Anda di halaman 1dari 24

I.

JUDUL PERCOBAAN : ANALISIS VITAMIN C


II. HARI, TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 06 November 2017
III. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan Kadar Vitamin C
pada buah nanas
IV. DASAR TEORI :
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan
dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi
metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan
normal serta memelihara kesehatan. Vitamin dibagi ke dalam dua golongan.
Golongan pertama, prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air,
tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang
termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin,
asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B)
dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin,
dan dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan,
akan tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu
(hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin
mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala penyakit
akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi
(Poedjiadi,1994)

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil


yang memiliki fungsi vital dalam metabolism organisme. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentangenzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak
tepatuntuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki
kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu
kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita.
yang artinya "hidup"dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin
dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak
memiliki atom N.
Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air.
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan
rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal
putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192°C.
Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C
sangat mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air),
sedikit larut dalam alkohol (1 g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml
gliserin) dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform, minyak dan
sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam bentuk larutan, terutama jika
terdapat udara, logam-logam seperti Cu, Fe, dan cahaya.

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan


diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan
monosakarida. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam
air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari akar kata
a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia diberikan
kepada Walter Haworth atas hasil kerjanya dalam menentukan struktur kimia
asam askorbat. Pada saat penemuannya pada tahun 1920-an, ia disebut
sebagai asam heksuronat oleh beberapa peneliti. Vitamin C dapat disintesis
dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar
hewan. Asam askorbat (vitamin C) terdapat dalam dua bentuk di alam,
yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat
(bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam
dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau
alkali (Akhilender, 2003).
Kebanyakan Vitamin c dapat disintesis oleh kebanyakan tumbuhan
dan hewan. akan tetapi manusia dan golongan primata lainnya tidak dapat
mensintesa asam askorbat disebabkan karena tidak memiliki enzim
gulunolactone oxidase, begitu juga dengan marmut dan kelelawar pemakan
buah. Oleh sebab itu asam askorbat harus disuplai dari luar tubuh terutama
dari buah, sayuran, atau tablet suplemen Vitamin C. Asupan gizi rata-rata
vitamin C untuk orang dewasa 45 mg/hari, anak-anak 35 mg/hari, bumil &
buteki : 60 mg/hari (Hawab 2005).

Sifat vitamin C
Vitamin C memiliki sifat sebagai berikut:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna.
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang
mempunyai berat.
3. Stabil pada pH rendah.
4. Merupakan reduktor kuat.
5. Mudah teroksidasi

Faktor-Faktor yang dapat merusak vitamin C


Vitamin C dapat hilang atau rusak karena hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi
yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipisdapat
mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994).
Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi
vitamin C adalah sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai
kaitan yang sangat penting dalam pembentukan kolagen. Karena vitamin C
diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin yang
merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan
senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan
ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit
dan tendon. Dengan demikian maka fungsi vitamin C dalam kehidupan
sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di
bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan
enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam
pembentukan hidroksipolin, suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam
askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di semua jaringan tubuh
menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk
pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang,
dan gigi (Guyton, 2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C
mereduksi besi menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C menghambat
pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila
terdapat vitamin C.
Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan
dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970)
pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya Vitamin C and the common
cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C dapat
mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1970).
Fungsi keempat, bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan
metabolisme kolesterol. Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan
sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam metabolism kolesterol adalah
melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang dalam
bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya
kadar HDL akan menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3)
vitamin C dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan
pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan pengabsorbsian kembali
asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).

Reaksi-reaksi Vitamin C (Asam Askorbat)

Reaksi Vitamin C untuk Sintesis L-Asam askorbat dari glukosa melalui D-


glucuronic acid

Atau dapat dijelaskan oleh gambar berikut :


Reaksi Vitamin C untuk L- asam askorbat sebagai antioksidan

Reaksi tahap I:

Pembentukan ion negatif dalam air

Terjadi resonansi sebagai berikut :

Reaksi tahap II

Reaksi dengan radikal bebas menghasilkan radikal bebas lain. Terjadi


resonansi sebagai berikut :
Reaksi tahap III

Pembentukan kembali ion L-asam askorbat.

Kelebihan Vitamin C

Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk


mencegah common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis.Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang
cukup. Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:

- Diare

- Batu ginjal pada orang-orang yang peka

- Perubahan siklus menstruasi.

Beberapa orang yang menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi secara


tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.

