Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dan Sarjana Hukum Islam (S.H.I)
Disusun Oleh :
MUHAMMAD MUNDIR
NPM 14010103017
Di bawah Bimbingan:
1. Hj. Tatty Aryani Ramli, S.H., M.H.
2. Dr. H. Tamyiez Dery, Drs., M.Ag.
PERSETUJUAN
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
(Hj. Tatty Aryani Ramly, S.H., M.H.) (Dr. H. Tamyiez Dery, Drs., M.Ag.)
Mengetahui :
(H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H.) (Neneng Nurhasanah, Dra., M.H.)
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqosahkan oleh tim penguji pada hari Kamis, tanggal 25 Februari 2010,
dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar sarjana (SI) pada jurusan
Ketua Sekretaris
(H. M. Zainuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H.) (Neneng Nurhasanah, Dra., M.H.)
Tim Penguji :
MOTTO
KOLOM PERSEMBAHAN
$,
$%
"
&
,
),0
$%
*
//
$
$
'//
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Pendidikan Formal
B. Pengalaman Organisasi
C. Prestasi yang Diraih
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Haadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia nikmat
kepada kita semua dan ataas rahmat serta hidayah-Nya-lah, penulis dapaat menyelesaikan kuliah
dan penulisan skripsi ini yang berjudul PENAYANGAN IKLAN SYIR
RIK DI TELEVISI YANG
MENGANCAM KEIMANAN
N KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDAN
NG NOMOR 32 TAHUN
2002 TENTANG PENYIAR
RAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
T 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUM
MEN.
Shalawat dan salam
m Allah SWT semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabiyyana
Wa Khabiibanaa Muhamm
mad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnnya, tabiit taabiiin dan
dan kepada kita semua parra pengikutnya. Amien, Yaa Robbal Aalamieen.
Dalam penulisan skripsi
s ini penulis menyadari, bahwa masih banyak
b kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Selain itu, tidak sedikit hambatan penuliss yang dihadapi dalam
menyelesaikan skripsi inni. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasann pengalaman maupun
pengetahuan yang dimilikki oleh penulis. Namun berkat ketekunan dann kesabaran penulis dan
pembimbing, Al-Hamdulilllah akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kaasih kepada Ibunda Hj.Siti Rukayah dan Ayyahanda H.Abdul Hadi
yang telah melahirkan, meembesarkan, mendidik, dan mendukung baikk moril maupun materil.
Mudah-mudahan menjadiikan pahala yang diterima oleh Allah SW
WT, serta Kakak yang
tercinta Siti Fatimah beseerta suami, Khusnul Ida Asyaroh beserta suuami, Zainal Musthofa,
Tita Ilmi Sholihatul Jannnah beserta suami, Adikku yang paling kuucinta Siti Nur Azizah
beserta suami, Muhammaad Sholehuddin, Muhammad Bahruddin, Muhammad
M Syafii dan
juga Ibu-ibu dan Bapakk-bapak warga RW 11 Kelurahan Antapaani Tengah Kecamatan
Antapani, Ust.H.Agus Sjaamsul Bahri beserta Ibu, K.H Ali At-Tamim
mi beserta Ibu, H.Yana
Suyana beserta Ibu, H.Suutisna beserta Ibu, Drs.H. Abdurrahman Nur
N beserta Ibu, Bapak
Sutarman beserta Ibu, Drrs.H.Yayat Sudiryat beserta Ibu, Seluruh Waarga RW 11 dan anak-
anakku sayang yang mengaji di Masjid Nurul Islam RW 11 yang senantiasa memberikan
doa semangat dan motivasi demi terselesaikannya studi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini, banyak para pihak yang terlibat. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. M. Thaufiq Siddiq Boesoeri, M.S., Sp THT KL (K) selaku rektor
Universitas Islam Bandung;
2. Bapak H. M. Zaenuddin, Drs., Lc., Dipl., M.H., selaku dekan Fakultas Syariah
Universitas Islam Bandung;
3. Bapak Dr. Asyhar Hidayat, S.H., M.H., selaku dekan Fakultas Hukum Universitas
Islam Bandung;
4. Ibu Hj. Tatty Aryani Ramli, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing Fakultas Hukum;
5. Dr. H. Tamyiez Dery, Drs., M.Ag. selaku dosen pembimbing Fakultas Syariah;
6. Bapak H Asep Ramdan H., Drs., M.Si., selaku dosen wali;
7. Segenap staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung;
8. Segenap staf pengajar Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung;
9. Thanks special to Mildi Hakim, RiEna, IECe, Dew! Sgerr..
10. Spec!al to Persikmania Koord. Wil. Bandung
11. Id love to thank to someone, eventhough we dont know each other, but you have
given a beatiful meaning in my life, and so that Iam enthusiastic to finish my study;
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Fakultas Syariah dan Fakultas Hukum khususnya rekan-
rekan Peradilan Agama dan Keuangan Perbankan, serta rekan-rekan Fakultas Hukum,
yang selama ini telah men-support tiada henti dan semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini yang tidak mungkin dapat dituliskan satu persatu, penulis
ucapkan terima kasih.
Mudah-mudahan skripsi ini menjadikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca serta masyarakat luas pada umumnya.
Bandung, 12 Februari 2010
Muhammad Mundir
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................... i
MOTTO ii
KOLOM PERSEMBAHAN .. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iv
KATA PENGANTAR..................................................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... . viii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... . 1
B. Identifikasi Masalah.............................................................. . 6
C. Tujuan Penelitian................................................................... . 6
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. . 7
E. Kerangka Pemikiran.............................................................. . 8
F. Metodologi Penelitian........................................................... . 12
G. Sistematika Penulisan........................................................... . 15
4. Bahaya Syirik menurut Al-Quran . 26
5. Bisnis Syirik 29
x
C. Pendapat dari beberapa Kalangan
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.. 92
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA 95
xii
BAB I
PENAYANGAN IKLAN SYIRIK DI TELEVISI YANG MENGANCAM KEIMANAN
KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHU 2002 TENTANG
PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999
TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
masyarakat konsumtif merupakan lahan sekaligus tantangan bagi pelaku usaha untuk
dan atau jasa1. Salah satu alat yang dipakai dalam lalu lintas perdagangan tersebut adalah
iklan (promosi)2.
Sebagai alat promosi, iklan memegang peranan penting bagi pelaku usaha (produsen)
mencoba memancing dan membangkitkan minat atau animo konsumen, untuk membeli
produk barang atau jasa3. Disamping itu, konsumen pun memerlukan iklan sebagai salah satu
Iklan yang disiarkan melalui televisi mempunyai maksud dan tujuan memperkenalkan
dan mempromosikan barang atau jasa kepada masyarakat umum atau konsumen dengan
sasaran untuk mempengaruhinya agar menggunakan produk yang ditawarkan. Iklan tersebut
bagi konsumen merupakan alat atau salah satu sumber informasi mengenai sesuatu barang.
1
Taufik H. Simatupang, Aspek Hukum Periklanan dalam Prespektif Perlindungan Konsumen, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2004, Hlm. 17
2
Ibid
3
Ibid
4
Ibid
Besarnya peranan iklan sebagai alat informasi disalah satu pihak harus diikuti dengan
pengawasan terhadap mutu iklan di pihak lain, sehingga iklan tidak menjadi suatu produk jasa
informasi yang bersifat produk cacat atau tidak aman (unsafe product) dan mengandung unsur
Pelaku usaha periklanan harus mengacu pada kode etik periklanan. Pihak sponsor dan
penyusun Kode Etik Periklanan Indonesia memilih istilah sendiri yang mereka sebut Tata
Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI)6. Tata Krama dan Tata Cara Periklanan
Indonesia (TKTCPI), menyebutkan asas-asas umum atau konsep periklanan yang ideal, yaitu
1) Iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan hukum yang berlaku. 2) Iklan
tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat negara, agama, adat budaya,
hukum dan golongan. 3) Iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat7.
Prinsip-Prinsip Hukum Islam untuk siaran iklan, yaitu 1) Iklan harus bersifat Shiddiq
yaitu benar, jujur. 2) Iklan harus bersifat Tabadul Manafi, yaitu memberikan keuntungan dan
manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. 3) Iklan harus bersifat Adam Al-Ghoror, yaitu iklan
bebas dari unsur penipuan atau tipu daya. 4) Iklan harus bersifat Al-Bir Wa Al-Tqwa, yaitu
Siaran iklan yang ada di televisi memang sarat akan informasi. Dewasa ini, atas nama
persaingan dunia bisnis, banyak pelaku usaha periklanan guna memperoleh keuntungan
iklan dengan tidak mengindahkan nilai-nilai kesusilaan masyarakat dan norma-norma agama.
5
Ibid, hlm.18
6
Taufik H. Simatupang Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, Ikrar Musyawarah Periklanan
Indonesia, Jakarta, 17 September 1981
7
Taufik H. Simatupang, Op Cit, hlm.25
8
Al Mundzir, Makalah : Aqad dan Prinsip-Prinsip Muamalah, Bandung, 2007, hlm.11
Ada beberapa iklan syirik yang mengancam keimanan konsumen yang bertentangan
dengan nilai-nilai ajaran agama Islam dan hukum yang berlaku. Contohnya iklan-iklan yang
bertemakan Primbon, Weton, Ramal, Ampuh, Jawa, Mantra dan sejenisnya. Iklan-iklan
(Paranormal) yang ramalan itu menjanjikan akan merubah nasibnya dan dapat menjelaskan
sifat konsumen, sehingga dengan karakter dan perhitungan mereka masa depan konsumen
konon bisa terbaca. Ajakan paranormal itu melalui cara-cara atau metode mereka buat
sendiri. Apabila konsumen mengirimkan Short Message Service (SMS) yang dikirimkan ke
nomor yang telah disediakan, maka akan mendapat balasan Short Message Service (SMS)
yang kata-katanya berbentuk anjuran atau perintah untuk mempercayai nasehat yang
penayangan iklan tersebut dapat merusak moral atau akhlak konsumen. Apabila penayangan
iklan tersebut tidak ditanggapi dan tidak diluruskan, maka dikhawatirkan akan merubah
keyakinan dan keimanan konsumen. Penayangan iklan tersebut, merendahkan dan atau
mencemoohkan ajaran agama9. Konsumen yang tadinya mempunyai keyakinan dan keimanan
penuh terhadap qodho dan qodar (ketentuan) Allah SWT, dengan iklan tersebut, maka
sebagainya.
Iklan syirik yang ditayangkan di televisi tersebut bertentangan dengan sumber Hukum
Islam, yaitu Al-Quran dan Al-Hadist. Tayangan iklan tersebut adalah syirik, yang
9
Taufik H. Simatupang, Op Cit, hlm.126
#$
$ '
%&#$! "
!
*()
SAW bersabda :
!"
#"
"
Artinya, Dari Shafiyyah binti Abu Ubaid R.A., bahwasannya Rasulullah SAW
bersabda, Barang siapa yang datang kepada dukun atau paranormal untuk menayakan suatu
hal, maka empat puluh malam sholatnya tidak diterima. (H.R Muslim).
2002 Tentang Penyiaran. Pasal 5 huruf (b) menjelaskan, bahwa penyiaran itu diarahkan untuk
meningkatkan moralitas atau akhlak, menjaga nilai-nilai agama dan mencedaskan kehidupan
bangsa. Penayangan iklan tersebut tidak sesuai dengan yang dicita-citakan oleh rakyat
10
Imam Nawawi, Kitab Riyadhotus Sholihin (jiid 2), Pustaka Amani, Jakarta, 1999, hlm. 521
Siaran iklan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan akhlak , perilaku dan
sikap khalayak. Oleh karena itu, Lembaga penyiaran wajib bertanggung jawab dalam menjaga
nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian, dan kesatuan bangsa yang berlandaskan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Konsumen Perusahaan Periklanan dan lembaga penyiaran bertanggung jawab atas iklan yang
diproduksinya dan Lembaga Penyiaran yang memberikan izin atas keluarnya iklan tersebut
bahwa tujuan dari penyiaran adalah untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak
dan jatidiri bangsa yang beriman dan bertakwa, serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Lalu
Komisi Penyiaran Indnesia (KPI) sebagai lembaga independen yang berkedudukan di pusat
atau di daerah, yang salah satunya bertugas untuk mengawasi pelaksanaan dan pedoman
perilaku penyiaran serta standar program siaran, seharusnya menindak lanjuti penayangan
Hal ini terlihat jelas bahwa adanya ketidak seimbangan antara hukum normatif yang
berlaku dengan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2002 Tentang Penyiaran dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen yang seharusnya memberikan batasan-batasan kepada para pelaku usaha dalam
menyebarkan informasi dalam bentuk iklan malah diabaikan oleh pelaku usaha itu sendiri,
11
Taufik H. Simatupang, Ibid, hlm.22
dikarenakan kebebasan yang diberikan oleh pemerintah, yang justru menjadi bomerang bagi
Maka dari itu, berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji dan
mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul Penayangan Iklan
Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999
B. Identifikasi Masalah
keimanan konsumen?
C. Tujuan Penelitian
3. Untuk mengetahui Fungsi dan Peran Komisi Penyiaran Indnesia (KPI) dalam
keimanan konsumen.
D. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
2) Kegunaan Praktis
d. Memberikan masukan kepada pelaku usaha agar dapat lebih mencermati iklan-
E. Kerangka Pemikiran
pelaku usaha periklanan semakin dipacu untuk memproduksi iklan yang menarik
yang benar-benar sesuai dengan standart dan dapat dipertanggung jawabkan secara
maksimal.
Konsumen sering kali berada dalam keadaan posisi lemah dan dirugikan.
Untuk itu, perlu ada aturan yang dapat menjembatani kepentingan pelaku usaha dan
dan pelaku usaha bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
tidak mengambil keuntungan kemudian dibiarkan merugi dan tidak ada bentuk
dengan suatu penyiaran, seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang dinaungi oleh
bentuk penyiaran terdapat batasan-batasan yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha,
yaitu menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa yang
berlandaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Selain itu, batasan-batasan bersifat mengikat dan memaksa dapat dilihat di
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau
suara dan gambar, berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif atau tidak ,
yang dapat diteriima melalui perangkat penerima siaran. Kemudian dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, penyiaran televisi adalah media
komunikasi massa dengar pandang, yang meyalurkan informasi dan gagasan dalam
bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka ataupun tertutup, berupa program
Iklan niaga atau iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio dan
barang dan jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar
menggunakan produk yang ditawarkannya. Namun dalam hal penyiaran tidak boleh
disesatkan dengan informasi yang disampaikan oleh iklan tersebut. Hal ini sesuai
dengan Pasal 46 ayat 3 huruf (d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, yang menyatakan siaran iklan niaga dilarang melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan Pasal 36 ayat (6) yang menyatakan bahwa suatu siaran iklan
bukan sekedar fisik saja, melainkan hak-hak yang bersifat abstrak pula. Hak konsumen
secara umum adalah : Hak untuk mendapatkan keamanan (Li Haqqil Amanah atau
The right to safety), Hak untuk mendapatkan informasi ( Li Haqqil Akhbar atau The
right to be informed), Hak untuk memilih (Li Haqqil Khuyyar atau The right to
choose) dam Hak untuk didengar (Li Haqqi Yasmaun atau The right to he heard).
Pelaku usaha periklanan dalam menyiarkan iklan harus sesuai dengan Tata
Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI). Konsep periklanan yang ideal,
yang harus dilaksanakan oleh pelaku usaha yaitu iklan harus jujur, tidak menyesatkan
konsumen dan tidak bertentangan hukum yang berlaku, baik Hukum Positif , dalam
hal ini Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran ataupun Hukum
tidak boleh ditayangkan dan harus dihentikan, yaitu iklan supranatural oleh Ki Joko
Bodo, Mama Laurent, Deddy Corbuzier dan iklan-iklan sejenis itu. Iklan tersebut
kepada Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standart Pogram Siaran (SPS). Dalam
Penyiaran (P3) dan Standart Pogram Siaran (SPS) terdapat batasan-batasan yang
harus diperhatikan oleh pelaku usaha dalam semua program siaran termasuk iklan agar
mengenai kondisi suatu barang dan/atau jasa, tidak diskriminatif, menjamin mutu
barang dan/atau jasa yang diproduksi berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku, memberi konpensasi, ganti rugi atas kerugian akibat
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
diabaikan begitu saja, dikarenakan siaran iklan-iklan itu mempunyai target konsumen,
kepastian hukum (Qothil Hukmi) untuk perlindungan kepada konsumen, dalam hal ini
dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang didirikan dan
Hal ini menjadi tanggung jawab bagi Pelaku Usaha dan Komisi Penyiaran
Pelaku Usaha Periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia arti tanggung jawab adalah keadaan
Mengenai pelaku usaha dalam periklanan dibagi kedalam tiga jenis, yaitu13 :
3. Media periklanan (baik elektronik maupun media cetak bentuk lainnya) yaitu yang
F. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori hukum dan praktek pelaksanaan
Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
deskriptif analisis.
