A. Pendahuluan
Sejak Aa Gym diberitakan menikah lagi, pro dan kontra poligami
meledak hebat dalam setiap penayangan media elektronik khususnya
infotaiment, namun penyulutnya bukan Aa Gym, melainkan pemerintah.
Sebab pemerintah merespons secara reaksioner terhadap poligami Aa
Gym itu dengan merencanakan kebijakan yang kontroversial. Sejumlah
peraturan yang mempersulit atau melarang poligami yaitu dengan
dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1974, PP No. 10 Tahun 1983, dan PP No.
45 Tahun 1990, akan direvisi. Larangan poligami akan diperluas tidak
hanya kepada PNS dan TNI/POLRI tapi juga kepada masyarakat luas.
Halaman 1
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
Para Imam, yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii,
dan Imam Ahmad, rahimahumullah, sepakat bahwa poligami itu mubah.
Hal ini dapat disimpulkan kalau kita menelaah kitab Al-Fiqh, Al-
Madzahib Al-Arbaa karya Syaikh Abdurrhaman Al-Jaziry Juz IV hal. 206-
1
Abdu Faris Abu, Dalam kitab Syawa’ib Al-Tafsir, Al-Qarni, Al-Rabia. hlm. 360.
Halaman 2
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
217 (Beirut: Darul Fikr, 1996) yang membahas tentang pembagian nafkah
dan bermalam kepada para isteri (mabahits al-qasm bayna al-zawjat fi al-
mabit wa al-nafaqah wa nahwihima).
Halaman 3
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
(Lihat telah atas pemikiran tafsir ketiga tokoh ini dalam Fadhl Hasan
Abbas, Ittijahat Al-Tafsir fi al-Ashr al-Hadits, I/114-115).
Selain mereka, sikap Abduh yang anti poligami sedikit banyak juga
mempengaruhi Jamaluddin al-Qasimi (Tafsir al-Qasimi/Mahasin al-
Ta`wil, V/30), Ahmad Musthafa al-Maraghi (Tafsir al-Maraghi, IV/183),
Muhammad Izzat Darwazah (at-Tafsir al-Hadits, IX/11-13), Abdul Karim
Khathib (at-Tafsir al-Qur`ani li al-Qur`an, II/697), Dr. Wahbah Zuhaili
(Tafsir al-Munir, IV/242), dan Ali Nasuh ath-Thahir (Tafsir Al-Qur`an al-
Karim Kama Afhamuhu, I/309). Para "ulama" ini boleh dikatakan idenya
masih satu nasab dengan ide Abduh. Abduh-lah yang menjadi inspirator
bagi semuanya.
4
Dr. Shabir Thaimah disebutkan bahwa poligami merupakan salah satu ajaran Islam
yang dikecam oleh kaum misionaris. Beirut: Alam al-Kutub,1984, hlm. 53.
Halaman 4
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
yakni sejak abad ke-19 M. Kecaman terhadap poligami ini bukanlah dari
ulama, tapi aslinya dari kaum orientalis atau misionatis yang kafir, yang
kemudian diteruskan oleh kaum modernis seperti Sayyid Ahmad Khan
dan kawan-kawannya.
5
Mohammad Baharun, Isu Zionisme Internasional, hal. 53; Dr. Abdul Majid al-Muhtasib,
Ittijahat al-Tafsir fi al-‘Ashr al-Rahin, hlm. 187
6
Abul Ala Al-Maududi, Al-Islam fi Muwajahah Tahaddiyat al-Muashir, hlm. 259
Halaman 5
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
7
Lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid VI/157; H.S.A Alhamdani, Risalah Nikah:
Hukum Perkawinan Islam, hlm. 79-80; Ahmed Deedat, The Choice Dialog Islam-Kristen,
hlm. 85-88; David C. Pack, The Truth About Polygamy, http://www.thercg.rg
Halaman 6
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
8
Abdurrahim Faris Abu Lubah dalam kitabnya Syawa`ib al-Tafsir fi al-Qarni al-Rabia al-
Asyara al-Hijri hlm. 360
Halaman 7
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
substansinya adalah tradisi Barat yang kafir yang diberi justifikasi palsu
berupa dalil-dalil agama oleh kaum modernisliberal.
9
Lihat James Patterson & Peter Kim, The Day American Told the Thruth, New York: Plume
Book, 1991.
Halaman 8
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
10
Dr. Shabir Thaimah, Akhthar al-Ghazw al-Fikri al-Alam al-Islami, Beirut: al-Alam al-
Kutub, 1984, hal. 50.
11
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam an-Nizham al-Ijtima fi al-Islam hal. 129
Halaman 9
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil [berlaku adil
ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat,
giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah], Maka (kawinilah) seorang
saja[Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu.
sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan
oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi
poligami sampai empat orang saja], atau budak-budak yang kamu miliki.
yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (QS.