Kekurangan Vitamin C pada Manusia

Manifestasi klinis dari penyakit scurvy-seperti kelemahan, perdarahan


petekie, perdarahan gingiva, ekimosis dan perdarahan subperiosteal, anemia,
dan cacat pada perkembangan tulang pada anak-anak - yang saat ini jarang
terjadi di negara-negara industri. Namun demikian, kekurangan asam
askorbat ringan telah diamati dalam subjek tua yang dilembagakan, mungkin
timbul asupan vitamin C yang tidak memadai (Newton et al, 1985;.
VanderJagt et al, 1987; Monget et al, 1996), meskipun gangguan penyerapan
dapat juga terlibat (Davies et al., 1984). Pasien alkoholik (Lemoine et al.,
1980) dan beberapa suku Inuit di Kanada (Kesehatan dan Kesejahteraan
Canada, 1973) juga mungkin rentan mengalami defisiensi vitamin C. Scurvy
pada bayi jarang terjadi karena ASI memberikan asam askorbat dalam jumlah
yang cukup dan susu formula untuk bayi juga telah diperkaya dengan asam
askorbat yang cukup.

Defisiensi subklinis vitamin C dapat berkembang untuk beberapa


penyakit sekunder seperti penyakit hati, kanker pada sistem pencernaan, dan
penyakit arthritis. Pasien arthritis dapat memanfaatkan asam askorbat pada
tingkat yang lebih cepat, mungkin sebagai akibat dari interaksi antara aspirin
dan asam askorbat.

Konsekuensi kesehatan fungsional dari keduanya, yaitu kekurangan


asam askorbat ringan dan sedang tidak ditandai dengan baik. Inflamasi
gingiva, kelelahan, dan perasaan cepat marah telah dilaporkan dalam
kekurangan vitamin C sedang pada eksperimen yang telah diinduksi Tidak
ada kelainan genetik yang diketahui yang berhubungan dengan gangguan
metabolisme vitamin C.

Nanas

Nanas (Ananas sativus) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal


dari Brazil, Bolivia dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia
nanas- nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan tumbuhannya rendah,
dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam
bentuk roset mengelilingi batang yang tebal (Wikipedia, 2010).
Tanaman nanas yang berusia satu sampai dua tahun, tingginya 50-
150 cm, mempunyai tunas yang merayap pada bagian pangkalnya. Daun
berkumpul dalam roset akar, dimana bagian pangkalnya melebar menjadi
pelepah. Daun berbentuk seperti pedang, tebal dan liat, dengan panjang 80-
120 cm dan lebar 2-6 cm, ujungnya lancip menyerupai duri, berwarna hijau
atau hijau kemerahan. Buahnya berbentuk bulat panjang, berdaging, dan
berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning, rasanya asam sampai
manis (Dalimartha, S, 2001).
Hingga kini belum banyak masyarakat menyadari manfaat
kesehatan di balik buah nanas yang lezat ini. Riset terkini menunjukkan
nanas sarat dengan antioksidan dan fitokimia yang berkhasiat mengatasi
penuaan dini, wasir, kanker, serangan jantung, dan penghalau stres.

Klasifikasi Nanas

Klasifikasi buah nanas adalah sebagai berikut:

- Kingdom : Plantae

- Divisio : Spermatophyta

- Kelas : Angiospermae

- Ordo : Bromeliales

- Famili : Bromiliaceae

- Genus : Ananas

- Species : Ananas sativus

(Wikipedia Indonesia, 2010).

Kandungan Gizi Buah Nanas


Ini merupakan kandungan gizi dalam 100 gram buah nanas adalah
sebagai berikut :
Tabel Kandungan Gizi Buah Nanas
No. Unsur Gizi Jumlah
1. Kalori (kal) 50,00
2. Protein ( g ) 0,40
3. Lemak ( g ) 0,20
4. Karbohidrat (g) 16,00
5. Kalsium (mg) 19,00
6. Fosfor (mg) 9,00
7. Serat (g) 0,40
8. Besi (g) 0,20
9. Vitamin A (IU) 20,00
10. Vitamin B1 (mg) 0,08
11. Vitamin B2 (mg) 0,04
12. Vitamin C (mg) 20,00
13. Niacin (g) 0,20
(Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI ta 1998)