12
Ibid
13
Taufik H. Simatupang, Top. Cit,, hlm. 31
2. Metode Pendekatan
yang menekankan pada norma hukum. Disamping itu juga, menelaah tentang kaidah-
Penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data
sekunder belaka15. Penelitian ini, menekankan pada norma hukum serta menelaah
kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam penyiaran iklan yang mengandung unsur
syirik yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta. Pengumpulan data dilakukan
3. Tahap penelitian
dari :
Perlindungan Konsumen.
14
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Gralia Indonesia, Jakarta, 1990,
hlm. 106
15
Soerjono Soekanto et. al. Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm. 13
data sekunder yang diperoleh langsung dari lapangan seperti Komisi Penyiaran
di atas, yaitu dengan melakukan studi dokumen untuk mengumpulkan data sekunder.
Selain itu juga dilakukan wawancara kepada instansi-instansi yang terkait dengan
permasalahan untuk mendapatkan data primer serta informasi yang lebih mendalam.
Konsumen. Metode Kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif analisis, yaitu yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan
serta juga tingkah laku yang nyata diteliti dan dipelajarisebagai sesuatu yang utuh17.
16
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, hlm. 94
17
Ibid, hlm. 93
G. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
masalah yang bersangkutan dan juga merupakan suatu penutup dari tugas akhir
BAB II
PENGERTIAN SYIRIK DAN RUANG LINGKUPNYA SERTA PRINSIP-PRINSIP
HUKUM YANG TERDAPAT DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 32
TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
DALAM HAL PENAYANGAN IKLAN
1. Pengertian Syirik
menyembah kepada makhluk Allah SWT. Mahkluk adalah sesuatu yang baru, yaitu
ciptaan Allah SWT. Syirik merupakan salah satu amalan jahiliyah yang menjadi
perusak dan penghancur suatu amalan ibadah. Syirik merupakan masalah yang sangat
penting dan perlu diwaspadai, oleh karena itu penjelasannya dalam Al-Quran diulang-
ulang, agar faham betul sehingga ibadah yang sudah pas dengan Quran Hadist itu
menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT dan menghasilkan surga selamat dari
neraka.
Maka dari itu, walaupun seseorang mempunyai amal kebaikan yang memenuhi
permukaan bumi, tapi kalau syirik hancurlah semua amalannya. Jangankan manusia,
para nabi sendiri kalau amalannya dicampuri syirik semua amalannya pasti lebur, pasti
18
M. Natsir Arsyad, Seri Buku Islami : Seputar Al-Quran, Hadist dan Ilmu, Al-Bayan (kelompok Penerbit
Mizan), Bandung, 1996, hlm. 134
H. Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 4, PT Bina Ilmu, Surabaya, 2005, hlm 667
44,%2)&
6$#/'
!45 %)&3
!+/+ ** (&) 7#28)'1) #2)$( (1'1 -
0*/%&,
'#$".
) ,-(9 *
%&,
Imam Al-Hakim meriwayatkan bahwa antara Nabi Nuh alaihis salam dan
Nabi Adam alaihis salam itu ada sepuluh generasi, semuanya diatas satu syariat
(agama) yang benar. Lantas mereka berselisih, maka Allah mengutus para nabi kepada
Depag RI, Op. Cit, hlm 915
Depag RI, Op. Cit, hlm 583
diatasnya22.
Imam Bukhori meriwayatkan dari shohabat Ibnu Abbas23 dia berkata tentang
patung berhala Wad, Suwaa, Yaghuts, Yauq dan Naser. Bahwa semua ini adalah
nama orang-orang yang sholeh dari kaum Nuh. Ketika mereka wafat, syetan
mereka dan masing-masing tugu berilah nama dengan nama-nama mereka. Maka
tersebut. Sehingga ketika telah mati semua generasi yang membangun tugu dan telah
hilang ilmu pengetahuan tentang itu, maka disembahlah/dipuja patung nenek moyang
mereka.
Seandainya syetan yang laknat itu menyuruh mereka sejak awal untuk
beribadah kepada patung yang mereka dirikan niscaya mereka menolak dan tidak
mentaatinya. Tetapi syetan menyuruh mereka hanya untuk membangun tugu yang
bergambar orang yang sholeh, dengan tujuan orang-orang dari generasi berikutnya itu
mau sholat di sekitar patung, kemudian generasi berikutnya lagi diarahkan untuk
menyembah kepada patung-patung tersebut dan bukan kepada Allah SWT lagi.
Selanjutnya ketika Allah mengutus Nabi Nuh alahis salam kepada kaumnya
dan beliau menetap disitu untuk mengajak mereka kembali ke jalan Allah, kaumnya
Naimatul Maunnah, Makalah, Penjagaan Kemurnian Quran dan Hadist dari Segala Bentuk Syirik kepada
Allah, Jakarta, 2004, hlm. 104-115.
M. Ali As-Syabuni, , Ayat-Ayat Hukum dalam Al-Quran, PT Al-Maarif, Bandung, 1994, hlm. 999
sombong dan menolak kepada ajakan tersebut sehingga Allah menghancurkan mereka
dengan taufan.
Ini semua terjadi pada umat-umat dahulu kala dimana mereka mempunyai
keturunan yang diwarisi dengan peribadatan nenek moyang mereka. Pada akhirnya
patung-patung kaum Nuh itu dipindahkan ke Negara Arab pada zaman Amr bin
Luhayyi Al-Khuzai seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Ibnu Abbas dia
berkata, Adapun patung Wad ada di Dumatiljandal milik Bani Kalb dan patung
Suwaa milik Bani Hudzail, patung Yaghuts dimiliki Bani Murad, kemudian Bani
Ghuthoif di Al-Jauf/Al-Jaun di dekat kampong Saba, patung Yauq adalah milik Bani
Hamdan dan adapun patung Nasr itu milik kaum Khimyar bagi keluarga Dzikila.
Aku melihat Amr bin Luhayyi Al-Khuzai menarik ususnya di dalam neraka dan dia
itu pertama kalinya orang yang membiarkan beberapa binatang ternak Saaibah untuk
berhala (karena sembuh dari penyakit atau selamat dari peperangan). Dalam lafadz lain
dan pertama kali orang yang mengubah agama Nabi Ibrahim alaihis salam.
meletakkan berhala-berhala atau taghut (yang terbuat dari kayu, tanduk kepala domba)
itu termasuk taghut atau berhala-berhala itu24. Dalam tafsir lain, orang-orang kafir
perintahnya untuk melarang melaksanakan haji bagi orang-orang kafir untuk haji
Ibnu Hasyim, Kitab Sirah Nabawiyah, Juz Awwal, Daarul Jaail, Bairut Lebanon, 1987, hlm.78
Tetapi dari semua yang telah tertulis diatas dan ditambah keterangan-keterangan lainya
yang tidak tertulis disini, bisa diambil pengertian bahwa syetan telah mempermainkan
mati melebihi dari yang dibenarkan oleh Allah Rasul. Seperti Kaum Nuh, mereka
menyembah kepada berhala Wad, Suwaa, Yaghuts, Yauq dan Nasr yang di masa-
mati syetan merekayasa agar pada akhirnya dijadikan tugu, patung yang disembah.
batu-batuan atau sumur tua dan lain sebagainya yang dianggap keramat dengan
belas kasihannya orang yang mati disitu atau eyang-eyang sepuh yang menunggu
di tempat tersebut, apalagi lebih percaya omongannya juru kunci yang kemasukan
3) Ada lagi orang-orang yang memburu harta terpendam. Mereka diajak nyepi/nepi,
tumpukan uang atau emas murni atau benda-benda berharga lainnya. Kemudian
diberi janji, bisa mengambil harta tersebut dengan syarat supaya menyembelih
kambing kendit atau ayam cemani di tempat keramat tadi atau bisa diambil dengan
pusaka-pusaka sakti yang harus dicari terlebih dahulu atau dengan minyak wangi
menyembah mereka, tetapi mereka yang telah mati hanya kami jadikan perantara
untuk mendekatkan diri kami kepada Allah. Ini seperti perkataan orang-orang
444444<0
Artinya, Ketahuilah milik Allah-lah agama yang murni itu dan orang-
orang yang menjadikan selain Allah menjadi beberapa kekasih/tuhan-tuhan
(mereka berkata), Kami tidak menyembah (beribadah) kepada mereka kecuali
mereka (orang-orang yang mati) itu kami jadikan perantara untuk mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya25.
yang telah mati menjadi perantara, itu berarti telah menjadikan kepada selain Allah
3. Macam-macam Syirik
sifat rububiyyah.
atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang
gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang
Maha Suci.
