1.2 Definisi
Ketidakmampuan melahirkan bahu pada persalinan normal. Dan
merupakan suatu keadaan diperlukannya tambahan manuver obstetrik
oleh karena dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak
berhasil untuk melahirkan bayi. Pada persalinan dengan presentasi
kepala, setelah kepala lahir, bahu tidak dapat dilahirkan dengan cara
pertolongan biasa dan tidak didapatkan sebab lain dari kesulitan tersebut
(Siswishanto, 2011).
1.3 Epidemiologi
Insiden distosia bahu sebesar 0,2-0,3% dari seluruh persalinan
pervaginam dengan presentasi kepala (Siswishanto, 2011). Sedangkan menurut
Cunningham et all insiden dari distosia 0,9% dari 11.000 persalinan
pervaginam yang dikategorikan dostosia di Toronto General Hospital (2001).
Insiden dari distosia bahu bervariasi antara 0,6 sampai 1,4% (Cunningham et all,
2006).
1.4 Etiologi
a. Ibu :
Gelisah
Letih
Suhu tubuh meningkat
Nadi dan pernafasan cepat
Edem pada vulva dan servik
Bisa jadi ketuban berbau
b. Janin
1.6 Pencegahan
Upaya pencegahan distosia bahu dan cedera yang dapat
ditimbulkannya dapat dilakukan dengan cara (Siswishanto, 2011):
- Tawarkan untuk dilakukan dengan bedah sesar pada persalinan
vaginal beresiko tinggi, janin luar biasa besar (>5 kg), janin sangat
besar (>4,5 kg) dengan ibu diabetes, janin besar (>4kg) dengan riwayat
distosia bahu pada persalinan sebelyumnya, kala ii yang memanjang
dengan janin besar.
- Identifikasi dan obati diabetes pada ibu
- Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi
- Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan,
menekan suprapubis atau fundus, dan traksi berpotensi
meningkatkan risiko cedera pada janin
- Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan begitu distosia
diketahui. Bantuan diperlukan untuk membuat posisi McRoberts,
pertolongan persalinan, resusitasi bayi, dan tindakan anestesia
(bila perlu).
1.7 Diagnosis
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya
(Siswishanto, 2011):
37
- Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat
dilahirkan
- Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan
kencang
- Dagu tertarik dan menekan perineum
- Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap
tertahan di kranial simfisis pubis
DISTOSIA
Nyeri akut
1.7 Komplikasi
Pada janin :
- Cedera pleksus brachialis, merupakan kecacatan yang paling Commented [A1]: Merupakan cedera yang terjadi pada
jaringan saraf yang mengirimkan sinyal dari tulang belakang
sering ditemukan (mencapai 2/3 kasus). kebahu, lengan dan tangan.
Pada ibu:
1.8 Penanganan
Saat menangani kasus distosia bahu, sebaiknya penolong ditemani
oleh seorang asisten. Jangan melakukan tarikan atau dorongan sebelum
memastikan bahwa bahu posterior sudah masuk ke oanggul. Bahu
posterior yang belum melewati pintu atas panggul akan semakin sulit
dilahirkan bila dilakukan tarikan pada kepala. Untuk mengendorkan
ketegangan yang menyulitkan bahu posterior mausk oanggul tersebut,
dapat dilakukan episiotomi yang luas, posisi McRobert, atau posisi daada-
lutut. Dorongan pada fundus juga tidak diperkenankan karena semakin
menyulitkan bahu untuk dilahirkan dan beresiko menimbulkan ruptur
uteri.Keberhasilan pertolongan persalinan dengan distosia bahu juga
ditentukan oleh waktu. Setelah kepala lahir akan terjadi penurunan pH
arteria umbulikalis dengan laju 0,04 unit/menit. Dengan demikian, bayi
yang sebelumnnya tidak mengalami hipoksia tersedia waktu 4-5 menit
untuk melakukan manuver melahirkan bahu sebelum terjadi cedera
hipoksik pada otak (Siswishanto, 2011).
Manuver McRobert
(Posisi McRobert, episiotomy bila perlu, tekanan suprapubic,
tarikan kepala)
Manuver Rubin
(Posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, tekanan
suprapubic,tekanan kepala)
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,
biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang,
sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan
pre eklamsi
Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan
Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat untu hipertensi
karena kehamilan
Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam
malposisi,penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari
2 cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal
setelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala.
Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi berlebihan karena
hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand multiparis.
5. Pemeriksaan Fisik
Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
Mata
Biasanya konjungtiva anemis
Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang
tertinggal saat pernafasan
Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau
menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau
tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab
pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan
kandung kemih.
Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentukpanggul dan kelainan
tulang belakang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Resiko cedera terhadap maternal(ibu)
3. Resiko kekurangan cairan
4. Resiko infeksi
5. Cemas
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut (00132) Kontrol nyeri Manajemen Nyeri
Domain : 12 kenyamanan Tingkat nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
Klass : 1 kenyamanan fisik komprehensif yang
Definisi : 1. Kontrol gejla meliputi lokasi,
Pengalaman sensori dan - karakteristik,
emosional tidak konsepturasi, frekuensi,
menyenangkan yang muncul kualitas, intensitas atau
akibat kerusakan jaringan beratnya nyeri dan faktor
aktual atau potensial atau yang pencetus.
digambarkan sebagai 2. Bantu keluarga dalam
kerusakan (international mencari dan menyediakan
Association for the Study of dukungan
Pain) awitan yang tiba-tibaatau 3. Tentukan kebutuhan
lambat dari intensitas ringan frekuensi untuk
hingga berat dengan akhir melakukan pengkajian
yang dapat diantisipasi atau ketidak nyaman pasien
diprediksi. dan
mengimplementasikan
rencana monitor.
4. Berikan informasi
mengenai nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat
prosedur.
5. Pilih dan implementasikan
tindakan yang beragam
(misalnya farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri sesuai dengan
kebutuhan.
6. Anjurkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
7. Kolaborasi dengan pasien,
orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk
memilih dan
mengimplemenstasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi sesuai
kebutuhan.
Pencegahan Syok
9. Monitor terhadap adanya
respon kompensasi awal
syok (misalnya, tekana
darah normal, tekanan
nadi melemah, dan
kelemahan)
10. Monitor EKG
11. Berikan cairan melalui IV
dan atau oral, sesuai
kebutuhan
Perawatan Postpartum
5. Pantau tanda-tanda vital
6. Pantau nyeri pasien
7. Ajarkan pasien perawatan
perineum untuk mencegah
infeksi dan mengurangi
ketidaknyamanan