PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun
1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika.
Di Indonesia Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda
tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun
1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir
20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya
terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan
Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi Jawa Barat,
Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002.
Faktor penular utamanya adalah nyamuk Aedes aegypti. Dalam musim
hujan nyamuk ini berkembang sangat cepat sehingga pada musim hujan
penderita penyakit chikungunya semakin banyak dan meningkat. Selain itu,
lingkungan juga bisa menjadi factor pemicu datangnya nyamuk ini.
Lingkungan yang kurang dijaga kebersihannya dan didukung oleh sikap
masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat
tinggalnya dapat mengundang nyamuk penyebar penyakit chikungnunya..
Penyakit ini tidak dapat di tularkan secara langsung oleh penderita, seperti
berjabat tangan, memakai peralatan yang sama secara bergantian. Penyakit ini
ditularkan oleh nyamuk pembawa. Penyakit ini seperti penyakit demam
berdarah yang ditularkan oleh faktor pembawa yaitu nyamuk. Bedanya, jika
virus demam berdarah menyerang pembuluh darah, sedangkan virus
Chikungunya menyerang sendi dan tulang. Penyakit demam Chikungunya ini
merupakan penyakit endemik.
1
Penyakit Zika begitu marak dibicarakan dan begitu booming
diberbagai pemberitaan. Nyamuk Aedes disebut-sebut sebagai salah satu
penyebab virus ini bisa menyebar antara satu penderita ke penderita lainnya.
Virus Zika adalah sejenis virus yang berasal dari family flaviviridae dan genus
flavivirus yang mana, dua jenis virus ini berasa dari nyamuk jenis Aedes.
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia akan dapat menimbulkan
beberapa gangguan pada tubuhnya. Beberapa gangguan yang mungkin
dinampakan diantaranya adalah demam, mata merah (konjungtivitis), nyeri
dibagian persendian dan juga ruam dibagian kulit.Jika dilihat sekilas, dampak
dari virus Zika, cenderung lebih mirip dengan penyakit dengue dan
chikungunga, serta masa berlangsungnya bisa terjadi dalam beberapa hari
bahkan satu minggu.
Nah, kondisi inilah yang pada umumnya akan membuat si penderita
yang terinfeksi virus Zika mengalami kondisi yang cukup mengkhawatirkan.
Betapa tidak, beberapa dampak atau resiko yang dirasakan seperti halnya
demam, nyeri sendi dan resiko lain, akan tentu saja membuat si penderita
tidak mampu menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Terutama, bila terjadi
pada anak-anak, kondisi seperti ini tentu saja akan membuat setiap orangtua
merasa khawatir dan terus-terusan dihantui dengan perasaan yang tidak tenang
akan kesehatan si buah hatinya. Untuk itulah, mewaspadai segala macam
ancaman penyakit adalah perioritas paling penting dalam menjaga agar tubuh
tetap sehat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian chikungunya dan zika?
2. Bagaimana etiologi dan cara penularan dari chikungunya dan zika?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit chikungunya dan zika?
4. Apa saja manefestasi klinis dari chikungunyah dan zika?
5. Apa saja komplikasi dari chikungunya dan zika?
2
6. Bagaimana penatalaksaan pada penyakit chikungunya dan zika?
7. Bagaimana manejemen transfusi pada penyakit chikungunya dan zika?
8. Bagaimana pengakajian keperawatan pada pasien chikungunya dan zika?
9. Apa saja diagnosa keperawatan chikungunyah dan zika?
10. Apa rencana keperawatan pada khasus chikungunya dan zika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian chikungunya dan zika?
2. Untuk mengetahui etiologi dan cara penularan dari chikungunya dan
zika?
3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit chikungunya dan zika?
4. Untuk mengetahui manefestasi klinis dari chikungunyah dan zika?
5. Untuk mengetahui komplikasi dari chikungunya dan zika?
6. Untuk mengetahui penatalaksaan pada penyakit chikungunya dan zika?
7. Untuk mengetahui manejemen transfusi pada penyakit chikungunya dan
zika?
8. Untuk mengetahui pengakajian keperawatan pada pasien chikungunya
dan zika?
9. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan chikungunyah dan zika?
