Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis pada pasien ini yaitu Demam Tifoid.

Demam tifoid merupakan penyakit sistemik


bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah
yaitu Salmonella paratyphi. Salmonella adalah kuman gram negatif yang berbentuk batang,
berflagela, berkapsul, tidak membentuk spora, dan merupakan anaerob fakultatif yang
memfermentasikan glukosa dan mereduksi nitrat menjadi nitrit. S. typhi memiliki antigen H yang
terletak pada flagela, O yang terletak pada badan, antigen Vi yang terletak pada kapsul, serta
komponen endotoksin yang membentuk bagian luar dari dinding sel. Demam tifoid ditularkan
atau ditransmisikan kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam tifoid dari orang ke
orang sering terjadi pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah
penduduk yang padat, hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Pada anak periode inkubasi
demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata rata antara 10-14. Gejala klinis demam tifoid sangat
bervariasi, dari gejala klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan berat
sehingga harus dirawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella, status nutrisi, dan
imunologik pejamu serta lama sakit dirumahnya. Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya
panas badan, gangguan saluran pencernaan, gangguan pola buang air besar,
hepatomegali/spleenomegali, serta beberapa kelainan klinis yang lain. Diagnosis laboratoris
kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi sensitifitas dan spesifisitasnya
sangat terbatas, belum ada kesepakatan titer dari masing-masing daerah. Patofisiologi Masuknya
kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang
biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka kuman akan
menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya Diagnosis pada pasien ini yaitu
Demam Tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu Salmonella paratyphi.
Salmonella adalah kuman gram negatif yang berbentuk batang, berflagela, berkapsul, tidak
membentuk spora, dan merupakan anaerob fakultatif yang memfermentasikan glukosa dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit. S. typhi memiliki antigen H yang terletak pada flagela, O yang
terletak pada badan, antigen Vi yang terletak pada kapsul, serta komponen endotoksin yang
membentuk bagian luar dari dinding sel. Demam tifoid ditularkan atau ditransmisikan
kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam tifoid dari orang ke orang sering terjadi
pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat,
hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Pada anak periode inkubasi demam tifoid antara
5-40 hari dengan rata rata antara 10-14. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala
klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan berat sehingga harus
dirawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella, status nutrisi, dan imunologik
pejamu serta lama sakit dirumahnya. Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya panas
badan, gangguan saluran pencernaan, gangguan pola buang air besar,
hepatomegali/spleenomegali, serta beberapa kelainan klinis yang lain. Diagnosis laboratoris
kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi sensitifitas dan spesifisitasnya
sangat terbatas, belum ada kesepakatan titer dari masing-masing daerah. Patofisiologi Masuknya
kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang
biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka kuman akan
menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya Diagnosis pada pasien ini yaitu
Demam Tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu Salmonella paratyphi.
Salmonella adalah kuman gram negatif yang berbentuk batang, berflagela, berkapsul, tidak
membentuk spora, dan merupakan anaerob fakultatif yang memfermentasikan glukosa dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit. S. typhi memiliki antigen H yang terletak pada flagela, O yang
terletak pada badan, antigen Vi yang terletak pada kapsul, serta komponen endotoksin yang
membentuk bagian luar dari dinding sel. Demam tifoid ditularkan atau ditransmisikan
kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam tifoid dari orang ke orang sering terjadi
pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat,
hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Pada anak periode inkubasi demam tifoid antara
5-40 hari dengan rata rata antara 10-14. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala
klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan berat sehingga harus
dirawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella, status nutrisi, dan imunologik
pejamu serta lama sakit dirumahnya. Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya panas
badan, gangguan saluran pencernaan, gangguan pola buang air besar,
hepatomegali/spleenomegali, serta beberapa kelainan klinis yang lain. Diagnosis laboratoris
kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi sensitifitas dan spesifisitasnya
sangat terbatas, belum ada kesepakatan titer dari masing-masing daerah. Patofisiologi Masuknya
kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang
biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka kuman akan
menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya Diagnosis pada pasien ini yaitu
Demam Tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu Salmonella paratyphi.
Salmonella adalah kuman gram negatif yang berbentuk batang, berflagela, berkapsul, tidak
membentuk spora, dan merupakan anaerob fakultatif yang memfermentasikan glukosa dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit. S. typhi memiliki antigen H yang terletak pada flagela, O yang
terletak pada badan, antigen Vi yang terletak pada kapsul, serta komponen endotoksin yang
membentuk bagian luar dari dinding sel. Demam tifoid ditularkan atau ditransmisikan
kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam tifoid dari orang ke orang sering terjadi
pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat,
hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Pada anak periode inkubasi demam tifoid antara
5-40 hari dengan rata rata antara 10-14. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala
klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan berat sehingga harus
dirawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella, status nutrisi, dan imunologik
pejamu serta lama sakit dirumahnya. Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya panas
badan, gangguan saluran pencernaan, gangguan pola buang air besar,
hepatomegali/spleenomegali, serta beberapa kelainan klinis yang lain. Diagnosis laboratoris
kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi sensitifitas dan spesifisitasnya
sangat terbatas, belum ada kesepakatan titer dari masing-masing daerah. Patofisiologi Masuknya
kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang
biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka kuman akan
menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya Diagnosis pada pasien ini yaitu
Demam Tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi, atau jenis yang virulensinya lebih rendah yaitu Salmonella paratyphi.
Salmonella adalah kuman gram negatif yang berbentuk batang, berflagela, berkapsul, tidak
membentuk spora, dan merupakan anaerob fakultatif yang memfermentasikan glukosa dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit. S. typhi memiliki antigen H yang terletak pada flagela, O yang
terletak pada badan, antigen Vi yang terletak pada kapsul, serta komponen endotoksin yang
membentuk bagian luar dari dinding sel. Demam tifoid ditularkan atau ditransmisikan
kebanyakan melalui jalur fecal-oral. Penyebaran demam tifoid dari orang ke orang sering terjadi
pada lingkungan yang tidak higienis dan pada lingkungan dengan jumlah penduduk yang padat,
hal ini dikarenakan pola penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Pada anak periode inkubasi demam tifoid antara
5-40 hari dengan rata rata antara 10-14. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala
klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan berat sehingga harus
dirawat. Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonella, status nutrisi, dan imunologik
pejamu serta lama sakit dirumahnya. Diagnosis klinis terutama ditandai oleh adanya panas
badan, gangguan saluran pencernaan, gangguan pola buang air besar,
hepatomegali/spleenomegali, serta beberapa kelainan klinis yang lain. Diagnosis laboratoris
kebanyakan di Indonesia memakai tes serologi Widal, tetapi sensitifitas dan spesifisitasnya
sangat terbatas, belum ada kesepakatan titer dari masing-masing daerah. Patofisiologi Masuknya
kuman Salmonella typhi (S.Typhi) dan Salmonella parathypi (S.Parathypi) ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui mekanisme makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang
biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka kuman akan
menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit terutama oleh makrofag. Kuman dapat
hidup dan berkembang biak di dalam makrofag dan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai