Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEORI PASAR MODAL

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN


PERUSAHAAN

OLEH :
NAMA : GUSTI NGURAH MADE DWIPHAYANA
NIM :1506305070
NO. ABSEN : 15

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Laporan Keuangan Perusahaan dan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

A. Laporan Keuangan Perusahaan


1. Akuntansi
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi. Adapun
berikut ini adalah beberapa hal yang dianggap penting bagi investor untuk mengenal akuntansi:
 Akuntansi adalah proses merekam aktivitas usaha, dampak keuangannya, menjumlahkan,
dan melaporkan, serta menterjemahkan hasilnya.
 Akuntansi fokus kepada aktivitas ekonomi, meskipun sebagian besar melibatkan pertukaran
uang, namun ada juga beberapa bagian yang tidak melibatkan transaksi keuangan.
 Pengguna informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah seluruh
stakeholder yang berkepentingan terhadap keberlangsungan perusahaan tsb, antara lain
pemegang saham, karyawan, pelanggan, supplier, kreditur, Pemerintah, dan masyarakat
secara keseluruhan.
 Kesimpulannya; informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan dapat
berfungsi sebagai jendela untuk melihat aktivitas nyata dari sebuah organisasi (perusahaan,
emiten), meskipun masih ada juga jendela lain yang tidak berdasarkan informasi akuntansi.
2. Laporan Keuangan dan Hubungannya dengan
Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan
keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga
wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat mengurangi marjin
laba perusahaan tersebut. Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu
perusahaan dalam melunasi hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang
perusahaan tsb terhadap ekuitas, aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan.
3. Jenis Perusahaan dan Jenis Laporan Keuangannya
Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut
pandang yang berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Misalnya pada sektor Keuangan,
sub sektor Perbankan, dimana dana pihak ketiga berupa deposito, giro, atau simpanan nasabah
lainnya dicatatkan ke dalam Liabilitas, bukan sebagai Aset, sementara bagi perusahaan di
sektor lain, deposito dan giro dicatatkan sebagai aset. Adapun pembagian sektor industri dari
beberapa emiten yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Pelaporan Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat
persamaan akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki
keseimbangan (balance).
 Aset: adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan atau pada harta mana saja
perusahaan mengivestasikan dananya.
 Liabilitas: adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari kreditur, atau supplier, atau bank.
 Ekuitas: adalah hak pemilik terhadap perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman
modal investasi pemilik kedalam perusahaan.
5. Pelaporan Laba Rugi (Income Statement)
 Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus dan
persamaan akuntansi sebelumnya.
 Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang akan
dijual.
 Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan.
 Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan, dll.
 Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan UU
yang berlaku.
 Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung kepada induknya.
 Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan langsung
dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian yang
ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari semua
aktifitas utama perusahaan.
 Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar. Biasa
digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham berdasarkan
rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di pasar dengan Laba
Per Saham.
6. Pelaporan Arus Kas (Cash Flow)
Menyajikan perubahan posisi kas sebagai akibat dari penerimaan (collections) dan
pengeluaran kas (cash outlays) selama periode tertentu. Laporan arus kas juga menggambarkan
arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan operasional, investasi dan pembiayaan
perusahaan. Terdiri dari 3 bagian besar, yaitu Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari
Aktivitas Investasi, dan Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan. Dimana penjumlahan ketiganya
akan menghasilkan Arus Kas Bersih.

B. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan


Analisis keuangan dapat didefinisikan sebagai proses penilaian kondisi keuangan
sebuah perusahaan. Analisis laporan keuangan diperlukan sebagai salah satu alat analisa dan
juga sebagai alat perbandingan.
1. Analisis Horizontal
Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan dengan
membandingkan suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu periode terhadap pos
yang sama di periode sebelumnya. Periode yang menjadi patokan biasanya adalah tahunan atau
kuartalan.
2. Analisis Vertikal
Disebut juga Common Size Analysis. Adalah metode analisis dengan membandingkan
2 pos (akun) dalam periode yang sama. Pos (akun) Total Aset dan Pendapatan Penjualan
biasanya menjadi faktor pembagi utama dalam metode ini.
3. Analisis Rasio
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan (emiten)
dalam suatu periode tertentu. Aktivitas ini kemudian dituangkan dalam angka, baik dalam mata
uang Rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini menjadi lebih berarti apabila
diperbandingkan antara satu pos (akun) dengan yang lainnya. Setelah melakukan
perbandingan, kemudian dapat diperoleh kesimpulan mengenai posisi keuangan suatu emiten
untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode
tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama Analisis Rasio Keuangan.
4. Kategori Rasio Keuangan
Berikut ini adalah pembagian rasio keuangan berdasarkan 4 kategori besar, yaitu: Rasio
Likuiditas, Pembiayaan, Aktivitas, dan Kinerja.
 Rasio Likuiditas: mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar pokok kewajiban
jangka pendek dan bunga kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasionya, maka
perusahaan dianggap memiliki margin of safety yang cukup tinggi pula. Disebut juga
Liquidity Warning Ratio.
 Rasio Pembiayaan: menunjukkan besarnya pembiayaan terhadap modal atau penghasilan
perusahaan, sehingga dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka panjangnya. Disebut juga Financing Ratio, atau Financial Leverage
Ratio.
 Rasio Aktivitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk merubah aset dan modal yang
dimiliki untuk dijadikan Kas atau Penjualan.
 Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu, terhadap periode
sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila tidak dibandingkan terhadap
perseroan lain yang ada di dalam satu sektor industri.
5. Evaluasi Rasio Keuangan
Berikut ini adalah tabel yang menterjemahkan secara singkat bagaimana kinerja
perusahaan apabila suatu rasio keuangan mengalami kenaikan atau penurunan.

6. Analisis Dupont
Persamaan DuPont memberikan cara lain dalam melakukan analisis terhadap ROE, di
mana ROE dibagi-bagi berdasarkan komponen pembentuknya untuk kemudian dilakukan
analisis terhadap masing-masing komponen tsb, agar dapat diketahui pada area mana kinerja
perusahaan perlu untuk ditingkatkan.
Bentuk yang paling sederhana dari metode analisis DuPont adalah membagi ROE
menjadi dua bagian, yaitu ROA dan Financial Leverage Ratio. ROA dapat dilihat sebagai
ukuran seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset yang mereka miliki sementara
Financial Leverage Ratio menunjukkan porsi jumlah utang yang dapat membentuk atau
mempengaruhi ekuitas perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai