Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN

Biodegradable Pati Kentang dengan Penambahan Sorbitol dan Kalsium Karbonat


merupakan usaha yang kami tawarkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang
dihasilkan dari berbagai pruduk industri dan untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh sampah plastik. Hal ini dilatarbelakangi oleh salah satu permasalahan
terbesar yang sedang dihadapi dunia, yaitu pencemaran lingkungan. Sampah plastik
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Ketika dibakar sampah plastik
menghasilkan berbagai zat yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, diantaranya;
karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO₂), dioxin, dan furan. Salah satu upaya yang
telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi keberadaan sampah plastik yang ada di bumi
yaitu membuat suatu tempat pembuangan sampah yang disebut TPST (Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu).

Adapun manfaat yang diberikan dengan diberlangsungkannya gagasan kami. Manfaat


bagi pemerintah, masyarakat, dan lingkungan dan juga manfaat bagi pabrik industri yaitu
dengan adanya gagasan ini, plastik yang digunakan dalam berbagai produk industri akan
mudah terurai sehingga meningkatan efisiensi dalam pengolahannya dan juga kondisi
lingkungan akan tetap terjaga, juga berbagai kemasan yang akan dibuat untuk produk makan
oleh pabrik akan lebih aman dari segi kesehatan sehingga hal ini dapat meningkatkan nilai
jual dari produk itu sendiri.

Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk


Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Jenis plastik yang beredar di masyarakat merupakan plastik sintetik dari bahan
baku minyak bumi yang artinya plastik itu sangat terbatas jumlahnya, sulit untuk dirombak,
dan sulit untuk diurai oleh mikroorganisme.

Gagasan ini bukanlah merupakan gagasan yang mudah untuk dilakukan sehingga
sangatlah diperlukan bantuan dari pihak-pihak tertentu untuk mensukseskan program ini
seperti : semua pihak baik pemerintah, masyarakat, pengusaha, peneliti atau penulis lain dan
dari beberapa media seperti media cetak dan elektronik. Dan juga yang paling terpenting hal
ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik.
1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pencemaran merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini, yang
sifatnya berkelanjutan dan bertambah besar seiring perkembangan zaman. Banyak hal yang
menjadi penyebab terjadinya pencemaran baik itu pencemaran air, tanah, maupun udara.
Pencemaran dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi karena
dengan terjadinya pencemaran, kondisi lingkungan yang merupakan penunjang kehidupan
manusia menjadi buruk sehingga lingkungan yang seharusnya menjadi penunjang kehidupan
beralih menjadi ancaman bagi keberlangsungan makhluk hidup.

Sampah plastik merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan.


Berbeda dengan sampah organik yang mudah untuk terurai, sampah plastik membutuhkan
langkah-langkah khusus untuk bisa diatasi. Ketika dibakar sampah plastik menghasilkan
berbagai zat yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, diantaranya; karbon monoksida
(CO), sulfur dioksida (SO₂), dioxin, dan furan. Kebutuhan dunia akan plastik selalu
meningkat setiap tahunnya, karena dengan bertambahnya jumlah penduduk di sebagian besar
negara maka kebutuhan akan pangan, sandang, dan barang-barang lainnya yang memiliki
unsur plastik juga akan meningkat. Menurut data yang diperoleh PBB, setiap detik rata-rata 4
bayi lahir dan 2 orang meninggal di dunia. Artinya, penduduk di dunia selalu bertambah stiap
detikmya. Hasil penelitia yang dimuat dalam suatu jurnal science menyebutkan bahwa lautan
di seluruh dunia dipenuhi sampah plastik sebanyak 3,5 juta ton setiap tahunnya. Ini
membuktikan bahwa, meningkatnya jumlah penduduk dunia seiring dengan bertambahnya
sampah plastik yang dihasilkan.Hal ini bisa dikatakan menjadi suatu ancaman terhadap
lingkungan jika tidak diatasi secepatnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi keberadaan sampah plastik yang
ada di bumi, seperti pemerintah membuat suatu tempat pembuangan sampah yang disebut
TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu). Di tempat ini berbagai sampah dikelompokan
dan diolah menjadi bahan bakar seperti biometan dan didaur ulang menjadi produk yang
dapat digunakan kembali. Namun, dalam proses pengolahan dan daur ulang masih terdapat
limbah atau zat sisa yang bisa merusak lingkungan. Sehingga hal ini menjadi masalah lebih
lanjut yang harus diselesaikan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di dunia saat ini, kami menawarkan


Biodegradable Pati kentang dengan penambahan sorbitol dan kalsium karbonat yang dapat
mengurangi dampak dari sampah plastik secara efektif dan efisien dari segi ekonomis serta
terjamin dalam hal kesehatan.

Tujuan

1. Untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan dari berbagai pruduk
industri
2. Untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik

Manfaat

Bagi Pemerintah, Masyarakat dan Lingkungan

Gagasan pembuatan biodegradable pati kentang ini dapat mengatasi masalah sampah
plastik yang sangat sulit untuk diolah serta membutuhkan biaya dan waktu yang cukup lama
dalam pengolahannya. Dengan adanya gagasan ini, plastik yang digunakan dalam berbagai
produk industri akan mudah terurai sehingga meningkatan efisiensi dalam pengolahannya.
Selain itu, kondisi lingkungan akan tetap terjaga dan masyarakat pun akan dengan mudah
mendapatkan sumber daya alam yang layak seperti air bersih, tanah yang subur untuk
bercocok tanam dan lain-lain.

Bagi Pabrik Industri

Gagasan pembuatan biodegradable pati kentang ini dapat memberikan keuntungan


untuk pihak pabrik industri khususnya pabrik maknan. Dengan adanya gagasan ini berbagai
kemasan yang akan dibuat untuk produk makan oleh pabrik akan lebih aman dari segi
kesehatan sehingga hal ini dapat meningkatkan nilai jual dari produk itu sendiri. Selain itu
gagasan ini akan mempermudah suatu pabrik dalam mengolah limbah-limbah plastik yang
dihasilkan karena sudah bersifat mudah trurai sehingga meningkatkan efisiensi biaya dalam
pengolahannya.

II. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang-
barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik ini
merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi
penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-
rata 200 ton per tahun. Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, di tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta
ton, selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton pertahun. Di tahun 2010, 2,4 juta
ton, dan pada tahun 2011, sudah meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan
penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik. Berdasarkan asumsi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg
sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut
15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari. (Fahlevi, 2012)
Zat yang terkandung dalam plastik diantaranya Dioctyl phthalate (DOP) yang
membuat sistem pencernaan kita sulit mencernanya, Ditambah lagi zat benzen, pada jenis
bahan ini justru ditemukan kandungan yang menyimpan zat benzen, suatu larutan kimia yang
sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses
(kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan
terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker. Zat lain yang
terkandung didalam plastik adalah vinilklorida dan akrilonitril. Zat ini dapat menyebabkan
kanker tiroid, uterus dan lever pada hewan. Juga dapat menimbulkan cacat lahir pada tikus
yang memakannya. Monomer lain pada plastik seperti akrilat,stirena dan metakrilat dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan.

Kantong plastik baru dapat mulai terurai paling tidak selama lebih dari 20 tahun di
dalam tanah. Jika kantong plastik itu berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Hasil riset
Jenna R Jambeck dan kawan-kawan (publikasi di www.sciencemag.org 12 Februari 2015)
yang diunduh dari laman www.iswa.org pada 20 Januari 2016 menyebutkan Indonesia berada
di posisi kedua penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina,
Vietnam, dan Sri Lanka. Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang 10
tahun mengikuti isu sampah, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong
plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak terurai menjadi ancaman kehidupan dan
ekosistem (Kompas, 23 Januari 2016).

Pada Februari 2016 pemerintah mencoba mengurangi penggunaan plastik melalui


program kantong plastik berbayar seharga Rp 200, bekerja sama dengan peritel modern.
Namun pemerhati lingkungan menyayangkan kecilnya harga plastik tersebut. Mereka juga
merasa perlu ada transparansi tentang bagaimana dana yang terkumpul digunakan. Bulan
Oktober 2016, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan menghentikan
program dengan alasan ketiadaan payung hukum untuk pelaksanaan di lapangan.

Sampah yang dibakar berbahaya untuk kesehatan tubuh, karena sampah dibakar pada
suhu rendah sehingga meninggalkan asap putih yang beracun dan berefek sesak nafas. Dari
plastik sendiri memiliki senyawa yakni zat dioksin. Hingga kini zat dioksin masih
diperdebatkan sumbernya. Namun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya, dioksin
berasal dari klorin. Klorin plastik memiliki persamaan dengan larutan akuatik dari gas
hidrogen klorida (HCl), pada garam. Pada umumnya peneliti menyebut dengan plastik
Polivinil Klorida (PVC). Namun diakuinya, PVC pada plastik sulit diurai karena menyatu
dengan zat lainnya. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah untuk mengurai zat berbahaya
plastik yakni menggunakan air panas tanpa perlu dibakar dengan metode hydrothermal.
Dengan menggunakan air panas, senyawa klorin akan berubah menjadi garam. Dari proses
itu, garam itu dapat dibuang karena larut dalam air sehingga klorin hilang.
(http://www.olahsampah.com/index.php/sampah-dalam-berita/54-mengolah-sampah-plastik-
dengan-air-panas-aman-bagi-kesehatan)

Jenis plastik yang beredar di masyarakat merupakan plastik sintetik dari bahan baku
minyak bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Plastik jenis ini tidak
dapat terdegradasi oleh mikroorganisme atau sukar dirombak secara hayati
(nonbiodegradable) di lingkungan karena mikroorganisme tidak mampu mengubah dan
mensintesis enzim yang khusus untuk mendegradasi polimer berbahan dasar petrokimia
(Darni, 2008). Banyak penelitian telah mencoba mencari bahan dasar pembuatan plastik
ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah bioplastik (plastic biodegradable). Plastik jenis
ini merupakan plastik yang dapat diuraikan oleh jamur atau mikroorganisme di dalam tanah
sehingga akan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh plastik sintetik. Bioplastik
merupakan plastik yang dapat diperbaharui karena senyawa-senyawa penyusunnya berasal
dari tanaman seperti pati, selulosa, dan lignin serta hewan seperti kasein, protein dan lipid.

Solusi yang Pernah Ada

Kementerian Lingkungan Hidup telah menerapkan uji coba kantong plastik berbayar
pada 21 Februari – Juni 2016. Hasilnya cukup menggembirakan. Penggunaan kantong plastik
di gerai toko modern cenderung menurun hingga 55 persen. Hasil uji coba ini menunjukkan
adanya kemauan konsumen untuk lebih bijak menggunakan kantong plastik sekali pakai jika
toko modern tidak lagi memberikan promosi kantong plastik secara gratis.

Menyikapi hasil uji coba itu, beberapa toko modern memutuskan untuk tidak lagi
menggratiskan kantong plastik, di antaranya Superindo dan Aeon Supermarket. Sedangkan
Lotte Wholesale dan IKEA sejak awal berdiri sudah menerapkan kebijakan untuk tidak
menyediakan kantong plastik secara gratis. Dalam aturannya sesuai pasal UU 18 tahun 2008,
telah diatur tentang pengelolaan sampah. Ada dua cara untuk mengelola sampah di Indonesia,
yakni mengurangi dan melakukan penanganan. Adapun kebijakan kantung plastik berbayar
merupakan salah satu upaya pengurangan jumlah sampah.

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri.
Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastik dapat diproses oleh suatu
industri, antara lain limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak
teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana.

Saat ini banyak masyarakat yang mendaur ulang sampah plastik menjadi sebuah
produk kerajinan tangan dan sesuatu yang bisa bermanfaat. Contohnya yaitu yang dilakukan
Muryani (59) yang mampu mengubah sampah plastik menjadi tiga jenis bahan bakar minyak
(BBM) dengan alat destinator. 3 Jenis BBM itu premium, solar dan minyak tanah. "Prosesnya
dipilih dulu sampah plastiknya, terutama yang bening atau tidak berwarna. Lalu dijemur
sampai kering," jelasnya. Dengan kapasitas destilator 10 kg plastik, tambah dia, 60% disuling
menjadi solar, 25% menjadi premium dan 15% disuling menjadi minyak tanah. "Proses
penyulingan dengan panas sekitar 200 derajat celcius membutuhkan waktu hingga 4 jam,"
ucapnya. Muryani menjelaskan setiap kali proses penyulingan, alat destilator bisa
menghasilkan 6 liter solar, 2,5 liter premium dan 1,5 liter minyak tanah. "Saya kasih nama
BBM Plast, artinya bahan bakar minyak dari plastik," terangnya (detik.com).

Kebermanfaatan

Gagasan Pembuatan Biodegradable Pati kentang dengan penambahan sorbitol dan


kalsium karbonat dapat menjadi solusi yang bermanfaat untuk mengurangi resiko dari
penggunaan kantong plastik yang terbuat dari bahan kimia yang membahayakan pemakainya
dan juga menjadi plastik yang berkualitas. Bioplastik merupakan plastik yang dapat
terdegradasi dan terbuat dari bahan terbaharui. Bioplastik dapat digunakan layaknya plastik
konvensional dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme. Salah satu bahan yang dapat
diperbaharui oleh alam adalah biji-bijian dan umbi-umbian. Biji-bijian (gandum, beras,
jagung, barley) serta umbi seperti kentang sangat kaya akan pati. Pati dapat dipisahkan
menjadi 2 fraksi, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati terdiri atas amilosa sebanyak 10-20 %
dan amilopektin sebesar 80-90 %.
Pada penelitian ini pati yang digunakan adalah pati yang bersal dari kentang. Kentang
(Solanum tuberosum L.) merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain
gandum, jagung, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan
adalah umbi yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral yang
cukup tinggi. Untuk pembuatan pasti kentang sendiri langkah pertama yang dilakukan adalah
Isolasi pati kentang dimulai dengan menimbang kentang yang kemudian dihaluskan. Kentang
yang telah dihaluskan ditambahkan air sebanyak yang dibutuhkan dan kemudian disaring.
Biarkan selama beberapa waktu, hasil dari penyaringan untuk pengendapan pati. Setelah pati
mengendap, buang airnya sehingga meninggalkan pati. ( Afifah, 2015 )

Lalu untuk solusi tambahan, bisa ditambahkan sorbitol dan kalsium karbonat. Dari
percobaan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dengan penambahan sorbitol dan
kalsium karbonat mempengaruhi sifat fisik dan mekanik film dari pati kulit pisang.
Penambahan sorbitol dan kalsium karbonat akan menambah nilai densitas, higroskopisitas,
WVTR, kelarutan dalam air, kelarutan dalam asam, perpanjangan putus, dan ketahanan sobek
serta menurunkan nilai daya regang putus film. Penambahan sorbitol dan kalsium karbonat
juga mempengaruhi sifat biodegradasi film. ( Senny, 2012 ) . Bioplastik berbahan dasar pati
memiliki kekuatan mekanik yang rendah sehingga diperlukan zat tambahan untuk
memperbaiki hal tersebut. Platicizer sering digunakan untuk memperbaiki sifat elastisitas dan
mengurangi sifat barrier film dari pati . McHugh dan Krochta (1994), menyatakan bahwa
poliol seperti sorbitol dan gliserol adalah plasticizer yang cukup baik untuk mengurangi
ikatan hidrogen internal sehingga akan meningkatkan jarak intermolekul. Penggunaan
sorbitol sebagai plasticizer diketahui lebih efektif, sehingga dihasilkan film dengan
permeabilitas oksigen yang lebih rendah bila dibandingkan dengan menggunakan gliserol.
Oleh karena itu pada penelitian ini yang digunakan sebagai plasticizer adalah sorbitol.