10. Untuk mengetahui rencana keperawatan pada khasus chikungunya dan
zika?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. CHIKUNGUNYA
A. Pengertian
Chikungunya berasal dari bahasa swahili yang berarti terikat,
yang dalam hal ini berkaitan dengan kejang urat yang merupakan
suatu tanda altralgia. Dan merupakan penyakit infeksi akut yang mirip
seperti nfeksi virus dengue demam mendadak altralgia, ruam,
makulopapular dan leukopenia. (Sumarno, 2002)
Gejala demam mendadak pada penyakit ini dapat mencapai 39o
C, nyeri terdapat pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan,
jari kaki, dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam
(kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Terdapat juga sakit
kepala, konjungtiva injection dan sedikit fotophobia
B. Etiologi Dan Cara penularan
Chikungunya disebabkan adanya infeksi virus chikungunya
(CHIKV), yaitu jenis Alphavirus yang termasuk dalam keluarga
togoviridae, dan ditularkan atau disebarkan lewat gigitan nyamuk
Aedes aegypt, nyamuk yang sama yang menularkan penyakit demam
berdarag dengue (Sumarno, 2002).
C. Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode
sejak digigit nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala)
sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat virusmasuk ke dalam sel secara
endositosis virus tersebut menuju sitoplasma dan
reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi proses sisntesis
4
DNA dan sisntsesis RNA virussedangkan di dalam reticulum
endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setetahmasa inkubasi
tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum
tulang,limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati
sel membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya
salah satunya dapat menginfekasi sel hatisehingga sel hati mengalami
degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hatitersebut yang
akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang
mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang
mengalami demam ini biasanya terdapatikterus. Gejala yang paling
menonjol pada kasus ini adalah nyeri pada setiap
persendian(poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, pergelangan kaki
dan tangan, serta sendi-senditulang punggung. Radang sendi yang
terjadi menyebabkan sendi susah untuk digerakkan, bengkak dan
berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur tubuh penderita
menjadiseperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi
tertekuk Gejala lainadalah munculnya bintik-bintik kemerahan pada
sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah gatal di
daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadikemerahan dan
disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun
gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh
dengan sendirinya), tetapitidak dengan nyeri sendinya yang bisa
berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.
D. Manifestasi Klinis
1. Demam
Biasanya demam tinggi timbul mendadak disertai menggigil dan
muka kemerahan, panas tinggi selama 2 – 4 hari kemudian
kembali normal.
5
2. Nyeri persendian
Nyeri sendi merupakan keluhan yang sering muncul sebelum
timbul demam dan dapat bermanifestasi berat, sehingga kadang
penderita merasa lumpuh sebelum berobat. Sendi yang sering
dikeluhkan yaitu sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan
serta tulang belakang.
3. Nyeri otot
Nyeri biasa pada seluruh otot atau pada otot bagian kepala dan
dareah bahu, kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar mata
kaki.
4. Bercak kemerahan ( ruam )
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi
lebih sering pada hari 4 – 5 demam, lokasinya biasanya di daerah
muka, badan, tangan dan kaki.
5. Sakit kepala
6. Kejang dan penurunan kesadaran
Kejang biasanya pada anak karena panas terlalu tinggi, jadi bukan
secara langsung oleh penyakitnya.
7. Pembesaran kelenjar getah bening
Gejala lain yang kadang dijumpai adalah pembesaran kelenjar
getah bening dibagian leher.
E. Komplikasi Dan Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi:
Sampai saat ini komplikasi pada chikungunya belum ditemukan,
karena penyakit ini bersifat “self limited” yakni akan sembuh sendiri.
Pemeriksaan Penunjang:
6
dalam satu family. Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa
uji serologi antara lain Uji Hambatan Aglutinasi ( HI ), serum
netralisasi, dan IgM capture ELISA.
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan demam chikungunya adalah pengobatan simptomatis
dengan penurun panas atau penghilang rasa nyeri, disertai istirahat.
Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self
limited yakni sembuh dengan sendirinya.
2. Belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit ini, juga belum
ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif,
namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas /
kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
G. Managemen Tranfusi
H. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Sekarang : Keluhan saat ini, Biasanya demam tinggi
timbul mendadak disertai menggigil dan muka kemerahan, panas
tinggi selama 2 – 4 hari kemudian kembali normal, Nyeri
persendian, Nyeri otot, Bercak kemerahan ( ruam), Sakit kepala,
Kejang dan penurunan kesadaran. dan pembesaran kelenjar getah
bening.
2. Riwayat Masa Lalu : apakah ada anggota keluarga maupun
tetangga di sekitar rumah yang pernah atau sedang terkena
penyakit dengan gejala yang sama, bagaimana kondisi lingkungan
di sekitar rumah.
7
3. Pemeriksaan Fisik : inpeksi/lihat adakah kemerahan dan bentuk
luka dikulit, sesak dan palpasi adakah pembengkakan, demam,
nyeri lambung.
