STRIKTUR URETRA
A. Pengertian
C. Manifestasi Klinik
H. Penatalaksaan
1. Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat
pemasangan kateter
2. Medika mentosa
Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.
Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.
3. Pembedahan
a. Sistostomi suprapubis
b. Businasi ( dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-
hati.
c. Uretrotomi interna : memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau
otis/sachse. Otis dimasukkan secara blind ke dalam buli–buli jika
striktur belum total. Jika lebih berat dengan pisau sachse secara
visual.
d. Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa
pemotonganjaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis
diantara jaringan uretra yang masih baik.
(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000
hal 672)
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan
keruh, pH : 7 atau lebih besar, bakteria.
2. Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella,
pseudomonas, e. coli.
3. BUN/kreatin : meningkat
4. Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk
mengetahui panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto)
uretrografi.
5. Uroflowmetri : untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi
6. Uretroskopi : Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra
(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Sirkulasi
Tanda: peningkatan TD ( efek pembesaran ginjal)
2. Eliminasi
Gejala: penurunan aliran urin, ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekurnsi berkemih
Tanda: adanya masa/sumbatan pada uretra
3. Makanan dan cairan
Gejala; anoreksia;mual muntah, penurunan berat badan
4. Nyeri/kenyamanan
Nyeri suprapubik
5. Keamanan : demam
6. Penyuluhan/pembelajaran
(Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Retensi urin berhubungan dengan sumbatan
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik
3. Resiko infeksi
C. Intervensi
1. Dx 1 : Retensi urin berhubungan dengan sumbatan
NOC : Urinary Ellimination
Urinary Continence
NIC :
a. Monitor intake dan output
Rasional : untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang masuk dan
dikeluarkan
b. Monitor penggunaan obat antikolinergik
Rasional : agar pemberian obat tidak berlebihan
c. Stimulasi reflek bladder dengan kompres dingin pada abdomen
Rasional : merangsang kandung kemih dengan kompres dingin agar
ada sensasi ingin kencing
d. Intruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urin
Rasional : untuk mengetahui berapa banyak output dari pasien
2. Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
NOC : Pain Control
Pain Level
Comfort Level
NIC :
a. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
b. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi
akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk
diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.
c. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan pasien.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Rasional : Obat-obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri
pasien.
4. Dx 4 : Resiko Infeksi
NOC : Immune status
Knowledge : Infection Control
Risk Control
NIC :
a. Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.
Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran
infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.
b. Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga
kebersihan diri selama perawatan.
Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara
untuk mencegah infeksi kuman.
c. Lakukan perawatan luka secara aseptik.
Rasional : Untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran
infeksi.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.
Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin
akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses
penyembuhan akan lebih cepat.
D. Evaluasi
1. Retensi urin dapat berkurang atau teratasi
2. Nyeri berkurang atau dapat teratasi
3. Infeksi tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Wim de, Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta : EGC