KONDUKTOMETRI
Sekolah :
Program Keahlian : Teknologi dan rekayasa
Kompetensi Keahlian : Pengujian laboratorium/Kimia Analisis
Mata Pelajaran : Analisis Kimia Instrumen
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Dasar
3.3 Menerapkan analisis konduktometri
4.3 Melaksanakan analisis konduktometri
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan prinsip dasar konduktometri
2. Menjelaskan teknik penggunaaan konduktometer
3. Membedakan titik ekuivalen dan titik akhir titik akhir tittrasi
4. Melakukan percobaan daya hantar listrik dengan menggunakan konduktometer
5. Melakukan percobaan titrasi dengan metode analisis konduktometri.
D. Uraian Materi
1. Konduktometri
Salah satu sifat larutan elektrolit adalah kemampuannya untuk menghantarkan arus
listrik. Sifat hantaran ini sangat berguna di dalam pemecahan berbagai persoalan dalam
bidang elektroanalisis. Secara kuantitatif sifat hantaran ini dapat digunakan untuk analisis
suatu zat yang dipelajari dalam konduktometri.
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik
suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion
di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam
larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar
listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga daya hantar listrik mempunyai
satuan ohm. Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka
daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding
terbalik dengan jarak kedua elektroda (l).
𝑙 𝐴
G = 𝑅 = k (𝑙)
dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm-1.cm-1
a. Daya hantar ekivalen (Equivalen Conductance)
Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar
ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara
dua elektroda dengan jarak kedua electrode 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen
adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif. Contoh berat ekivalen BaCl2
136
137
adalah BM BaCl2 dibagi dua. Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat
100
terlarut diberikan oleh, V = 𝐶 dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm), bilangan 1000
menunjukkan 1 liter = 1000 cm3. Volume
dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1). V= l. A,
100
dengan l sama dengan 1 cm , V = A = 𝐶 . Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G
1 100𝑜𝑘
diperoleh, G = 𝑅 = 𝐶
Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen
larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.
100𝑜𝑘
^= 𝐶
Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap
ion.
b. Pengukuran Daya Hantar Listrik
Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan
jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan.
1) Sumber listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan
merupakan proses faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda.
Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda-
elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai. Perubahan
karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel, maka pengukuran
konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC.
2) Tahanan Jembatan
Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran
daya hantar.
3) Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang
elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang
dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda.
Konduktivitas ditentukan oleh jenis ion. Sehingga untuk mengetahui kemampuan tiap
jenis ion, maka perlu dilakukan percobaan dengan larutan yang sangat encer, sehingga tidak
dipengaruhi oleh ion lain. Pada kondisi seperti ini, maka konduktivitas larutan merupakan
jumlah konduktivitas ion positif (kation) dan ion negative (anion).
ʌo = ʌo kation + ʌo anion
ʌo adalah konduktivitas molar ion pada larutan sangat encer (konsentrasi mendekati nol).
Harga konduktovitas molar beberapa ion dengan konsentrasi mendekati nol di tabelkan
sebagai berikut:
Tabel. Konduktivitas molar ionik batas pada 25°C.
Jenis Ion o
H+ 349,8
Na+ 50,1
Kation
K+ 73,5
NH4+ 73,5
OH- 1978,3
F- 55,4
Anion Cl- 76,3
NO3- 71,5
CH3COO- 40,9
2. Titrasi Konduktometri
137
138
berkurang di dalam larutan, sedangkan daya hantar OH- berrtambah setelah titik ekuivalen
(TE) tercapai karena jumlah OH- di dalam larutan bertambah. Jumlah ion Cl- di dalam larutan
tidak berubah, karena itu daya hantar konstan dengan penambahan NaOH. Daya hantar ion
Na+ bertambah secara perlahan-lahan sesuai dengan jumlah ion Na+.
Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi :
1) Penyesuaian PH
Untuk banyak titrasi EDTA, pH larutan sangat menentukan sekali, seringkali
harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 0,5 satuan pH harus
dicapai, agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan. Untuk mencapai batas-batas
kontrol yang begitu sempit, perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan
nilai pH larutan, dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga
kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH, hanyalah kertas dari
jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan.
138
139
Pengukuran konduktivitas (hantaran) dapat pula di gunakan untuk penentuan titik ahir
titrasi. Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara, tergantung pada frekuensi
arus yang digunakan.
139
140
Jika frekuensi arus bertambah cukup besar, maka pengaruh kapasitan dan induktif
akan makin besar. Adapun jenis titrasi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah (maksimum 300Hz)
Penambahan suatu elektolit ke elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada
perubahan volum yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan terjadi
reaksi ionik atau tidak. Jika tidak terjadi reaksi ionik, maka perubahan konduktivitas
sedikit sekali atau hampir tidak ada. Bila terjadi reaksi ionik, maka perubahan
konduktivitas yang relatif cukup besar sehingga dapat diamati, seperti pada titrasi basa
kuat oleh asam kuat. Dalam titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadi
penggantian ion hidrogen, yang mempunyai konduktivitas tinggi, dengan kation lain
yang mempunyai konduktivitas rendah. Pada titrasi penetralan, pengendapan, dan lain-
lain, penentuan titik ahir titrasi titrasi di tentukan berdasarkan perubahan koduktivitas
(hantaran) dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran di ukur pada setian penambahan
sejumlah pereaksi dan titik pengukuran tersebut bila di alurkan memberikan 2 garis lurus
yang saling perpotongan dinamakan titik ekuivalen titrasi. Ketepatan metode ini
bergantung pada sudut perpotongan dan kerapatan titik pengukuran. Secara praktik
konsentrasi penitran 20-100 kali lebih kali pekat dari larutan yang di titrasi. Kelebihan
titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah seperti asam borat dan fenol yang secara
potensiometri tidak dapat di lakukan. Selain itu,
titrasi konduktometri tidak perlu kontrol suhu.
2) Titrasi yang dilakukan dengan
menggunakan frekuensi arus tinggi disebut
titrasi frekuensi tinggi
Metode ini sesuai untuk sel yang terdiri
atas sistem kimia yang dibuat bagian dari atau
di pasangkan dengan sirkuit osilator beresonasi
pada frekuensi beberapa mega hertz.
Keuntungan Keuntungan cara ini antara lain
elektroda di tempatkan di luar sel dan tidak
langsung kontak dengan larutan uji.
Kerugiannya adalah respon tidak spesifik
karena bergantung pada konduktovitas(hantaran) dan tetapan di elektrik dari sistem.
3. Konduktometer
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu
larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara
menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktometer memiliki kegunaan yang
lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam
sebuah larutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan
konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin
besar dan apabila semakin kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar
yang dihasilkan dan begitu dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab
itu pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar.
Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam
larutan akan menerima rangsangan dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor,
lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka . Semakin
banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi
suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel
berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak
lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang
140
141
dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekul semakin cepat). Sehingga semakin
sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.
E. Daftar Pustaka
Tim penyusun. 2013. Dasar Analisis Fisiokimia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
141