Albert Bandura
4 Desember 1925 (umur 88)
Lahir
Mundare, Alberta, Kanada
Bidang psikologi
Institusi Universitas Stanford
University of British Columbia
Alma mater
Universitas Iowa
Dalam teorinya, Bandura menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi
perilaku manusia yaitu pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal
dengan teori pembelajaran sosial dan regulasi diri.[1]Beberapa tahapan yang
terjadi dalam proses modeling:[1]
1. Atensi (perhatian)
2. Retensi (ingatan)
3. Reproduksi
4. Motivasi
Menurut Bandura, ada beberapa jenis motivasi yaitu:[1]
Regulasi diri (kemampuan mengontrol perilaku sendiri) ialah salah satu dari sekian
penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap yang terjadi dalam proses
regulasi diri yakni:[1]
1. Pengamatan diri yakni melihat diri sendiri beserta perilakunya serta terus
mengawasi
2. Penilaian yakni membandingkan apa yang dilihat pada diri dan perilaku
dengan standar ukuran tertentu
3. Respon diri yakni proses memberi imbalan pada diri sendiri setelah berhasil
melakukan penilaian sebagai respon terhadap diri sendiri
Bagi mereka yang memiliki konsep diri yang buruk, Bandura memberikan saran
untuk memperbaikinya yakni:[1]
1. Pengamatan diri
2. Memperhatikan standar ukuran
3. Memperhatikan respon diri
Artikel bertopik biografi tokoh ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari
"http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Albert_Bandura&oldid=7606905"
Kategori:
Kelahiran 1925
Psikolog
Psikologi
Kategori tersembunyi:
Menu navigasi
Peralatan pribadi
Ruang nama
Halaman
Pembicaraan
Varian
Tampilan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Lainnya
Pencarian
Cari Tuju ke
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Google+
Twitter
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Bahasa lain
العربية
Български
Català
Čeština
Deutsch
Ελληνικά
English
Español
Eesti
Euskara
فارسی
Suomi
Français
Galego
עברית
Hrvatski
Magyar
Íslenska
Italiano
日本語
한국어
Nederlands
Norsk bokmål
Polski
Português
Русский
Slovenščina
Svenska
Тоҷикӣ
Türkçe
Українська
Tiếng Việt
Winaray
中文
Sunting interwiki
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Developers
Tampilan seluler
Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir, dan dengan kemampuan itu mereka memanipulasi
lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia. Balikannya dalam
bentuk deteminis resiprokal berarti orang dapat mengatur sebagian clan tingkahlakunya sendiri.
Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi did. Strategi reaktif
dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai strategi proaktif
menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan membimbing tingkahlakunya
sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan ketisakseimbangan, agar dapat memobilisasi
kemampuan dan usahanya berdasarkan antisipasi apa Baja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Ada tiga proses yang dapat dipakai untuk melakukan pengaturan memanipulasi faktor
eksternal, memonitor dan mengevaluasi tingkahlaku internal. Tingkahlaku manusia adalah hasil
pengaruh resiprokal faktor eksternal dan faktor internal itu.
1. Perhatian (attention process) : Sebelum meniru orang lain, perhatian hams dicurahkan
ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan modelnya, sifat model
yang atraktif, dan arti penting tingkahlaku yang diamati bagi si pengamat.
2. Representasi (representation process): Tingkahlaku yang akan ditiru, hams
disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk
gambaran/imajinasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi secara verbal
tingkahlaku yang diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan mana yang akan dicoba
dilakukan. Representasi imajinasi memungkinkan dapat dilakukannya latihan simbolik
dalam fikiran, tanpa benar-benar melakukannya secara fisik.
3. Peniruan tingkahlaku model (behavior production process): Sesudah mengamati
dengan penuh perhatian, dan memasukkanya ke dalam ingatan, orang lalu bertingkahlaku.
Mengubah dad gambaran fikiran menjadi tingkahlaku menimbulkan kebutuha evaluasi;
“Bagaimana melakukannya?” “Apa yang harus dikerjakan?” “Apakah sudah benar?”
Berkaitan dengan kebenaran, basil belajar melalui observasi tidak dinilai berdasarkan
kemiripan respon dengan tingkahlaku yang ditiru, tetapi lebih pada tujuan belajar dan efikasi
dari pebelajar.
4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Belajar melalui
pengamatan menjadi efektif kalau pebelajar memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan tingkahlaku modelnya. Observasi mungkin memudahkan orang untuk menguasai
tingkahlaku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada, tidak bakal terjadi proses
belajar. Imitasi lebih kuat terjadi pada tingkah laku model yang diganjar, daripada tingkah
laku yang dihukum. Imitasi tetap terjadi walapun model tidak diganjar, sepanjang pengamat
melihat model mendapat ciri-ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil,
sehingga diyakini model umumnya akan diganjar.
Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan
karakteristik modelnya. Ciri-ciri model seperti usia, status sosial, seks, keramahan, dan
kemampuan, penting dalam menentukan tingkat imitasi. Anak lebih senang meniru model
seusianya daripada model dewasa. Anak juga cenderung meniru model yang standar prestasinya
dalam jangkauannya, alih-alih model yang standarnya diluar jangkauannya. Anak yang sangat
dependen cenderung mengimitasi model yang dependennya lebih ringan. Imitasi juga
dipengaruhi oleh interaksi antara ciri model dengan observernya. Anak cenderung mengimitasi
orang tuanya yang hangat dan open (jw), gadis lebih mengimitasi ibunya.
Dampak Belajar
Setiap kali respon dibuat, akan diikuti dengan berbagai konsekuensi; ada yang konsekuensinya
menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan, ada yang tidak masuk kekesadaran sehingga
dampaknya sangat kecil. Penguatan – baik positif maupun negatif – dampaknya tidak otomastis
sejalan dengan konsekuensi respon. Konsekuensi dari suatu respon mempunyai tiga fungsi:
1. Pemberi informasi: memberi informasi mengenai dampak dari tingkahlaku, informasi ini
dapat disimpan untuk dipakai membimbing tingkahlaku pada masa yang akan datang.
2. Memotivasi tingkahlaku yang akan datang: Menyajikan data sehingga orang dapat
membayangkan secara simbolik hasil tingkahlaku yang akan dilakukannya, dan
bertingkahlaku sesuai dengan peramalan-peramalan yang dilakukannya. Dengan kata lain,
tingkahlaku ditentukan atau dimotivasi oleh masa yang akan datang, di mana pemahaman
mengenai apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang itu diperoleh dari pemahaman
mengenai konsekuensi suatu tingkahlaku.
3. Penguat tingkahlaku: Keberhasilan akan menjadi penguat sehingga tingkahlaku menjadi
berpeluang diulangi, sebaliknya kegagalan akan membuat tingkahlaku cenderung tidak
diulang.