Titrasi Iodium
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi
redoks biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir.
Untuk mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan
adalah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan
mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil disbanding iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan
iodium. Pendeteksian titik akhir pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan
dengan menggunakan indicator amilum yang akan memberikan warna biru
pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar, dkk., 2007).
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi
yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian
ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji.
Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan
larutan iodin (I2) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada
proses titrasi, setelah semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka
kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna
biru gelap. Dengan persamaan reaksi:
(l) + I2 (aq) → + 2H+ + 2I-

+ nI2

Prinsip Kerja
Kadar vitamin C ditentukan dengan cara iodometri dimana vitamin C
mereduksi I2 menjadi I-. Titik akhir titrasi ditentukan dari warna biru amilum
sehingga kadar vitamin C dapat dihitung sebagai berikut :
V I 2 × N I 2 × 0,88 mg
Kadar Vitamin C = = a mg
0,01 N
20 mL
Kadar Vitamin C = a mg × fp [ ] = b mg
10 mL
100 g mg
Kadar Vitamin C = b mg × = h asil
berat sampel awal (g) 100 g
Setelah diperoleh kandungan vitamin C dalam mg, maka ditentukan
persentasenya menggunakan rumus:

% Kadar Vitamin C =
a mg
berat sampel awal ( g )
× fp[20 mL
10 mL ]
×100
= h asil
V. Alat dan Bahan
Alat – Alat :
 Neraca Analitik 1 buah
 Mortar dan alu 1 buah
 Labu Ukur 100 mL 1 buah
 Erlenmeyer 4 buah
 Buret 1 buah
 Statif dan Klem 1 buah
 Gelas Kimia 1 buah
 Gelas Ukur 1 buah
 Pipet tetes 3 buah
Bahan:
 Aquades
 Larutan I2 0,01N
 Larutan amilum
 Buah nanas

VI. ALUR KERJA

1. Persiapan sampel

Nanas
dikupas
ditimbang sebanyak 10 gram
dihancurkan dengan mortal sampai memperoleh slurry
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
ditambahkan aqudes sampai tanda batas
ditunggu 15 menit sambil digoyang – goyang

Filtrat Endapan
diambil sebanyak 10 mL
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ditambah 20 mL aquades
ditambah 3 tetes amilum 1%
dititrasi dengan larutan standar Iodium 0,01 N
diulang titrasi sebanyak 3 kali

Volume Iodium
2. Larutan Blanko

20 mL aquades
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
ditambah 3 tetes amilum 1%
dititrasi dengan larutan standar Iodium 0,01 N

Volume Iodium

VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Percobaan yang berjudul Analisis Kadar Vitamin C ini bertujuan


untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel. Metode yang digunakan
dalam percobaan ini adalah metode titrasi iodimetri. Dasar dari metode
iodimetri adalah bersifat mereduksi vitamin C (asam askorbat). Asam
askorbat merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana dapat
dititrasi dengan larutan baku iodium. Kekurangan metode iodimetri ini yaitu
belum dapat dikatakan teliti karena tidak diketahui dengan pasti kadar
vitamin C yang sebenarnya dari buah nanas yang diteliti. Dalam hal ini gula
yang terdapat dalam buah dianggap sebagai pengganggu, karena gula juga
dapat berfungsi sebagai reduktor (Halipah, 2001).
Sampel yang kami gunakan yaitu berupa buah nanas. Secara teori
sampel buah nanas memiliki kadar vitamin C sebesar 20 mg/100gr
(Direktorat Gizi Depkes RI, 1998).

