Anda di halaman 1dari 6

Memilih Topik Penelitian

Topik atau gagasan penelitian bisa muncul dari dilema teoretis yang ditampilkan oleh studi lain,
masalah praktis yang memerlukan solusi, atau keingintahuan individu yang melakukan studi.

Menyaring Topik ke dalam Format Pertanyaan Penelitian

Menyaring topik atau gagasan ke dalam format pertanyaan penelitian, berarti berpindah dari
topic umum ke pertanyaan spesifik.

Dalam kasus penelitian kuantitatif dan semua rancangan percobaan, topic penelitian harus
disaring ke dalam pertanyaan yang spesifik, yang akan menuju ke hipotesis atau beberapa hipotesis.
Penelitian yang menyelesaikan masalah praktis langsung sering disebut penelitian tindakan, karena
didorong oleh tindakan atau keputusan langsung yang perlu dibuat.

Beralih dari Pernyataan dan Hipotesis ke Perancangan.

Langkah selanjutnya menunjukkan arus aliran logis dan membawa ke perancangan atau
perencanaan studi.

Perencanaan melibatkan langkah-langkah operasi untuk melakukan studi dan mencatat data.
Hal ini diikuti oleh banyak langkah yang terlibat untuk melakukan investigasi terhadap data yang
dikumpulkan dan kemudian dianalisis. Seteleh dilakukan, hasilnya harus diinterpretasikan berdasar
pertanyaan penelitian yang melengkapi lingkaran itu. Jika dilakukan dengan tepat, pertanyaan itu akan
terjawab atau paling tidak pada langkah pertama harus diambil untuk mencapai tujuan ini.

Proses Menemukan Ide

Ide untuk penelitian datang dari mana saja dalam jumlah banyak. Tantangan bagi peneliti
pemula adalah mengetahui di mana menemukan ide tersebut dan mempersempit focus, yang
menunjukkan dengan tepat topic penelitian. Seseorang yang sedang memelajari ide tertentu
menanggung kepemilikan atas idea tau masalah itu, meskipun kepemilikan itu tidak eksklusif sejarah
penuh dengan contoh banyak peneliti yang sedang memelajari topic yang sama atau mirip. Anda bisa
membangun penelitian orang lain selama Anda member orang tertentu itu kredit yang layak dalam
publikasi Anda. Sebenarnya, pengutipan referensi ini sama sekali tidak menurunkan nilai pekerjaan
terbaru Anda, tetapi juga membuat pengertian yang baik dari perspektif penelitian. Lebih dari itu,
pengutipan tersebut merupakan cara public untuk menelusuri logika Anda ketika memikirkan ide dan
nuansa pemikiran Anda yang berbeda-beda, saat menghubungkan satu id ke ide selanjutnya dan ke
pertanyaan penelitian.

Membaca Artikel yang Dipublikasi

Hipotesis

Proposal untuk tesis atau disertasi sering melibatkan hipotesis, khususnya jika studi itu
menggunakan metode percobaan. Hipotesis berguna dalam konteks ini karena dapat membantu peneliti
pemula memahami pertanyaan penelitian mereka.
Hipotesis percobaan menyajikan pernyataan puncak deskripsi spesifik dalam penyaringan
masalah. Hipotesis seperti ini adalah pertanyaaan yang dibuat dalam istilah yang sangat spesifik, dan
masing-masing hipotesis tersebut biasanya adalah prediksi yang bisa diuji secara statistic.

Hipotesis ini digunakan dalam percobaan yang mengumpulkan data kualitatif.

Hipotesis nol dan berarah. Satu faktor yang mungkin menyebabkan kebingungan adalah
penggunaan hipotesis nol dan berarah (null and directional hypotheses). Hipotesis tentang
kebermaknaan materi dan waktu renspons tersebut merupakan hipotesis nol. Pada sisi lain, hipotesis
berarah ( directional hypotheses) benar-benar memprediksi perbedaan dan menunjukkan arah yang
diharapkan dari perbedaan itu (yaitu kelompok mana yang akan berkinerja pada level lebih tinggi). Jika
kita mengubah hipotesis pertama tersebut ke bentuk berarah, mungkin menjadi “Para siswa yang
menerima materi bermakna akan secara signifikan memiliki lebih banyak respon benar, daripada yang
menerima meteri rendah makna.”

Reliabilitas Data

Reliabilitas atau keandalan data (data reliability) merupakan faktor penting dalam penelitian
dan pada dasarnya berhubungan dengan seberapa dapat dipercaya informasi yang dikumpulkan
penelliti. Reliabilitas data muncul pada semua metode penellitian meskipun istilah yang digunakan
untuk mendefenisikannya berbeda. Peneliti kuantitatif mungkin membicarakan tentang “konsistensi”
skor peserta dari satu tes ke tes lain (Fraenkel&Wallen, 2006). Penelliti kualitatif menggunakan istilah
seperti “terpercaya” atau “lengkap dan akurat” untuk mendeskripsikan reliabilitas data
(Creswell,2005;Denzin & Lincoln,2005). Akan tetapi, dalam semua metodologi, reliabilitas data itu
penting. Bebrapa faktor memengaruhi reliabilitas data.

Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data (data collection) mengacu pada pelaksanaan nyata penelitian. Tahap ini bisa
melibatkan proses penyusunan kuisioner, pelaksanaan wawancara, atau penyajian tes matematika ke
peserta dan pencatatan respons. Inilah poin dilakukannya studi tertentu. Aktivitas yang terlibat dalam
penerapan sangat sering dideskripsikan dalam bagian “prosedur” artikel penelitian.

Mengidentifikasi Populasi

Populasi mengacu pada penggambaran secara jelas seluruh unsur pokok kelompok orang, peristiwa,
atau objek yang menjadi focus investigasi. Populasi mungkin cukup besar (secara teori tidak terbatas)
atau populasi mungkin juga agak kecil.

Deskripsi Karakteristik yang digunakan untuk mendefinisikan populasi penelitian tertentu, harus
berhubungan dengan topic yang dikaji. Jika seseorang meneliti beberapa aspek kecerdasan yang
terukur, maka akan logis jika definisi populasinya mencakup beberapa unit yang mencerminkan
spesifikasi kecerdasan.

Setelah defenisi populasi, para peneliti harus memperoleh atau menyusun daftar lengkap semua
individu dalam populasi. Daftar ini dikenal sebagai kerangka populasi. Tugas penyusunan kerangka
biasanya sangat sulit dan melelahkan, kecuali jika daftar seperti itu sudah tersedia.
Pemilihan Sampel yang Mewakili

Setelah peneliti memperoleh kerangka untuk pengambilan sampel, tugas berikutnya adalah memilih
peserta yang akan akan ikut serta ke dalam penelitian. Sample yang akan dipelajari harus secara akurat
mewakili populasi yang lebih besar. Jika sampelnya tidak akurat, interpretasi hasil mungkin belum tentu
akurat bagi individu selain yang benar-benar digunakan sebagai peserta. Jika peneliti tidak sadar bahwa
sampel tertentu tidak mewakili, dia bisa menarik kesimpulan tidak akurat tentang populasi itu.

Pendekatan Pengambilan Sampel

Bebrapa prosedur pengambilan sampel yang berbeda digunakan dalam ilmu pengetahuan perilaku.
Kondisi penelitian menentukan prosedur mana yang akan digunakan. Sifat seleksi peserta yang
menentukan itu menuntut para peneliti menggunakan teknik yang akan digunakan.

Pengambilan Sampel Acak Sederhana

Pengambilan sampel acak mungkin merupakan metode pemilihan peserta yang paling terkenal untuk
menemukan sampel populasi yang paling mewakili. Pengambilan sampel acak sederhana (sample
random sampling) (kadang disebut sebagai pengambilan sampel acak tak terbatas) adalah proses seleksi
dimana tiap-tiap individu dalam kerangka populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.

Prosedur yang digunakan untuk memilih sampel acak adalah sederhana dan mudah dilakukan. Teknik
apa pun yang menjamin semua individu dalam kerangka populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih akan tercukupi. Misalnya, menarik nama dari aquarium akan dekat ke proses seleksi acak.

Mungkin prosedur yang paling efektif untuk sampel acak juga merupakan yang paling mudah:
menggunakan table nomor acak.

Pengembilan Sampel Acak Berjenjang

Pengambilan sampel acak berjenjang merupakan prosedur yang berguna, saat penyelidikan
yang sedang dilakukan membutuhkan seleksi peserta dari lebih satu populasi. Keadaan seperti itu bisa
terjadi jika peneliti ingin meneliti dua kelompok atau lebih individu yang benar-benar berbeda berdasar
sejumlah karakteristik yang penting bagi peneliti.

