Anda di halaman 1dari 10

CARA SEDERHANA MEMBANGUN

HUBUNGAN DENGAN PASIEN


RUMPIATI, Amd.Keb
 Beberapa bulan lalu sewaktu saya membeli sebuah
HP, saya senang dengan layanan si penjual. Selain
dengan sabar menjawab pertanyaan satu per satu,
saya juga diberitahukan apa yang bisa saya
lakukan dengan HP yang akan saya beli itu. Selain
itu, si penjual selalu menggaransi bahwa dirinya
siap dihubungi kapan pun bila terjadi masalah
dengan HP ini.
 Saya pun pulang dengan gembira sambil bermain-
main dengan HP saya ini. Dua hari setelah itu,
saya menerima sebuah telpon. Telpon itu
kemudian saya angkat, dan saya kaget. Telpon
itu dari si penjual HP yang bertanya, apakah
saya baik-baik saja dalam menggunakan HP nya.
Apakah pernah ada masalah selama pemakaian?
Memastikan apakah saya sudah mencoba semua
fiturnya. Karena bagi saya tidak ada masalah,
maka saya langsung jawab saja, “Sip! There is no
Problem! Terima kasih sudah bertanya,” Tanpa
sadar saya berkata, “Kalau nanti saya atau
saudara saya mau beli lagi, saya akan kontak
Anda.”
 Bagi seorang startup entrepreneur ataupun
medicalpreneur yang baru memulai bisnis,
seringkali tugas kita sebagai pemimpin bisnis juga
merangkap berbagai macam hubungan teknis,
seperti sales yang langsung bertatap muka dengan
pelanggan dan menjual jasa kita secara langsung.
Umumnya kita hanya fokus bagaimana agar kita
bisa melakukan closing sebanyak mungkin.
Tetapi, closing juga perlu diiringi dengan pembelian
yang terus berulang repeat order, dan salah satu
cara yang bisa digunakan adalah membangun
hubungan dengan pelanggan.
 Begitu banyak pelaku penjualan, menjual
produknya, namun ada trik sederhana agar Anda
bisa menjaga loyalitas dan membangun hubungan
dengan pelanggan dan membuat Anda menjadi
seorang recommended seller atau remarkable
seller di mana saya terinspirasi oleh si penjual HP
di atas. Sangat sederhana, yaitu melakukan
konfirmasi pembelian. Berikut adalah tips
sederhana yang bisa membangun hubungan dengan
pelanggan dengan dampak yang sangat terlihat:
1. Saat kita sedang bertatap muka langsung, maka
posisikan diri kita bukan sebagai ‘penjual’, namun
sebagai seseorang yang mampu memecahkan
masalah dari orang yang sedang kita tangani.
Maka, sangat penting untuk mengetahui seluruh
aspek jasa dan di mana letak diferensiasinya. Jika
Anda menjual jasa kontrasepsi KB, maka Anda
perlu tahu mana KB yang bisa memenuhi
kebutuhan khusus.
2. Setelah orang tersebut membeli jasa kita (di mana
membeli jasa kita berarti kita menyelesaikan
masalah mereka), jaminlah bahwa kita siap
dihubungi sebagai bentuk komitmen after sales.
3. Ini yang penting, konfirmasi pembelian. Saat
pelanggan sudah membeli jasa kita, akan lebih
baik dan bernilai tambah saat kita mencoba
berinisiatif menghubungi pelanggan, bertanya
apakah semua baik-baik saja, dan bila tidak,
hal apakah yang bisa kita bantu.
 Poin nomor 1 dan 2 umumnya adalah hal yang bisa
Anda lakukan untuk melakukan closing sales,
namun poin 3 inilah yang lebih penting yaitu
membuat pasien merasa nyaman dan diperhatikan
betul-betul sebagai seorang pasien. Inisiatif nomor
tiga ini seringkali digunakan untuk strategi repeat
order di BPM saya, bertanya kepada pasien apa
kabar mereka, dan apa yang bisa kita bantu lagi
untuk membuat mereka lebih baik.
 Membangun hubungan dan relasi dengan pelanggan
tidaklah sulit. Dengan modal bicara/ngobrol pas
ketemu, telpon bahkan WA sekalipun, kita dapat
membuat hubungan yang dekat dengan pasien.
Tips dari saya:
 Cobalah hubungi (telpon, wa atau ketemu) pasien
Anda minimal setelah 48 jam pembelian. Tanyakan
apa kabarnya dan apakah ada yang bisa kita bantu?
Pastikan semua berjalan dengan baik dan berjalan
sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai