Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN

Kecepatan hemolisis eritrosit berbeda-beda tergantung pada tingkat konsentrasi


larutan NaCl yang ditambahkan. Perbedaan waktu eritrosit dalam bereaksi dikarenakan
perbedaan kosentrasi NaCl yang digunakan, Larutan dengan konsentrasi semakin rendah
semakin bersifat hipotonis, sehingga larutan di luar sel yang mempunyai tekanan osmotik
lebih kecil daripada tekanan osmotik di dalam sel darah merah, akibatnya sel menjadi
mengembang atau plasmolisis dan membran sel pecah (terjadi hemolisis). Semakin tinggi
konsentrasi larutan, semakin lama terjadinya hemolisis. Hal ini terjadi karena larutan semakin
hipertonik terhadap isi sel, sehingga proses untuk mengembangnya sel karena masuknya
larutan NaCl ke dalam sel semakin lama. Kecepatan dari hemolisis ini juga bergantung dari
tingkat hipotonis dari larutan pada medium. Sedangkan kecepatan krenasi yakni apabila
semakin tinggi kosentrasi larutan, maka semakin rendah potensial air larutan tersebut. Hal itu
menyebabkan air yang berada di dalam eritrosit akan cenderung keluar sehingga membuat
eritrosit mengkerut.

Pada tabung 1 yaitu darah katak yang ditambah dengan 2 ml 0,7% NaCl terlihat
bahwa supernatan jernih dan banyak terdapat endapan eritrosit dengan warna endapan merah
pekat. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan osmotik. Bila cairan interseluler dan
ekstraseluler dalam keseimbangan osmotik, maka perubahan yang relatif kecil pada
konsentrasi zat terlarut impermeabel dalam cairan ekstraseluler dapat menyebabkan
perubahan luar biasa dalam volume sel.

Pada tabung 2 yaitu darah yang ditambah dengan 2 ml 0,5% NaCl terlihat bahwa
supernatan berwarna sedikit merah dan masih terdapat banyak endapan eritrosit. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah mulai terjadi hemolisis dan ini berarti bahwa larutan 0,5% NaCl
merupakan batas bawah toleransi osmotis membran eritrosit. Hemolisis ini terjadi karena
larutan 0,5% NaCl berada di bawah tekanan osmotik katak (poikiloterm).

Pada tabung 3 yaitu darah yang ditambah dengan 2 ml 0,3% NaCl terlihat bahwa
supernatan berwarna merah lebih pekat dari tabung 2 tetapi hanya terdapat sedikit endapan
eritrosit. Hal ini menunjukkan bahwa sel darah merah yang mengalami hemolisis lebih
banyak dari tabung 2. Apabila eritrosit mengalami hemolisis maka hemoglobin akan larut
dalam mediumnya. Akibat dari terlarutnya hemoglobin tersebut medium akan berwarna
merah. Makin banyak eritrosit yang mengalami hemolisis, maka makin merah warna
mediumnya

Pada tabung 4 yaitu darah yang ditambah dengan 2 ml 0,1% NaCl terlihat bahwa
supernatan berwarna merah pekat dan terdapat sangat sedikit endapan eritrosit, menunjukkan
bahwa hemolisis sudah mendekati sempurna. Hal ini karena larutan 0,1% NaCl berada di
bawah tekanan osmotik katak (poikiloterm). Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi
hipotonis (karena penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (larutan NaCl) akan
masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel
eritrosit menggembung.
Pada tabung 5 yaitu darah yang ditambah dengan 2 ml aquades terlihat bahwa
supernatan merah sangat pekat dan sangat sedikit bahkan hampir tidak ada endapan eritrosit.
Pada dasarnya semua eritrosit sudah mengalami hemolisis sempurna pada air suling. Hasil
hemolisis sempurna eritrosit dalam air suling biasa dianggap sebagai larutan standar untuk
menentukan tingkat kerapuhan eritrosit. Hemolisis seperti ini disebut hemolisis osmotik,
yaitu hemolisis yang disebabkan oleh perbedaan tekanan osmotik isi sel dengan mediumnya
(cairan di sekitarnya)

Anda mungkin juga menyukai