Tugas Ujian Raka Fixed
Tugas Ujian Raka Fixed
Hubungan batuk, pilek dan mencret melalui infeksi rotavirus. Rotavirus masuk
ke dalam tubuh manusia melalui udara dan masuk ke dalam saluran pernafasan.
Mekanisme pertahanan saluran pernafasan terhadap benda asing yang masuk adalah
pergerakan silia-silia pada mucosa saluran pernafasan atas, yaitu berupa batuk dan
pilek. Setelah menginfeksi saluran pernafasan atas, rotavirus akan menginfeksi vili-
vili pada mukosa usus halus dengan cara invasi melalui sel epitel usus halus. Sel-sel
epitel yang terinfeksi akan mati dan menyebabkan perpindahan cairan intrasel ke
ekstrasel yang akan meyebabkan diare osmotik.
Sumber :
(http://www.mhcs.health.nsw.gov.au/publicationsandresources/pdf/publication-
pdfs/diseases-and-conditions/8425/doh-8425-ind.pdf)
a. Demam kontinyu atau sustained fever ditandai oleh peningkatan suhu tubuh
Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
b. Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai
normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe
demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik
c. Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi
hari, dan puncaknya pada siang hari. Pola ini merupakan jenis demam
d. Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten
menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat
besar.
e. Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme
(siklus 12 jam)
menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi
normal.
i. Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular
pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus
merupakan contoh klasik dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas
regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari,
beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat
dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap
hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan
brucellosis.
ii. Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-
tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan
durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-
borne fever dan 39,5oC pada louse-borne. Contoh lain adalah rat-bite fever
petunjuk diagnosis.
iii. Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada
1887, pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya
sedikit pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada,
sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang
berlangsung 3 – 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang serupa.
(Poorwo Soedarmo, SS., dkk. Demam Tanpa Kausa Jelas (Fever of Unknown Origin).
Dalam Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak
Derajat dispneu
6. Anamnesis batuk?
Menyapa pasien dan mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Mempersilahkan duduk
Menanyakan identitas pasien
Menanyakan keluhan utama pasien : batuk
Sudah berapa lama batuk berlangsung? Sejak hari apa?
Apakah batuknya berdahak atau batuk kering?
(bila berdahak) Dahaknya seperti apa? Kental/ warnanya / baunya / darah?
Apakah batuknya sering berulang?
Apakah batuknya disertai sesak napas?
Apakah batuknya disertai bunyi mengi?
Apakah anak sering keringat malam, kebiruan?
Apakah anak memerlukan perubahan posisi agar batuknya berkurang?
Apakah batuknya disertai muntah?
Apakah berat badan anak turun?
Apakah sebelumnya pernah menderita batuk seperti ini?
Apakah di keluarga dan lingkungan sekitar ada yang menderita batuk lama?
Apakah batuknya sudah pernah diobati?
Lingkungan tempat tinggalnya bagaimana? Bersih / kotor / perumahan padat?
Sosial ekonomi keluarga bagaimana? Cukup / kurang / menengah ke atas?
Tanya riwayat kehamilan?
Tanya riwayat kelahiran?
Tanya riwayat tumbuh kembang?
Tanya riwayat imunisasi?
Tanya riwayat makan?
Lanjutkan dengan pemeriksaan fisik
Anamnesis sesak?
Imunisasi TT pada ibu hamil disuntikan sebanyak enam kali. Konsep imunisasi TT
adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan
TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai berikut:
Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu di tentukan status kekebalan /
imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0,
jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu atau pada masa
balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2,
bila telah mendapat dosis TT yang ketiga (interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2)
maka statusnnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval min 1
tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval min
1 tahun dari dosis ke 4). Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya
mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila
memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil
dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntukan TT2 dan bila memungkinkan
juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi bumil
dengan status T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan bila interval suntikan
sebelumnya lebih dari 6 bulan. bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup
sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan
status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih
dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena
telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).Walaupun tidak hamil maka
bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT
hinggga tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting untuk
mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan dan keuntungan bagi
wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap tetanus.
(http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf)
8. Definisi ASI ekslusif
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila
mungkin sampai 6 bulan.
Sejak tahun 1991, ASI Eksklusif didefenisikan sebagai pemberian ASI saja
tanpa makanan maupun minuman kepada seorang bayi sesaat setelah lahir sampai
bayi tersebut berusia 6 bulan. Akan tetapi defenisi ini sudah dimodifikasi oleh WHO-
UNICEF pada tahun 2007, bahwa terdapat beberapa hal yang diperbolehkan selama
periode ASI eksklusif (0-6 bulan) yaitu :
1. Pemberian larutan Oralit
2. Obat dalam bentuk tetes dan sirup, apakah itu vitamin, mineral atau obat
Jika seorang anak mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI (kecuali
kedua hal tersebut di atas) maka anak tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai anak
yang mendapatkan ASI eksklusif.
