Anda di halaman 1dari 6

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Ekonomi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan (needs) dan keinginan
atau wants (untuk peningkatan kualitas hidup) manusia. Kata ekonomi sudah menjadi
pembicaraan dan masalah kehidupan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap hari koran dan
media lainnya memberitakan berbagai berbagai hal mengenai ekonomi. Hal ini
menggambarkan bahwa kualitas kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kegiatan atau
fenomena ekonomi yang terjadi di masyarakat tersebut.
Permintaan (demand) dan penawaran (supply) merupakan informasi dasar yang perlu
diketahui oleh para pelaku atau aktor ekonomi guna menyusun strategi atau kiat untuk
mencapai tujuannya. Permintaan adalah informasi penting yang menggambarkan peluang
pasar bagi produsen, sementara bagi konsumen merupakan informasi dasar mengenai
kecenderungan perubahan harga barang dan jasa. Selanjutnya permintaan ini juga merupakan
informasi penting bagi pemerintah untuk menyusun perencanaan ekonomi nasional guna
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi masyarakat.
Penawaran (supply) adalah informasi dasar yang perlu diketahui oleh para pelaku atau aktor
ekonomi guna menyusun strategi atau kiat mencapai tujuannya. Informasi mengenai
penawaran (supply) menggambarkan peluang bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumsinya, sementara bagi produsen merupakan informasi dasar mengenai
tingkat persaingan bisnis. Selanjutnya penawaran ini juga merupakan informasi penting bagi
pemerintah untuk menyusun perencanaan ekonomi makro guna memajukan perekonomian
nasionalnya.
1. Pengertian Permintaan (Demand)
Permintaan adalah jumlah (dan kualitas) barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen
pada kondisi tertentu. Permintaan ini biasanya dilambangkan dengan Qd. Permintaan akan
barang dan jasa diartikan jumlah barang dan jasa yang ingin didapatkan (secara ekonomis
akan dibeli) oleh konsumen.
Pengertian dan Jenis Barang atau Jasa
Berbagai kebutuhan dan keinginan konsumen biasanya ditunjukkan dalam bentuk barang
(komoditas yang terlihat secara fisik), maupun jasa (komoditas yang tidak terlihat secara
fisik). Dari sisi permintaan atau kebutuhan konsumen, barang dan jasa dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok sebagai berikut.
1. Barang dan jasa normal (normal goods) adalah barang dan jasa yang
permintaannya berhubungan lurus dengan pendapatan (income) konsumen. Bila
pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa yang
bersangkutan juga meningkat dan sebaliknya.
2. Barang dan jasa inferior (inferior goods) adalah barang dan jasa yang
permintaannya berhubungan terbalik dengan pendapatan (income) konsumen. Bila
pendapatan konsumen meningkat, maka permintaan akan barang dan jasayang
bersangkutan menurun, dan sebaliknya. Contoh: Makan di restoran besar dengan
makan di warung Tegal. Bila pendapatan konsumen meningkat, maka kecenderungan
makan di restoran besar (permintaan makan di restoran besar, akan meningkat).
Sebaliknya kecenderungan makan di warung Tegal (permintaan makan di warung
Tegal) akan menurun. Dengan demikian, maka dapat dikatakan makan di warung
Tegal inferior terhadap makan di restoran besar.
3. Barang dan jasa utama adalah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen.
Barang dan jasa utama, dapat berupa barang normal, maupun barang inferior.
4. Barang dan jasa pengganti (substitution goods) adalah barang dan jasa yang
berfungsi sebagai barang pengganti (substitusi) barang utama. Atau lebih ringkasnya
barang pengganti atau substitusi ini merupakan alternatif konsumsi bagi konsumen
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsinya. Misalnya, barang utama
gula putih, maka barang substitusinya dapat berupa gula merah. Untuk barang utama
kopi, barang substitusinya dapat berupa teh, atau jenis minuman lainnya. Jasa utama
transportasi darat, jasa substitusinya dapat berupa transportasi laut, atau transportasi
udara. Permintaan barang dan jasa pengganti ini berhubungan terbalik dengan
permintaan barang utamanya. Bila permintaan barang dan jasa utama meningkat,
maka permintaan akan barang dan jasa penggantinya akan menurun, dan sebaliknya.
5. Barang dan jasa peengkap (complement goods) adalah barang dan jasa yang
berfungsi sebagai pelengkap barang utama. Tanpa ada barang pelengkap ini, barang
utama tidak atau kurang berfungsi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Misalnya, untuk barang utama mobil, maka barang pelengkapnya dapat
berupa bahan bakar, atau ban mobil. Untuk jasa utamanya dokter, maka barang
pelengkapnya, dapat berupa obat-obatan ataupun alat-alat kedokteran. Permintaan
barang pelengkap ini berhubungan lurus dengan permintaan barang utamanya. Bila
permintaan barang dan jasa utama meningkat, maka permintaan akan barang dan jasa
pelengkapnya juga naik, dan sebaliknya.
6. Barang dan jasa publik (public goods) adalah barang dan jasa yang untuk
mengkonsumsinya yang bersifat non rivalry (dapat dikonsumsi secara bersamaan,
pada waktu yang sama, tan pa saling meniadakan) dan non exclusive (semua orang
dapat memanfaatkannya, tanpa harus membayar), seperti jalan raya, jembatan,
terminal, pelabuhan, taman kota, dan sarana publik lainnya. Penyediaan barang dan
jasa publik ini merupakan beban negara, yang diselenggarakan oleh pemerintahan.
Permintaan akan barang dan jasa publik ini berhubungan lurus dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
7. Barang dan jasa privat (private goods) adalah barang dan jasa yang bersifat
exclusive (tidak semua orang dapat mengkonsumsinya karena harus membayar sesuai
dengan harga yang berlaku). Dengan demikian, maka yang dapat mengkonsumsi
barang privat ini adalah orang-orang yang mempunyai cukup pendapatan atau income
saja. Permintaan akan barang privat ini, sangat dipengaruhi oleh hukum
ekonomi,khususnya pendapatan, harga, dan jenis-jenis barang dan jasa di atas, kecuali
untuk barang dan jasa publik.
Kurva Permintaan Dasar
 Menunjukkan sejumlah barang yang akan dibeli pada harga alternatif, dengan
menganggap faktor lain konstan.
 Hukum Permintaan (Law of Demand)
 Kurva Permintaan mengarah ke bawah
 Hukum permintaan adalah makin rendah harga suatu barang makin banyak
permintaan atas barang tersebut dan sebaliknya makin tinggi dan harga suatu barang makin
sedikit permintaan atas barang tersebut.

Faktor Penentu Permintaan


 Pendapatan
 Barang Normal
 Barang Inferior
 Harga barang yang saling berhubungan
 Harga substitudi
 Harga pelengkap
 Periklanan dan selera konsumen
 Populasi
 Harapan Konsumen

Fungsi Permintaan
Invers dari Fungsi Permintaan
Perubahan dalam Permintaan Kuantitas
Perubahan dalam Permintaan
Surplus Konsumen
 Nilai konsumen didapat dari sebuah barang tetapi tidak harus membayar
 Surplus konsumen (consumer’s surplus) didefinisikan sebagai keuntungan yang
diterima oleh konsumen karena mempunyai kesempatan untuk membeli suatu barang pada
harga marjinalnya bukan pada harga rata-ratanya. Misalnya kurva permintaan
Marshallian berbentuk garis linier dengan slope menurun seperti pada gambar 1 berikut
ini. Kurva ini mempunyai persamaan fungsi.
X(p) = 7 – atau p(X) = 35 – 5X untuk X > 0
Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa :
 Jika harga barang adalah sebesar Rp. 30,-, maka konsumen akan membeli sebanyak 1
unit barang X.
 Jika harga barang adalah Rp. 25,-, maka konsumen membeli sebanyak 2 unit barang
X dan seterusnya.
 Misal dibeli konsumen 4 unit barang X, dengan harga perunit Rp. 15,-, maka total
yang hraus dibayar konsumen adalah sebesar : 4 x Rp. 15,- = Rp . 60,-.Nilai ini dikatakan
bahwa konsumen membeli dengan nilai marjinalnya, dan dalam gambar 1 di tunjukkan
oleh bagian ke 2.
 Jika 4 unit tidak dibeli sekaligus, tetapi dibeli dengan :
 1 unit pertama sebesar 30,-
 1 unit kedua sebesar 25,-
 1 unit ketiga sebesar 20,-
 1 unit keempat terbesar 15,- , maka total yang harus dibayar adalah Rp. 90,- .Nilai ini
dikatakan bahwa konsumen membayar dengan nilai rata-ratanya.
 Nilai ini sama jika dihitung dengan nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata perunit dibayar
adalah : = Rp. 22.50,-
 Untuk 4 unit dibeli, konsumen harus membayar : 4 x Rp. 22.50,- = 90,-
 Nilai ini digambar dapat ditunjukkan pada bagian 1 dan 2.
 Selisih sebesar Rp. 90,- – 60,- = Rp. 30,- merupakan surplus konsumen
(consumer’s surplus) dan digambar 1 ditunjukkan pada bagian 1.
 Misal sekarang harga barang naik menjadi Rp. 20,- perunit, maka konsumen akan
membeli sebanyak 3 unit dengan total Rp. 60,-
 Jika 2 unit dibeli dengan 1 unit sebesar Rp. 30,-
 Unit kedua sebesar Rp. 25,- dan
 Unit ketiga sebesar Rp. 20,- maka total yang harus dibayar oleh konsumen adalah
sebesar :
 30,- + Rp. 25,- + Rp. 20,- = Rp. 75,-
 Selisih sebesar Rp. 75,- – 60,- = Rp. 15,- merupakan surplus konsumen
 Perubahan harga dari Rp. 15,- perunit menjadi Rp. 20,- menyebabkan surplus
konsumen sebesar Rp. 30,- – 15,- = Rp. 15,-
1. Pengertian Penawaran (Supply)
Setelah membahas permintaan atau jumlah barang yang mau dan mampu dibeli oleh
bisnisnya. Maka berikutnya perlu dibahas bagaimana perilaku produsen dalam melaksanakan
bisnisnya, khususnya dalam hal penyediaan (supply) barang dan jasa yang menjadi usaha
utamanya.
Penawaran adalah jumlah (dan kualitas) barang dan jasa yang mau dijual oleh produsen, pada
kondisi tertentu. Penawaran ini biasanya dilambangkan dengan Qs. Dengan demikian,
penawaran (supply) akan barang dan jasa dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa
yang ingin dijual (secara bisnis menguntungkan) oleh produsen.
Penawaran Pasar (Market Supply)
Penawaran pasar adalah jumlah barang yang tersedia dan mau dijual oleh para produsen di
pasar pada kondisi tertentu. Atau dapat juga digambarkan sebagai hubungan antara daftar
harga jual barang dan jasa dengan kemauan dan kesediaan para produsen untuk menjual
barang dan jasa yang bersangkutan.
Penawaran ini dapat digambarkan dalam bentuk :
1. Kurva atau gravik : Menunjukkan perkembangan (arah) penawaran barang dan
jasa menurut harga dan satuan waktu.
2. Tabel atau daftar : Menunjukkan besarnya volume (kuantitas) penawaran
barang dan jasa, menurut kelompok atau kriteria tertentu.
3. Fungsi : Menunjukkan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan produsen (untuk dijual), dengan faktor terkait, seperti harga (price), dari
barang dan jasa yang bersangkutan, maupn biaya (cost) untuk memproduksi barang
dan jasa tersebut.
Fungsi Penawaran dan Faktor yang Mempengaruhi
Seperti disinggung pada Bab 1 di muka , bahwa untuk memudahkan analisis fenomena
ekonomi, digunakan pendekatan fungsi yang merupakan penyedarhanaan dari model.
Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk menganalisis penawaran juga digunakan fungsi
penawaran. Fungsi penawaran adalah gambaran hubungan antara jumlah barang yang
ditawarkan (untuk dijual) dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Bila diamati dengan teliti, ternyata jumlah barang yang ditawarkan (untuk dijual) oleh
produsen (Qs) atau keputusan produsen untuk menjual sejumlah barang dan jasa, dipengaruhi
oleh banyak hal, antara lain :
1. Harga jual atau price (P) barang dan jasa
Produsen tidak mungkin mau menjual barang dan jasa bila harga jual (price)nya tidak
memadai, atau tidak menghasilkan laba. Dengan demikian, maka perubahan harga jual
(price,P) barang dan jasa akan mengubha jumlah penawaran barang dan jasa yang
bersangkutan oleh produsen. Oleh karena itu, maka semakin tinggi harga, produsen
cenderung menjual lebih banyak, karena labanya makin besar, dan sebaliknya.
1. Biaya atau cost dari barang yang ditawarkan (untuk dijual)
Biaya produksi dan pengadaan barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh produsen akan
mempengaruhi besar kecilnya laba yang didapat oleh produsen. Semakin tinggi biaya,
semakin kecil laba yang didapat, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, bila biaya
meningkat, produsen cenderung mengurangi penawarannya, karena labanya berkurang,
begitu juga sebaliknya.
1. Bahan baku dan teknologi produksi (RM dan Tek) untuk memproduksi
barang dan jasa
Semakin mudah akses kepada bahan baku dan teknlogi produksi, produsen cenderung
menyediakan barang dan jasa lebih banyak, dan sebaliknya.
1. Faktor lainnya
Faktor lainnya yang mempengaruhi penawaran (supply) barang dan jasa oleh produsen,
antara lain: tingkat persaingan, tersedia tidaknya barang substitusi, kecenderungan harga
barang pelengkap dan sebagainya.
Oleh karena itiu, maka fungsi penawaran akan barang dan jasa dapat dirumuskan berikut
: Qs = f (P, Cost, RM, Tek, O, dst)