Pengambilan sampel acak berjenjang dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan
pengambilan sampel acak sederhana. Setelah tiap-tiap strata didefenisikan dengan jelas, daftar atau
kerangka subpopulasi disusun dari individu-individu yang berpotensi menjadi pesertanya.

Pengambilan Sampel Proporsional

Beberapa situasi mungkin menghasilkan sampel yang tidak mewakili dengan menggunakan baik
pengambilan sampel sederhana, maupun pengembilan sampel acak berjenjang. Contohnya, kondisi
seperti itu mungkin bisa ditemukan jika subkelompok pada populasi yang terdefenisi sebanding 10% dari
seluruh populasi.
Pendekatan ini akan terlalu mewakili kelompok 10% itu karena tanpa perhatian khusus, subkelompok itu
akan mewakili bobot yang sama, yang sudah tentu tidak akurat merefleksikan proporsi populasi
subkelompok yang sebenarnya. Untuk menghindari kesalahan perwakilan seperti itu (terutama ketika
sejumlah subkelompok akan digabungkan guna membentuk satu smpel yang lebih besar), sering
berguna untuk mengambil sampel dari subkelompok yang mempunyai proporsi yang sama dengan yang
ada di seluruh populasi yang lebih besar. Prosedur ini dikenal sebagai pengambilan sampel
proporsional (proprosional sampling).

Pengambilan sampel proporsional digunakan dalam penelitian yang mempunyai tujuan yang berbeda
dari pengambilan sampel yang menggunakan strata dengan keterwakilan yang sama.

Pengambilan sampel Sistematis

Pengambilan sampel sistematis merupakan prosedur yang mudah namun mempunyai beberapa
kekurangan, dan jarang digunakan. Tipe pengambilan sampel ini dapat menghasilkan sampel yang tepat
hanya jika kerangka populasinya disusun dengan tepat.

Pengambilan sampel sistematis mudah sekali dilakukan pada operasi lapangan. Ketepatan
sampel sistematis mewakili populasi sama dengan pengambilan sampel acak, jika daftar kerangka
populasi disusun secara acak juga.

Pengambilan sampel Kluster

Pengambilan sampel kluster adalah prosedur dimana peneliti menyusun daftar semua kluster dan
mengambil sampel dari daftar ini. Jadi, bukannya mengambil sampel tiap-tiap anggota populasi, kluster
sampel dipilih lebih dahulu yang dari sini peserta kemudian diperoleh.

Pengambilan sampel ganda

Pengambilan sampel ganda merupakan prosedur yang sering berguna untuk penelitian survey, istilah
itu menggambarkan prosesnya dengan baik:peneliti mengakses peserta dua kali untuk mendapatkan
data. Dua situasi membenarkan penggunaan pengambilan sampel ganda. Yang pertama melibatkan
situasi dimana peneliti memerlukan pengumpulan data yang intens, atau yang lebih mendalam tindak
lanjutnya terkait bagian sampel utama yang lebih besar.

Penggunaan kedua pengambilan sampel ganda merupsksn usaha untuk mengumpulkan data
yang hilang. Prosedur ini, yang paling sering digunakan dalam penelitian survey, digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang tidak ada karena peserta gagal mengembalikan daftar pertanyaan pada
tahap pertama.

Ukuran sample

satu aturan yang benar-benar berlaku berkenaan dengan ukuran sampel adalah sampel perilaku yang
memadai harus diperoleh. Karakteristik populasi tertentu akan menentukan seberapa besar sampel
seharusnya agar mampu memprediksikan dengan akurat faktor-faktor populasi. Jika ada sedikit saja
variasi dalam populasi (misalnya, jika populasinya homogen), sampel yang lebih kecil akan mencukupi
daripada jika lebih banyak variasi muncul. Varisi yang lebih tinggi dalam populasi mengindikasikan
sampel harus lebih besar untuk membolehkan lebih banyak variasi itu terwakili pada peserta yang
diseleksi.
Percobaan semu dan percobaan nyata:pendekatan percobaan kelompok

Kadang peneliti tertarik pada variabel yang tidak bisa dimanipulasi dengan mudah atau yang
telah ‘dimanipulasi’ secara alami. Pada situasi seperti itu, variabel percobaan dirumuskan berdasarkan
percobaan yang ada sebelumnya di antara kelompok perbandingan yang dibedakan dari keadaan, di
mana peneliti mencipta perbedaan dengan benar-benar memanipulasi perlakuannya. Format seperti itu
disebut rancangan percobaan semu, sedangkan istilah percobaan nyata atau true experiment
diperuntukkan bagi kasus yang melibatkan manipulasi variabel dengan sebenarnya oleh peneliti.

Studi penelitian percobaan semu sangat bermanfaat dan lebih umu dipakai pada beberapa
bidang penelitian, seperti contoh penelitian perkembangan dari bidang pendidikan tersebut di atas.
Spesialisasi tertentu pada bidang pendidikan juga lebih sering menggunakan rancangan percobaan
semu, seperti pendidikan khusus.

Mendefenisikan Penelitian Percobaan dan Non-Percobaan

Berdasarkan defenisi, tujuan penelitian percobaan adalah mengkaji hubungan sebab-akibat. Dalam
melakukan penelitian percobaan, penginvestigasi memanipulasi kondisi (yang dikenal sebagai variabel
indepent atau perlakuan) untuk menganalisis apakah subjek menerima perlakuan (kelompok
percobaan) bereaksi secara berbeda dengan yang tidak menerima perlakuan (kelompok control).

Dalam penelitian non-percobaan, fenomena yang ada (sebagai contoh kepuasan anak-anak
sekolah menengah pertama terhadap program matematika di sekolah Dasar Willian Tell) digambarkan
tanpa memanipulasi (mengubah) perlakuannya. Variabel dependen (misalnya, cara kita mengukur
kepuasan) dapat berupa survey tanggapan siswa atau observasi perilaku siswa selama pengajaran
matematika.

Penelitian Survei

Penelitian survey mencangkup memberikan pertanyaan terhadap sampel individu yang mewakili
kelompok atau kelompok-kelompok dalam studi penelitian. Seperti yang terjadi pada semua studi
penelitian, ada langkah-langkah untuk diikuti yang akan mendukung keberhasilan investigasi Anda.

Survey umunya menggunakan salah satu dari dua prosedur pengumpulan data:kuisioner atau
wawancara(Martens, 2005). Kuisioner dapat didistribusikan dengan tangan (misalnya dalam pertemuan
kelompok atau sesi kelas), diposkan kepada responden, atau ditampilkan melalui situs web. Sama
halnya, wawancara dapat dilakukan secara individual tatap muka, lewat telepon, atau via situs web.

Tujuan dasar setiap survey adalah memeroleh informasi terkait dengan pertanyaan yang dikaji
dari sampel responden.

Studi observasi
Ada beberapa faktor penting dalam perencanaan observasi, yang meliputi idientifikasi peserta, perilaku
yang akan diobservasi, dan waktu observasi yang dibutuhkan.

Jenis validitas Rancangan

Validitas rancangan didefinisikan sebagai studi yang masuk akal secara teknis, dengan kata lain
keketatan studi dan hasil ilmiah dari penelitian tersebut. Penelitian dikatakan memiliki hasil ilmiah
kalaumampu membedakan antara pengetahuan dan ketidaktahuan secara akurat.

Saat seorang penyelidik merancang sebuah penelitian, ia harus memerhatikan kedua jenis validitas
utama (internal dan eksternal), sebagai pengaman terhadap penggunaan prosedur pengumpulan data
yang mujngkin mkenghalangi penyimpulan implikasi yang berarti dari hasil-hasilnya.

Validitas internal

Validitas adalah mengenai kredibiltas. Validitas internal didefinisikan sebagai sejauh mana semua
pengaruh tambahan, selain dari variabel yang termasuk dalam penelitian, sudah
dipertanggungjawabkan (dikendalikan) dan hasil yang diamati bisa dikaitkan pada variabel-variabel ini
(juga disebut variabel mandiri atau variabel percobaan).

Validitas Eksternal

Validitas eksternal adalah situasi dimana hasill penelitian bisa disamaratakan (dialihkan) ke populasi di
luar partisipan penelitian. Validitas eksternal berbicara mengenai seberapa banyak metodologi
penelitian (termasuk partisipan, lingkungan penelitian, pengukuran dan variabel yang dimanipulasi)
mirip dengan dunia dimana peneliti ingin menambahkan pengetahuan, dan informasi baru yang bisa
dipercaya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai