STRATIGRAFI INDONESIA
“CEKUNGAN SUMATERA”
DOSEN PENGAMPU
OLEH
2018
DAFTAR ISI
Referensi
DAFTAR GAMBAR
CEKUNGAN SUMATERA
Pulau Sumatra terletak pada bagian baratdaya dari mikrokontinen Sunda dan
merupakan jalur konvergensi antarlempeng yaitu lempeng Indo-Australia yang
menyusup ke lempeng Eurasia. Pulau Sumatra terbentuk akibat amalgamasi usur-
unsur yang berasal dari benua Asia dan Gondwana. Bagian Gondwana yang
beramalgamasi dengan Asia dikenal dengan istilah Sibumasu yaitu (Siam Burma
Malaysia dan Sumatra). Pulau Sumatra terbentuk akibat adanya kolisi dan
suturing dari mikrokontinen pada Akhir Pra-Tersier.
1. Busur luar sunda, berada sepanjang batas cekungan busur depan Sunda dan
yang memisahkan dari lereng trench.
2. Cekungan depan busur (fore arc basin), yang terbentang antara busur luar
Sunda dengan bagian bawah permukaan busur vulkanik belakang Sumatra,
3. Cekungan belakang busur (back arc basin) meliputi Cekungan Sumatra
Utara, Cekungan Sumatra Tengah, dan Cekungan Sumatra Selatan. Sistem ini
berkembang sejalan dengan depresi yang berbeda pada bagian bawah Bukit
Barisan.
4. Bukit Barisan, terbentuk pada masa Perm-Kabon hingga batuan Mesozoik.
5. Busur Tengah Sumatra, yang dipisahkan oleh pengangkatan dan erosi dari
daerah pengendapan terdahulu. Sedimentasi sangat asimetris dengan sebagian
sedimen berasal dari busur magmatic aktif yang sejalan dengan rollback parit.
Gambar 2. Lokasi dan lingkup Cekungan Sumatera Bagian Utara pada bagian
yang dibatasi garis merah (Ryder, 1999)
9. Volkanik Toba (Kwarter) terdiri dari Tufa hasil aktivitas volkanik toba,
menutupi secara tidak selaras diatas formasi seurula.
10. Endapan Aluvial Terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan Batulempung.
proses erosi dan disertai aktivitas tektonik pada akhir kapur-awal Tersier di
Cekungan Sumatera Selatan.
b. Formasi Lahat Muda (Lemat Muda)
Formasi Lemat tersusun atas klastika kasar berupa batupasir,
batulempung, fragmen batuan, breksi, “Granit Wash”, terdapat lapisan tipis
batubara, dan tuf. Semuanya diendapkan pada lingkungan kontinen.
Sedangkan anggota Benakat dari Formasi Lemat terbentuk pada bagian
tengah cekungan dan tersusun atas serpih berwarna coklat abu-abu yang
berlapis dengan serpih tuffaan (tuffaceous shales), batulanau, batupasir,
terdapat lapisan tipis batubara dan batugamping (stringer), Glauconit,
diendapkan pada lingkungan fresh-brackish.
Formasi Lemat secara normal dibatasi oleh bidang ketidakselarasan
(unconformity) pada bagian atas dan bawah formasi. Kontak antara Formasi
Lemat dengan Formasi Talang Akar yang diintepretasikan sebagai
paraconformable. Formasi Lemat berumur Paleosen-Oligosen, dan anggota
Benakat berumur Eosen Akhir-Oligosen.
Referensi :
Barber, A.J., Crow, M.J., Milson, J.S. 2005. Sumatera Geology Resources and
Tectonic Evolution. London, The Geological Society.
Blake. 1989. The Geological Regional and Tectonic of South Sumatera Basins.
Proceeding Indonesia Petroleum Association 11th Annual Convention.
Cameron, Nick R, Clarke, M.C.G., Aldiss, D.T., Aspden, J.A., Djunuddin, A.,
1980, The Geological Evolution of Northern Sumatera.
Darman, H. dan Sidi, F.H., 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Ikatan
Ahli Geologi Indonesia.
De Coster, G. L., 1974, The geology of the Central and South Sumatra Basins:
Proceedings Indonesian Petroleum Association Third Annual Convention,
June, 1974, p. 77-110.
Eubank, R.T., dan Makki, A.C., 1981, Structural Geology of the Central Sumatra
Back-Arc Basin, Proceedings Indonesian Petroleum Association-10th
Annual Convention, Jakarta.
Wisnu & Nazirman. 1997. Geologi Regional Sumatera Selatan. Pusat Survei
Geologi Badan Geologi Kementrian ESDM.