Anda di halaman 1dari 10

Volume 12, No.

1, Oktober 2012, 51-60

KONSTRUKSI PONDASI SARANG LABA-LABA


ATAS TANAH DAYA DUKUNG RENDAH
BANGUNAN BERTINGKAT TANGGUNG
S.S. Purwanto
Fakultas Teknik Universitas Palembang
Jl. Dharmapala, No. 1A, Palembang
e-mail : ssp_3981@yahoo.co.id

Abstract: Building construction on the rock layer or the thicker of layer of hardened soil may be
free from of foundation problems, because of the thicker of layer of hardened soils as general
principle that is ideal construction foundation. The problems appear if we build construction on the
soil low coefficient. To build heavy construction on the soil low coefficient we must overcome on
the new plans to solve it. with load and low coefficient soils. On direct foundation systems, we
have known many disadvantages which can make better from plans, efficiencies, implementations,
and economics. To solve the conventional constructions are introduced to new system more simple
in constructions that is " the nest spider constructions"

Keywords: construction foundation, coeffisien soil, “ The nest spider contruction systems ”

Abstrak: Mendirikan konstruksi bangunan gedung diatas lapisan batu karang atau padas yang
cukup tebal, boleh dikatakan kita sudah terbebaskan dari permasalahan pondasi sebab dengan
adanya lapisan batu karang atau padas yang cukup tebal itu sendiri pada prinsipnya sudah
merupakan suatu konstruksi pondasi yang ideal. Permasalahan pondasi baru akan timbul, apabila
kita akan mendirikan suatu konstruksi bangunan diatas tanah yang daya dukungnya rendah
Mendirikan suatu konstruksi bangunan yang relati cukup berat diatas tanah yang daya
dukungnya rendah, jelas akan merupakan suatu tantangan yang harus diatasi. Pada perencanaan
pondasi langsung dengan sistem sistem yang lain, kesemuanya bertujuan untuk mengatasi
tantangan diatas, yaitu besarnya beban disatu pihak dengan lemahnya daya dukung dilain pihak.
Masing-masing sistem lahir dengan bentuk dan modifikasi sesuai dengan besar kecilnya tantangan
yang harus diatasi. Pada sistem pondasi langsung yang sudah kita kenal selama ini masih terdapat
berbagai kekurangan yang dapat disempurnakan, baik dari segi perencanaan, effisiensi,
pelaksanaan, maupun dari segi ekonomisnya. Berbagai sistem pondasi yang selalu dianggap biasa
tersebut, sebenarnya masih dapat digali hal hal yang lebih dari biasa. Sistem kombinasi yang lahir
sebagai sistem baru dengan bentuknya yang sederhana tersebut, kemudian diperkenalkan dengan
nama “Sistem Konstruksi sarang laba laba

Kata kunci : konstruksi pondasi, koefisien tanah, “ Sistem konstruksi sarang laba laba”

PENDAHULUAN sehingga selalu dianggap sebagai sistem sistem


biasa seakan akan dengan cara cara seperti
Latar Belakang itulah suatu pondasi harus direncanakan dan
dilaksanakan. Akan tetapi apabila berhasil
Didalam kehidupan sehari hari banyak masalah diciptakan suatu sistem kombinasi yang:
yang selalu dianggap “biasa”. Pada hal didalam mampu merangkum berbagai kelebihan spesifik
tak terhingga masalah yang selalu dianggap hal dari sistem sistem lain menjadi satu kesatuan
yang “biasa” tersebut terkandung tak terhingga yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dengan
kemungkinan untuk bisa menjadikannya biaya yang lebih rendah dapat menghasilkan
sebagai hal yang” lebih dari biasa” kemampuan berlipat ganda dibandingkan
dengan sistem sistem lain. Juga mampu
Demikian pula halnya dengan masalah pondasi. melahirkan berbagai kelebihan baru yang tidak
Sudah banyak sistem pondasi langsung yang akan dimiliki secara lengkap oleh masing
selama ini cukup dikenal, begitu dikenalnya masing sistem seandainya diterapkan secara
terpisah, sehingga terasa bahwa didalam

51
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

berbagai sistem pondasi yang selalu dianggap tekanan angin, gempa bumi dan lain lain tidak
“biasa” ter sebut sebenarnya masih dapat digali boleh terjadi penurunan pondasi setempat
hal hal yang “lebih dari biasa” Sistem ataupun penurunan pondasi yang merata lebih
kombinasi yang lahir sebagai sistem baru dari batas tertentu.
dengan bentuk sederhana tersebut kemudian
diperkenalkan dengan nama “Konstruksi Sarang Klasifikasi Tanah
Laba-Laba” (KSLL).
Tanah mempunyai peranan yang penting pada
TUJUAN DAN MANFAAT suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah adalah
pondasi pendukung suatu bangunan. Mengingat
Tujuan hampir semua bangunan itu dibuat diatas atau
dibawah permukaan tanah maka perlu
Memperkenalkan kepada para teknisi dan pada dibuatkan pondasi yang dapat memikul beban
mahasiswa sistem baru konstruksi hasil bangunan itu. Jika tanah itu cukup keras dan
kombinasi dari sistem konstruksi pondasi yang mampu untuk memikul beban maka pondasi
ada. dapat dibangun langsung diatas tanah, bila
dikhawatirkan tanah akan rusak atau turun
Manfaat akibat gaya yang bekerja diperlukan suatu
alat/konstruksi untuk meneruskan gaya tersebut
Dapat digunakan para perancang dan teknisi kelapisan tanah yang mampu memikul gaya itu
lapangan menghadapi tantangan pada sepenuhnya.
perencanaan dan pelaksanaan pondasi langsung
dimana besarnya beban disatu pihak dan Masalah masalah teknik seperti yang tersebut
lemahnya daya dukung tanah dilain pihak diatas yang sering dijumpai oleh ahli ahli teknik
sipil, harus dipertimbangkan sedalam-
RUANG LINGKUP PENULISAN dalamnya, yakni untuk meramal dan menen-
tukan kemampuan daya dukung tanah beserta
Konstruksi sarang laba laba diciptakan oleh Ir. kemungkinan dalamnya penurunan yang akan
Ryantori dan Ir. Sucipto pada tahun 1975 dan terjadi disebabkan oleh gaya yang bekerja.
telah didaftarkan pada Departemen Kehakiman Untuk mengadakan peramalan dan peni laian
Direktorat Patent dan Hak Cipta No.7191 dalam teknis di perlukan pengertian yang mendalam
karya ilmiah ini penulis akan memberikan mengenai karateristik mekanis dari tanah
gambaran mengenai KSLL dari sudut disertai referensi kondisi tanah yang telah
sistematika konstruksinya, memberikan diadakan pembangunan guna mengatasi ma
gambaran mengenai KSLL ditinjau dari sudut salah yang sedang dihadapi.
bentuk lahiriahnya.
Klasifikasi tanah diperlukan untuk memberikan
TINJAUAN PUSTAKA gambaran sepintas mengenai sifat sifat tanah
dalam menghadapi perencanaan dan
Pengertian Umum pelaksanaan. Untuk menentukan dan meng
klasifikasi tanah diperlukan suatu pengamatan
Semua konstruksi yang direkayasa untuk dan percobaan lapangan agar diperoleh hasil
bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu klarifikasi yang obyektif.
pondasi. Pondasi ialah bagian dari Konstruksi
bangunan yang bertugas meletakkan bangunan Daya Dukung Tanah
dan meneruskan beban bangunan atas
(upperstructure/superstructure) ke dasar tanah Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah
yang cukup kuat mendukungnya (Rudy memikul beban tanpa terjadi kerun tuhan akibat
Gunawan 1999). menggeser. Untuk mengetahui daya dukung
tanah diperlukan penelitian terhadap tanah
Untuk tujuan itu pondasi bangunan harus dengan membawa contoh tanah asli
diperhitungkan dapat menjamin kesetabilan kelaboratorium untuk menentukan kekuatan
bangunan terhadap beratnya sendiri, beban gesernya meliputi konstanta kekuatan geser C
beban berguna dan gaya gaya luar seperti (kohesi) dan sudut perlawanan geser (Ø). Daya

52
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

dukung tanah dapat dihitung dengan teori Ketebalan lapisan yang diubah tersebut
Terzaghi yang dinyatakan dengan rumus: disesuaikan dengan besarnya beban beban yang
bekerja dan kekuatan lapisan tanah
q = c.Nć + γ.D.Nq + ½.γ.B.Nγ (1)
pendukungnya/lapisan tanah asli. Pada
dimana: perencanaan pondasi langsung dengan sistem
q = daya dukung keseimbangan, sistem yang lain kesemuanya bertujuan untuk
B = lebar pondasi, mengatasi tantangan dimana besarnya beban
D = dalam pondasi, disatu pihak dengan lemahnya daya dukung
γ = berat jenis tanah, tanah dipihak lain. Masing masing sistem lahir
C = kohesi, dengan bentuk dan modifikasi sesuai dengan
Ø = sudut perlawanan geser. besar kecilnya tantangan.

Jenis Pondasi Pada umumnya sistem sistem pondasi langsung


terdiri dari banyak jenis pekerjaan yang masing
Ditinjau dari beban yang bekerja maka pondasi masing hanya memiliki fungsi tunggal, antara
dapat dibagi atas seperti di bawah ini. Beban masing masing jenis pekerjaan tersebut tidak
yang horizontal, pondasi yang menahan beban terdapat satu kesatuan kerja sama yang saling
horizontal dikenal sebagai konstruksi dinding menguntungkan.
penahan tanah. Beban yang vertikal, pondasi
yang menahan beban vertical pada umumnya Berbeda dengan konstruksi sarang laba-laba
pondasi bangunan yang umum kita kenal yaitu keistimewaan bentuk dan sistem konstruksinya
konstruksi bagian bawah dari rumah rumah sudah tidak dikenal lagi bagian bagian
tinggal, gedung. konstruksi yang berdiri sendiri kese luruhan
bagian konstruksi dari konstruksi bangunan
Ditinjau dari dimana beban itu dipikul oleh bawah akan dirangkum menjadi satu kesatuan
tanah maka pondasi dibagi atas: Pondasi yang kokoh dan monolit, sudah tidak bisa
dangkal, sebagai pondasi yang mendukung dipisahkan lagi mana yang berfungsi sebagai
bebannya secara langsung kedalamannya pondasi kolom, sloof /balok pengaku, pondasi
berkisar antara Df/B≤2-3 m, Pondasi dalam, dinding, pondasi tangga dan lain sebagainya
sebagai pondasi yang meneruskan beban karena keseluruhannya sudah menjadi satu
bangunan ketanah keras atau batuan yang kesatuan.
terletak relative jauh dari permukaan,
kedalamannya berkisar antara Df/B≥ 5 m METODE PENULISAN

Dalam suatu perencanaan pemilihan type Dalam penulisan ini metode yang digunakan
pondasi harus memperhatikan beberapa faktor adalah studi literatur dimana semua data baik
diantaranya: fungsi bangunan atas itu primer maupun sekunder didapat dari
(upperstructure) yang akan dipikul oleh leteratur dan internet.
pondasi, Besarnya beban dan beratnya
bangunan atas. Keadan tanah dimana bangunan PEMBAHASAN
tersebut akan didirikan, Biaya pondasi
dibandingkan dengan bangunan atas. Gambaran Bentuk Ksll

