CITES adalah
Apendiks I: daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala
bentuk perdagangan internasional
Apendiks II: daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah
bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan.
Apendiks III: daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu
dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke dalam
Apendiks II atau Apendiks I.
Spesies yang dimasukkan ke dalam kategori ini adalah spesies yang terancam punah bila
perdagangan tidak dihentikan. Perdagangan spesimen dari spesies yang ditangkap di alam bebas
adalah ilegal (diizinkan hanya dalam keadaan luar biasa).
Spesies dalam Apendiks II tidak segera terancam kepunahan, tetapi mungkin terancam punah
bila tidak dimasukkan ke dalam daftar dan perdagangan terus berlanjut. Selain itu, Apendiks II
juga berisi spesies yang terlihat mirip dan mudah keliru dengan spesies yang didaftar dalam
Apendiks I. Otoritas pengelola dari negara pengekspor harus melaporkan bukti bahwa ekspor
spesimen dari spesies tersebut tidak merugikan populasi di alam bebas.
Spesies yang dimasukkan ke dalam Apendiks III adalah spesies yang dimasukkan ke dalam
daftar setelah salah satu negara anggota meminta bantuan para pihak CITES dalam mengatur
perdagangan suatu spesies. Spesies tidak terancam punah dan semua negara anggota CITES
hanya boleh melakukan perdagangan dengan izin ekspor yang sesuai dan Surat Keterangan
Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO).
Pak Salam
Regulasi Terkait
Indikator Penilaian
Zonasi – manajemen plan (ada)
Kelembagaan (ada)
Infrastruktur dan peralatan(komunikasi, pengawasan, (ada – 60%)
Kapasitas SDM (pengawas, pengelola, dll)
Sistem pengawasan (berjalan)
Peraturan pengelolaan kawasan (tarif masuk, peraturan zona, ijin, pemanfaatan, dll)
Kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi
Wisata (informasi dan promosi, program interpretasi, dll)
Perikanan (tangkap rl, budidaya rl, dll)
Rehabilitasi, dll
Pendukung: Komitmen Daerah Penetapan KKP by MenKP
KKP MANDIRI
KKP dikeola
Optimum
KKP Dikelola
Minimum
KKP
Didirikan
KKP
Diinisiasi
Bagaimana dengan Kalsel. Khusus untuk Kalimantan seletan yang telah mendapatkan peniliaan
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) atau KKP efektif award.
adalah Taman Wisata Perairan (TWP) Kabupaten Tanah Bumbu yang memiliki luas 12.860,14
Ha. TWP dengan dasar hukum SK Bupati Tanah Bumbu Nomor 327 Tahun 2011 ini telah
mendapatkan penilaiaan merah pada tahun 2012 yang berarti kawasan perairan diinisiasi
memenuhi kriteia Usulan Inisiatif, Identifikasi dan inventarirasi kawasan dan pencadangan
kawasan. Kemudian pada tahun 2014 TWP Tanah Bumbu mendapatkan penilaiaan Hijau yang
berarti KKP dikelaoh minimum dimana telah mmemenuhi kriteria pengesahan rencana
pengelolahan dan zonasi, standar operasional prosedur pengelolaan, pelaksanaan rencana
pengelolaan dan zonasi dan penetapan kawasan konservasi perairan.