(WHO (2010) Indicators for assessing infant and young child feeding practices part
3: country profiles. World Health Organization. Dept. of Child and Adolescent Health
and Development. Dari : http://manjilala.info/istilah-istilah-dalam-pemberian-asi/)
Sumber : (http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/uji-tuberkulin/)
Sumber : (http://drakeiron.wordpress.com/2008/12/05/info-pertusis/)
Sumber : (http://www.scribd.com/doc/103108073/PERTUSIS)
Sumber : (Garna Herry, Morbili, Dalam Buku Pedoman Diagnosis Dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke 3. Bandung, 2005. Halaman 234.)
16. Kenapa anjuran imunisasi campak umur 9 bulan? Berapa dosisnya dan dimana tempat
penyuntikannya?
a. Anjuran imunisasi campak pada umur 9 bulan karena pada usia 9 bulan, antibodi
dari ibu sudah menurun dan campak biasanya menyerang anak balita. Selain itu
dilihat dari faktor sosial dan budaya di Indonesia, bayi biasanya diperbolehkan
keluar rumah bila telah memasuki usia 9 bulan, sehingga diharapkan cakupan
imunisasi akan semakin luas.
b. Satu dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada
lengan atas.
Sumber : (Tim Blok Neurology dan Spesific Sensen Systems (NSS). 2012.
Buku Petunjuk Skill Lab. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman)
18. Sebutkan berapa macam pemeriksaan kesadaran yang menggunakan score selain
GCS?
a. AVPU dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-
kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar
sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri(unresponsive).
b. ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),bingung / kacau
(confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon(unresponsiveness).
Sumber : (Tim Blok Neurology dan Spesific Sensen Systems (NSS). 2012.
Buku Petunjuk Skill Lab. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman)
6. Aksila
Pengukuran suhu aksila relative mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi pasien,
dan mempunyai risiko yang paling kecil untuk penyebaran penyakit. Kelemahan
pengukuran suhu aksila terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai
variasi suhu yan tinggi dan sangat sipengaruhi suhu lingkungan.
7. Membran timpani
Secara teoritis membran timpani merupakan tempat yang ideal untuk
pengukuran suhu inti karena terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat
termoregulasi. Termometer membran timpani saat ini menggunakan metode infrared
radiation emitted detectors (IRED). Walaupun dari segi kenyaman cukup baik,
pengukuran suhu membran timpani hingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi
nilai suhu yang berkorelasi denga suhu oral atau rektal cukup besar.
8. Kulit
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan
melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui
anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam
fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh
ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas
yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
9. Vagina
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada
pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur atau
ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara per vagina, atau melalui dubur dan
ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur atau
ovulasi.
Sumber : (Wahidiyat Iskandar, Pemeriksaan Fisis, Dalam buku Diagnosis Fisis
Pada Anak Edisi Ke-2. Jakarta, 2003. Halaman 18)
Sumber : (http://www.fda.gov/ohrms/dockets/ac/02/briefing/3903b1-04.pdf)
Sumber : (Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher. Munich : 2008)
Sumber : (Wahidiyat Iskandar, Kepala Dan Leher, Dalam buku Diagnosis Fisis
Pada Anak Edisi Ke-2. Jakarta, 2003. Halaman 48.)
Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher
Sumber : Putz, R., Pabst, R. Sobotta Atlas of Human Anatomy. 14th Edition.
Urban and Fisher
Omfalokel (disebut juga Exomfalos) merupakan defek dinding abdomen pada garis
tengah dengan berbagai derajat ukuran, disertai hernia visera yang ditutupi oleh
membran yang di terdiri atas peritoneum di lapisan dalam dan amnion di lapisan luar
serta Wharton’s Jelly di antara lapisan tersebut. Pembuluh darah berada di dalam
membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain berbagai jenis dan dan
jumlah usus, sering sebagian dari hati dan kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan
tali pusat terdapat pada puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas,
tengah atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi yang penting
dalam penanganannya.
Gastroskisis adalah defek pada dinding abdomen yang biasanya tepat di sebeah kanan
dari masuknya korda umbilikus ke dalam tubuh. Ada juga yang terletak di sebelah
kiri, namun kasusnya jarang. Sejumlah usus dan kadang-kadang bagian dari organ
abdomen lain ikut mengalami herniasi keluar dinding abdomen dengan tanpa adanya
membran yang menutupi ataupun kantung
Perbedaannya, omfalokel atau disebut juga exomfalos adalah kelainan dinding
anterior abdomen pada garis tengah dengan ukuran yang bervariasi, yang berupa
herniasi organ visera abdomen yang terbungkus suatu kantong tipis, melalui sebuah
cicin umbilicus sedangkan gastroskisis adalah kelainan dimana dinding anterior
abdomen tidak berkembang secara sempurna (terdapat defek) sehingga organ intra
abdomen, terutama usus berada diluar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion
4. Mediastinum
Sumber : (http://www.scribd.com/doc/45212917/Interpretasi-Foto-Thorak
Normal#download)