KSLL Secara umum Konstruksi sarang laba laba dapat


digambarkan sebagai berikut: (1) Merupakan
KSLL adalah suatu sistem kombinasi yang lahir pelat beton tipis menerus, yang dibawahnya
sebagai sistem baru dengan bentuk yang dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif
sederhana yaitu mengubah suatu ketebalan tinggi, sehingga secara menyeluruh, merupakan
tertentu dari lapisan tanah teratas menjadi bentuk kotak raksasa terbalik; (2) Rib-rib tegak
suatu lapisan batu karang yang kokoh dan tegar, pengaku, penempatannya diatur sedemikian
sedemikian rupa sehingga lapisan tersebut rupa, sehingga denah /tampak atas daripada
mampu memikul dan menyebarkan beban susunan rib-rib tersebut membentuk petak-petak
beban yang bekerja diatasnya kelapisan tanah segitiga dengan hubungan kaku (rigid) yang
lunak dibawahnya secara merata. stabil; (3) Rongga yang ada dibawah pelat

53
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

diantara rib-rib diisi dengan lapisan perbaikan Bentuk pelat yang sedemikian itu menghasilkan
tanah/pasir yang dipadat kan dengan baik, lapis suatu pelat yang memiliki keka kuan/tebal
demi lapis; (4) Dalam penggunaannya sebagai ekivalen (te) yang cukup tinggi, dengan
pondasi yang memikul beban-beban terpusat penggunaan bahan yang relatif sedikit
/kolom, maka susunan rib-rib diatur sedemikian (keterangan: dengan bahan setebal tb, diperoleh
rupa, sehingga titik pertemuan rib-rib berimpit pelat dengan ketebalan ekivalen = (te). Sebagai
dengan titik kerja beban/kolom; (5) Pada gambaran, KSLL hanya memerlukan volume
pondasi yang umum, peil pelat lantai/penutup beton sebanyak 0,20–0,35 m3 permeter persegi
KSLL diletakkan pada peil nol bangunan (atau (m2) luasan pondasi, dengan pembesian 70–120
sedikit di bawah peil nol bangunan). kg besi permeter kubik (m3) beton.

Dengan bentuk dan sistem konstruksinya yang Kekakuan yang tinggi dari KSLL,
sedemikian itu KSLL boleh digam barkan menyebabkan sistem ini mampu mereduksi
sebagai suatu lapisan batu karang yang cukup kemungkinan terjadinya perbedaan penurunan
tebal sehingga memiliki kekakuan dan (differrential settlement).
kemampuan daya dukung yang cukup tinggi.
Bentuk ketebalan aktivalen sebenarnya bukan
Tinjauan Terhadap Bagian Bagian Dari Ksll merupakan bentuk merata, melain kan
merupakan bentuk bergelombang (Gambar 3).
Bentuk plat beton pipih menerus yang
dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang
pipih tetapi relatif tinggi.

Gambar 1. Denah KSLL

Tanah dipadatkan

h1
h
Tanah asli

Gambar 2. Potongan A Denah KSLL

54
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

Penempatan pelat di sisi atas rib dan di atas Penempatan kolom/titik beban pada titik
perbaikan tanah pertemuan rib-rib

Susunan konstruksi semacam ini akan Dalam fungsinya sebagai pondasi kolom maka
menghasilkan sistem penyebaran beban seperti diatur sedemikian rupa, sehingga titik kerja
terlihat dalam Gambar 4 artinya untuk beban/kolom-kolom tersebut berimpit dengan
mendapatkan luasan pendukung pada lapisan titik pertemuan rib-rib.
tanah asli selebar (a), cukup dibutuhkan pelat
effektif selebar. Hal ini terjadi, karena proses Dengan demikian diperoleh grafik
penyebaran beban dimulai dari sisi bawah pelat penyebaran beban yang identik bentuknya
yang berada pada sisi atas perbaikan tanah. Lain dengan ketebalan ekivalen. Hal ini akan
halnya, kalau pelat berada dibawah rib/langsung menghasilkan suatu dimensi pelat dan rib yang
pada lapisan tanah asli, maka untuk sangat ekonomis
mendapatkan luasan tanah asli pendukung
selebar (a), juga diperlukan luasan pelat effektif
selebar (a).

t
tb
ta
h1
d

Gambar 3. Bentuk plat pipih menerus dengan rib-rib dibawahnya


t = tebal pelat tb = tebal bahan, seandainya di wujudkan sebagai
d = tebal rib plat menerus tanpa rib
h1 = tinggi rib konstruksi ta = tebal ekivalen

Tanah dipadatkan
b

h1
h
a

Tanah asli

Gambar 4. Penempatan plat disisi atas rib dan diatas perbaikan tanah
Kolom

Gambar 4a. Denah KSLL dan kolom

55
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

Gambar 4b. Potongan KSLL

Gambar 4c. Potongan diagram kekakuan ekivalen

Gambar 4d. Potongan diagram penyebaran beban

Kolom mencengkeram pertemuan rib- rib


sampai kedasar rib Sebagai contoh misalkan tinggi rib konstruksi =
Hal ini membuat hubungan antara konstruksi 120 cm maka hubungan antara kolom dengan
bagian atas (upperstructure) dengan KSLL pondasi KSLL juga setinggi 120 cm.
sebagai (substructure) menjadi sangat kokoh

Kolom

h1

Gambar 5. Perletakan kolom

h1
h

Gambar 6. Rib Settlement tepi

56
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

Rib settlement dibagian tepi yang cukup kondisi sekitarnya (erosi, banjir, pengu apan air
dalam maupun degradasi akibat aliran air tanah dan
lain-lain).
Adanya rib settlement yang cukup dalam di
bagian tepi pelat dapat menciptakan berbagai Sebaliknya, adanya perbaikan tanah yang
keuntungan, antara lain seperti: mereduksi total mampu dipadatkan dengan sempurna tersebut,
penurunan, penurunan akibat melototnya tanah dapat membentuk lapisan tanah yang seperti
kearah samping akan tereduksi, akibat adanya karang, sehingga bisa memperkecil dimensi
beban balance dari tanah di sekelilingnya yang pelat serta rib yang dibutuhkan.
cukup tinggi; bekerjanya pengaruh cleef pada
seluruh dinding tepi; besarnya penurunan yang Kemampuan memikul beban cukup tinggi
masih perlu diperhitungkan tinggallah akibat
penga ruh pemanfaatan dari pada lapisan- Untuk kondisi tanah yang kurang baik,
lapisan tanah yang ada di bawah KSLL. Inipun (misalnya tanah  0,4 kg/cm2) sistem ini
baru diperhitungkan mulai dari dasar rib mampu didisain untuk memikul beban
kebawah, sebab lapisan tanah didalam KSLL titik/kolom sampai 750 ton.
telah mengalami pemampatan yang cukup,
akibat pemadatan yang baik; mempertinggi Catatan: pada kondisi tanah yang sama,
kestabilan bangunan terhadap kemungkinan alternatif pondasi langsung biasanya sudah di
terjadinya kemiringan; mampu melindung tinggalkan, apabila beban titik/kolom sudah >
perbaikan tanah terhadap kemungkinan 150 ton.
bekerjanya pengaruh-pengaruh negatif dari
lingkungan sekitar, misalnya: kembang- Jadi, pondasi sistem KSLL merupakan pengisi
susutnya tanah, kemungkinan timbulnya “missing link” antara sistem pondasi langsung
degradasi akibat aliran air tanah. konvensional dengan sistem pondasi tiang.