4. Pemeriksaan Penunjang : adakah pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui bakteri antraks, dan pemeriksaan radiologi untuk
mengetahui kelainan perdarahan, dan komplikasi.
5. Penatalaksanaan : terapi yang diberikan sesuai intruksi dokter.
6. Dischart Planning
Pencegahan terbaik adalah membasmi sarang nyamuk dengan 3 M
( menutup, menguras dan mengubur barang bekas yang biasa
menampung air ), atau menaburkan bubuk abate pada
penampungan air sebagaimana mencegah demam berdarah.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan proses
penyakitnya
2. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus chikungunya
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit.
J. Rencana Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses
penyakitnya, ditandai dengan :
DS : nyeri, skala sedang-berat
DO : Ekpresi wajah meringis
Tujuan dan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, nyeri berkurang sampai dengan hilang. Kriteria
hasil :
1) Klien melaporkan rasa nyeri berkurang s/d hilang
2) Ekspresi wajah tidak tegang / meringis
8
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
4) Skala nyeri : 4
Intervensi:
DS : Demam
Kriteria hasil :
3) Kulit lembab
Intervensi
9
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi,
ditandai dengan : DS : tidak mampu beraktifitas
Kriteria hasil :
Intervensi:
2. ZIKA
A. Pengertian
10
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies Aedes aegypti.
Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika (Zika
disease) ataupun demam Zika (Zika fever). Virus Zika yang telah menginfeksi
manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi,
konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat
menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung
beberapa hari hingga satu minggu.
b. Patofisiologi
11
apicoargenteus, Aedes leuteocephalus, Aedes aegypti, Aedes vitattus dan
Aedes Furcifer. Virus Zika termasuk dalam golongan genus flavivirus,
sehingga patogenesis dari virus Zika hampir sama dengan virus dengue atau
demam berdarah. Beberapa sumber menyatakan bahwa virus Zika dapat
menular ke manusia melalui transfusi darah, transmisi perinatal dan transmisi
seksual.
Patogenesis virus Zika berawal ketika nyamuk Aedes betina yang
membawa virus Zika menggigit manusia, kemudian virus masuk ke tubuh
manusia. Setelah masuk ke tubuh manusia, virus Zika akan menginfeksi sel
dendritik pada daerah dimana nyamuk menyuntikkan virus Zika. Kemudian
diikuti penyebaran ke kelanjar getah bening dan aliran darah. Seperti pada
kelompok flavivirus lainnya, virus mengalami siklus replikasi dengan empat
tahap, yaitu terjemahan RNA genomik menjadi protein virus, replikasi RNA
virus, berkumpulnya partikel virus di retikulum endoplasma dan pelepasan
virion. Replikasi virus Zika terjadi pada sitoplasma, akan tetapi antigen virus
Zika telah ditemukan dalam inti sel yang terinfeksi.
Gejala dari infeksi virus Zika biasanya muncul 3-11 hari setelah
gigitan nyamuk yang membawa virus, meskipun periode viremic masih belum
dipastikan. Infeksi virus Zika dapat terkait dengan pengembangan kepala yang
kecil dan kerusakan otak pada bayi baru lahir atau mikrosefali. Penelitian
yang dilakukan di Brasil pada September 2015 juga menyebutkan bahwa ada
hubungan antara infeksi virus Zika dengan kejadian mikrosefali dan bayi lahir
cacat. Karena ada peningkatan kasus mikrosefali di daerah yang mengalami
wabah Zika, dan adanya peningkatan munculnya gejala klinis pada ibu hamil
selama awal kehamilan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya RNA
Zika pada sampel cairan ketuban dari dua ibu hamil yang janinnya didiagnosis
mikrosefali. Waktu paling berbahaya diperkirakan selama trimester pertama
kehamilan. Akan tetapi para ahli belum dapat memastikan bagaimana virus
12
memasuki plasenta dan menyebabkan gangguan perkembangan otak pada
janin.
c. Manifestasi Klinis
Pada pasien yang terinfeksi virus Zika 80% sering tanpa gejala dan
berpotensi menjadi sumber penularan (Muso, et al. 2014). Masa inkubasi
berkisar antara 3-12 hari. Tanda-tanda utamanya hampir sama dengan DBD,
seperti demam dalam jangka waktu 2-7 hari, namun demam pada DBD
cenderung lebih tinggi yaitu bisa > 400C sedangkan pada Zika bisa < 380C.
