Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah yang telah memberi kelancaran sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah Kurikulum kami yang berjudul “Standar Isi
Ktsp/Kurikulum 2013” makalah ini disusun sesuai dengan bebrbagai sumber yang kami
dapatkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Masril selaku dosen yang telah
membimbing kami. Serta berbagai pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini
dapat selesai dengan baik. Akhirnya penulis berharap kepada Allah SWT memberikan balasan
yang setimpal kepada pihak yang telah memberikan bantuan, Amiin ya rabbal’aalamin.
Dalam penulisan makalah ini, penulis marasa masih banyak terdapat kekurangan, baik dari
teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah
ini.

Padang, 21 Maret 2017

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

I.I Latar Belakang ................................................................................................................... 1

I.II. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

I.III. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 4

II.I. Kerangka Dasar Kurikulum ............................................................................................. 4

II.I.I. Kerangka Dasar KTSP ............................................................................................... 4

II.I.II. Kerangka Dasar Kurikulum 2013 ............................................................................. 6

II.II. Struktur Kurikulum ........................................................................................................ 9

II.II.I. Struktur KTSP 2006 ................................................................................................. 9

II.II.II. Struktur Kurikulum 2013 ...................................................................................... 13

II.III. Beban Belajar .............................................................................................................. 19

II.III.I. Beban Belajar KTSP ............................................................................................. 19

II.IV. Kalender Pendidikan ................................................................................................... 22

II.IV.I. Kalender pendidikan KTSP .................................................................................. 22

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan
suatu system pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang- undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan
kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan
mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya
melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber
daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui
penerapan manajemen berbasisi sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Implementasi undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang meliputi: standar isi. Standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan.

I.II. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalahnya yaitu:
1) Bagaimana memahami Kerangka Dasa ktsp/kurikulum 2013.
2) Bagaimana Struktur ktsp/kurikulum 2013.
3) Bagaimana memahami beban belajar ktsp/kurikulum 2013.
4) Bagaimana memahami kaleder pendidikan dari ktsp/kurikulum 2013.
1
I.III. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami Kerangka Dasar Kurikulum.
2. Mahasiswa mampu memahami Struktur Kurikulum.
3. Mahasiswa mampu memahami beban belajar.
4. Mahasiswa mampu memahami Kalender Pendidikan.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

II.I. Kerangka Dasar Kurikulum

II.I.I. Kerangka Dasar KTSP


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompotensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
a. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada
standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum
yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2) Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

4
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena
itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5) Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam
hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,

5
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan.
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar
untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersamadan berguna bagi orang
lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
(di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang
jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis
serta jenjang pendidikan.

II.I.II. Kerangka Dasar Kurikulum 2013

a. Landasan Filosofis

6
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.Kurikulum
2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesiayang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa
yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu
kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka
sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang
kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan

7
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam
akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu..
Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini
mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan
nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kecemerlangan akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.Dengan demikian, Kurikulum 2013
menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan
kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat
manusia.
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan

8
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan.
Pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.Kurikulum 2013 menganut:
1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan
2) Pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil
kurikulum.
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

II.II. Struktur Kurikulum

II.II.I. Struktur KTSP 2006


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri
9
atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.

a. Struktur Kurikulum SMP/MTs


Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII
sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut.
1) Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA
Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
4) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

10
5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38
minggu.
b. Struktur Kurikulum SMA/MA
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X
sampai dengan Kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh
seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan
yang terdiri atas empat program, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam,
Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Bahasa, dan Program
Keagamaan, khusus untuk MA.
1) Kurikulum SMA/MA Kelas X
a) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta
didik.
b) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

11
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
c) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
d) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-
38 minggu.
2) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII
a) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
c) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
d) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-
38 minggu.

12
II.II.II. Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten
dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip


kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di
suatu satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum
menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai
pilihan.

STRUKTUR KURIKULUM SMP/MTs

Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing


38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit. Struktur Kurikulum
SMP/MTs adalah sebagai berikut:

13
Keterangan:
*Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah Ekstra Kurikuler
SMP/MTs antara lain:
a. Pramuka (Wajib)
b. OSIS
c. UKS
d. PMR

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih


kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang
lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Seni Budaya dan Prakarya
menjadi dua mata pelajaran yang terpisah. Untuk seni budaya didalamnya terdapat
pilihan yang disesuaikan dengan minat siswa dan kesiapan satuan pendidik dalam
melaksanakannya.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative
social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan
berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa
ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan
sosial dan alam.Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan
tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di
bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai
keunggulan wilayah nusantara.

STRUKTUR KURIKULUM SMA/MA

Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban
belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:

1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikaN

2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.

14
Mata pelajaran wajib merupakan mata pelajaran yang harus diambil oleh setiap peserta
didik di SMA/MA dan SMK/MAK. Sedangkan mata pelajaran pilihan untuk SMA/MA
berbeda dengan untuk SMK/MAK. Untuk SMA/MA mata pelajaran pilihan bersifat
akademik, sedangkan SMK/MAK mata pelajaran pilihan bersifat akademik dan vokasi.

Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas:

a) Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok


A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang
lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
b) Kelompok Mata Pelajaran Peminatan terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu
Peminatan Matematika dan Sains, Peminatan Sosial, dan Peminatan Bahasa.
c) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat yaitu mata pelajaran yang dapat diambil
oleh peserta didik di luar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan yang dipilihnya
tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya. Misalnya bagi peserta didik
yang memilih Kelompok Peminatan Bahasa dapat memilih mata pelajaran dari
Kelompok Peminatan Sosial dan/atau Kelompok Peminatan Matematika dan
Sains.
d) Mata Pelajaran Pendalaman dimaksudkan untuk mempelajari salah satu mata
pelajaran dalam kelompok Peminatan untuk persiapan ke perguruan tinggi
e) Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan Mata Pelajaran Pendalaman bersifat
opsional, dapat dipilih keduanya atau salah satu.

Kelompok Mata Pelajaran Wajib

Kelompok Mata Pelajaran Wajib merupakan bagian dari kurikulum


pendidikan menengah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan logika dan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan
bangsa, pengenalan lingkungan fisik dan alam, kebugaran jasmani, serta seni budaya
daerah dan nasional.

Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA/MA adalah


sebagai berikut:

15
Keterangan:
1. Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B adalah
kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
2. Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki
alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2
X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar
3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per
minggu; dan seterusnya
3. Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah
4. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah
ditetapkan dalam struktur di atas
5. Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.
16
6. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
7. Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian
Agama.

Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan


kesempatan kepada peserta didik mengembangkan minatnya dalam sekelompok
mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk
mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

Struktur mata pelajaran peminatan dalam kurikulum SMA/MA adalah


sebagai berikut:

17
PERBANDINGAN STRUKTUR KTSP DAN 2013

STRUKTUR KURIKULUM KTSP SMA

18
II.III. Beban Belajar

II.III.I. Beban Belajar KTSP


Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester.
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan
yang bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket
atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit
semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk

19
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai
berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan
adalah sebagai berikut:

a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:


1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;
2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.
b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB
adalah 34 jam pembelajaran.
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/
SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
terdiri dari:
20
a. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan
tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
enam tahun untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMPLB dan
SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK.
Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran
pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban
belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan
terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Panduan tentang sistem
kredit semester diuraikan secara khusus dalam dokumen tersendiri.

1. Beban belajar kurikulum 13


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dinyatakan
dalam jam pembelajaran per minggu.
b. Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.
d. Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 20 minggu.
e. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu.

21
f. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu.
g. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
h. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

II.IV. Kalender Pendidikan

II.IV.I. Kalender pendidikan KTSP


Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
a. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
1) Pengaturan Waktu Belajar Efektif

a) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran


untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,

b) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap


minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

2) Pengaturan Waktu Libur

Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan


yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.

22
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel berikut ini.

Tabel Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan


NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
1. Minggu efektif Minimal 36 minggu Digunakan untuk
belajar reguler kegiatan pembelajaran
setiap tahun efektif pada setiap satuan
(Kelas I-V, VII- pendidikan
VIII, X-XI)
2. Minggu efektif Minimal 18 minggu
semester ganjil
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
3. Minggu efektif Minimal 14 minggu
semester genap
tahun terakhir
setiap satuan
pendidikan (Kelas
VI, IX, dan XII)
4. Jeda tengah Maksimal 2 minggu Satu minggu setiap
semester semester
5. Jeda Maksimal 2 minggu Antara semester I dan II
antarsemester
6. Libur akhir tahun Maksimal 3 minggu Digunakan untuk
ajaran penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun ajaran
7. Hari libur Maksimal 4 minggu Daerah khusus yang
keagamaan memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya
sendiri tanpa mengurangi

23
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
jumlah minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/ Maksimal 2 minggu Disesuaikan dengan
nasional Peraturan Pemerintah

9. Hari libur khusus Maksimal 1 minggu Untuk satuan pendidikan


sesuai dengan ciri
kekhususan masing-
masing
10. Kegiatan khusus Maksimal 3 minggu Digunakan untuk
satuan pendidikan kegiatan yang
diprogramkan secara
khusus oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran
efektif

b. Penetapan Kalender Pendidikan


1) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.
2) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur
serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut

24
pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.

BAB III
PENUTUP

A. Kerangka Dasar Kurikulum


1. Kerangka dasar KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
kompotensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
a.Prinsip Pengembangan Kurikulum
b.Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
2. Kerangka dasar kurikulum 2013
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

b. Landasan Teoritis

25
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum).

c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2.Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3.Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
B. Struktur Kurikulum
1. Struktur KTSP 2006
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

26
2. Struktur kurikulum 2013
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu.

b. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu
yangsesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.Susunan matapelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

27
DAFTAR PUSTAKA

PERMENDIKNAS NO.22 TAHUN 2006


PERMENDIKNAS NO 70 TAHUN 2014
http://www.kopertis12.or.id/2013/06/28/permendikbud-tentang-kerangka-dasar-dan-
struktur-kurikulum-tahun-2013.html

28

Anda mungkin juga menyukai