Penempatan kolom/titik beban pada titik Memiliki berbagai fungsi


pertemuan rib-rib
Didalam fungsinya sebagai pondasi bangunan
Dalam fungsinya sebagai pondasi kolom maka gedung, KSLL merupakan sistem konstruksi
diatur sedemikian rupa, sehingga titik kerja bangunan bawah (sub structure) yang mampu
beban/kolom-kolom tersebut berimpit dengan menggantikan fungsi dari ber bagai konstruksi
titik pertemuan rib-rib. antara lain: sebagai pondasi kolom, dinding,
tangga; sebagai sloof/balok-balok pengaku;
Dengan demikian diperoleh grafik penyebaran sebagai konstruksi pelat lantai (dasar);
beban yang identik bentuknya dengan ketebalan urugan/perbaikan tanah dengan pemadatan
ekivalen. Hal ini akan menghasilkan suatu tanah; dinding penahan urugan di bawah lantai;
dimensi pelat dan rib yang sangat ekonomis. konstruksi pengaman terhadap kestabilan
(kepadatan) perbaikan tanah yang ada dibawah
TINJAUAN KSLL SEBAGAI SATU lantai; pasangan dan plesteran tekbok di bawah
KESATUAN SISTEM SUB STRUKTUR lantai dasar; kolom dibawah peil lantai dasar;
septitank dan resapan; bak reservoir (bila
Adanya kerja sama timbal balik saling diperlukan); pelebaran KSLL terhadap luas
menguntungkan antara konstruksi betonnya lantai dasar dapat diatur sedemikian rupa,
dengan sistem perbaikan tanah. sehingga dapat dimanfaatkan sebagai trotoar
atau tempat parkir.
Rib-rib beton, disamping berfungsi sebagai
pengkaku pelat dan sloof, juga berfungsi TINJAUAN DARI SEGI EKONOMI
sebagai dinding penyekat dari sistem perbaikan
tanah, sehingga perbaikan tanah bisa dipadatkan Dengan kemampuannya untuk merangkum dan
dengan sempurna. Dan setelah itu, rib-rib serta menggantikan fungsi dari begitu banyak bagian
pelat akan merupakan pelindung dari perbaikan konstruksi, maka sistem KSLL dapat
tanah yang sudah padat sempurna tersebut menghemat biaya yang cukup berarti.
terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari Disamping itu, konstruksi beton (plat dan rib)

57
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

yang menggunakan pembesian yang ringan tanah. Karena rib-rib tersebut relatif tinggi,
(hanya 70-120 kg/m3 beton), juga mempunyai membuat pekerjaan perbaikan tanah menjadi
pengaruh yang besar terhadap penghematan pekerjaan yang mudah, murah dan sempurna.
biayanya.
Mudah, Karena tanah yang dipadatkan akan
Pada umumnya, dibandingkan dengan sistem- berada didalam petak-petak segitiga, sehingga
sistem pondasi yang sudah lazim dipergu tidak memung kinkan untuk berpindah-pindah
nakan, sistem KSLL mampu menghemat biaya pada waktu pemadatan; murah, karena alat
antara 30–50 %. yang dipergunakan cukup tamping rammer
yang kecil; sempurna, karena pada umumnya
hasil pemadatan yang dicapai hampir selalu
TINJAUAN DARI SEGI PELAKSAAN
melampaui batas kepadatan yang disyaratkan.
Bentuk KSLL yang sederhana dan tipikal
Pada daerah-daerah yang air tanahnya tinggi,
membuat KSLL dapat dilaksanakan oleh setiap
pada umumnya pekerjaan di bawah muka air
konstruktor tanpa membutuh kan peralatan
tanah hanya ½ bagian dari rib settlement. Tetapi
khusus. Sistemnya, yang membuat urut-urutan
inipun bisa diatasi dengan mudah, karena luas
pelaksanaan menjadi agak berbeda dengan
galian yang relatif sedikit dan membentuk
sistem pondasi lainnya, ternyata mampu
selokan memanjang, sehingga tidak terlalu sulit
melahirkan beberapa keuntungan yang tidak
untuk membendung bagian-bagian yang sedang
kecil artinya, baik ditinjau dari segi teknis
dilaksanakan, untuk kemudian dipompa airnya.
maupun dari segi biaya.
Sedangkan untuk pengecoran rib konstruksi dan
½ bagian rib settlement bagian atas, pada
Perbedaan Sistem Pelaksanaan Pada KSLL
umumnya tidak mengalami kesulitan, karena
Memberikan Keuntungan Baru
praktis seluruh pekerjaan akan dilaksanakan
diatas muka air tanah.
Pada sistem-sistem pondasi langsung yang lain,
pada umumnya pekerjaan perbaikan tanah asli
Perbedaan urut-urutan kerja ini ternyata
merupakan pekerjaan yang mendahului
menghasilkan kelebihan yang tidak kecil,
pekerjaan pondasi. Untuk daerah-daerah
sehingga membuat sistem KSLL akhirnya
dimana permukaan air tanah tinggi, seringkali
menjadi suatu sistem substructure yang memili
membuat pekerjaan perbaikan tanah ini
ki kemampuan daya dukung yang jauh lebih
akhirnya menjadi pekerjaan yang sulit.
tinggi dengan faktor keamanan yang lebih besar
Disamping itu, kepadatan tanah yang dihasilkan
dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain.
seringkali kurang memuaskan. Akibatnya bisa
dibayangkan, bahwa untuk daerah-daerah yang
daya dukung tanahnya rendah, akan membuat Sistem Ban Berjalan
resiko terhadap differenttial settlement menjadi
Mengingat bentuk dan sistem pelaksanaannya,
besar. Kekhawatiran terhadap resiko terjadinya
terutama; bentuknya yang tipikal;
differential settlement ini mem buat para
pembongkaran acuan hanya 36 jam setelah
konsultan memilih pondasi dalam, apabila
pengecoran, memungkinkan untuk dikerjakan
beban kolom sudah cukup besar. Padahal untuk
secara bertahap, Maka, pada sistem KSLL dapat
bangunan-bangunan tanggung antara 3 sampai
diterapkan sistem pelaksanaan yang lebih
8 lantai, terasa sekali bahwa pemilihan pondasi
effisien daripada metode network planning
dalam akan merupakan pilihan yang kurang
seperti yang lazim diterapkan didalam
menguntungkan di tinjau dari segi biaya. Kalau
pembangunan konstruksi dewasa ini. Sistem ini
boleh diibaratkan, seakan-akan sebagai
adalah sistem yang lazim dipergunakan dalam
“membunuh anak ayam dengan golok kerbau”.
proses produksi/perakitan di pabrik-pabrik,
Namun pilihan tersebut memang agak terpaksa,
yaitu sistem ban berjalan. Jadi, pada prinsipnya,
karena dengan sistem-sistem pondasi langsung
sistem ini menganut pola sebagai berikut: scope
yang lain, pertimbangan-pertimbangan diatas
pekerjaan dibagi dalam beberapa section,
memang mengandung resiko yang tidak kecil
misalnya ada n section. Untuk masing-masing
Pada sistem KSLL, rib-rib konstruksinya
dikerjakan mendahului pekerjaan perbaikan section, pekerja an KSLL akan terdiri dari  35
step (bisa berubah, sesuai dengan ketinggian

58
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

rib). Diperkirakan dengan waktu 26 hari. Satu Maka total jangka waktu pelaksanaan s = (26
prinsip utama yang harus diatur dan + 3 – 1) + (5 – 1)3
dipertahankan adalah, bahwa masing-masing = 28 + 12 = 40 hari kerja
step untuk 1 section harus diselesaikan dalam Total waktu pelaksanaan terhitung setelah site
waktu yang sama, misalnya m hari. siap untuk dikerjakan (setelah ma sa persiapan).

