Anda di halaman 1dari 5

ILMU KEBUMIAN

RESUME MITIGASI BENCANA


‘KEKERINGAN DAN DESERTIFIKASI’

Disusun oleh :

BAIQ ARASYA WULANDARI


3515100097
Kelas B

TEKNIK GEOMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2015
KEKERINGAN DAN DESERTIFIKASI

1. Kekeringan dan Desertifikasi


Pengertian
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang
dimaksud kekeringan di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di
lahan pertanian yang ada tanaman (padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang
sedang dibudidayakan. Sedangkan, Desertifikasi adalah tipe degradasi lahan di
mana lahan yang relatif kering menjadi semakin gersang, kehilangan badan air,
vegetasi, dan juga kehidupan liar. Desertifikasi umumnya disebabkan oleh
berbagai faktor seperti perubahan iklim dan aktivitas manusia. Desertifikasi
adalah masalah lingkungan dan ekologisglobal yang signifikan.

Mekanisme kerusakan
Kekurangan air mempengaruhi kesehatan tanaman pangan, pohon, ternak,
dan manusia; tanah menjadi subyek erosi dan banjir, pengaruh-pengaruhnya
bersifat bertahap tetapi jika tidak dicek, tanaman pangan dan pohon-pohon juga
ternak akan mati, orang-orang kehilangan mata pencaharian, dipaksa untuk
pindah, dan mungkin saja mengalami kelaparan jika bantuan tidak disediakan.
Kemudian bangunan-bangunan dan infrastruktur ditinggalkan dan menjadi rusak
dan peninggalan-peninggalan budaya menjadi hilang.

Parameter kedasyatan
Yang menjadi parameter kedahsyatannya adalah tingkat curah hujan,
kekurangan curah hujan (mm), masa kekeringan. Tingkat hilangnya lapisan
tanah bagian atas juga tingkat zona iklim gurun.

2. PENYEBAB DAN TINDAKAN UNTUK MENGURANGI RESIKO


Penyebab
Kekeringan terutama disebabkan oleh fluktuasi-fluktuasi berkala jangka pendek
dalam tingkat curah hujan. mungkin oleh perubahan-perubahan iklim jangka
panjang. Desertifikasi disebabkan oleh hilangnya vegetasi dan diikuti oleh erosi
tanah yang disebabkan oleh kombinasi kekeringan, terlalu banyaknya lahan
pengembalaan dan manajemen tanah yang jelek.

Potensi untuk mengurangi bahaya


Kekeringan tidak bisa dikendalikan, sedangkan desertifikasi bisa dikurangi
dengan praktek-praktek manajemen tanah yang diperbaiki, manajemen hutan,
bendungan-bendungan rembesan irigasi dan manajemen Adang rumput
(pengendalian penggunaan lahan dan pola pengembalaan hewan).
3. STRATEGI MITIGASI
Kekeringan bersifat slow on set. Artinya berlangsung secara perlahan sehingga
lebih mudah mengatasinya. Untuk kelangkaan air dilakukan dengan pengerahan
tangki air dan logistik ke daerah rawan kekeringan. Himbauan hemat air dan
pengaturan air untuk irigasi pertanian. Gerakan pemanenan hujan, restorasi
sungai, pengurangan risiko bencana dan perbaikan lingkungan lebih
ditingkatkan. Solusi jangka panjang mengatasi kekeringan perlu mitigasi
struktural secara masif dengan pembangunan embung, bendung dan waduk.
Metode untuk mitigas atau membalikkan efek desertifikasi telah diusulkan,
namun terdapat halangan dalam mengimpementasikannya. Salah satunya
adalah praktek pertanian berkelanjutan yang diketahui mampu memitigiasi
desertifikasi, terkadang membutuhkan biaya melebihi keuntungan petani.
Masalah lainnya adalah rendahnya motivasi politik dan pembiayaan
dalam reklamasi lahan dan program anti desertifikasi.
Strategi – strategi mitigasi utama lainnya yaitu
a. Pembagian air;
b. Perlindungan atau penggantiaan tempat cadangan air yang rusak dengan
menejemen dataran tinggi di mana sungai mengalir,
c. Konstruksi bendungan-bendungan,
d. Pipa-pipa atau terowongan air,
e. Perlindungan tanah dan pengurangan tingkat erosi dengan menggunakan
bendungan-bendungan pengontrol,
f. Menyeragamkan penanaman,
g. Manejemen ternak,
h. Pengurangan penebangan kayu dengan tungku-tungku bahan bakar yang
diperbaiki,
i. Pengenalan pertanian dan pola-pola tanam yang fleksibel,
j. Pengendalian penduduk,
k. Program-program pelatihan dan pendidikan.

4. ORGANISASI PELAKSANAAN
Beberapa organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan program-program dan
menguraikan tujuan-tujuan kebijakan dari UNDP dan DHA menyangkut masalah
mitigasi bencana. Metode-metode pencapaian tujuan tujuan ini adalah

 Pembangunan institusi
Membantu membangun institusi-institusi nasional dan struktur-struktur
formal yang akan bias menghidupkan program mitigasi merupakan
bagian penting dari inisiatif PBB di dalam memberikan bantuan
manajemen bencana.
 Penyebar luasan informasi
Suatu peran besar untuk DHA dan kantor-kantor UNDP adalah untuk
menyebar luaskan publikasi-publikasi PBB seluas mungkin dalam Negara
itu dan untuk menjamin bahwa setiap proyek mitigasi bencana yang
dilaksanakan dalam Negara dipublikasikan dan disebarluaskan seluas
mungkin.
 Pertukaran ahli internasional
Ilmu mitigasi bencana masih berada pada tahap awal pengembangan dan
banyak teknik yang diimprementasikan atau diujicobakan secara sendiri-
sendiri. Hubungan dan pertukaran pengalaan dari satu lokasi ke lokasi
lainnya akan membantu pelaksanaan teknik-teknik mitigasi yang efektif.
 Kampanye IDNDR

Partisipasi masyarakat

a. Konstruksi bendungan-bendungan pengontrol, cadangan air, sumur-sumur,


tangka-tangki air, penanaman dan penghutanan;
b. Perubahan pola-pola tanam;
c. Memperkenalkan kebijakan-kebijakan konservasi air;
d. Mengubah praktek-praktek menejemen peternakan;
e. Pembangunan alternative industri-industri non pertanian;

Mitigasi mencakup tidak hanya menyelamatkan hidup dan mereka yang


terluka dan mengurangi kerugian-kerugian harta benda, akan tetapi juga
mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang saling merugikan dari bahaya-
bahaya alam terhadap aktivitas ekonomi dan institusi sosial.
Daftar Pustaka

Mitigasi Bencana (Edisi Kedua), Program Pelatihan Manajemen Bencana,


UNDP, 1994

Bnpb.go.id

Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai