Anda di halaman 1dari 6

Bela negara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik
sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib
militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer
dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus
seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa
dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib
militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.
Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian
dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-


kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil
militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka
tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.

Pengertian bela negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya.

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang[1].

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling
halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.[2] Tercakup di
dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara

Dasar hukum

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2003 tentang Pertahanan Negara.

Mars bela negara

Mars Bela Negara diciptakan oleh Dharma Oratmangun.[3]

Hari bela negara


Tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28
tahun 2006.

Referensi

1. ^ Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945


2. ^ Bela Negara Mu, Ditjen Pothan Dephan RI
3. ^ http://belanegara.dephan.go.id/mars.htm

Setiap bangsa dan negara di dunia ini senantiasa berusaha untuk mewujudkan
cita-cita dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya dengan bangsa
dan negera Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4, tujuan bangsa
Indonesia membentuk suatu pemerintahan negara adalah untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila.
4.
5. Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang
perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu
melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun
luar negeri.
6. Salah satu upaya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dapat dilakukan melalui
pembelaan negara, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27 ayat (3) dan
pasal 30 UUD 1945

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang[1]. Kesadaran
bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban
membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga
yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.[2] Tercakup di dalamnya adalah
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Unsur Dasar Bela
Negara1. Cinta Tanah Air 2. Kesadaran Berbangsa & bernegara 3. Yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa & negara 5.
Memiliki kemampuan awal bela negara Menurut Bab XII Pasal 30 UUD 1945 Pasal 30 :
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam usaha Pembelaan nagara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan Negara diatur dengan undang- undang. Makna
rumusan pasal 30 UUD 1945 : 1. Pertahanan negara merupakan fungsi pemerintahan
Negara. Di dalam konsideran UU No. 20 Tahun 1982, dinyatakan bahwa pertahanan
keamanan keamanan Negara Republik Indonesia yang mencakup upaya dalam bidang
pertahanan dan upaya dalam bidang keamanan adalah satu fungsi pemerintahan
negara. 2. Pembelaan negara adalah berkaitan dengan hak dan kewajiban warga
Negara Pada umumnya pengertian pembelaan Negara (disingkat Bela Negara)
dipersepsikan identik dengan pertahanan keamanan. Hal ini dapat dimengerti, karena
sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, keikutsertaan warga
Negara dalam bela negara diwujudkan dalam kegiatan di bidang pertahanan
keamanan. Berdasarkan hal itu terdapat persepsi baik di kalangan aparatur pemerintah
negara maupun di kalangan masyarakat luas, bahwa seorang warga negara baru dapat
dinyatakan menunaikan hak dan kewajibannya dalam bela Negara apabila ia telah
melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang komponen-komponen kekuatan Hankam. 3.
Bahwa Bab XII Pasal 30 dikaitkan dengan bab-bab lainnya dalm UUD 1945 (Bab I,Bab
II, Bab VII, Bab X),maka upaya pembelaan Negara mengandung makna perwujudan
asas demokrasi,dalam arti : a. Bahwa setiap warga Negara turut serta menentukan
kebijaksanaan penyelenggaraan pertahanan keamanan Negara melalui lembaga-
lembaga perwakilan (MPR/DPR)yang ditentukan oleh UUD 1945. b. Bahwa setiap
warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan Negara, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing. Asas demokrasi di bidang bela Negara
dapat terwujud bila setiap warga Negara menyadari akan hak dan kewajibannya itu.
Kesadaran bela negara tidak tumbuh dan tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus
disiapkan dalam arti ditananamkan, ditumbuhkembangkan. Untuk itu perlu ada upaya
memasyarakatkan bela Negara kepada segenap warga negara. Beberapa dasar hukum
dan peraturan tentang Wajib Bela Negara : 1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang
konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. 2. Undang-Undang No.29 tahun
1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. 3. Undang-Undang No.20 tahun 1982
tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1988. 4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. 5.
Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. 6. Amandemen UUD
'45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3. 7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara. Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia
tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara.
Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara
lain seperti : 1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri 3. Belajar dengan tekun
pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn 4. Mengikuti
kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka. Sebagai warga negara
yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai
dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela
berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI. Beberapa jenis / macam ancaman dan
gangguan pertahanan dan keamanan negara : 1. Terorisme Internasional dan Nasional.
2. Aksi kekerasan yang berbau SARA. 3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat,
laut, udara dan luar angkasa. 4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara
baru. 5. Kejahatan dan gangguan lintas negara. 6. Pengrusakan lingkungan. Fungsi
dan Unsur Negara1. Fungsi Negara Negara adalah sekumpulan masyarakat dengan
berbagai keragamannya, yang hidup dalam suatu wilayah yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama. Fungsi negara secara garis
besar sebagai berikut: 1. Melaksanakan ketertiban, maknanya Negara mengatur
ketertiban masyarakat supaya tercipta kondisi yang stabil juga mencegah bentrokan-
bentrokan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan tercipta ketertiban segala kegiatan
yang akan dilakukan oleh warga negara dapat dilaksanakan Mengusahakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, maknanya negara berupaya agar
masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial
masyarakat Fungsi Pertahanan, maknanya Negara berfungsi mempertahankan
kelangsungan hidup suatu bangsa dari setiap ancaman dan gangguan yang timbul dari
dalam maupun datang dari luar negeri. Ancaman dan gangguan tersebut mungkin
berupa serangan (Invasi) dari luar negeri maupun golongan-golongan dari dalam negeri
yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Menegakkan keadilan,
maknanya negara berfungsi menegakkan keadilan bagi seluruh warganya meliputi
seluruh aspek kehidupan (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Upaya
yang dilakukan antara lain menegakkan hukum melalui badan-badan peradilan. 2.
Unsur Negara Suatu negara dinyatakan syah berdiri sebagai suatu negara yang
berdaulat, jika memenuhi minimal 4 unsur, yaitu: 1. Rakyat. Dalam suatu negara mutlak
harus ada rakyatnya. Yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu
perasaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Rakyat merupakan
unsur yang utama berdirinya suatu negara, karena rakyatlah yang pertamakali memiliki
kehendak untuk mendirikan negara, melindunginya serta mempertahankan
kelangsungan berdirinya negara. 2. Wilayah. Wilayah dalam suatu negara adalah
tempat bagi rakyat untuk menjalani kehidupannya. Bagi pemerintah merupakan tempat
untuk mengatur dan menjalankan pemerintahan. Wilayah suatu negara terdiri dari
wilayah darat, laut, udara dan dasar laut dan tanah dibawahnya. 3. Pemerintahan yang
berdaulat. Pemerintahan dalam arti luas yaitu seluruh lembaga negara yang terdiri dari
lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintahan dalam arti sempit yaitu
kekuasaan eksekutif yang terdiri dari presiden, wakil presiden dan menteri-menteri.
Pemerintah yang berdaulat yaitu pemerintah yang syah yang diberi wewenang oleh
rakyat sebagai pemegang kedaulatan berdasarkan undang-undang. 4. Pengakuan dari
negara lain. Suatu negara syah berdiri manakala ada pengakuan dari negara lain, baik
secara de facto maupun secara de yure. Pengakuan secara nyata (de facto) memang
telah berdiri, mendapat banyak dukungan dari negara internasional. Pengakuan secara
de yure maknanya secara hukum international telah memenuhi syarat untuk berdiri
sebuah negara. Misalnya Negara Republik Indonesia secara defacto telah berdiri sejak
tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan secara de yure berdiri sejak taggal 18 Agustus
1945. Soal : 1. Mengapa diperlukan adanya pendidikan kewarganegaraan? Jawab :
Agar mahasiswa memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang akan
mendorongnya untuk cinta tanah air. 2. Jelaskan apa landasan Hukum diberikannya
pendidikan kewarganegaraan? Jawab : * Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep
Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. * Undang-Undang No.29 tahun 1954
tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. * Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang
Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1988. * Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. * Tap
MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. * Amandemen UUD '45
Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3. * Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. 3. Jelaskan apa tujuan pendidikan kewarganegaraan? Jawab : Agar dapat
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai
hubungan antara warganegara dengan negara, hubungan antara warganegara dengan
warganegara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warganegara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. 4. Apa pengertian negara? Apa
syarat-syarat bisa disebut negara? Jawab : Negara adalah sekumpulan masyarakat
dengan berbagai keragamannya, yang hidup dalam suatu wilayah yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama. Syarat sebuah negara minimal
terdiri dari 4 unsur : 1. Rakyat 2. Wilayah 3. Pemerintahan yang berdaulat 4.
Pengakuan dari negara lain 5. Jelaskan apa pengertian bangsa? Jawab : Suatu
kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan mempunyai
kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya dan/atau sejarah. 6. Jelaskan perbedaan
antara negara Indonesia dan bangsa Indonesia? Jawab : Bangsa Indonesia adalah
rakyat yang ditinggal didalam negara Indonesia. Negara Indonesia adalah wilayah
yang ditempati oleh bangsa Indonesia. 7. Jelaskan apa hak warganegara? Jawab :
Hak memeluk agama, Hak memperoleh pekerjaan, Hak ikut dalam penyelenggaraan
negara. 8. Jelaskan apa kewajiban wargnegara? Jawab : ikut membela negara, ikut
melaksanakan ketertiban umum, ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Sumber :
wikipedia, e-dukasi.net, organisasi.org

Anda mungkin juga menyukai