Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk

hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup

(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui

aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis

suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa

gen pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel

tumbuhan atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses

industri.

Probiotik adalah suplemen makanan berupa bakteri hidup yang non

pathogen, tidak toksik, tahan terhadap asam lambung, dan dapat berkoloni pada

usus besar (kolon) (Feliatra, 2015). Bakteri probiotik mampu berperan sebagai

imunostimulan, meningkatkan rasio konversi pakan, mempunyai daya hambat

pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan antibiotik, serta peningkatan kualitas

air (Watson et al., 2008).

Bakteri patogen merupakan bakteri merugikan yang menimbulkan

berbagai macam penyakit, baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan.

Bakteri patogen merupakan bakteri yang intraseluler dan mengambil keuntungan

dari si penderita (Kesuma, 2013). Menurut Feliatra et al., (2012) kehadiran jenis

bakteri patogen seperti Vibrio sp, Aeromonas sp, dan Pseudomonas sp akan
2

menyebabkan penyakit pada ikan budidaya sehingga perlu diantisipasi untuk

pencegahannya.

UJi antagonis adalah suatu cara untuk mengukur kemampuan bakteri atau

jamur antagonis terhadap patogen pada skala invitro dengan tujuan mengetahui

kemampuan bakteri atau jamur dalam menekan dan perkembangan patogen

(Zulkarnain, 2014).

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

1.2.1. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum adalah mahasiswa diharapkan dapat memahami uji

antagonisme bakteri probiotik terhadap bakteri patogen (Vibrio sp, Aeromonas sp,

dan Pseudomonas sp) dengan cara peremajaan isolat probiotik dan isolat patogen

(Media Natrium Broth), metode kertas cakram, dan metode garis.

1.2.2. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum yaitu praktikan mengetahui ketahanan dan

kelemahan bakteri probiotik terhadap bakteri patogen(Vibrio sp, Aeromonas sp,

dan Pseudomonas sp).


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Probiotik adalah mikroba hidup yang menguntungkan pada mahluk hidup,

yang bermanfaat untuk memperbaiki keseimbangan mikroba di dalam saluran

penceraan dan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan

inangnya.

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih

tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri ada yang

menguntungkan dan merugikan. Bakteri adalah organisme uniselluer, prokariot,

tidak memiliki klorofil, dan berukuran renik (Kesuma, 2013).

Bakteri patogen intraseluler yang hanya menyebabkan penyakit bila masuk

ke dalam tubuh makhluk hidup. Contoh, yaitu Mycobacterium tuberculosis

merupakan bakteri yang menjadi penyebab penyakit TBC. Bakteri kondisional

merupakan bakteri patogen yang bisa menimbulkan penyakit dalam keadaan

tertentu. Contoh, yaitu Haemophilus influenza merupakan bakteri penyebab

penyakit influenza (Ningsih, 2015).

Bakteri Aeromonas hidrophyla merupakan patogen opotunistik yang

hamper selalu terdapat di air (Gusnawan, 2014). Menurut Hutabarat (2013),

bakteri Pseudomonas sp, yaitu termasuk kelompok bakteri gram negatif, bersifat

motil karena adanya alat gerak berupa flagel, dan bersifat aerobik. Beberapa

spesies menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Bentuk bakteri ini, berbentuk

batang.

Bakteri Vibrio sp termasuk bakteri anaerobik fakultatif, yaitu dapat hidup

baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio sp tumbuh pada pH 4 – 9 dan
4

tumbuh optimal pada pH 6,5 – 8,5 atau pada kondisi alkali pada pH 9,0. Pada

biakkan, dapat dilihat bahwa bakteri Vibrio sp membentuk koloni yang cembung

(convex), bulat, smooth, opak dan tempat berglanula bila di amati dibawah sinar

cayaha. Bakteri ini bersifat gram negative, fermentative, bentuk sel batang yang

melengkung dengan ukuran panjang antara 2 – 3 µm, menghasilkan katalase dan

oksigen dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel.

Menurut Nurbailis (2015), mikroorganisme antagonis adalah

mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap

mikroorganisme lain yang tumbuh dan berasosiasi. Mikroorganisme antagonis,

meliputi kompetisi nutrisi, antibiosis, predasi, hiperparasitisme, dan

mikroparasitisme.

Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram positif yang

mampu mengubah karbohidrat menjadi asam laktat. Hidup di saluran pencernaan

ternak. Jadi untuk menambah jumlah bakteri probiotik seperti BAL pada usus

biasanya bakteri probiotik tersebut diisolasi dari usus ternak agar didapatkan

bakteri probiotik yang benar – benar cocok dan sesuai dengan system pencernaan

ternak namun tidak semua jenis bakteri usus merupakan bakteri probiotik BAL

(Sari, 2013).

Fase lag pertumbuhan bakteri probiotik masih sangat rendah dikarenakan

pada fase ini bakteri probiotik masih menyesuaikan dengan lingkungannya yang

baru yaitu substrat tempat tumbuhnya. Kecepatan fase lag dipengaruhi oleh

substrat karena substrat mempengaruhi kemampuan bakteri probiotik dalam

fermentasi substrat untuk pertumbuhannya (Kusumaningrum,2014).


5

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan secara berturut - turut pada 23 – 25 Oktober

2017 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Adapun alat yang dipakai, yaitu jarum ose, cawan petri, mikropipet, tip,

erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung, batang L, pembakar bunsen, inkubator, dan

fortex.

3.2.2 Bahan

Dan bahan yang digunakan, yaitu NA (Nutrient Agar), NB (Natrium

Broth), isolat probiotik dari saluran pencernaan udang galah dan udang windu,

TSB (Trypticase Soy Broth). Isolat bakteri Aeromonas hydrophila, bakteri

Pseudomonas sp, bakteri Vibrio alginolyticus isolate probiotik yang terdiri dari

10 yaitu UG1, UG2, UG3, UG4, UG5, dan UWH1, UWH8, UWH9, UWH10,

UWH12

3.3. Prosedur Praktikum

3.3.1. Peremajaan Isolat Probiotik dan Isolat Patogen

Isolat yang sudah ada diremajakan menggunakan media Natrium Broth.

Satu ose isolat dimasukkan ke dalam media Natrium Broth yang telah steril dan

diinkubasi selama 24 jam. Isolat yang tumbuh yang akan digunakan untuk uji

antagonism. Begitu pula dengan bakteri patogen. Bakteri patogen yang ada
6

diambil satu ose dan dimasukkan ke dalam media Natrium Broth dan diinkubasi

selama 24 jam.

3.3.2. Uji Antagonisme terhadap Bakteri Patogen

3.3.2.1. Metode Kertas Cakram

Pada metode ini bakteri patogen uji yang telah dimurnikan diambil

sebanyak 25 L dan ditanam ke dalam media Nutrient Agar dan diratakan dengan

batang L. Setelah media yang berisi biakan bakteri patogen memadat diberi kertas

cakram yang ditetesi isolat 0,5 L.

Kemudian diinkubasi pada suhu 280C selama 18 - 24 jam. Filtrat yang

mengandung substansi antibakteri akan melakukan penghambatan terhadap

bakteri patogen yang dibuktikan dengan adanya zona bening di sekitar cakram dan

diukur diameter zona bening yang terbentuk.

3.3.2.2. Metode Garis

Pada metode garis ini bakteri patogen digoreskan pada media Nutrient

Agar satu hingga dua kali. Kemudian isolat probiotik juga digores sambil

melewati/mengenai goresan dari bakteri patogen. Adanya zona bening/clear zone

pada batas persinggungan dari kedua isolat menandakan adanya aktivitas

penghambatan dari isolat probiotik.

3.4. Metode Praktikum

Dan metode yang digunakan metode pengamatan langsung dimana bakteri

probiotik dan bakteri pathogen diamati kemudian diukur dengan alat ukur.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Klasifiksi dari patogen bakteri Vibrio sp adalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Vibrionales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibrio sp.

Bakteri Vibrio sp termasuk bakteri anaerobik fakultatif. Bakteri ini bersifat

gram negative, fermentative, bentuk sel batang yang melengkung dengan ukuran

panjang antara 2 – 3 µm, menghasilkan katalase dan oksigen dan bergerak dengan

satu flagella pada ujung sel.

Klasifikasi dari udang windu adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Famili : Penaeidae
8

Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon

Udang windu dikenal dengan sebutan black tiger shrimp adalah spesies

udang laut yang dapat mencapai ukuran besar, di alam bebas dapat mencapai 35

cm dan berat sekitar 260 gram, sedangkan yang dipelihara ditambak panjang

tubuhnya mencapai 20 cm dan berat sekitar 140 gram.

4.1.1. Metode Kertas Cakram

a. Uji antagonisme Bakteri Probiotik terhadap Bakteri Patogen Vibrio sp,

sebagai berikut

Tabel 1. Uji antagonisme Bakteri Probiotik terhadap Bakteri Patogen

Vibrio sp

Nama Isolat Gambar Diameter Clear


Zone (mm)

UWH-8 4
9

UG-1 9

UWH-1 4

UWH-9 3

UG-2 4
10

b. Uji antagonisme probiotik UWH 1 terhadap Bakteri Patogen (Vibrio

sp, Pseudomonas sp, dan Aeromonas sp)

Tabel 2. Uji antagonisme probiotik UWH 1 terhadap Bakteri Patogen

(Vibrio sp, Pseudomonas sp, dan Aeromonas sp)

Diameter Clear
Nama Isolat Gambar
Zone (mm)

UWH – 1
9
(Aeromonas sp)

UWH – 1
11
(Pseudomonas sp)

UWH – 1
4
(Vibrio sp)
11

4.1.2. Metode Garis

Berdasarkan hasil dari pengamatan pada metode garis terdapat zona

bening atau clear zone pada UG – 2 dengan ukuran 7 mm dan UWH – 8 dengan

ukuran 5 mm.

Gambar 1. Uji Antagonisme Bakteri Probiotik terhadap Bakteri Patogen

(Vibrio sp)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Metode Kertas Cakram

a. Uji antagonisme bakteri patogen (Pseudomonas sp) terhadap bakteri

probiotik dengan isolat probiotik UWH-1, UG-1, UWH-8, UG-2, dan UWH-

UJi antagonis adalah suatu cara untuk mengukur kemampuan bakteri atau

jamur antagonis terhadap patogen pada skala invitro dengan tujuan mengetahui

kemampuan bakteri atau jamur dalam menekan dan perkembangan patogen

(Zulkarnain, 2014).

Bakteri Vibrio sp termasuk bakteri anaerobik fakultatif, yaitu dapat hidup

baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio sp tumbuh pada pH 4 – 9 dan

tumbuh optimal pada pH 6,5 – 8,5 atau pada kondisi alkali pada pH 9,0. Pada
12

biakkan, dapat dilihat bahwa bakteri Vibrio sp membentuk koloni yang cembung

(convex), bulat, smooth, opak dan tempat berglanula bila di amati dibawah sinar

cayaha. Bakteri ini bersifat gram negative, fermentative, bentuk sel batang yang

melengkung dengan ukuran panjang antara 2 – 3 µm, menghasilkan katalase dan

oksigen dan bergerak dengan satu flagella pada ujung sel.

Berdasarkan hasil pengamatan uji antagonisme bakteri patogen terhadap

isolat probiotik yang diperoleh, yaitu UWH – 1 diameter clear zone 4 mm,

diameter kertas cakram 4 mm, dan baku mutu 5 mm. UG-1 diameter clear zone 9

mm, diameter kertas cakram 4 mm, dan baku mutu 5 mm. UWH – 8 diameter

clear zone 4 mm, diameter kertas cakram 4 mm, dan baku mutu 4 mm. UWH – 9

diameter clear zone 3 mm, diameter kertas cakram 4 mm, dan baku mutu 4 mm.

UG – 2 diameter clear zone 4 mm, diameter kertas cakram 4 mm, dan baku mutu

4 mm.

Pertumbuhan bakteri maksimal terjadi pada 18-24 jam pertama, bakteri

patogen dapat menembus probiotik kemungkinan pertama terjadi karena terlalu

lama diinkubasi sehingga bakteri probiotik tidak mampu menahan patogen Vibrio

sp sehingga bakteri patogen mampu menembus masuk kedalam clear zone.

b. Uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap beberapa bakteri patogen

seperti Vibrio sp, Pseudomonas sp dan Aeromonas sp

 Uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen Vibrio sp

Pada uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen Vibrio sp

didapatkan clear zone pada diameter 4 mm, kertas cakram berdiamter 4 mm

berarti baku mutu adalah 5,5 mm. Didalam clear zone terdapat bakteri pathogen,

yaitu Vibrio sp dapat menembus isolate probiotik UWH-1 kurang dari 24 jam.
13

Pertumbuhan bakteri maksimal terjadi pada 18-24 jam pertama, bakteri

pathogen dapat menembus probiotik kemungkinan pertama terjadi karena terlalu

lama diinkubasi sehingga bakteri probiotik tidak mampu menahan pathogen

Vibrio sp sehingga bakteri patogen mampu menembus masuk kedalam clear zone.

 Uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen

Pseudomonas sp

Pada uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen

Pseudomonas sp didapatkan clear zone pada diameter 11 mm, kertas cakram

berdiamter 6 mm berarti baku mutu adalah 5 mm.

 Uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen

Aeromonas sp

Pada uji antagonisme probiotik UWH-1 terhadap bakteri patogen

Aeromonas sp didapatkan clear zone pada diameter 9 mm, kertas cakram

berdiameter 4 mm berarti baku mutu adalah 5 mm.

4.2.2. Metode Garis

Pada Uji Antagonisme dengan menggunakan metode garis menunjukkan

hasil yang tidak terlalu sempurna karna yang terlihat garis zona bening atau clear

zone hanya pada UG – 2 dan UWH - 8, berarti dalam metode garis, hasil yang

didapatkan tidak maksimal kemungkinan di sebabkan oleh human error. Adanya

zona bening/clear zone pada batas persinggungan dari kedua isolat menandakan

adanya aktivitas penghambatan dari isolat probiotik di UG – 2 dan UWH – 8

untuk bakteri patogen Vibrio sp.


14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pertumbuhan bakteri maksimal terjadi pada 18-24 jam pertama, bakteri

patogen dapat menembus probiotik kemungkinan pertama terjadi karena terlalu

lama diinkubasi sehingga bakteri probiotik tidak mampu menahan patogen Vibrio

sp sehingga bakteri patogen mampu menembus masuk kedalam clear zone.

Kemudian kemungkinan lain nya disebabkan oleh human error.

5.2. Saran

Adapun saran agar alat – alat semakin di perbanyak agar setiap mahasiswa

lebih maksimal dalam praktikum bioteknologi ini, dan agar ruangan diberi

pendingin tambahan agar konsentrasi mahasiswa tidak terganggu karna panas nya

ruangan mengingat jumlah praktikan yang banyak.


15

DAFTAR PUSTAKA

Feliatra. 2015. Probiotik suatu tinjauan keilmuan baru bagi pakan hewan

budidaya. Pasir Pengaraian : UPP Press.

Kesuma, Widi. 2013. Bakteri patogen : parasit dan penyakit organisme akuatik.

Lampung : Universitas Lampung. Budidaya Perairan.

Ningsih, Rahma. 2015. Bakteri patogen dalam budiday ikan nila (Oreochromis

niloticus). Jakarta : Agromedia Pustaka.

Hutabarat, Frans. 2013. Karakteristik bakteri – bakteri patogen dalam perairan

tawar. Sorong : Inpress.

Nurbailis. 2015. Karakteristik mekanisme Trichoderma spp untuk pengendalian

Fusarium oxysporum sp cubense penyebab penyakit layu

Fusarium pada tanaman pisang. Disertasi. Program Pascasarjana.

Universitas Padang.

Gusnawan, T. 2014. Penyakit patogen pada ikan hias. Banten : Bumi Aksara.

Zulkarnain, Karina. 2014. Uji antagonis jamur Trichoderma sp terhadap jamur

Collectroticum sp. Lampung : Universitas Lampung. Jurusan

Agroteknologi.

Suyono, Yuyun. 2013. Identifikasi dan karakteristik bakteri Pseudomonas pada

tanah yang teridinkasi terkontaminasi logam. Pontianak :

Baristand Industri.

Ruksiono, J. 2013. Dasar – dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Simadibarta, M. 2016. Peranan probiotik dalam dunia medis. Jakarta :

Universitas Indonesia.
16

LAMPIRAN
17

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Nutrien Borth Tip Mikropipet Tabung Reaksi

vortex Cawan Petri Erlemeyer

Micropipet Penggaris Buku panduan

Anda mungkin juga menyukai