencana Perbaikan PIC Deadline

Anda mungkin juga menyukai