26
Ust. Abu Muslih, Macam-Macam Syirik, www.muslimah.or.id, download tanggal 20 Mei 2009 pukul
14.01 WIB.
27
Imam Hafidz Syamsuddin Ad-Dzahabi, Kitab Al-Kabaair, Darul Fikri, Dimasqi, 1994, hlm.8
hukum tersebut.
dengan Allah.
hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi
pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya saja
Ibid
ini pun termasuk riya, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari
bertaubat.
Syirik Bil Janan atau Bil Qolbi, yaitu syirik yang berhubungan dengan
Subhanahu wa Taala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada
kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir
yang digariskan kepada kita29. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang
lafazh yang dihukumi oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti
Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau, dan Aku bertawakal
H. Salim Bahreisy, Op. Cit, hlm.624
Ibid
kepadamu, Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini
fisik yang dinilai oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti
menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan
lainnya.
akibatnya:
b. Syirik itu dosa yang tidak bisa diampuni jika meninggal dan orang yang
31
Ibid
Depag RI, Op. Cit, hlm 801
?71 743
#$
Dari Ibn Masud dia berkata, Aku bertanya kepada Nabi, manakah
dosa yang paling besar di sisi Allah? Beliau bersabda, (Dosa yang paling
besar adalah) Bahwa kamu menjadikan suatu persamaan (sekutu) bagi Allah
44,%2)&
6$#/'
!45 %)&3
Depag RI, Op. Cit, hlm 181
e. Syirik menyebabkan pelakunya haram masuk surga dan wajib masuk neraka dalam
Artinya, Dari Jabir bin Abdillah dia berkata telah datang seorang
laki-laki kepada Nabi Shollallohu alaihi wassalam maka dia bertanya,
Wahai Rasullullah apakah dua hal yang mewajibkan ( ke surga atau ke
neraka)? Maka beliau bersabda, Barangsiapa yang mati dia tidak syirik
kepada Allah maka dia masuk surga dan barangsiapa yang mati syirik kepada
Allah maka dia masuk neraka. (H.R Muslim)
Perlu diketahui bahwa semua ibadah yang dhohir (nyata) itu tidak akan
diterima olah Allah kecuali kalau disertai ibadah yang bathin (yang menjadi
pekerjaan hati). Dan pol-nya ibadah adalah ada pada puncak kecintaan
Depag RI, Op. Cit, hlm 915
seseorang kepada Allah yang disertai dengan puncak rasa asornya seseorang
kepada Allah. Tidak akan bermanfaat suatu ibadah yang di dalamnya tidak ada
dan wajib masuk neraka kekal abadi selamanya berdasarkan dalil-dalil di atas.
Dan perlu diketahui bahwa orang yang ingin bertemu dengan Tuhannya, maka
harus beramal yang baik dan tidak boleh menyekutukan Allah dalam ibadah.
!+/+ ** (&) 7#28)'1) #2)$( (1'1 -
0*/%&,
'#$".
) ,-(9 *
%&,
5. Bisnis Syirik
pedoman yang harus ditaati oleh setiap pelaku usaha. Pedoman atau aturan itu terdapa
Depag RI, Op. Cit, hlm 583
?
%
8
1 2
# "
* 2
yang merugikan.
5 678
9 : 5
678
Artinya, sesuatu yang menyempurnakan haram menjadi haram.
Dalam kaidah itu menjelaskan bahwa, apabila dalam suatu usaha atau bisnis
didalamnya ada suatu produk, yang produk tersebut diharamkan oleh agama, maka
hasil dari usaha tersebut menjadi syubhat. Dalam tafsir disebutkan bahwa apabila harta
bercampur antara haram dan halal, maka semuanya menjadi haram dan harus
ditinggalkan.
konsumen, pelaku usaha periklanan, yaitu pemesan iklan, perusahaan iklan, dan media
yang menayangkan iklan syirik telah melakukan suatu usaha yang bertentangan
dengan dengan hukum yang berlaku, baik undang-undang ataupun Al-Quran dan
Hadist. Pelaku usaha melakukan kerjasama atau usaha dalam bentuk hukum haram
yang bertujuan menyesatkan konsumen. Maka segala yang diperbuat oleh pelaku
1. Pengertian Iklan
Pengertian iklan menurut kode etik periklanan Indonesia adalah suatu publikasi
atau penyiaran yang berupa reklame, pemberitaan, pernyataan atau tulisan dengan
mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pengusaha, maupun pengedar barang
dan jasa dalam mengupayakan pangsa pasar. Melalui iklan, para pengusaha mencoba
membangkitkan minat konsumen atau pembeli, dengan harapan dapat menjual bahkan
meningkatkan penjualan produk yang diiklankan. Oleh karena arti penting iklan
pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh suatu
pemrakasa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat37.
Pada dasarnya iklan dapat dinyatakan layak untuk disiarkan apabila iklan
tersebut :
37
Renny Supriyatni, Jurnal:Tanggung Jawab Pelaku Usaha Untuk Menjamin Kebenaran Informasi Dalam
Iklan Produknya Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen, Bandung, 2007, hlm. 22-23.
Siaran iklan adalah siaran yang khusus ditujukan untuk promosi suatu produk,
kepentingan komersial. Medium televisi menjadi sangat efektif untuk media promosi
karena selain menyiarkan suara dan gambar secara hidup, juga menggunakan slogan-
Siaran iklan dapat diselipkan didalam siaran siaran berita, tetapi dapat pula
disajikan berupa sandiwara atau pada jam-jam siaran yang telah ditentukan untuk
ditawarkan.
38
Renny Supriyatni, Loc. Cit, hlm. 22-23.
tersebut.
Peran atau tujuan iklan sebenarnya adalah untuk memberikan informasi yang
benar kepada konsumen untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap produk
barang dan/atau jasa39. Masalah mulai timbul, dikarenakan untuk membuat iklan
semenarik mungkin, iklan lebih banyak menawarkan mitos daripada fakta kepada
konsumen.
Menurut Bittner, secara teoritis iklan terdiri dari dua jenis, yaitu40 :
1) Iklan standar, yaitu iklan yang ditata secara khusus untuk memperkenalkan
barang atau jasa pelayanan kepada konsumen melalui sebuah media dengan
2. Pengertian Periklanan41
periklanan merupakan usaha jasa yang di satu pihak menghubungkan barang dan jasa
penerima gagasan.
39
Ibid.
40
Ibid, hlm. 25
41
Ibid, hlm. 26
2) Menimbulkan pada konsumen suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide
produk yang diiklankan atau meningkatkan pangsa produk tersebut. Sebagai sarana
1. Iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan ketentuan
42
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumennya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2003, hlm. 150-151.
untuk melakukan tindakan atas berbagai praktek periklanan yang bertentangan dengan
kode etik.
2. Perusahaan iklan, adalah perusahaan atau biro yang bidang usahanya adalah
3. Media, baik elektronik maupun non-elektronik atau bentuk media lain, yang
43
Renny Supriyatni, Op. Cit, hlm.13-1O
44
Az Nasution, Naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan tentang Perlindungan Konsumen, BPHN,
Jakarta, 1980, hlm. 241
sengketa konsumen;
4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
diperdagangkan;
Tentang Penyiaran
dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa,
Selain itu di dalam Pasal 5 Huruf I Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
1) Siaran iklan terdiri atas siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat.
2) Siaran iklan wajib menaati asas, tujuan, fungsi, dan arah penyiaran
kelompok lain;
b. Promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif;
agama; dan/atau
5) Siaran iklan niaga yang disiarkan menjadi tanggung jawab lembaga penyiaran.