Demam tersebut diikuti dengan timbulnya ruam makolobular, sakit kepala,
arthralgia, nyeri otot dan sendi, konjungtivitis serta edema pada kaki dan
tangan. Infeksi virus Zika tidak memberikan gejala mual dan muntah seperti
pada DBD (Chang, et al. 2016). Munculnya ruam makolobular dialami oleh
lebih dari 90 % pasien. Pada beberapa kasus juga dilaporkan terjadi gangguan
saraf dan komplikasi autoimun. Pada kondisi tubuh yang baik penyakit ini
dapat sembuh dalam 7-12 hari tanpa pengobatan medis. Penderita bahkan
tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi Zika. Penderita jarang mengalami
gejala klinis berat yang hingga butuh rawat inap atau bahkan kematian.
13
d. Komplikasi Dan Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi:
Komplikasi dari infeksi virus zika ini diantaranya telah diketahui, Gullain
Bare Syndrome, microensefali, dan berbagai kelainan oftalmologis. Juga
ditemukan myelitis akut, pada sample yang telah berkunjung pada daerah
endemis zika.
Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes serologis : tes serologis dilakukan dengan deteksi dan isolasi RNA
virus Zika dengan RT-PCR. Tes terbaik dilakukan pada minggu pertama
dan saat kondisi viremia. Jika RT-PCR hasilnya negatif, maka dapat di
lakukan tes IgM.
2. Tes urin : urin dapat di tes dengan real time reverse transcription
polymerase chain reaction (rRT-PCR) dengan sampel kurang dari 2
minggu.
e. Penatalaksanaan
1. Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik dari infeksi virus zika.
14
6. Apabila terdapat komplikasi Guilain bare syndrome dapat
dipertimbangkan pemberian IV ig dan plasma pharesis
f. Managemen Tranfusi
g. Pengkajian
h. Diagnosa
15
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sendi
i. Rencana
1) Klien melaporkan rasa nyeri berkurang s/d hilang Ekspresi wajah tidak
tegang / meringis
3) Skala nyeri : 5
Intervensi:
DS : Demam
16
Kriteria hasil :
3) Kulit lembab
Intervensi:
1) Monitor TTV
Kriteria hasil :
17
Intervensi:
18
Artikel
19
Pemeliharaan Kesehatan
20
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) dan pedoman WHO (2009), hasil
tubuh. Sistem kekebalan tubuh meningkat seiring meningkatnya jumlah sel darah
keluarga dalam olahraga, perlu adanya sosialisai kegiatan olahraga secara rutin.
dalam kategori baik yaitu sebanyak 75 responden (75%). Dimensi pemenuhan gizi
seimbang.
penderita penyakit chikungunya. Namun, salah satu anjuran untuk tercegah dari
penyakit adalah makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama
protein serta minum air putih secara rutin. Konsumsi buah-buahan segar atau
beraktivitas berat. Dengan demikian, pemenuhan gizi perlu dilakukan dengan baik
21
sehingga fungsi imunitas berjalan optimal dan tercegah dari penularan penyakit
demam chikungunya.
responden (22%) mencegah diri dari gigitan nyamuk. Pada dimensi pencegahan
gigitan nyamuk, item berpakaian lengan dan celana panjang dalam kategori baik,
yaitu sebesar 92 keluarga (92%), namun terdapat dua item dalam kategori kurang
baik, yaitu penggunaan lotion (19%) dan kelambu saat tidur (7%).
dan celana panjang adalah suatu keharusan agar terhindar dari gigitan nyamuk.
dalam jangka waktu lama. Selain harus mengeluarkan dana lebih, dengan aktivitas
Dimensi tindakan kontrol vektor terdiri dari sebagian besar responden, 76 orang
(76%) mencegah nyamuk untuk tidak masuk ruangan, sebagian kecil responden,
22 orang (22%) menggunaan obat nyamuk bakar pada waktu pagi/sore hari, dan
22
orang (21%). Jadi, hanya item mencegah nyamuk untuk tidak masuk ruangan
rumahnya agar tidak dimasuki nyamuk. Hal ini dapat dilakukan seperti dengan
ventilasi agar sinar matahari dapat masuk sehingga ruangan tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk.
semprotan /raket nyamuk hampir setiap malam. Hanya saja, nyamuk vektor
chikungunya tidak beraktivitas pada malam hari tetapi pagi dan sore hari. Hal ini
(penyerbukan).
Sesuai dengan pedoman WHO (2009) dan anjuran Kemenkes (2010), ini
adalah salah satu upaya pemberantasan sarang nyamuk yang dianjurkan. Dengan
memberantas dari sumbernya, nyamuk tidak dapat berkembang biak. Bila air
dalam bak/penampungan masih bersih tapi dalam kondisi terbatas dan berjentik,
10
6. Dimensi Eliminasi Perindukan Nyamuk
nyamuk sebagian besar responden dalam kategori baik, masih terdapat dua item
(47%).