An-Nisa : 3)
12
Imam Suyuthi, Al-Iklil fi Istinbath At-Tanzil, Kairo Darul Kitab Al-Arabiy, t.t., hlm. 59
Halaman 10
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
13
Abdul Qadir Ad-Dumi tsumma Ad-Dimasyqi, Nuzhatul Khathir Syarah Raudhatun
Nazhir wa Junnatul Munazhir, Beirut: Dar Ibn Hazm, 1995], Juz II hlm. 123
Halaman 11
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
berarti "adil" harus terwujud lebih dulu sebelum orang berpoligami. Tentu
ini tidak benar. Yang mungkin terwujud sebelum orang berpoligami
bukanlah "adil" itu sendiri, tapi "perasaan" seseorang apakah ia akan bisa
berlaku adil atau tidak. Jika "perasaan" itu adalah berupa kekhawatiran
tidak akan dapat berlaku adil, maka di sinilah syariah mendorong dia
untuk menikah dengan satu isteri saja fa-in khiftum an-laa tadiluu fa
waahidah, "Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja) (QS An-Nisaa` : 3).
14
Syaikh Abdurrhaman Al-Jaziry, al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al-Arbaah Juz IV, hal. 206-
217
15
Syaikh Abdurrhaman Al-Jaziry, al-Fiqh Ala Al-Madzahib Al-Arbaah Juz IV, hal. 206-
208; Lihat secara khusus cara berlaku adil terhadap isteri-isteri dalam Ariij Binti
Abdurrahman As-Sanan, Adil Terhadap Para Isteri (Etika Berpoligami), Jakarta: Darus
Sunnah Press, 2006.
Halaman 12
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
maksudnya bukanlah "adil" dalam hal nafkah dan mabit, melainkan adil
dalam "kecenderungan hati" (al-mail al-qalbi). Allah SWT berfirman:
Imam Suyuthi menukil pendapat Ibnu Abbas RA, bahwa "adil" yang
mustahil ini adalah : rasa cinta dan bersetubuh (alhubb wa al-jima),
(Lihat Imam Suyuthi, Al-Iklil fi Istinbath At-Tanzil, [Kairo : Darul Kitab Al-
Arabiy, t.t.], hal. 83).
Halaman 13
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau
kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa: 82).
Mengkritisi Beberapa Penolakan Poligami Berikut ini bantahan
terhadap beberapa penolakan terhadap bolehnya poligami.
"Tidak aku izinkan, tidak aku izinkan, tidak aku izinkan, kecuali Ali
bin Abi Thalib rela untuk menceraikan putriku dan menikahi putrinya
Abu Jahal. Sesungguhnya Fatimah adalah darah dagingku,
menyenangkan aku apa yang menyenangkannya, meyakitiku apa yang
menyakitinya."
Halaman 14
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
16
Imam Suyuthi, Nuzhatul Muta`ammil wa Mursyidul Muta`ahhil fi al-Khathib wa al-
Mutazawwij, Beirut: Dar Amwaj, 1989, hlm. 17
Halaman 15
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
Halaman 16
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
berbuat zalim, misalnya tidak adil dalam nafkah, atau suka memukul
isteri, maka yang dilakukan bukan membubarkan poligami, melainkan
mengadukan masalah tersebut kepada hakim (peradilan Islam). Hakim
dapat memberikan sanksi syari (tazir) kepada suami dan mewajibkan
suami agar memenuhi hak-hak isteri. Ibaratnya, kalau mobil kita rusak,
misalnya AC rusak atau ban bocor, solusinya bukanlah membuang mobil
itu. Tapi bawalah mobil itu ke bengkel dan perbaikilah. Inilah yang haq.
E. Kesimpulan
Sesungguhnya hukum Allah dalam masalah poligami sudah sangat
jelas dan tidak perlu kita terlalu bertele-tele untuk menerangkan
kebolehannya. Yang halal telah jelas dan yang haram pun telah jelas
pula. Namun bagaimana pun juga, kita harus sadar bahwa akan selalu
ada sebagian umat Islam yang bertaqlid buta dan membebek kepada
kaum kafir.
Kejahatan kaum liberal ini wajib kita hentikan dan kita hancurkan.
Marilah kita renungkan dengan seksama sabda Rasulullah SAW:
Halaman 17
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 18
Poligami Menurut Islam Dalam Tinjauan Historis, Politis, Dan Normatif.
Amal, Taufik Adnan & Panggabean, Samsu Rizal, Politik Syariat Islam,
Jakarta: Pustaka Alvabet
Halaman 19