6) Siaran iklan niaga yang disiarkan pada mata acara siaran untuk anak-anak
masyarakat.
8) Waktu siaran iklan niaga untuk Lembaga Penyiaran Swasta paling banyak
20% (dua puluh per seratus), sedangkan untuk Lembaga Penyiaran Publik
paling banyak 15% (lima belas per seratus) dari seluruh waktu siaran.
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) dari siaran iklan niaga, sedangkan
untuk Lembaga Penyiaran Publik paling sedikit 30% (tiga puluh per seratus)
10) Waktu siaran lembaga penyiaran dilarang dibeli oleh siapa pun untuk
11) Materi siaran iklan wajib menggunakan sumber daya dalam negeri.
Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Penyiaran (SPS) dalam
Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran,
yaitu :
penyiaran, hal itu semua terangkum di dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan
Standar Program Siaran (SPS). Namun pada penjabarannya hanya difokuskan kepada
syirik di dalamnya.
Pasal 6 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 2 Tahun
Pasal 24 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 02
Bila terjadi pelanggaran atas Pedoman Perilaku Penyiaran (P3), maka yang
bertanggung jawab adalah Lembaga Penyiaran yang menyiarkan program yang
mengandung dugaan pelanggaran tersebut.
Ketentuan dalam ayat (1) di atas berlaku untuk seluruh jenis program, baik
faktual maupun non-faktual, program yang diproduksi sendiri maupun yang
dibeli dari pihak lain dan/atau asing, program yang dihasilkan dari suatu
kerjasama produksi maupun yang disponsori oleh pihak lain dan/atau asing.
Pasal 40 ayat (5) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 03 Tahun 2007
Istilah konsumen berasal dari alih bahasa dari kata consumer (Inggris-
bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk,
sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Pengertian konsumen dalam
peminjam, tertanggung, atau penumpang, pada satu sisi dapat merupakan konsumen
(akhir) tetapi pada sisi lain dapat pula diartikan sebagai pelaku usaha. Kesemua
mereka itu, sekalipun pembeli misalnya, tidak semata-mata sebagai konsumen akhir
45
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), Edisi
Cetakan II, Jakarta 2006, hlm. 2
(untuk keperluan non-komersial) atau untuk kepentingan diri sendiri, keluarga atau
konsumen46.
konsumen.
kaidah hukum yang mengatur tentang hubungan manusia satu dengan yang lainnya
(Hablum Minannas) yang berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen di dalam
terhindar dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian dalam penggunaan barang
konsumen48 adalah :
46
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
47
Johanes Gunawan, Op. Cit. hlm.6
jasa;
kepastian hukum (Qothil Hukmi) dan keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi;
berusaha;
dari sudut biaya, pengaruh pada masyarakat bisnis dan konsumen, maupun pada
kegiatan pemerintah.
48
Johanes Gunawan, Op. Cit. hlm.7
dan atau jasa secara tidak benar dan/atau seolah-olah memiliki potongan harga, standar
dan seterusnya49, mengiklankan penawaran barang dan/atau jasa secara tidak benar
yang penting. Hal ini berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen, yang
terhadap akibat yang ditimbulkan (kerugian) dari pelanggaran tersebut dan seberapa
jauh tanggung jawab itu dibebankan kepada para pihak yang terkait, selain itu
tanggung jawab merupakan salah satu usaha untuk melindungi dan meningkatkan
konsumen dengan cara menerapkan tanggung jawab mutlak (strick Lialibility) dalam
dan kesusilaan, serta ketertiban umum, dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu peraturan yang harus ditaati oleh pelaku usaha adalah Undang-
49
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
50
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
51
Renny Supriyatni, Op. Cit, hlm.17
Konsumen, pelaku usaha yang menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
Konsumen, dijelaskan dari ketiga pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan
yang:
Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan
segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.
Ketiga jenis pelaku usaha tersebut dalam undang-undang ini termasuk pelaku
usaha. Ketiga pelaku usaha di atas, dapat dipertanggung jawabkan secara tanggung
renteng dengan melihat kepada penandatanganan pada konsep iklan yang akan
disiarkan tersebut. Sekiranya tanda tangan pengiklan (tanda acc) terdapat pada konsep
bertanggung jawab terhadap akibat yang ditimbulkan oleh kreasinya sendiri, sehingga
disampaikan seharusnya pihak yang bertanggung jawab adalah pelaku usaha pemesan
tanggung jawab, apabila informasi yang diterimanya dari pelaku usaha pemesan iklan
diketahuinya tidak benar, namun pelaku usaha tetap memproduksi iklan yang
dimaksud52.
Jalan lain melalui tindakan administratif yang dapat dijatuhkan pada pelaku
advertisement) di surat kabar atau televisi. Iklan koreksi seperti ini telah tumbuh dan
52
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
hlm. 151
53
Johanes Gunawan, Op. Cit. hlm. 3
Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga
yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui
peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
(1) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau
diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
(2) Penyelesaian sengketa diluar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 2
tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
(3) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar
pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya
tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak
yang bersengketa.
berkaitan dengan perlindungan konsumen dapat ditempuh melalui jalur litigasi dan
54
Az Nasution, Op. Cit, hlm. 240-242
Penyelesaian melalui pola non litigasi telah diatur dalam dalam Pasal
ditempuh melalui jalur perdata. Dalam jalur perdata dasar yang digunakan
dasar tanggung jawab mutlak sebagaimana diatur dalam pasal 1365, 1366, dan
kerugian yang ditimbulkan oleh diri sendiri maupun orang lain yang berada di
elalui model atau cara Class Action atau Gugatan Kelompok, yaitu suatu cara
pengajuan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok
mengajukan gugatan untuk diri dan diri-diri mereka sendiri dan sekaligus
fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok
dimaksud.
mengakomodasi gugatan kelompok (Class Action) ini dalam Pasal 46 ayat (1)
BAB III
keimanan konsumen yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta. iklan-iklan syirik
1. Ketik REG (spasi) PRIMBON kirim ke 9877 yang dilakoni oleh Drs. H.
TRANS-TV.
2. Ketik REG (spasi) MAMA (spasi) Tanggal Lahir kirim ke 9090 yang
3. Ketik REG (spasi) RAMAL (spasi) NAMA ANDA kirim ke 9090 yang
4. Ketik REG (spasi) SHIO kirim ke 9877 yang dilakoni oleh Suhu Achai
5. Ketik REG (spasi) MANJUR kirim ke 9877 yang dilakoni oleh Drs. H.
6. Ketik REG (spasi) ROMY (spasi) NAMA ANDA kirim 9090 yang
7. Ketik REG (spasi) WETON kirim ke 9877 yang dilakoni oleh Ki Joko
8. Ketik REG (spasi) AMPUH kirim ke 9877 yang dilakoni oleh Raden
sehingga dengan karakter dan perhitungan mereka masa depan konsumen bisa terbaca.
iklannya berbeda dan mempunyai ciri khas kalimat dalam mengajak kepada
konsumen. Ki Joko Bodo dengan ciri khas kalimat Tuntunan saya akan membawa
hidup Anda menjadi lebih sukses, Percayalah!, Deddy Corbuizer dengan ciri khas
kalimat Dengan nama dan nomor Handphone Anda, saya akan bisa meramal
bagaimana masa depan Anda nantinya dan masih banyak lagi yang lainnya.
Maksud dan tujuan akhir dari iklan-iklan syirik tersebut adalah untuk meramal
nasib seseorang dan secara tidak langsung memberikan sugesti kepada konsumen
untuk mempercayainya, yaitu dengan cara mengirim Short Message Service (SMS) ke
nomor yang telah disediakan yang ditayangkan oleh hamper semua stasiun-stasiun
televisi yang eksis dan terkenal seperti TPI, AN-TV, GLOBAL TV, PJTV, Global-TV,
TRANS-T7, RCTI dan lain-lainya. Iklan syirik tersebut dapat merusak moral atau
Anehnya, entah kenapa hampir semua orang yang dimintai tolong untuk
meramal, menolak disebut sebagai Tukang Ramal meskipun sudah jelas mereka
menyebut kemampuan dan kehebatannya dalam meramal. Mereka juga tidak mau
disebut Orang Pintar, apalagi Dukun. Mereka sering merasa senang disebut
Paranormal.
Mereka juga menolak untuk dikatakan bisa membaca nasib dan takdir manusia.