Oleh karena itu, keluarga perlu memperhatikan kebiasaan ini sebagai salah
satu upaya pencegahan tempat perindukan nyamuk. Hasil kedua item ini menjadi
lingkungan.
Kesehatan Lingkungan
Hasil observasi variabel kesehatan lingkungan keluarga di Desa Cijeruk
11
Tabel 3. Indeks Kesehatan Lingkungan terhadap Pencegahan Demam
Chikungunya pada Keluarga di Desa Cijeruk Kecamatan
Pamulihan Kabupaten Sumedang (n = 100)
Baik Kurang Baik
Indeks
F P (%) F P (%)
Dimensi Inspeksi Rumah 88 88 12 12
Semak-semak kebun (<10 meter) 41 41 59 59
Hewan primata (<10 meter) 68 68 32 32
Semak-semak di halaman rumah 43 43 57 57
Sampah di halaman rumah 96 96 4 4
Genangan air di sekitar rumah 76 76 24 24
Atap ruangan berplafon 87 87 13 13
Temperatur ruangan <28o C 51 51 49 49
Kehadiran nyamuk 92 92 8 8
Kelembaban ruangan >75% 88 88 12 12
Dimensi Anti Nyamuk 6 6 94 94
Jendela/ventilasi anti nyamuk 37 37 63 63
Kelambu anti nyamuk 16 16 84 84
Dimensi Tempat Perindukan Nyamuk 98 98 2 2
Pot bunga/tanaman berjentik 97 97 3 3
Jentik wadah dispenser/tempat minum 100 100 0 0
Jentik di tempat penampungan air 94 94 6 6
Penampungan air terbuka 74 74 26 26
Jentik/nyamuk di toilet 68 68 32 32
sekitar rumah secara umum seperti kondisi halaman, letak, dan ruangan rumah.
Pada dimensi ini, hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden, (88%)
dalam kategori baik. Dari 9 item dimensi inspeksi rumah, terdapat 2 item dalam
kategori kurang baik, yaitu: semak-semak karena dekat kebun (59%) dan semak-
semak di halaman rumah (57%). Hal ini diketahui karena mayoritas rumah
12
Perkembangan chikungunya sebagian besar berada di daerah rural. Desa
sulit dihentikan. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan, keluarga dapat
perindukan nyamuk.
responden dalam kategori kurang baik yaitu 94 lingkungan (94%). Dari dimensi
anti nyamuk, terdapat dua item yang termasuk ke dalam kategori kurang baik,
yaitu: sebagian rumah, 63 (63%) tidak memiliki jendela/ventilasi anti nyamuk dan
hampir seluruh responden, 84 rumah (84%) tidak memiliki kelambu anti nyamuk.
kelambu, keluarga dapat memodifikasi dengan alat lain yang mungkin lebih
dan pakaian lengan panjang sebagai alternatif lain untuk terhindar dari gigitan
Semua item kecuali wadah dispenser/tempat minum air adalah ancaman yang
13
nyata bahwa tempat perindukkan nyamuk masih ada. Walaupun secara umum
biak.
1) Administrasi Keperawatan
2) Pendidikan Keperawatan
3) Praktik Keperawatan
chikungunya.
15
standran dan memakan waktu 2 bulan, yaitu pada bulan agustus dan
september 2001.
HASIL
16
yang sama. Penduduk mengumpulkan sampah dengan kantung plastik
kemudian diletakan di depan rumah. Sampah-sampah tersebut
dikumpulkan oleh petugas. Namun sangat disayangkan, karena tempat
pembuangan akhir sam[ah tersebut membaur disekitar dengan pemukiman.
Metode Penelitian
17
Kegiatan penyuluhan mengenai pencegahan virus zika ini diikuti oleh 50
orang ibu-ibu yang mempunyai balita dan ibu hamil. Kegiatan ini
dilakukan pada pukul 09.00-11.30 WIB.
Kesimpulan :
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
gangguan yang mungkin dinampakan diantaranya adalah demam, mata
merah (konjungtivitis), nyeri dibagian persendian dan juga ruam dibagian
kulit.Jika dilihat sekilas, dampak dari virus Zika, cenderung lebih mirip
dengan penyakit dengue dan chikungunga, serta masa berlangsungnya bisa
terjadi dalam beberapa hari bahkan satu minggu.
20
DAFTAR PUSTAKA
21