Contoh : Pola Dasar Sistem Acuan Untuk Pekerjaan


Misalnya m ditentukan = 3 hari ; ma ka ke 35 KSLL
step, kesemuanya diatur jumlah tena ga, bahan
dan peralatannya sesemikian rupa, sehingga Mengingat bentuk dan sistem pengecoran
selesai dalam waktu yang sama juga, yaitu maupun sistem pembongkarannya, maka acuan
dalam 3 hari. dari KSLL harus memenuhi pola dasar sebagai
Tenaga, bahan dan peralatan untuk masing- berikut:
masing step, setelah selesai dengan tu gasnya Tidak bisa terdiri dari satu kesatuan yang utuh,
pada section pertama misalnya, langsung mengingat bahwa pembongkaran akan sulit dan
menangani pekerjaan yang sama pada section membuat acuan menjadi rusak.
kedua, dan seterusnya.
Selisih start antara pekerjaan yang sama pada Harus terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
section pertama dengan section kedua dan Elemen standar, Elemen ujung, Elemen
seterusnya juga = m. pengunci/pasak, Elemen standar harus segera
Bahan peralatan dan tenaga kerja harus bisa dilepas/dibongkar dengan mudah tanpa
diperhitungkan dengan cermat, sehingga tidak rusak begitu pasak-pasak/elemen-elemen
terjadi kekurangan atau kelebihan. pengunci terlepaskan, Elemen pengunci harus
Dengan berpegang pada keenam butir diatas, diberi kode, mengingat akan ada cukup banyak
maka jangka waktu pelaksanaan KSLL = (26 + macam elemen pengunci, Elemen ujung,
m – 1) + (n – 1). m = s apabila dibuat dari bahan baku kayu, pada
s = total waktu pelaksanaan umumnya merupakan bagian yang dikorbankan
untuk rusak (karena terjepit). Khusus untuk
Contoh : menjamin sistem ban berjalan bisa dilaksanakan
Misalnya untuk KSLL seluas 1.000 m2 dibagi dengan sempurna, selalu dibutuhkan stock
dalam 5 section 200 m2 (n = 5) dan untuk elemen ujung ini, Sistem pemasangan acuan
masing-masing step di targetkan harus selesai tanpa paku
dalam 3 hari.
Sketsa acuan, lihat Gambar 7.

Gambar 7. Denah acuan KSLL ( pertemuan sudut)

59
Purwanto / Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba / JTS, VoL. 12, No. 1, Oktober 2012, hlm 51-60

Gambar 9. Presfektif Lantai Kerja Rib & Beton


Gambar 8. Potongan A-A Dekking

KESIMPULAN DAN SARAN Jangka waktu pelaksanaan dapat dipersingkat


untuk KSLL seluas 1.000 m2 dapat diselesaikan
Kesimpulan dalam 40 hari kerja

Dalam KSLL tidak lagi dikenal bagian bagian Saran


konstruksi yang berdiri sendiri ke seluruhan
bagian Konstruksi, dari konstruksi bangunan Konstruksi KSLL merupakan Hak paten jadi
bawah dirangkum men jadi satu kesatuan yang untuk perencanaan dan pelaksanaan harus
kokoh dan monolit. diserahkan kepada pemilik paten.

Kemampuan memikul beban cukup tinggi Pada DAFTAR PUSTAKA


daya dukung tanah <0,4 kg/cm2 sistem ini
mampu didesain untuk memikul beban Kamil Madar, Ir., 1978, Diktat Kuliah Pondasi,
titik/kolom sam pai 750 ton. L.Taulu Ir. dkk., Feb 1994, Mekanika tanah dan
Teknik Pondasi Penerbit, PT Pradnya
Secara ekonomis dapat menghemat biaya yang Paramita, Jakarta.
cukup bearti KSLL hanya memerlukan volume Rudy Gunawan Ir., 1993,, Pengantar Teknik
beton sebanyak 0,20-0,35 m3 permeter persegi Fondasi, Kanisius.
(m2) luasan pondasi, dengan pembesian 70–120 Ryantori. Ir., Sutjipto Ir., 1975, Konstruksi
kg besi permeter kubik (m3) beton. Sarang laba laba Brosur & data
Perusahaan, PT. Dasaguna.

60

Anda mungkin juga menyukai