Hukum Penawaran
Istilah hukum penawaran yang dimaksudkan adalah hubungan sebab akibat (kausalitas),
antara penawaran barang dan jasa dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya
hubungan antara jumlah penawaran barang dan jasa dengan harga barang dan jasa tersebut,
atau hubungan antara jumlah antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dengan tingkat
pendapatan (income) konsumen, dan seterusnya.

Bila Faktor yang Paling Berpengaruh adalah Harga (Price)


Qs = f (P, Cost, RM, Tek, dst), à Qs = f (P)
Penawan barang dan jasa ditentukan oleh harga (price), Ceteris Paribus faktor lain dianggap
tetap P à Qs à bila harga (P) berubah, maka penawaran (Qs) juga berubah, dengan arah
perubahan yang sama.
Bila Faktor yang Paling Berpengaruh adalah Biaya (Cost)
Qs = f (P, Cost, RM, Tek, dst), à Qs = f (Cost)
Penawaran akan barang dan jasa ditentukan oleh biaya (cost), Ceteris Paribus faktor lain
dianggap tetap.
Cost à Qs à bila biaya (cost) berubah, maka penawaran (Qs) juga berubah, dengan arah
perubahan yang berlawanan.
Fungsi penawaran ini dapat berbentuk linier (variabel independent-nya berpangkat satu),
maupun nonlinier (variabel independent-nya berpangkat lebih dari satu).
Kurva Penawaran
Kurva adalah gambaran atau lukisan dari fungsi. Oleh karena itu, maka kurva penawaran
(supply curved) adalah gambaran atau lukisan dari fungsi penawaran.
Bentuk Kurva Penawaran
Seperti halnya kurva permintaan yang dapat berbentuk linier ataupun non linier, maka kurva
penawaran ini juga dapat berbentuk garis lurus (linier), maupun bukan garis lurus, seperti
parabola, hiperbola, dan sebagainya, seperti gambar berikut.
1. Pengertian Keseimbangan Pasar
Keseimbangan Pasar/Keseimbangan Permintaan dan Penawaran/market equilibrium adalah
adanya kesepakatan antara konsumen yang akan membeli dengan produsen yang akan
menjual barang dan jasa yang sama. Dengan demikian maka kedua pihak yang akan
bertransaksi tersebut (konsumen dan produsen) menyepakati harga (price) persatuan (unit)
dan jumlah (quality) satuan atau unit barang dan jasa yang ditransaksikan tersebut.
Syarat keseimbangan
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa keseimbangan pasar terjadi bila ada kesepakatan
(baik tulus ataupun terpaksa) antara konsumen yang membutuhkan dengan produsen yang
menjual barang dan jasa. Oleh karena itu maka syarat keseimbangan pasar dapat didekati
dengan matematika, yaitu jumlah (Q) maupun harga (P) barang dan jasa yang ingin dibeli
oleh konsumen adalah sama. Atau keseimbangan tersebut akan terjadi bila kepentingan
masing-masing pihak bertemu pada kesepakatan tersebut. Dengan demikian keseimbangan
pasar dapat dirumuskan dalam bentuk kesamaan fungsi penawaran (Qs) dengan fungsi
permintaan (Qd) atau bila Qd=Qs.
1. Pembatasan Harga
Harga Tertinggi (Price Ceiling) adalah harga sah maksimum yang dapat dibebankan.
Contoh :
 Harga bensin tahun 1970an
 Perumahan di kota New York
 Mengajukan pembatasan pada biaya ATM
Harga Terendah (Price Floor)
Harga minimum yang dapat dibebankan
Contoh :
 Upah minimum
 Harga penunjang pertanian
1. Perbandingan Statis
Bagaimanakah harga keseimbangan dan perubahan kuantitas ketika sebuah faktor penentu
dari penawaran dan / atau permintaan berubah ?
Analisis perbandingan statis menunjukkan bagaimana keseimbangan harga dan kuantitas
akan berubah ketika sebuah faktor penentu atau permintaan mengalami perubahan.

Kesimpulan
Analisis Permintaan dan penawaran untuk :
1. Memperjelas gambaran besar (dampak umum dari peristiwa saat ini pada
keseimbangan harga dan kuantitas).
2. Mengorganisasi rencana tindakan (dibutuhkan perubahan dalam produksi,
persediaan, bahan dasar, sumber daya manusia, rencana pemasaran, dll)
3. Pengembangan bisnis.
Hubungan permintaan dan penawaran berinteraksi untuk menentukan struktur pasar yang
diamati dalam berbagai industri.
1. Saran
Ekonomi adalah bagian dari kehidupan, menyangkut masalah keberlanjutan (sustainablity)
kepuasan dari pihak-pihak yang bertransaksi, maka masalah etika atau norma berupa nilai-
nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang bertransaksi dan berlaku di masyarakat. Bila salah
satu pihak tidak puas dengan transaksi yang dilakukan dan ,erasa dirugikan atau dizalimi oleh
pihak lain, maka kemungkinan untuk terjadinya transaksi berikutnya akan sangat kecil. Oleh
karena itu maka idealnya para pihak yang bertransaksi akan berusaha menjaga keberlanjutan
kepuasan masing-masing pihak tersebut. Sehubungan dengan hal ini diperlukan masalah etika
yang disepakati bersama.

Anda mungkin juga menyukai