Anda di halaman 1dari 20

II Deskripsi kegiatan

2.1 Pare

Saya melakukan kegiatan belajar bahasa inggris selama di Pare di Brilliant


English Course selama 2 minggu. Brilliant English Course mempunyai visi, misi,
dan keistimewaan sebagi berikut :

Visi : menciptakan lulusan brilliant bertaraf internasional.

Misi : menciptakan murid yang “goes to internatonal” dan ingin murid-muridnya


bisa sekolah di luar negri dan minimal sekolah di universitas negri favorit.

Kelebihan : memiliki cara pembelajaran yang lebih bak ketimbang course lain
yaitu, dengan mendatangkan langsung “bule” dari luar negri agar murid-muridnya
terbiasa berbicara dengan “bule” .

Di Brilliant English Course saya mempelajari 4 subjek yaitu, grammar,


pronuncition, vocabulary, dan speaking. isi dari masing-masing subjek yaitu,

1. grammar : pronoun, sentence, 5W+1H, kalimat pasif

2. pronunciation : alphabet,vowel, consonant, word conection, the sound of


“ed”, stressing, etc

3. vocabulary : verb, adjective, noun, expression

4. speaking :introduction, asking one’s health, describing a thing,


animal, fruit, and person, number, time, the date, direction,

Manfaat dan tujuan dari masing-masing subjek yaitu,

1. grammar : agar siswa mengerti apa yang ia ucapkan dan orang lain
ucapkan.

2. pronunciation : agar siswa dapat membaca kata sesuai Kamus Oxford

3. vocabulary : agar siswa dapat mengetahui kosa kata dalam bahasa


inggris
4. speaking : agar siswa berani berbicara bahasa inggris dengan baik
dan benar

Kegiatan non-formal dan manfaatnya yang saya lakukan selama course di Pare
antara lain,

1. public speaking : untuk melatih agar bisa menjadi “good speaking”.

2. study club : sebagai tempat untuk membahas kembali pelajaran yang


sudah di pelajari.

Selama di kediri saya mengunjungi beberapa tempat wisata yaitu,

1. Simpang Lima Gumul

Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa


disingkat SLG adalah salah satu bangunan
yang menjadi ikonKabupaten Kediri yang
bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang
berada di Paris, Perancis. SLG mulai dibangun
pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun
2008, yang digagas oleh Bupati Kediri saat itu, Sutrisno. Bangunan ini terletak di
Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnya di
pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren
dan Plosoklaten, Kediri.

Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur
dan mati bagi Perancis dalamRevolusi Perancis dan Perang Napoleon, namun
belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang
Lima Gumul Kediri ini dibangun. Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa
didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja
dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di
Kabupaten Kediri.
Selain sebagai ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat)
ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri,
sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah
maju. Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan
dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention
hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal busantar kota dan
MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer (buka pada waktu-waktu
tertentu) Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul
Paradise Island.

Karakteristik bangunan

Secara fisik, monumen Simpang Lima Gumul memiliki luas bangunan 37 hektar
secara keseluruhan, dengan luas bangunan 804 meter persegi dan tinggi mencapai
25 meter yang terdiri dari 6 lantai, serta ditumpu 3 tangga setinggi 3 meter dari
lantai dasar. Angka luas dan tinggi monumen tersebut mencerminkan tanggal,
bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, yaitu 25 maret 804 Masehi.
Pembangunan monumen ini telah menghabiskan biaya lebih dari Rp 300 milyar.

Di sisi monumen terpahat relief–relief yang menggambarkan tentang sejarah


Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini. Di salah satu sudut
monumen terdapat sebuah arca (patung) Ganesha, salah satu dewa yang banyak
dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan,
Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bala dan Dewa Kebijaksanaan.

Di dalam bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung


utama dan ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome),
ruang serba guna di ruang bawah tanah (basement), diorama di lantai atas, dan
minimarket yang menjual berbagai souvenir di lantai bawah. Bangunan ini juga
memiliki tiga akses jalan bawah tanah untuk menuju monumen.

Kawasan monumen ini tidak pernah sepi pengunjung di malam hari, karena di
sekitar monumen banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar
Tugu. Pada hari sabtu dan minggu pagi, kawasan ini juga ramai oleh pengunjung
yang berolaraga lari pagi (jogging), pengunjung yang rekreasi, maupun
pengunjung pasar Sabtu-Minggu di Tugu. Pemerintah juga telah merencanakan
akan membangun hotel, mall, pertokoan, pusat grosir, dan pusat produk – produk
unggulan dan cinderamata di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul.

2. Gumul Paradise Island

Gumul paradise island berlokasi di Jl simpang


lima gumul barat Desa Sumberejo kecamatan
Ngasem kabupaten Kediri. Gumul Paradise
Island / Simpang Lima Gumul Waterpark
KEDIRI sudah selesai dibangun dan sudah diresmikan oleh Bupati Kediri dr.
Haryanti Sutrisno pada tanggal 5 Maret 2011 yang lalu.

Gumul paradise island menyediakan wahana-wahana yang menarik dan sayang


untuk di lewatkan, wahana-wahana yang terdapat disana seperti kolam jamur,
kolam bak tumpah, kolam arus, speed slide, body slide dan fliying fox. Di gumul
paradise island juga menyediakan pelampung dan perahu karet dengan biaya sewa
untuk pelampung adalah Rp10.000 / orang, kalau dobel Rp13.000 sampai
Rp15.000, harga sewa ini berlaku juga untuk perahu karet. Dengan adanya
pelampung dan perahu karet pengunjung bisa ber arum jeram sepuasnya. Wahana
yang paling di minati adalah kolam bak tumpah, di area ini ada bak raksasa di atas
kita lalu di isi air hingga penuh setelah penuh bak itu akan tumpah dan mengguyur
semua pengunjung yang di bawahnya. Dan juga wahana fun boomerang yang
membuat kita support jantung. tahun ini GPI menambahkan empat wahana wisata
baru yang melengkapi wahana air yang ada. Yaitu Bioskop 4D, Wahana Edukasi
Jungle Adventure, Scarry House, Studio Art 3D. Total kapasitas wahana di Gumul
Paradise Island dapat menampung hingga 7000 pengunjung.

Selain wahana-wahana di atas juga tersedia fasilitas untuk pengunjung seperti


toilet, musholla, loker dengan harga sewa Rp1000/ loker, gift mart, foot court,
area parkir yang luas, dan masih ada lagi lainnya. Gumul paradise island buka
setiap hari sejak pukul 08.00 sampai 17.00 untuk hari senin sampai juma’t, dan
untuk hari sabtu, minggu dan hari-hari libur di buka pukul 07.00 sampai 17.00.
dengan harga tiket masuk Rp15.000/ orang dan anak-anak usia 3 tahun ke atas
untuk hari biasa, dan Rp 20. 000 untuk hari besar dan hari libur.

2.2 Malang

1.Wisata petik apel di Kota Batu

Kota batu adalah sebuah Kota yang berada di Propinsi Jawa Timur yang terletak
15 km sebelah barat kota malang yang dimana saat ini sudah dikenal oleh
masyarakat indonesia sebagai salah satu Kota pariwisata terbaik di indonesia.
Stigma ini telah muncul seiring berkembangnya berbagai situs pariwisata Kota
Batu baik untuk wisata edukasi maupun hanya untuk hiburan semata yang
menawarkan berbagai keindahan alam. Sehingga, tidak dapat dipungkiri jika
waktu liburan tiba para wisatawan menjadikan Kota Batu sebagai destinasi
pariwisata untuk berlibur bersama keluarga tercinta. salah satu dari berbagai
macam situs pariwisata di Kota Batu tersebut adalah wisata petik apel. wisata ini
menawarkan para wisatawan merasakan kesegaran buah Apel yang menjadi icon
dari Kota Batu itu sendiri dengan sensasi memetik buah apel itu sendiri.

Wisata petik apel ini ditawarkan oleh salah satu tempat wisata di kota batu yaitu
Agrowisata Batu yang sudah berdiri sejak tahun 1991. Selain, kegiatan petik apel
para wisatawan juga dapat menikmati kesejukan dan keindahan panorama Kota
Batu karena tempat wisata ini terletak 1000 meter diatas permukaan laut.
sehingga, tempat ini sangat cocok bagi para wisatawan yang ingin menghilangkan
penat dari kesibukan rutinitas setiap hari. Terlebih lagi harga Wisata Petik apel ini
sangatlah bershabat dengan kantong para wisatawan.
2 .Jatim Park 2

Jatim Park 2 adalah sebuah wahana wisata baru di kota Batu. Kebanyakan orang
mengira Jatim Park 2 berada di kota Lamongan. Di kota Lamongan bukanlah
jatim park 2, melainkan WBL (Wisata Bahari Lamongan). Jatim Park 2 sendiri
berada di kta Batu, berdiri di atas lahan seluas lebih kurang 14 Hektar.

Beberapa wahana yang ada disana, diantara banyak sekali yang tersedia, adalah:
Reptile Garden, Aquarium, Savannah, Pasar Afrika dan area Naik Gajah. Masih
ada lagi Fantasy Land, swimming pool, New Safari, Jelajah Benua, Batu
Adventure Land dengan fasilitas ATV dan sejenisnya. Ada Happy Land, Animal
Coaster, Fun House, River Adventure, Cafe Istana Semut dan masih banyak lagi
lainnya.

Jawa Timur Park 2 sendiri meliputi:

1.Museum Satwa

Museum satwa yang berada di lokasi Jatim Park 2 kota Batu, lebih tepatnya
berada di Desa Oro-oro Ombo Kecamatan Batu. Museum satwa ini merupakan
wahana edukasi, dimana pengunjung dapat melihat diorama-diprama hewan dari
berbagai belahan dunia. Dengan harga tiket Rp. 50.000 (untuk weekend)

2. batu Secret Zoo (kebun Binatang)

Kota Batu memiliki sebuah kebun binatang baru yang diberi nama Secret
Zoo.Lokasi Secret Zoo ini sendiri satu komplek dengan Museum Satwa, yaitu di
Jawa Timur Park 2 Kota Batu. , akan tetapi memiliki koleksi satwa yang langka
dan nggak kalah bagus dengan kebun binatang lain yang berada di Indonesia.
Arsitektur kebun binatang ini pun berskala internasional.

3. Batu Night Spectacular


BNS Malang merupakan objek wisata malang yang paling cocok untuk
dikunjungi di malam hari. Suasana Pasar Malam bergaya modern siap menemani
anda sekeluarga selama berada di sini. Banyak wahana menarik, salah satunya
adalah Lampion Garden BNS, dimana berbagai macam bentuk dan ukuran yang
besar menyebabkan pemaandangan begitu eksotis. Lampion angsa yang bermain-
main di danau membuat suasana juga menjadi romantis, apalagi dengan lampion
cinta menemani malam gemerlap penuh warna warni di sekelilingnya.

Berada di dekat kompleks tempat wisata di malang terbesar, Jawa Timur Park,
tepatnya di Jl. Raya Oro-oro Ombo 200 Kota Wisata Batu, BNS memang
dikuhususkan menjadi ikon wisata malam terbaik di Batu. Dengan penampilan
wahana-wahana yang eksotis, diharapkan mampu melengkapi berbagai wahana
yang sudah ada di Kota Wisata Batu ini. Selain menikmati suasana pasar malam,
anda tentunya juga mempunyai beragam pilihan untuk menikmati santap malam
di food court Batu Night Spectacular.

Masih banyak lagi wahana unggulan di BNS Malang ini, dari Bioskop 4 Dimensi
tentunya akan memberikan suasana mendebarkan nampun mampu menghibur
pengunjungnya. Ada juga Spectacular Show dengan pertunjukan Laser Show
serta Air Mancur yang bisa Menari di latar belakang Multimedia Show berlayar
lebar 50 M yang merupakan layar terpanjang berada di Indonesia sampai saat ini.
Anda juga bisa bersantai bersama anggota keluarga bermain bernyanyi bersama di
ruang Karaoke Keluarga, serta ada juga Permainan Karnival layaknya di pasar
malam bergaya modern saat ini.

2.3 Jogja

Universitas Gajah Mada

UGM, merupakan universitas negeri di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah


Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Tentang Penggabungan
Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949. Kampus UGM
yang terletak di Yogyakarta tersebut merupakan universitas pertama yang
didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka.

Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas,
sekarang memiliki 18 Fakultas dan dua Sekolah yaitu Sekolah Vokasi dan
Sekolah Pascasarjana (dahulu bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100
Program Studi untuk S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di
Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan
Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program
studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat

Sejarah Pembentukan.

Ditilik dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan


pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi, perguruan tinggi
yang ada di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta.

Nama Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah
Mada yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian
diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. R. S.
Budhyarto Martoatmodjo, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr.
Soleiman, dr. Boentaran Martoatmodjo dan Dr. Soeharto.

Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik


Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang
kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah
Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17
Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di
Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir.
Wreksodhiningrat.
Lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah
Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi Kedokteran
Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi (berdiri 27
September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27 September 1946)
yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.

Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke


Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang
berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito yang kelak menjadi
Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama. Kehidupan kampus di Klaten
semakin ramai dengan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi pada awal 1948.

Pada awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan


mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian Dalam
Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri,
Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Akademi ini awalnya
dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak berumur
panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun meletus, September 1948, akademi
ini ditinggalkan para mahasiswanya yang ikut menumpas pemberontakan
sehingga akademi ini ditutup.

Selanjutnya pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di


Surakarta, sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia
Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro, S.H.,
Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan mendirikan
Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi, Panitia mengusulkan
penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah Tinggi Hukum
Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan Pemerintah No. 73
tahun 1948.

Serangan Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka


Agresi Militer Belanda II melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di
Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa
ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.

Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit.


Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo
Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota
rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr.
Prijono, Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet
Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di
wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir.
Wreksodiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito
akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak
adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia
meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.

Tanggal 1 November 1949, di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten,


Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas
Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh
Presiden Soekarno. Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para
dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda,
yaitu: Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono,
Hardjito dan Wurjanto.

Tanggal 2 November 1949, Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas
Hukum dan Fakultas Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan. Tanggal 3 Desember 1949
dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro,
S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember 1949, lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan
enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam
fakultas tersebut adalah:

Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi
Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);

Fakultas Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian


Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;

Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;

Fakultas Kedokteran Hewan;

Fakultas Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum,


Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan
Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;

Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan


Guru bagian Sastra.

Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada
saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan
Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.

Taman Pintar Yogyakarta

Taman Pintar Yogyakarta, adalah wahana wisata yang terdapat di pusat Kota
Yogyakarta, tepatnya di Jalan Panembahan Senopati No. 1-3, Yogyakarta, di
kawasan Benteng Vredeburg. Taman ini memadukan tempat wisata rekreasi
maupun edukasi dalam satu lokasi. Taman Pintar memiliki arena bermain
sekaligus sarana edukasi yang terbagi dalam beberapa zona. Akses langsung
kepada pusat buku eks Shopping Centre juga menambah nilai lebih Taman Pintar.
Tempat rekreasi ini sangat baik untuk anak-anak pada masa perkembangan.

Beberapa tahun ini Taman Pintar menjadi alternatif tempat berwisata bagi
masyarakat Yogyakarta maupun luar kota.Taman ini, khususnya pada wahana
pendidikan anak usia dini dilengkapi dengan teknologi interaktif digital serta
pemetaan video yang akan memacu imajinasi anak serta ketertarikan mereka
terhadap teknologi. Pada saat ini ada 35 zona dan 3.500 alat peraga permainan
yang edukatif.

Sejak terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama


Teknologi Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia
menuju era tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut
disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan
kualitas hidup manusia.

Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian


terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide
untuk Pembangunan "Taman Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena di kawasan
ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan
leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah
diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan Target Pembangunan
Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini,
harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia
tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga
berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.

Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan
pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan
fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya,
Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung. Relokasi area mulai
dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
Pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD
Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo.

Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak
lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh
Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta
dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden
dan Gedung Memorabilia.

Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar


dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono.

Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu
terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai
dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah
Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di
garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan


Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50
kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di
perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah
administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk
kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo,
Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar
di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada
umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai
47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.
Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi
daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.

Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850
masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung
Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

2.4 Jakarta

Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal (arti harfiah: Masjid Merdeka) adalah masjid nasional negara
Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta dengan Imam Besarnya
Prof.Dr.Nasaruddin Umar, M.A dan Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid
Istiqlal sekarang Bapak K.H. Muhammad Muzammil Basyuni. Pembangunan
masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di
mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid
Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid
Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut
lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas).
Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama
masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya
arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen
geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah
besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi
total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu
menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan
sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan
kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang
terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan
domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-
Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat
pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian
bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi
pemandu.

Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru
Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik
Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan
secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.

Pada tahun 1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri
Agama Republik Indonesia dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat
Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah
gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka.
Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana
pembangunan masjid. Gedung pertemuan yang bersebelahan dengan Istana
Merdeka itu, kini tinggal sejarah. Deca Park dan beberapa gedung lainnya
tergusur saat proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai.

Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal
berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan, yang
secara istilah menggambarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat berupa kemerdekaan bangsa.
Pada pertemuan di gedung Deca Park tersebut, secara mufakat disepakati H.
Anwar Tjokroaminoto sebagai ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Dia juga ditunjuk
secara mufakat sebagai ketua panitia pembangunan Masjid Istiqlal meskipun dia
terlambat hadir karena baru kembali ke tanah air setelah bertugas sebagai delegasi
Indonesia ke Jepang membicarakan masalah pampasan perang saat itu.

Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana


pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut
baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid
Istiqlal. Kemudian Yayasan Masjid Istiqlal disahkan dihadapan notaris Elisa
Pondag pada tanggal 7 Desember 1954.

Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak
dia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal
yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Februari
1955. Melalui pengumuman tersebut, para arsitek baik perorangan maupun
kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu.

Terjadi perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid


Istiqlal. Ir. H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi
yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh.
Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan
lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum ada
bangunan di atasnya.

Sementara itu, Ir. Soekarno (Presiden RI saat) mengusulkan lokasi pembangunan


Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di dalamnya terdapat reruntuhan
benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-
pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan
simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid
harus selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun,[1] dan Taman
Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibu Kota Jakarta. Selain itu Soekarno
juga menghendaki masjid negara Indonesia ini berdampingan dengan Gereja
Katedral Jakarta untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan
toleransi beragama sesuai Pancasila.

Pendapat H. Moh. Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan
mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan
di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan
lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina. Untuk memberi
tempat bagi masjid ini, bekas benteng Belanda yaitu benteng Prins Frederick yang
dibangun pada tahun 1837 dibongkar.

Sayembara rancang bangun masjid

Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal, terdiri dari para Arsitek
dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua,
dengan anggotanya Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir. Djoeanda Kartawidjaja,
Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA), H. Aboebakar Atjeh, dan Oemar Husein Amin.

Sayembara berlangsung mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei


1955. Sambutan masyarakat sangat menggembirakan, tergambar dari banyaknya
peminat hingga mencapai 30 peserta. Dari jumlah tersebut, terdapat 27 peserta
yang menyerahkan sketsa dan maketnya, dan hanya 22 peserta yang memenuhi
persyaratan lomba.

Setelah dewan juri menilai dan mengevaluasi, akhirnya ditetapkanlah 5 (lima)


peserta sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah:

Pemenang Pertama: Fredrerich Silaban dengan disain bersandi Ketuhanan

Pemenang Kedua: R. Utoyo dengan disain bersandi Istighfar

Pemenang Ketiga: Hans Gronewegen dengan disain bersandi Salam

Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Ilham

Pemenang Kelima: adalah 3 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi


Khatulistiwa dan NV. Associatie dengan sandi Lima Arab
Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan F. Silaban sebagai pemenang
pertama. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka, sekaligus
menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000. Pemenang
kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat
sertifikat penghargaan.

Pembangunan

Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24
Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,
disaksikan oleh ribuan umat Islam.

Selanjutnya pelaksanaan pembangunan masjid ini tidak berjalan lancar. Sejak


direncanakan pada tahun 1950 sampai dengan 1965 tidak mengalami banyak
kemajuan. Proyek ini tersendat, karena situasi politik yang kurang kondusif. Pada
masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai untuk
memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada
tahun 1965 saat meletus peristiwa G30S/PKI, sehingga pembangunan masjid
terhenti sama sekali. Setelah situasi politik mereda,pada tahun 1966, Menteri
Agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini.
Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai
Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Tujuh belas tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun. Dimulai pada
tanggal 24 Agustus 1961, dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 22 Februari 1978,[7] ditandai dengan prasasti yang dipasang di area
tangga pintu As-Salam. Biaya pembangunan diperoleh terutama dari APBN
sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh miliar rupiah) dan US$. 12.000.000 (dua belas
juta dollar AS).
Monas

Monumen Nasional atau MONAS terletak di daerah.DKI Jakarta tepatnya di


Jakarta Pusat,Monumen Nasional termasuk objek wisata di DKI Jakarta. Dan
Monumen Nasional termasuk pusat pengetahuan dan sejarah kemerdekaan di
Indonesia.

Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas Jakarta Pusat. Dibangun


pada dekade 1920-an, Tugu peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80
hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R.M.Soedarsono, mulai
dibangun 17 Agustus 1961. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan
melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi 1945, agar
terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi dan generasi
mendatang.

Pembangunan Monumen Nasional terdiri tiga tahap. Tahap pertama kurun 1991-
1964 Dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan Monumen Nasional
dengan Soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama, total 284
pasak beton yang digunakan sebagai pondasi pembangunan. Sebanyak 360 pasak
bumi di tanamkan untuk pondasi museum sejarah nasional, keseluruhan
pemasangan pondasi selesai pada bulan Maret 1962. Dinding museum didasar
bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangun obelisk kemudian dimulai, dan
selesai pada bulan Agustus 1963.

Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966-1968 akibat terjadinya


gerakan 30 September 1965 (G.30.S/PKI) dan upaya kudeta. Tahap ini sempat
tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan
diorama pada museum sejarah, meskipun pembangunan telah selesai. Namun
masalah masih saja terjadi antara lain kebocoran air yang menggenangi museum .
Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli
1945 oleh Presiden RI Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai