Anda di halaman 1dari 25

BAB I

KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai
kaki. (Harsono, 2000)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada
masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter
vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah
nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. Etiologi
Trauma primer.miss.: trauma secara spontan seperti kecelakaan. Trauma
sekunder misalnya osteoporosis spondilitis,osteoatritis, stenosis spinal,keseleo,
terlalu lama pada getaran duduk terlalu lama kurang olahraga, mengangkat beba
dengan cara yang salah, depresi atau steres.

3. Manifestasi Klinik
a. Perubahan dalam gaya berjalan.( Berjalan terasa kaku, Tidak bias memutar
punggung.Pincang.
b. Persyarafan (Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan
peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi
mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
B. Nyeri.( Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan, Nyeri
saat berjalan dengan menggunakan tumit, Nyeri otot dalam, Nyeri

1
menyebar kebagian bawah belakang kaki, Nyeri panas pada paha bagian
belakang atau betis, Nyeri pada pertengahan bokong, Nyeri berat pada kaki
semakin meningkat.

1. Patofisiologi
1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut
mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab
dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang
bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang
merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan
nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan
sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit
dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,
langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri
yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan
pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia
Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio
atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis),
penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan
distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan
serabut syarap, misalnya karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan
terjadi gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler.
Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul
aktifitas ektopik (aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-
Na dan saluran ion baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion

2
baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka
terhadap rangsangan mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan
termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress
psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan
timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri
seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inflamasi
maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia
dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-
up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat
sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di
neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang

2. Penatalaksanaan Medik
1. Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat
badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase,
traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang
(tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi
tubuh dan aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid
(kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah
yang intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
- Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil

3
- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik
dan radiologik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1 Neurofisiologik
- Electromyography (EMG)
- Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari
3-4 minggu
- Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis,
pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan.
- Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2 Radiologik
- Foto polos.
- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
- Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
- Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketan
- Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3 Laboratorium
- Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor
rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
- Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
- Likuor serebrospinal (atas indikasi)

4
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan
yang dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia
meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang
muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa
panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-
tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488). Dispepsia merupakan kumpulan
keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit
diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan
panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut
terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan
beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26)
DATA DASAR PENGKAJIAN
Identitas
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
Pengkajian :
 Alasan utama datang ke rumah sakit
 Keluhan utama (saat pengkajian)
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat pengobatan dan alergi
Pengkajian Fisik :
a. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan
lain-lain.

5
b. Data sistemik
1) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan,
pengecap/penghidu, peraba, dan lain-lain
2) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata,
alis, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon
cahaya, dan lain-lain.
3) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan
napas, dan lain-lain.
4) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung,
kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
5) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu,
orientasi tempat, orientasi orang, dan lain-lain.
6) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan,
bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan
menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
7) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara
jalan, kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman
tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
8) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan
lain-lain.
9) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis,
prostat, payudara, dan lain-lain.
10) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK,
vesika urinaria.
c. Data penunjang
d. Terapi yang diberikan
e. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
1) Psikologi
 Perasaan klien setelah mengalami masalah ini
 Cara mengatasi perasaan tersebut
 Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan

6
 Jika rencana ini tidak terselesaikan
 Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang ada
2) Sosial
 Aktivitas atau peran klien di masyarakat
 Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai
 Cara mengatasinya
 Pandangan klien tentang aktivitas sosial di lingkungannya
3) Budaya
 Budaya yang diikuti oleh klien
 Aktivitas budaya tersebut
 Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut
 Cara mengatasi keberatan tersebut
4) Spiritual
 Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari
 Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
 Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat dilaksanakan
 Perasaaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut
 Upaya klien mengatasi perasaan tersebut
 Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang
sekarang sedang dialami

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut(00132)
2. Kekurangan Volume Cairan (00027)
3. Intolersi Aktivitas (00092)
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
5. Ansietas(00164)