1. Penentuan Kadar Vitamin C Buah Nanas


Percobaan pertama ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin
C dalam buah nanas. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengupas
buah nanas segar berwarna kuning kehijauan kemudian diambil dagingnya
dan ditimbang sebanyak 10,2893 gram menggunakan neraca analitik.
Kemudian nanas dihancurkan menggunakan mortal alu hingga diperoleh
slurry (daging buah nanas yang sudah halus dan berair) yang berwarna
kuning. Slurry tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan ditambahkan aquades hingga tanda batas meniscus sehingga diperoleh
warna larutan kuning. Pengenceran dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
konsentrasi sampel sekecil mungkin sehingga pengamatan dapat mudah
dilakukan serta diperoleh kadar vitamin C. Selain itu aquades digunakan
karena vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga dapat
ditentukan kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel (buah nanas)
melalui fitrat tersebut. Kemudian larutan didiamkan selama 15 menit sambil
sesekali dikocok agar larutan homogen dan vitamin C dapat larut secara
sempurna, sehingga fitrat yang dianalisis tidak hanya mengandung air saja
tapi juga vitamin C yang maksimal. Setelah didiamkan selama 15 menit,
larutan disaring menggunakan corong dan kertas saring sehingga diperoleh
filtrat kuning (-) dan residu slurry nanas (kuning). Penyaringan bertujuan
untuk memisahkan endapan dengan filtrate, yang nantinya filtrate ini akan
digunakan sebagi sampel pada tahap selanjutnya yaitu analisis kadar vitamin
C.
Kemudian disiapkan 3 Erlenmeyer yang masing-masing diisi
dengan 10 mL filtrat. Kemudian filtrat ditambahkan 20 mL aquades tidak
berwarna dan 3 tetes larutan amilum 1 % tidak berwarna sehingga didapat
larutan kuning (-). Penambahan 20 mL aquades tak berwarna bertujuan agar
konsentrasi larutan menjadi kecil sehingga tidak dibutuhkan titran terlalu
banyak untuk mengetahui titik akhir titrasi, selain itu pengenceran berfungsi
agar titik akhir titrasi mudah diidentifikasi. Sedangkan amilum berfungsi
sebagai indikator titik akhir titrasi. Amilum memiliki sifat yaitu tidak dapat
larut dalam air dingin, ketidakstabilan suspensinya dalam air dan dengan iod
memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga amilum
tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.
Selanjutnya, larutan dititrasi dengan larutan standar iodium
0,01797 N yang berwarna kuning kecoklatan dan diperolah perubahan
warna menjadi hijau kehitaman. Reaksi yang terjadi antara sampel dan
larutan iodium adalah :
Reaksi oksidasi

(aq) → + 2H+ + 2e
Reaksi Reduksi :
I2(aq) + 2e → 2I-

(l) + I2 (aq) → + 2H+ + 2I-

Prinsip dari titrasi ini adalah analit atau sampel mereduksi I2


sehingga I2 menjadi ion iodida (I-). Sedangkan sampel (vitamin C/ asam
askorbat) mengalami oksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. I2 merupakan
oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya zat-zat yang merupakan
reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Larutan dititrasi dengan
larutan iodium hingga diperoleh perubahan warna yang menunjukkan titik
akhir titrasi.
Pada percobaan ini diperoleh perubahan warna larutan menjadi
berwarna hijau kehitaman pada titik akhir titrasi karena reaksi dari indikator
amilum dengan larutan iodium dimana amilum dapat menunjukkan adanya
I2 dalam larutan. Reaksi antara amilum dan I2 terjadi ketika vitamin C dalam
sampel telah habis bereaksi dengan I2, sehingga terbentuk senyawa
kompleks iod-amilum yang berwarna biru. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:

+nI2 +2H2O
Volume larutan I2 yang digunakan ketika dalam proses titrasi yaitu

Erlenmeyer I2 0,01N (mL)

1 0,50

2 0,50

3 0,60

Dari volume I2 tersebut, dapat ditentukan kadar vitamin C dalam

mg
dengan rumus:
100
V I 2 × N I 2 × 0,88 mg
Kadar Vitamin C = = a mg
0,01 N
20 mL
Kadar Vitamin C = a mg × fp [ ] = b mg
10 mL
100 g mg
Kadar Vitamin C = b mg × = h asil
berat sampel awal (g) 100 g
mg
Setelah diperoleh kandungan vitamin C dalam , maka
100
ditentukan persentasenya menggunakan rumus:
a mg 20 mL
% Kadar Vitamin C = × fp[ ]×100
berat sampel awal ( g) 10 mL
= h asil

Persamaan rumus diatas diperoleh dari perbandingan antara mol


ekivalen vitamin C dan mol ekivalen I2. Dimana mol ekivalen keduanya
harus setara. Dimana NVit.C x Vvit.C = NI2 x VI2. Sehingga:
Mol ekuivalen I2 = mol ekuivalen Vit.C
0,01 N x 1 mL = mmol Vit.C
gram
0,01 x 10−3= x2
176
gram = 0,88 x 10-3
gram = 0,88 mg
Jadi, 1 mL larutan iodium 0,01 N ekuivalen dengan 0,88 mg asam
askorbat.
Dari rumus diatas dapat ditentukan kadar vitamin C dalam mg dan
persentase sebagai berikut:
V (I 2 )× N ( I 2)
Kadar Vitamin C = × 0,88 mg
0,01 N
0,5mL ×0,01797 N
¿ × 0,88 mg
0,01 N
¿ 0,7907 mg  a
20 mL
0,7907 mg x = 1,5814 mg  b
10 mL
100 gram
Kadar Vitamin C = b ×
berat sampel
100 gram
= 1,5814 mg ×
10,2893 gram
= 15,3694 mg
20 mL a
% Kadar Vitamin C = × × 100%
10 mL msampel