Bahkan dalam tayangan iklan di televisi Mama Lourent pun berujuar penuh
peringatan, bahwa ia tidak bisa mengubah takdir seorang, kecuali membantunya untuk
Dalam kehidupan modern ini, orang tak perlu memikirkan apakah ramalan
paranormal tersebut masuk akal atau tidak, yang penting mereka menyalurkan
kepenasaran untuk melihat prediksi peruntungan di masa depan. Dari mulai jodoh,
masalah rumah tangga, musibah atau bencana, keuangan, karier, bahkan umurnya.
terhadap ramalan sehingga menjadi tren dalam berbagai bentuk dan medianya saat ini,
menjelaskan atau menandakan, bahwa kian tipisnya keimanan konsumen dan perasaan
tidak nyaman dalam mengarungi kehidupannya. Dalam Islam, memang ada ramalan,
menakwilkan atau mentafsirkan mimpi dihadapan Ayahnya Nabi Yakub. Begitu juga
dengan mimpi teman Yusuf a.s ketika bersama-sama dalam penjara dan mimpi raja
Al-Aziz istri Zulaikha, yaitu tujuh ekor sapi betia gemuk dimakan oleh tujuh ekor
sapai betina yang kurus. Memang kita semua dibayangi dalam ketidak pastian yang
akan terjadi yang akan datang (hari esok). Semestinya para ulama memikirkan strategi
dakwah yang baru, yang dapat menjawab persoalan-persoalan konkret umat. Tren
ramalan-ramalan masa kini menjelaskan bahwa umat atau konsumen dalam hal ini
masyarakat tidak mendapat jawaban dan ketenangan atas masalah yang mereka
hadapi.
1. Syirik Itiqodiyah.
Allah SWT yang telah menciptakan mannusia dan memberi rezeki pada manusia.
Namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang
digariskan kepada manusia. Hal ini termasuk syirik akbar yang mengeluarkan
percaya untuk menentukan nasib manusia melalui cara-cara seperti Ketik REG
(spasi) PRIMBON kirim ke 9877, Ketik REG (spasi) WETON kirim ke 9877 ,
Ketik REG (spasi) MAMA (spasi) Tanggal Lahir kirim ke 9090, Ketik REG
Yaitu yang berarti ilmu fisika yang dilanjutkan atau yang ditingkatkan,
sehingga masuk sebagai ilmu bilghoibi (ghaib atau rohani). Dengan ilmu
rahasia agama yang selama ini dianggap misterius, mistik, ghaib, dan sebagainya
yang akan menjadi nyata dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Hal ini mirip dengan
Ust. Abu Muslih, Macam-Macam Syirik, www.muslimah.or.id, download tanggal 12 Januari 2010 pukul
22.45 WIB
menakut-nakuti. Dengan ilmu kimia akan menjadi nyata dan dapat dijelaskan
secara ilmiah56.
Cara meramal seperti Primbon, Weton, Tarot dan lain sebagainya masih
yang sudah mati, dan Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang
dianggap keramat dan mempunyai kekuatan magis. Pada zaman dahulu memang
masuk akal, seperti rasi bintang, hari-hari lahir, nama-nama hari jawa seperti legi,
> B
= )<
"-#.! 7;"$"<
!!;:1A
:93
)
56
Syaidi Syekh Kadirun Yahya Muhammad Amin, Metafisika Merupakan Scientifical
www.wordpress.com, download tanggal 12 Januari 2010 pukul 22.50 WIB
Artinya, Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
dukun atau tukang ramal (Paranormal) menjelaskan, bahwa pada zaman Nabi,
Rasulullah SAW pernah didatangi oleh beberapa sahabat yang sahabat tersebut
Rasulullah SAW bersabda, kalimat itu memang termasuk hak (benar), dan
dicuri oleh makhluk sebangsa Jin kemudian disampaikan kepada telinga dukun,
diputuskan oleh Allah SWT, dan syetan, jin atau sejenisnya ikut
mendengarkannya, lantas syetan atau jin itu memberitau kepada telinga para
mereka sendiri. Tetapi ada beberapa syetan atau jin itu diketahui oleh para
seketika itu syetan atau jin tersebut langsung dilempar oleh malaikat dengan
bintang atau meteor jatuh, di dalam tafsir hadistnya, itulah para malaikat
sedang melempar syetan atau jin yang sedang mendengarkan berita di langit
tersebut bekerja sama dengan jin yang dapat terbang. Oleh karena itu, jangan
heran kalau ada orang yang bisa terbang, karena mereka meminta bantuan
kepada jin tersebut. Seperti David Cofer Fiel. Tetapi sangat jarang sekali orang
Menurut Prof. Dr. K.H Miftah Faridl57 selaku Ketua Majlis Ulama
REG (spasi) RAMAL (spasi) NAMA ANDA kirim ke 9090, Ketik REG
usaha yang menwarkan jasa seperti Drs. H. Imam Soeroso, MM., MBA, Ki
Joko Bodo dan sebagainya sudah termasuk musyrik, karena mereka mencari
57
Wawancara dengan Prof. Dr. K.H Miftah Faridl, Ketua Majlis Ulama Indonesia Kota Bandung, Bandung,
tanggal 14 Desember 2009 jam 12.45 WIB.
rezeki dari cara meramal dan hal itu adalah haram. Berkaitan hal itu, Allah
mendustakan Allah SWT seperti meramal atau sebagai dukun, maka orang
seseorang seperti umur, jodoh, pekerjaan dan yang lainnya ditentukan oleh
Allah SWT . Barang siapa yang sengaja mendatangi dukun, paranormal, baik
datang secara langsung ataupun tidak langsung, melalui email, mengirim SMS,
ayat 65 :
58
Depag RI, Op. Cit. hlm.427
59
Depag RI, Op. Cit. hlm.300
Dalam hal iklan syirik dengan ayat ini, bahwa penayangan iklan saja
tidak boleh, apalagi untuk melakukannya dan yang termasuk pengobatan yang
Persaudaraan Haji Indonesia Kota Bandung (PD IPHI Kota Bandung), beliau
adalah syirik. Dalam menentukan syirik atau tidaknya sesuatu hal harus dikaji
dalam berbagai disiplin ilmu yang lainnya. Salah satunya dengan ilmu tafsir.
televisi yang diadegani oleh Ki Joko Bodo sudah masuk kepada ranah
dimulai hari rabu. Kenapa dimulai dengan hari rabu atau tidak dengan hari
yang lainnya? Karena hari rabu adalah hari dimana Allah SWT membuat Nur
(cahaya). Seseorang dalam bepergian (jarak jauh) jarak jauh sebaiknya pada
hari kamis, karena rasul ketika bepergian senang pada hari kamis dan Rasul
60
Wawancara dengan K.H Ai At-Tamimi, Alumni Pengurus Majlis Ulama Indonesia Jawa Barat, Bandung,
tanggal 27 Januari 2010 jam 11.00 WIB.
(HIE@C*GD
!
+ %<
; :"
,
E?F7)
menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan RasulNya.
diadegani oleh Ki Joko Bodo dan lain sebagainya adalah syirik, karena mereka
diadegani oleh Ki Joko Bodo sudah masuk kepada ranah menetapkan hukum,
yaitu dapat merubah nasib seseorang, padahal kita ketahui bahwa ketetapan
setiap orang tentang umurya, jodohnya, kariernya dan lain sebagainya sudah
ditetapkan oleh Allah SWT ketika ia berusia empat bulan sepuluh hari atau
Indonesia (KPI) sudah melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah ini. Salah
pleno pada hari kamis tanggal 10 April 2008 yang dipimpin oleh Sasa Djuasa
dengan alas an, isi iklan tersebut bertentangan dengan Pasal 36 ayat (6)
menerangkan :
didalam iklan yang dibintangi oleh Ki Joko Bodo dan lainnya bersifat
Menurut Mbah Salim61 salah satu sesepoh suku Jawa yang masih
arti dari suatu peristiwa (dan karakter dari seseorang yang lahir dalam hari
Wawancara dengan Mbah Salim, Sesepoh Suku Jawa yang masih menggunakan System Perhitungan Jawa,
tanggal 26 Januari 2010 jam 13.30 WIB.
Salah satu penggunaannya yang umum dari metode ramalan ini dapat
selasa dll.) dengan lima hari pasaran jawa (legi, pahing, pon, wage, kliwon).
jawa hari kelahiran seseorang berulang setiap lima minggu dimulai dari hari
kelahiran.