7
C. rencana keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Nyeri (Akut) (00132) NOC NIC
 Pain Level
Domain : 12 Kenyamanan Pain Management
 Pain Control
Kelas : 1 Kenyamanan Observasi
 Confort Level
Fisik 1. Lakukan pengkajian 1. Untuk mengetahui daerah
nyeri secara nyeri, kualitas, kapan nyeri
Tujuan :
Definisi : Pengalaman komprehensif termasuk dirasakan apa faktor
Setelah dilakukan tindakan
sensori dan emosional yang lokasi, karakteristik, pencetusnya, dan berat
keperawatan selama….x
tidak menyenangkan akibat durasi, frekuensi, ringannya nyeri yang
24jam nyeri yang dirasakan
adanya kerusakan jaringan kualitas dan factor dirasakan.
klien dapat teratasi, dengan
yang actual atau potensial, presipitasi (skala 0-10)
atau digambarkan dengan 2. Observasi reaksi non 2. Untuk Mengetahui keadaan
Kriteria hasil :
istilah seperti kerusakan ( verbal dari tidak menyenangkan klien
1. Mampu mengontrol nyeri
international association for ketidaknyamanan yang tidak sempat dan tidak
(tahu penyebab nyeri,
the study of pain ); awitan bisa di gambarkan oleh
mampu menggunakan
yang tiba-tiba atau perlahan klien.
tehnik nonfarmakologi
dengan intensitas ringan 3. Untuk Membantu dalam

8
sampai berat dengan akhir untuk mengurangi nyeri, 3. Kaji ulang faktor yang membuat diagnosa dan
yang dapat di antisipasi mencari bantuan) meningkatkan atau yang kebutuhan terapi pada
atau dapat di prediksi dan 2. Melaporkan bahwa nyeri menurunkan nyeri. pasien.
durasinya ≤ 6 bulan. berkurang dengan 4. Membina hubungan saling
menggunakan manejemen 4. Gunakan teknik percaya antar klien dan
Batasan karakteristik : nyeri perawat untuk
komunikasi terapeutik
1. Mengungkapkan secara 3. Mampu mengenali nyeri menghilangkan sikap
untuk mengetahui
verbal atau melaporkan (skala, intensitas, tertutup klien sehingga
pengalaman nyeri
(nyeri) dengan isyarat ( frekuensi, dan tanda perawat lebih mudah
pasien.
misalnya mengguanakan nyeri) mengetahui pengalaman
skala nyeri ) 4. Menyatakan rasa nyaman nyeri klien.
2. Posisi untuk setelah nyeri berkurang
menghindari nyeri 1. Makanan mempunyai efek
Tindakan Mandiri
3. Perubahan tonus otot penetralisis asam, juga
1. Berikan makanan sedikit
(dengan rentang dari menghancurkan kandungan
tapi sering sesuai
lemas, tidak bertenaga gaster. Makan sedikit
indikasi.
sampai kaku) mencegah distensi dan
4. Perubahan selera makan haluaran gastrin.
5. Perubahan frekuensi 2. Agar dapat mengetahui jenis

9
jantung makanan apa saja yang dapat
6. Perubahan frekuensi memperparah kondisi
pernafasan 2. Identifikasi dan batasi pasien.
7. Perilaku ekspresif makanan yang dapat
3. Makanan pedas, asam dan
(misalnya gelisah, menimbulkan iritasi
mengandung gas tersebut
merintih,menangis, lambung.
dapat merangsang terjadinya
kewaspadaan
iritasi mukosa lambung
berlebihan,peka 3. Jelaskan pada klien agar
terhadap menghindari makanan
rangsangan,dan pedas asam dan
4. Posisi yang tepat dan dirasa
menghela napas mengandung gas
nyaman oleh klien dapat
panjang)
mengurangi resiko klien
8. Sikap melindungi
terhadap nyeri.
9. Bukti nyeri yang dapat 4. Atur posisi yang nyaman
5. Tehnik relaksasi dan nafas
di amati bagi klien.
dalam ini di ajarkan agar
10. Gangguan tidur ( mata
dapat mengurangi
terlihat kuyu,gerakan
ketegangan syaraf sehingga
tidak teratur atau tidak
klien lebih rilex dan nyeri
menentu, dan 5. Ajarkan pasien tehnik

10
menyeringai) rileksasi dan nafas berkurang
Factor yang berhubungan: dalam 6. Posisi semi fowler ini dapat
1. Agen cedera (mis: 6. Berikan pasien Posisi membantu meringankan
biologis, zat kimia, tidur supine semi fowler. gejala kesulitan bernapas
fisik, psikologis) dan memperbaiki ekspansi
paru
Healt education 7. Agar pasien dapat
7. Berikan informasi mengetahui tindakan
tentang nyeri, seperti mandiri yang bisa dilakukan
penyebab nyeri , berapa saat nyeri itu datang kembali
lama akan berlangsung, (kambuh)
dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat
prosedur
Kolaborasi 8. Terapi ini diberikan untuk
8. Berikan terapi analgetik menghilangkan nyeri pada
dan antacid lambung