Selain itu penambahan bahan pengisi seperti kalsium karbonat (CaCO3) juga
diperlukan untuk mengatasi kekurangan sifat film seperti kekuatan sifat film. Berdasarkan
fungsinya bahan pengisi digunakan untuk menekan biaya produksi apabila harganya lebih
murah dibandingkan harga polimernya. Penambahan bahan pengisi dapat meningkatkan
kekakuan plastik yang terlalu lentur, meningkatkan kekuatan, mengurangi kelarutan dan
kecenderungan untuk bengkok. Kalsium karbonat memiliki harga yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan bahan pengisi lain. ( Senny, 2012 ) .
Pihak – Pihak yang Terlibat

Untuk pengembangan gagasan ini diperlukan partisipasi dan dukungan dari semua
pihak baik pemerintah, masyarakat, pengusaha, peneliti atau penulis lain dan dari beberapa
media seperti media cetak dan elektronik. Pemerintah diharapkan mendukung dan
memperhatikan para penulis atau peneliti yang ingin mengeluarkan gagasannya sehingga
aspirasinya dapat terwadahi. Masyarakat diharapkan dapat mengerti dan mengetahui tentang
pembuatan kantong plastik biodegradable menggunakan pati kentang dengan penambahan
sorbitol. Bagi para pengusaha, agar melakukan analisis terhadap produk ini dan diharapkan
dapat menjadi ide untuk membuka peluang usaha baru. Bagi peneliti lain, diharapkan
melakukan kajian lebih lanjut terhadap hal ini. Dan bagi media, supaya menyebar luaskan hal
ini kepada semua masyarakat melalui media tersebut.

Semua partisipasi dan dukungan sangat diharapkan untuk mendukung gagasan ini.
Diharapkan kedepannya hal ini bisa diterapkan dan dapat bermanfaat bagi semua kalangan
masyarakat. Dan juga yang paling terpenting hal ini dapat mengurangi pencemaran
lingkungan akibat sampah plastik.

III. KESIMPULAN

Kementerian Lingkungan Hidup pernah menerapkan uji coba kantong plastik


berbayar pada 21 Februari – Juni 2016. Hasilnya cukup menggembirakan. Penggunaan
kantong plastik di gerai toko modern cenderung menurun hingga 55 persen. Dalam aturannya
sesuai pasal UU 18 tahun 2008, telah diatur tentang pengelolaan sampah. Ada dua cara untuk
mengelola sampah di Indonesia, yakni mengurangi dan melakukan penanganan. Maka dari
itu, untuk mndapatkan hasil yang maksimal, gagasan Pembuatan Biodegradable Pati kentang
dengan penambahan sorbitol dan kalsium karbonat dapat menjadi solusi yang bermanfaat
untuk mengurangi resiko dari penggunaan kantong plastik yang terbuat dari bahan kimia
yang membahayakan pemakainya dan juga menjadi plastik yang berkualitas.

Penambahan sorbitol dan kalsium karbonat akan menambah nilai densitas,


higroskopisitas, WVTR, kelarutan dalam air, kelarutan dalam asam, perpanjangan putus, dan
ketahanan sobek serta menurunkan nilai daya regang putus film. Platicizer sering digunakan
untuk memperbaiki sifat elastisitas dan mengurangi sifat barrier film dari pati . McHugh dan
Krochta (1994), menyatakan bahwa poliol seperti sorbitol dan gliserol adalah plasticizer yang
cukup baik untuk mengurangi ikatan hidrogen internal sehingga akan meningkatkan jarak
intermolekul. Penambahan bahan pengisi seperti kalsium karbonat (CaCO3) dapat
meningkatkan kekakuan plastik yang terlalu lentur, meningkatkan kekuatan, mengurangi
kelarutan dan kecenderungan untuk bengkok.

Adapun untuk pengembangan gagasan ini, diperlukan partisipasi dan dukungan dari
semua pihak baik pemerintah, masyarakat, pengusaha, peneliti atau penulis lain dan dari
beberapa media seperti media cetak dan elektronik.

Anda mungkin juga menyukai