0,7907
=2× × 100%
10,2893 gram
= 15,37 %
Dari hasil perhitungan rata-rata hasil percobaan yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa kandungan vitamin C dalam sampel buah
nanas sebesar 15,37 mg dengan persentase sebesar 15,37 . Menurut
teori, kandungan vitamin C pada buah nanas sebesar 20 mg (Direktorat Gizi
Depkes RI, 1988) sehingga hasil kadar vitamin C pada buah nanas
berdasarkan hasil percobaan hampir mendekati dengan kadar vitamin C
pada buah nanas secara teori.

2. Larutan Banko
Pada percobaan kedua ini yaitu larutan blanko, bertujuan sebagai
larutan pembanding. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan
memasukkan 20 mL aquades tidak berwarna ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian ditambahkan dengan 3 tetes amilum larutan tidak berwarna.
Amilum berfungsi sebagai indikator yang menunjukkan perubahan warna
pada titik akhir titrasi dapat dilihat dari munculnya warna biru. Amilum juga
berfungsi untuk mendeteksi adanya I2. Kelebihan amilum sebagai indikator
yaitu amilum memiliki sifat yaitu tidak dapat larut dalam air dingin,
ketidakstabilan suspensinya dalam air dan dengan iod memberi suatu
kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga amilum tidak boleh
ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.
Kemudian larutan dititrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N
yang berwarna kuning kecoklatan yang berfungsi sebagai titran. Larutan
dititrasi dengan larutan iodium hingga diperoleh warna biru yang
menunjukkan titik akhir titrasi. Warna biru diperoleh karena reaksi dari
indikator amilum dengan larutan iodium dimana iodium dapat menunjukkan
adanya I2 dalam larutan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

+ n2 +2H2O
Volume I2 yang dibutuhkan untuk titrasi pada larutan blanko
sebesar 0,15 mL. Warna yang dihasilkan pada larutan blanko yaitu berwarna
biru berperan sebagai pembanding pada warna larutan sampel.

IX. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


penentukan kadar vitamin C dalam buah nanas, diperoleh kadar vitamin C
sebesar 15,37 mg dengan persentase sebesar 15,37 . Kadar vitamin C
pada sampel hampir telah sesuai dengan teori yaitu sebesar 20 mg
(Direktorat Gizi Depkes RI, 1981).

X. JAWABAN PERTANYAAN

1. Hitung kadar vitamin C yang terdapat dalam sampel!


Jawab:
Percobaan dengan sampel Buah Nanas
Diketahui :
N I2 = 0,01797 N
m sampel = 10,2893 gram
V I2 titrasi : V1 = 0,5 mL
V2 = 0,5 mL
V3 = 0,6 mL
V 1+V 2+v 3 0,5+ 0,5+0,6
Vrata-rata = ==
3 3
1,6 0
=
3
= 0,533 mL
Ditanya :
Kadar vitamin C ... ?
Jawab :
V (I 2 )× N (I 2)
Kadar Vitamin C = × 0,88 mg
0,01 N
0,5mL ×0,01797 N
¿ × 0,88 mg
0,01 N
¿ 0,7907 mg  a
20 mL
0,7907 mg x = 1,5814 mgb
10 mL

100 gram
Kadar Vitamin C = b ×
berat sampel
100 gram
= 1,5814 mg ×
10,2893 gram
= 15,3694 mg
20 mL
a
% Kadar Vitamin C = ×
× 100%
10 mL
msampel
0,7907
=2× × 100%
10,2893 gram
= 15,37 %
2. Gambarkan struktur vitamin C!
Jawab:
3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin C!
Jawab:
a. Anemia
Panyakit ini memiliki gejala kurang energi, lemas, mudah mengantuk,
dan pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan nafas
tersengal-sengal kemudian pingsan. Anemia sendiri adalah penyakit
dimana tubuh kekurangan sel darah merah. Sel darah merah dihitung
dalam jumlah hemogoblin. Biasanya juga terjadi pada wanita saat
menstruasi atau masa kehamilan.
b. Sariawan
Penyakit sariawan atau skorbut. Gejala-gejala penyakit skorbut ialah
terjadinya pelembekan tenunan kolagen, infeksi, dan demam. Juga
timbul sakit, pelunakan, dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada
anak yang giginya telah keluar, gusi membengkak, empuk, dan terjadi
pendarahan.Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan
menderita kekurangan vitamin C dalam makanannya. Gejala gejalanya
ialah pembengkakan dan pendarahan pada gusi, gingivalis, kaki
menjadi empuk, anemia, dan deformasi tulang.
c. Scurvy

Scurvy adalah kondisi yang dikarakteristik dengan rasa lemas, kurang


darah (anemia), radang gusi, dan perdarahan pada kulit yang
disebabkan karena defisiensi vitamin C dari makanan.
d. Akibat dari kekurangan vitamin C akan menyebabkan metabolisme
dan kesehatan badan kita terganggu.

e. Pendarahan internal (haemorhages), dimana ada tanda-tanda lebam


berwarna biru hitam di mana-mana bagian badan.

f. Gusi berdarah
g. Tulang menjadi kurang stabil karena perubahan pada tulang rawan
yang mendukung tulang biasa.

h. Jaringan jantung rusak

i. Dampak pada struktur tulang menyebabkan kehilangan kalsium.

4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C!


Jawab:
 Pepaya

Satu buah pepaya ukuran kecil sekitar 157 gram memiliki 95,6
miligram vitamin C. Secangkir pepaya yang dihaluskan memiliki 140
miligram. Pepaya memiliki kandungan vitamin A tinggi, kaya folat
dan serat.
 Paprika merah

Satu cangkir isi paprika merah yang telah diiris memiliki 190,3
miligram vitamin C. Pada paprika hijau memiliki 119,8 miligram
 Brokoli

Satu porsi brokoli sekitar 148 gram mengandung 132 miligram


vitamin C
 Kubis

Dua cangkir kubis memiliki 160,8 miligram vitamin C. Bahan sayuran


ini kaya vitamin A, C, dan K, serta fitonutrien dan serat.
 Stroberi

Satu porsi stroberi 147 gram memiliki 86,5 miligram vitamin C


 Kiwi

Satu porsi buah kiwi memiliki kandungan vitamin C sebanyak 137,2


miligram
 Kembang kol
Satu kepala kecil kembang kol dengan diamete empat inci memiliki
127,7 miligram vitamin C
 Mini kol (brussels sprouts)

Brussels sprouts memiliki 48,4 miligram vitamin c. Sayuran ini kaya


riboflavin, zat besi, mangesium, vitamin A dan kaya serat.
 Ubi jalar

Ubi jalar tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Tapi, bahan


makanan ini bisa dipertimbangkan karena satu ubi jalar besar
mengandung 35,3 miligram vitamin C.
 Blewah

Sama seperti ubi jalar, Blewah juga tidak memiliki vitamin C


sebanyak jeruk. Satu porsi blewah memiliki 49,2 miligram vitamin C.

5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh!


Jawab:
a. Vitamin C yang berbentuk vitamin asam askorbat yang memiliki
bentuk aktif koenzim sebagai askorbat berfungsi dalam stabilisasi
sistem enzim.

b. Vitamin C banyak digunakan untuk meningkatkan daya tahan & daya


pulih tubuh. Sebagai antioksidan, Vitamin C akan berperan sebagai
pelindung alami dari serangan penyakit.

c. Vitamin C teruji mampu mengurangi racun dalam hati sekaligus


memperbaiki kinerja hati Anda. Hati sangat penting untuk menopang
fungsi tubuh.

d. Vitamin C dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan


mengurangi risiko penyakit jantung koroner, stroke, kanker dan
katarak.

XI. DAFTAR PUSTAKA

Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta: Erlangga.


Dalimartha, S. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Nanas. h. 140-145.
Jakarta : Trubus Agriwidya.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981.

Gandjar, Ibnu G. dan Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis.


Yogyakarta: PustakaPelajar.

Guyton, A. C. 2007. Biokimia untuk Pertanian. Medan: USU-Press.

Hawab, H. M. 2005. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Medan: Bayumedia.

Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.

Pauling, L. 1971. General Chemistry Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Tim Dosen Biokimia. 2017. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Surabaya:


Jurusan Kimia FMIPA Unesa.

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Nanas. Diakses 19 Oktober 2017,


pukul 08.12.

Anda mungkin juga menyukai