11
2 Kekurangan volume NOC NIC
cairan (00027)  Fluid balance Fluid Management
Domain : 2 Nutrisi  Hydration 1. Timbang 1. Agar perawat dapat
Kelas : 5 Hidrasi  Nutritional Status: popok/pembalut jika mengetahui jumlah cairan
food and fluid diperlukan yang dikeluarkan oleh
Definisi : Penurunan cairan  Intake pasien
intravascular, interstisial, Tujuan 2. Pertahankan catatan 2. Agar perawat dapat
atau intrasel. Diagnosis ini Setelah dilakukan tindakan intake dan output yang mementau intake dan
merujuk pada dehidrasi keperawatan selama….x akurat output pada pasien setiap
yang merupakan 24jam kekurangan volume saat untuk tidakan
kehilangan cairan saja cairan pada klien dapat selanjutnya
3. Monitor status hidrasi
tanpa perubahan kadar teratasi, dengan 3. Untuk memantau
(kelembaban membran
natrium Kriteria hasil : kekurangan cairan pada
mukosa, nadi adekuat,
1. Mempertahankan pasien
tekanan darah
Batasan karakteristik : urine output sesuai 4. Agar perawat dapat
ortostatik), jika
1. Haus dengan usia dan BB, mengetahui vital sign
diperlukan
2. Perubahan status mental BJ urine normal, HT setiap saat sebelum
4. Monitor vital sign
3. Penurunan turgor kulit normal. melakukan tindakan
5. Monitor masukan
dan lidah 2. Tekanan darah, nadi, 5. Untuk memantau masukan

12
4. Penurunan frekuensi suhu tubuh, dalam makanan/cairan dan dan banyaknya
nadi, tekanan darah, batas normal. hitung intake kalori makanan/cairan dalam
volume dan tekanan 3. Tidak ada tanda-tanda harian tubuh
nadi. dehidrasi 6. Untuk menambah cairan
5. Penurunan haluaran urin 4. Elastisitas turgor kulit 6. Kolaborasikan dalam tubuh pasien melalui
6. Penurunan pengisisan baik, membram pemberian IV IV
vena mukosa lembab, tidak 7. Untuk memantau status
7. Kulit dan membram ada rasa haus yang 7. Monitor status nutrisi nutrisi pasien
mukosa kering berlebihan 8. Agar perawat dapat
8. Hematokrit meningkat 8. Kolaborasi dengan melakukan tindakan lebih
9. Suhu tubuh meningkat dokter lanjut sesuai instrusi dokter
10. Peningkatan konsentrasi
urin
Hypovolemia Management
11. Peningkatan frekuensi
1. Monitor status cairan
nadi, tekanan darah, 1. Untuk memantau status
termasuk intake dan
volume dan tekanan dan masukan cairan
status cairan
nadi
2. Monitor tingkat Hb dan
12. Peningkatan hematokrit 2. Untuk memantau kadar Hb
hematokrit
13. Penurunan berat badan hematokrit dalam darah

13
yang tiba-tiba (kecuali pasien
pada ruang ketiga 3. Monitor vital sign 3. Untuk mengetahui vital
14. Kelemahan sign setiap saat untuk
melakukan tindakan
selanjutnya
4. Untuk mengetahui respon
4. Monitor respon pasien
tubuh pasien saat
terhadap penambahan
penambahan cairan
cairan
5. Agar perawat dapat
5. Monitor berat badan
memantau perubahan berat
badan pada pasien
3 Ketidakseimbangan NOC : NIC:
nutrisi kurang dari  Nutritional Status: Nutrion management
kebutuhan tubuh (00002) food and fluit Observasi:
Domain : 2 Nutrisi  Intake 1. Kaji adanya alergi 1. Untuk menghindari
Kelas : 1 Ingesti  Nutritional Status : makanan terjadinya alergi makanan
nutrient intake pada pasien
Definisi : Asupan nutrisi  Weight control 2. Monitor adanya 2. Untuk mengetahui apabila
tidak mencukupi untuk Tujuan penurunan berat badan terjadi penurunan berat

14
memenuhi kebutuhan Setelah dilakukan tindakan badan
metabolic. keperawatan selama….x 3. Monitor lingkungan 3. Agar pasien tidak merasa
24jam ketidakseimbangan selama makan terganggu saat makan
Batasan Karakteristik : nutrisi kurang dari kebutuhan karena lingkungan yang
Ds : tubuh pada klien dapat mengganggu
4. Monitor mual
1. Kram abdomen teratasi, dengan 4. Untuk memantau rasa mual
2. Nyeri abdomen pasien
5. Monitor jumlah nutrisi
(dengan atau tanpa Kriteria hasil : 5. Untuk memantau jumlah
dan kandungan kalori
penyakit) 1. Adanya peningkatan nutrisi dan kandungan
3. Menolak makan Berat badan sesuai dengan kalori agar sesuai dengan
4. Presepsi ketidak tujuan keluar masuknya nutrisi
Tindakan mandiri :
mampuan untuk 2. Berat badan ideal sesuai 1. Mampu memberikan intake
1. Berikan makanan yang
mencerna makanan. dengan tinggi badan nutrisi sesuai dengan
terpilih (dikonsultasikan
5. Melaporkan perubahan 3. Mampu mengidentifikasi standar operasional dengan
2. dengan ahli gizi)
sensasi rasa kebutuhan nutrisi melakukan kolaborasi
6. Merasa cepat kenyang 4. Tidak ada tanda-tanda dengan ahli gizi
Healt education :
setelah malnutrisi
1. Ajarkan pasien
mengkomsusmsi 5. Menunjukan peningkatan 1. Agar pasien dapat
bagaimana membuat
makanan fungsi pengecapan dari membuat catatan

15
Do : menelan catatan makanan makanan harian
1. Pembuluh kapiler 6. Tidak terjadi penurunan harian
rapuh berat badan yang berarti 2. Berikan informasi 2. Agar pasien dapat
2. Diare atau staetore tentang kebutuhan mengetahui kebutuhan
3. Kehilangan rambut nutrisi nutrisi untuk tubuhnya
yang berlebihan Kolaborasi:
1. Agar perawat dapat
4. BB 20% atau lebih 1. Kolaborasi dengan
menentukan jumlah
dibawah berat badan ahli gizi untuk
kalori dan nutrisi sesuai
ideal menentukan jumlah
dengan pendapat ahli
5. Bising usus hiperaktif kalori dan nutrisi
gizi
6. Kurang informasi, yang dibutuhkan
informasi yang salah pasien
7. Kurang minat terhadap
makanan
8. Salah paham
9. Membrane mukosa
pucat
10. Tonus menurun
11. Menolak untuk makan

16
12. Rongga mulut terluka
(inflamasi)
13. Kelemahan otot yang
berfungsi untuk
menelan atau
mengunyah

Faktor yang
berhubungan :
1. Faktor Biologis
2. Faktor ekonomi
3. Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi
nutrient
4. Ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan
5. Ketidakmampuan
untuk menelan

17
makanan
Faktor psikologis
4 Intoleransi aktivitas NOC: NIC:
(00092)  Energy conservation Activity therapy
Domain: 4  Activity tolerance 1. Bantu klien untuk 1. Agar klien bisa
Aktivitas/Istrahat  Self Care : ADLs mengidentifikasi mengidentifikasi aktifitas
Kelas: 4 Respons aktifitas. yang akan dilakukan
kardiovaskular/pulmonal Tujuan: dengan bantuan perawat.
Setelah dilakukan tindakan 2. Mampu untuk 2. Agar pasien dapat dengan
Devinisi: ketidakcukupan keperawatan selama….x mengidentifikasi dan mudah mengidentifikasi
energi psikologis atau 24jam ketidakseimbangan mendapatkan sumber dan mendapatkan sumber
fisiologis untuk nutrisi kurang dari kebutuhan yang diperlukan untuk untuk aktifitas yang
melanjutkan atau tubuh pada klien dapat aktifitas yang diinginkan.
menyelesaikan aktivitas teratasi, dengan diinginkan. 3. Agar pasien/keluarga dapat
kehidupan sehari-hari yang 3. Bantu pasien/ keluarga dengan mudah
harus atau yang ingin Kriteria hasil : untuk mengidentifikasi mengidentifikasi
dilakukan. 1. Berpartisipasi dalam kekurangan dalam kekurangan dalam
aktivitas fisik tanpa beraktifitas. beraktifitas dengan bantuan
Batasan karakteristik: disertai peningkatan perawat.

18
1. Dispnea setelah tekanan darah, nadi, dan 4. Bantu pasien untuk 4. Agar pasien dapat dengan
beraktivitas. RR. mendapatkan alat mudah melakukan aktivitas
2. Keletihan 2. Mampu melakukan bantuan untuk aktivitas. dengan alat bantu seperti
3. Ketidaknyaman setelah aktivitas sehari-hari kursi roda.
beraktifitas. (ADLs) secara mandiri.
4. Perubahan 3. Mampu berpindah dengan
elektrokardiogram atau tanpa bantuan alat
(EKG). 4. Sirkulasi status baik
5. Respon frekuensi 5. Tanda dan vital normal
jantung abnormal
terhadap aktifitas.
6. Respon tekanan darah
abnormal terhadap
aktifitas.

5 Ansietas (00146) NOC: NIC:


 Anxiety self-control
Domain : 9 Anxiety Reduction
 Anxiety level
koping/tolerasin stress  Coping (penurunan kecemasan)
Tujuan:
Kelas: 2 repon koping Observasi:

19
Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan 1. Agar pasien dapat merasa
Definisi:peraan tidak keperawatan selama….x 24 yang menenangkan nyaman saat bersama
nyaman atau kekhawatiran jam ketidakseimbangan perawat
yang samar disertai respon nutrisi kurang dari kebutuhan 2. Pahami presfektif pasien 2. Agar perawat dapat
otonom (sumber sering kali tubuh pada klien dapat terhadap situasi stres memahami presfektif
tidak spesifik atau tidak teratasi, dengan pasien terhadap situasi
diketahui oleh individu ); 3. Nyatakan dengan jelas stress
perasaan takut yang Kriteria hasil : harapan terhadap pasien 3. Agar pasien dapat mengerti
disebabkan oleh antisipasi 1. Klien mampu tentang harapan perawat
terhadap bahaya. Hal ini mengidentifikasi dan terhadap kesembuhan
merupakan isyarat mengungkapkan gejala dirinya
4. Lakukan back/neck rub
kewaspadaan yang cemas 4. Agar pasien merasa
memperingatkan in dividu 2. Mengidentifikasi, ditanggapi karena dengan
untuk bertindak mengungkapkan dan adanya respon balik
5. Dengarkan dengan
menghadapi ancaman. menunjukan teknik
penuh perhatian
untuk mengontrol cemas 5. Agar pasien merasa
Batasan Karakteristik: 3. Vital sign dalam batas nyaman karena
Perilaku: normal diperhatikan saat berbicara
Tindakan mandiri :
1. Penurunan produktivitas 4. Postur tubuh, ekspresi

20
2. gerakan yang ireleven wajah , bahasa tubuh 1. Instruksikan pasien
3. Gelisah dan tingkat aktivitas menggunakan teknik 1. Agar pasien dapat
4. Insomnia menunjukan relaksasi melakukan teknik relaksasi
5. Perilaku mengintai berkrangnya kecemasan untuk menurunkan rasa
6. Mengekspresikan nyeri yang dideritanya
kekhawatiran karena Healt education :
perubahan dalam 1. Jelaskan semua
peristiwa hidup prosedur dan apa 1. Agar pasien dapat
7. Menintai yang dirasakan mengetahui prosedur
8. Tampak waspada selama prosedur tindakan dan indikasi dari
9. Agitasi Kolaborasi: tindakan tersebut
Affektif: 1. Berikan obat untuk
1. Gelisah/distress menurangi 1. Agar tingkat kecemasan
2. Kesedihan yang kecemasan pasien dapat berkurang
mendalam 2. Dorong keluarga
3. Ketakutan untuk menemani 2. Agar pasien tidak merasa
4. Perasaan tidak adekuat pasien takut karena ditemani
5. Berfokus pada diri keluarga
sendiri

21
6. Rasa nyeri yang
meningkat ketidak
berdayaan
7. Khawatir
Fisiologi:
1. wajah tegang
2. peningkatan keringat
3. tremor
simpatik:
1. anoreksia
2. lemah
3. mulut kering
parasimpatik:
1. nyeri abdomen
2. mual, vertigo
3. letih
4. gangguan tidur
kognitif:
1. menyadari gejala

22
fisiologis
2. kesulitan untuk
berkosentrasi
3. khawatir, melamun
4. penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Faktor yang
berhubungan:
1. perubahan dalam
(status ekonomi,
lingkungan, kesehatan,
pola interaksi, fungsi
peran status peran)
2. Infeksi/kontaminan
interpersonal
3. Penurunan penyakit
interpersonal
4. Stress, ancaman

23
kematian
5. Ancaman pada (status
ekonomi, lingkungan,
kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran
status peran, konsep
diri)
6. Kebutuhan yang tidak
dipenuhi

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dyspepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada,
yang sering di rasakan adanya gas, perasaan penuh atau rasa terbakar di perut.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab dyspepsia antara lain, yaitu Iritasi
lambung (gastritis), peradangan kandung empedu (kolesistitis), kecemasan atau depresi,
infeksi bacteri Helibacter Pylori, kelainangerakan pencernaan missal usus, dan
pengeluaran asam lambung yang berlebih.
B. Saran
Dalam upaya peningkatan kualitas keperawatan dasar pada klien yang menderita
penyakit Dispepsia, maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang dapat
dijadikan pertimbangan, yaitu antara lain :
1. Untuk Klien
Pada klien yang menderita Disepsia hendaknya asupan nutrisinya harus
diperhatikan dan dipertahankan agar adekuat. Dan harus banyak istirahat, serta
menerapkan gaya hidup sehat untuk mengelola dan mencegah timbulnya gangguan
akibat Disepsia seperti Atur pola makan seteratur mungkin, hindari makanan yang
pedas, hindari makanan yan g menimbulkan gas di lambung (semangka, kentang,
melon dan lain lain), vitamin penambah nafsu makan, hindari makanan yang
mengandung santan , hindari makanan yang susah di cerna dalam tubuh , hindari
minuman dengan kadar caffeine dan alcohol, kelola stress fisiologi seefisien mungkin,
olah raga yang teratur dapat mengurangi stress, jika anda perokok, berhenti merokok,
pertahankan berat badan anda, dan ikuti rekomendasi dokter anda mengenai
pengobatan disepsia.
2. Untuk instansi (perawat)
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan implementasi
dimana kebutuhan klien terpenuhi dan perawat harus mempunyai kenmampua
komunikasi terapeutik dalam melaksanakan asupan keperawatan.
3. Untuk Pelajar
Hendaknya pelajar selalu menggali ilmu pengetahuan yang baru tentang ilmu
keperawatan lainnya yang menunjang bidang keperawatan serta dapat memanfaatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan untuk menambah ilmu dan wawasan akan dunia
keperawatan.

25

Anda mungkin juga menyukai

  • Fisiologi Kehamilan PDF Usu
    Fisiologi Kehamilan PDF Usu
    Dokumen14 halaman
    Fisiologi Kehamilan PDF Usu
    Shahnaz Rizka
    50% (2)
  • Kasus I
    Kasus I
    Dokumen8 halaman
    Kasus I
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen6 halaman
    Proposal
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Modul
    Modul
    Dokumen31 halaman
    Modul
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Nanda, Noc, Nic ZBP
    Nanda, Noc, Nic ZBP
    Dokumen233 halaman
    Nanda, Noc, Nic ZBP
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Proposal Rahman
    Proposal Rahman
    Dokumen18 halaman
    Proposal Rahman
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Satuan
    Satuan
    Dokumen13 halaman
    Satuan
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • 1680 2374 1 PB PDF
    1680 2374 1 PB PDF
    Dokumen7 halaman
    1680 2374 1 PB PDF
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Askep Distosia SENIN
    Askep Distosia SENIN
    Dokumen23 halaman
    Askep Distosia SENIN
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Dokumen10 halaman
    Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Ayu thirta lestari
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen9 halaman
    Ca Mamae
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Dokumen10 halaman
    Buku Pegangan Mahasiswa Fix
    Ayu thirta lestari
    Belum ada peringkat
  • Askep Distosia SENIN
    Askep Distosia SENIN
    Dokumen23 halaman
    Askep Distosia SENIN
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Endometriosis
    Endometriosis
    Dokumen8 halaman
    Endometriosis
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Askep Uretritis 2010
    Askep Uretritis 2010
    Dokumen13 halaman
    Askep Uretritis 2010
    aisyah_sh06168
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen7 halaman
    Bab 1
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Anemia Dalam Kehamilan
    Anemia Dalam Kehamilan
    Dokumen9 halaman
    Anemia Dalam Kehamilan
    Wulandari Umar
    Belum ada peringkat
  • Askep Uretritis 2010
    Askep Uretritis 2010
    Dokumen13 halaman
    Askep Uretritis 2010
    aisyah_sh06168
    Belum ada peringkat
  • Disfungsi Ereksi
    Disfungsi Ereksi
    Dokumen17 halaman
    Disfungsi Ereksi
    Cicilia Gorreti
    Belum ada peringkat
  • Juli Tugas
    Juli Tugas
    Dokumen10 halaman
    Juli Tugas
    Tyasa Budiman
    Belum ada peringkat
  • Waham
    Waham
    Dokumen39 halaman
    Waham
    sri endriyani
    Belum ada peringkat