Memang ada beberapa iklan yang mendapat teguran atau peringatan dua kali
iklan syirik tersebut. Pihak TPI masih saja menayangkan iklan-iklan syirik
62
Wawancara dengan Cinamon (Momon), Bagian Peiklanan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Jakarta,
tanggal 6 Januari 2010 jam 13.30 WIB.
tergolong Khofiy.
Dalam hal penayangan iklan syirik di televisi yang mengancam keimanan konsumen,
1. Pemesan Iklan.
Pemesan iklan telah memesan iklan yang bertentangan dengan Pasal 17 ayat
(1) huruf (c) dan (f) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, bahwa :
Huruf (c) : Memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat
mengenai barang dan/atau jasa;
Huruf (f) : Melanggar etika dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai periklanan.
Dalam Pasal 36 ayat (5) dan (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
Penyiaran, bahwa :
2. Perusahaan iklan.
Perusahaan atau praktisi periklanan telah melanggar asas-asas umum kode etik
periklanan, yaitu dengan membuat iklan yang tidak jujur dan bertentangan dengan
ketentuan hukum yang berlaku, iklan yang merendahkan martabat, agama, tata susila,
Indonesia (TPI) dan televisi-televisi lainnya telah menayangkan iklan yang tidak
huruf (b) menjelaskan, bahwa penyiaran itu diarahkan untuk meningkatkan moralitas
atau akhlak, menjaga nilai-nilai agama dan mencedaskan kehidupan bangsa. Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI) dan televisi-televisi lainnya telah menayangan iklan yang
tidak sesuai dengan yang dicita-citakan oleh rakyat Indonesia, yaitu yang terdapat
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang mengiklankan, menawarkan, mempromosikan atau
membuat pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
Pasal 6 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 2 Tahun
Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan
segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.
Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI) dalam Asas-Asas
Iklan harus jujur, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku.
yang tidak benar, mengelabuhi atau memberikan janji yang berlebihan. Penayangan
berlaku, baik hukum Islam atau hukum positif. Iklan syirik tersebut berlebihan, yaitu
mengambil hak atau kewenangan Allah SWT, yaitu dengan menjanjikan akan
Huruf (c) : Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan
penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang dikenal dengan (UUPK). Dalam
UUPK telah dijabarkan hak dan kewajiban produsen dalam memproduksi iklan,
tanggung jawab pihak produsen apabila terjadi hal-hal yang merugikan konsumen
serta sanksi-sanksi bagi produsen sebagai konsekuensi dari hal-hal yang merugikan
tersebut.
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PENAYANGAN IKLAN SYIRIK DI TELEVISI YANG
MENGANCAM KEIMANAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN DAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Analisis Pertanggung Jawaban Pelaku Usaha atas Akibat Penayangan Iklan Syirik
konsumen, ada beberpapa pelaku usaha periklanan yang harus bertanggung jawab.
Pelaku usaha periklanan, bertanggung jawab atas akad atau perjanjian yang masing-
Dalam hal ini, pelaku usaha periklanan yang bertanggung jawab atas
1. Pemesan Iklan.
17 ayat (1) huruf (c) dan (f) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Pasal 36 ayat (5) dan (6) serta Pasal 46 ayat (4)
2. Perusahaan iklan.
umum kode etik periklanan, yaitu dengan membuat iklan yang tidak
yang merendahkan martabat, agama, tata susila, adat, budaya, suku dan
3. Media Elektronik
menerangkan :
usaha :
nasib konsumen.
yaitu :
tersebut.
periklanan ini telah melanggar Pasal 7 ayat (2) yang berisikan Memberikan informasi
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta
Pasal 7 ayat (1) huruf c dan f. pada huruf c menerangkan Memuat informasi yang
32 Tahun 2003 Tentang Penyiaran serta Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar
Hal ini menjadi tanggung jawab bagi para pelaku usaha periklanan tersebut
Pelaku Usaha Periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan
segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.
televisi yang menyiarkan iklan syirik tersebut dapat dimintai pertanggung jawaban
memberikan ganti rugi kepada konsumen atas penayangan iklan syirik di televisi yang
menggunakan Product Liability, artinya media televisi yang menyiarkan iklan syirik
tersebut harus bertanggung jawab atas jasa yang diberikan kepada kliennya
(konsumen), karena telah merugikannya, yaitu telah menayangkan iklan dengan tidak
sesuai dengan harapan sebagai televisi yang bersifat mendidik (Tarbiyyah), televisi
yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, karena sebagai media televisi yang terikat
Konsumen, bahwa :
Pembuktian terhadap ada atau tidaknya unsur kesalahan dalam kasus pidana
sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat (4), Pasal 20 dan Pasal 21 merupakan
beban dan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan bagi
jaksa untuk melakukan pembuktian.
Konsumen, bahwa :
Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak
memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1), (2), (3) dan (4), dapat digugat melalui badan penyelesaian
sengketa konsumen atau mengajukan ke badan peradilan di tempat kedudukan
konsumen.
Kalau tanggung jawab ini tidak diperhatikan oleh pelaku usaha periklanan,
pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal
25 dan Pasal 26, yaitu Sanksi administrasif berupa penetapan ganti rugi
ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat
(2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar
dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 16 dan Pasal 17
ayat (1) huruf d dan huruf f dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima
tambahan, berupa:
Selain pelaku usaha periklanan yang bertanggung jawab atas penayangan iklan
syirik di televisi, tentunya pemuka Agama harus juga ikut berperan, karena masih
banyak pelaku usaha periklanan dan konsumen sendiri yang belum faham ajaran
Pendidikan Indonesia (TPI) sulit menentukan Syirik Khofiyy dan konsumen banyak
periklanan menanggung dosa syirik dirinya dan menanggung dosa syirik konsumen.
C 8
$ (/ > #2 B@K< B@)F C$ + EJ$ 6@1 > #2 B@ 5 A@)F C$
akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at
yang buruk[326], niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha
[325] Syafa'at yang baik Ialah: Setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak
Dalam hal ini, pelaku usaha harus segera ber-taubat dan memohon ampun
kepada Allah SWT serta meminta maaf kepada konsumen. Allah SWT berfirman
dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 133 dan Surat At-Tahrim ayat 8 :
Artinya, Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.
)81B
8;K/%9/H ) 7MJ
ampun) kepada Allah SWT. Bahkan dalam hadist lainnya Rasulullah SAW sekali
duduk tidak kurang dari tujuh kali Astaghfiru Wa Atuubu (memohon ampun dan
bertaubat) kepada Allah SWT. Padahal Rasulullah SAW diampuni kesalahan yang lalu
dan yang akan datang (Al-Mashum) dan Rasulullah SAW dijamin masuk syurga.
Dalam hal ini pertanggung jawaban pelaku usaha dalam hal penayangan iklan
syirik di televisi yang mengancam keimanan konsumen, pelaku usaha periklanan harus
sekaligus memohon maaf kepada seluruh konsumen melalui media yang dijangkau
oleh masyarakat, dan mengajak kepada konsumen untuk percaya penuh atas ketntuan
Qodho dan Qodar Allah SWT. Seharusnya, pelaku usaha memasang memasang iklan
kegunaannya sangat baik sebagai upaya pencegah gegabahnya para pengiklan63, Hal
ini sebagai tanda atau cirri taubatnya pelaku usaha periklanan. Hal ini sebagai langkah
pelaku usaha periklanan dalam hal Taubatan Nasuha. Dalam hal ini, pelaku usaha
dosa syirik konsumen. Dan dihadapan manusia, pelaku usaha periklanan mendapatkan
sanksi atau hukuman atau dalam istilah hukum Islam tazir yang terdapat dalam
63
Az Nasution, Op. Cit, hlm. 240-242
B. Analisis terhadap Upaya Perlindungan Hukum yang terkait Hak Konsumen atas
periklanan tersebut sering menempatkan konsumen pada posisi lemah, yaitu menerima
apapun kualitas hasil produksi termasuk produksi iklan syirik di televisi yang
periklanan yang merugikan pihak konsumen atas penayangan iklan syirik di televisi,
maka diperlukan usaha penyadaran kepada pelaku usaha periklanan agar tahu dan
Dalam siaran iklan, pelaku usaha periklanan tidak boleh melanggar Tata
Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI). Pelaku usaha periklanan harus
Amna), keamanan (Al-Amanah) dan keselamatan (As-Salamah), hak untuk memilih (Li
Haqqil Khuyyar) atas barang dan/atau jasa, hak atas informasi yang benar, jelas dan
jujur (Li Haqqil Akhbaril Haq) mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa,
hak untuk didengar pendapat dan keluhannya (Li Haqqi Yasmaun), hak untuk
Islaakhil Hukmi), hak untuk mendapat pembiaan dan pendidikan konsumen (Li Haqqit
1. Melanggar hak konsumen atas informasi yang benar, jelas dan jujur (Li
Haqqil Akhbaril Haq) mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa.
Setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai
yang keliru atas jasa iklan yang ditayangkan di televisi. Jika dikaitkan dengan
hak konsumen atas keamanan, maka setiap iklan yang ditayangkan, wajib
disertai informasi yang jelas terbebas dari manipulasi. Jika iklan memuat
dengan mengirimkan SMS terhadap iklan tersebut akan dapat merubah nasib
ditentukan oleh Allah SWT sejak empat bulan atau seratus dua puluh hari
64
Ibid, hlm. 25
tersebut tidak menganut prinsip Akhbaril Haq, yaitu informasi atau berita
yang benar, Adam Al-Ghoror yaitu terbebas dari penipuan dan tipu daya, Al-
Bir Wa At-Taqwa, yaitu tolong menolong dalam hal kebaikan dan takwa.
dengan ajaran agama Islam. Dalam Al-Quran dan Hadist Allah SWT
konsumen, yaitu melalui cara-cara atau metode yang mereka sudah sediakan
talim, di surat kabar dan di salah satu televisi swasta yang menayangkan
penayangan iklan syirik tersebut hanya masih terbatas Nir Aksi dan Ragam
konsumen atas informasi yang benar, jelas dan jujur (Li Haqqil Akhbaril
Haq) mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, hak atas
tayangan iklan tersebut dengan harapan, yaitu televisi yang bersifat mendidik
Siaran (SPS). Dalam hal ini, konsumen dapat mengajukan gugatan melalui
Action.
C. Analisis Fungsi dan Peran Komisi Penyiaran Indnesia (KPI) dalam mengawasi
dalam Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, yaitu :
media Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan juga televisi-televisi lainnya dengan
1. Pada hari kamis tanggal 10 April 2008, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
mengadakan rapat pleno yang dipimpin oleh Sasa Djuasa Sendjaja selaku
salah satu iklan supranatural yaitu Ki Joko Bodo, dengan alasan isi iklan
9554 yang dilakoni Drs. H. Imam Soeroso, MM., MBA. Dan iklan sejenis
melihat kecocokan nasib seseorang dan juga iklan jenis lainnya yang
Menurut analisis peneliti, fungsi dan peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
sampai kedua kalinya dan juga masih banyak iklan syirik yang mengancam keimanan
konsumen sampai pada hari ini masih ditayangkan. Seharusnya, Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) selain dalam Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2002 Tentang Penyiaran, yaitu Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dalam
(KPI) dengan alasan lalai dalam melaksanakan tugasnya, maka hal tersebut tidak bisa
2003 Tentang Penyiaran bahwa Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bertanggung jawab
Dalam hal ini, yang berhak menegur Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) apabila
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lalai adalah Presiden sendiri. Apabila melihat
terdapat program siaran yang menyimpang dari peratuaran yang telah ditetapkan,
maka Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan memberikan surat peringatan kepada
memberikan surat peringatan kepada stasiun yang menayangkan tersebut dan bukan
kepada konsumen maka dalam hal ini konsumen tidak ada sangkut pautnya. Sehingga
konsumen disini hanyalah sebagai pihak ketiga yang mempunyai keuntungan atas
penuntutan kebijakan.
(SPS).
Pada Pasal 6 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Pasal 24 ayat (1) dan (2) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 2
Bila terjadi pelanggaran atas Pedoman Program Penyiaran (P3), maka yang
bertanggung jawab adalah Lembaga Penyiaran yang menyiarkan program yang
mengandung dugaan pelanggaran tersebut.
Ketentuan dalam ayat (1) diatas berlaku untuk segala jenis program, baik
faktual maupun non-faktual, program yang diproduk si sendiri maupun yang
dibeli dari pihak lain dan/atau asing, program yang dihasilkan dari suatu
kerjasama produksi maupun yang disponsori oleh pihak lain dan/atau asing.
Pada Pasal 40 ayat (5) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 3
Pada Pasal 63 huruf (f) Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis pada bab IV, penulis mengambil beberapa kesimpulan: Pelaku
konsumen dan membuat iklan koreksi serta memberikan ganti rugi terhadap
pribadi dan dosa syirik konsumen yang meyakini dan mengikuti ramalannnya.
iklan syirik di televisi yang mengancam keimanan konsumen itu terdapat dalam
tersebut hanya masih terbatas Nir Aksi dan Ragam Aksi saja, belum sampai pada
pengajuan gugatan. Padahal hak konsumen yaitu menuntut ganti rugi, dapat
televisi yang menayangkan iklan syirik, yaitu dengan nomor surat :17
KPI/SP/04/08. Fungsi dan peran Komisi Penyiaran Indnesia (KPI) atas penayangan
iklan syirik tersebut kurang optimal, buktinya masih banyak iklan syirik di televisi
yang mengancam keimanan konsumen sampai pada hari ini masih ditayangkan.
B. Saran-Saran
yang mengancam keimanan konsumen dihubungkan dengan undang-undang yang terkait dan
juga pandangan hukum Islam, ternyata terdapat sejumlah permasalahan yang cukup menarik.
Pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas akibat dari penayangan iklan syirik di televisi
yang mengancam keimanan konsumen dihadapan Allah SWT dan dihadapan manusia, tetapi
masih banyak pelaku usaha periklanan yang menayangkan iklan-iklan yang bertentangan
dengan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, kesempatan ini penulis memberikan beberapa
paranormal, karena dengan mempercayai ramalan paranormal akan merugikan diri sendiri,
Kedua, bagi pelaku usaha periklanan hendaknya segera bertaubat dengan Taubatan
Nasuha dan melaksanakan tugasnya, yaitu menyajikan program siaran yang bersifat mendidik
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu dengan tidak mengindahkan hukum yang berlaku,
baik hukum positif ataupun hukum Islam, karena dengan tayangan program atau iklan yang
baik dan tidak menyesatkan, menjadikan ilmu dan pahala bagi pelaku usaha periklanan sendiri
Ketiga, bagi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) supaya lebih teliti dalam mengawasi
memberikan sanksi, yaitu supaya memberikan sanksi yang berat sesuai dengan peraturan yang
berlaku pada pelaku usaha periklanan yang melanggar atau menyalahi hukum yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Althof Ali, Makalah : Aku Cinta Indonesia : Praktek Pengamalan Quran dan Hadist,
Bandung, 2008
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Acara Perdata, PT Citra Aditya Bhakti, 1990
H. Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier, Jilid 4, PT Bina Ilmu,
Surabaya, 2005
Imam Nawawi, Kitab Riyadhotus Sholihin (jiid 2), Pustaka Amani, Jakarta, 1999.
Ibnu Hasyim, Kitab Sirah Nabawiyah, Juz Awwal, Daarul Jaail, Bairut Lebanon,
1987
Krisna Harahap, Hukum Acara Perdata (Teori dan Praktek), Gafitri Budi Utami,
Bandung, 1996.
M. Natsir Arsyad, Seri Buku Pintar Islami 1 : Seputar Al-Quran, A-Hadist dan Ilmu,
Al-Bayan (Kelompok Penerbit Mizan), 1996.
Soerjono Soekanto dan Sri Mawudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
UNDANG-UNDANG
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Standar Program
Penyiaran (SPS)
SUMBER LAIN
Wawancara dengan Prof. Dr. K.H Miftah Faridl, Ketua Majlis Ulama Indonesia Kota
Bandung, Bandung, tanggal 14 Desember 2009 jam 12.45 WIB.
Wawancara dengan Mbah Salim, Sesepoh Suku Jawa yang masih menggunakan
System Perhitungan Jawa, tanggal 26 Januari 2010 jam 13.30 WIB.
Wawancara dengan K.H Ali At-Tamimi, Alumni Pengurus Majlis Ulama Indonesia
Jawa Barat, Bandung, tanggal 27 Januari 2010 jam 11.00 WIB.