Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
YOGYAKARTA
2016
I. Identitas Jurnal
Sumber: http://web.deu.edu.tr/atiksu/ana07/epa02.html
4.2.2 Pengaruh COD/ NO3-N pada produksi N2O dalam dentrifikasi parsial
Pada tabel 1 percobaan 1 dan 2 dilakukan untuk mengetahui pengaruh COD / NO 3- N
pada produksi N2O. Penambahan larutan stok NO3-N pada awal test 1 dan test 2 digunakan
untuk mencapai konsentrasi NO3-N 20 mg/l (test 1) dan 80 mg/l (test 2) pada awal tes.
Kemudian menyuntikan jumlah yang berbeda dari larutan natrium asetat ke dalam reaktor
batch untuk mencapai variasi rasion awal COD/ NO3—N. Setiap percobaan berlangsung
selama 120 menit dan pH dikontrol pada 8,5 ± 0,1.
5.2 Akumulasi nitrit dan produksi N2O pada berbagai macam konsentrasi COD / NO3-N COD /
NO3-N adalah faktor kunci yang berkontribusi untuk regenerasi N 2O dalam proses
denitrifikasi. Konsentrasi influen bahan organik pada pengolahan air limbah (IPAL) yang
berfluktuasi sering, hal ini diperlukan untuk mengeksplorasi efek COD / NO 3-N pada
akumulasi N2O selama proses denitrifikasi parsial.
Selama proses denitrifikasi secara keseluruhan, hanya sejumlah kecil dari N2O (<0,01
mg/l, diindikasikan sebagai konsentrasi N2O-N yang diamati pada COD/NO3- N di bawah 4.0
dengan NO3-N awal 20 mg / L (Gambar. 1 (a)). Dengan tinggi COD/NO 3-N dari 4.0 dan 8.0,
N2O naik tajam setelah 15 menit dari denitrifikasi berikut dengan penurunan cepat dengan
puncak produksi N2O yang diamati. Pola serupa diamati ketika konsentrasi awal NO3-N
meningkat menjadi 80 mg/l (Gambar. 1 (b)). Hal ini dapat dihipotesiskan bahwa akumulasi
N2O yang tertinggal pada reduksi NO3-N pada COD / NO3-N tinggi.
Nilai puncak N2O pada COD/NO3-N pada 8,0 adalah 0,02 mg/l dengan NO3-N awal 20
mg/l, yang empat kali lebih tinggi dari nilai pada COD / NO3-N 3,2 (0,005 mg/l). Demikian
pula, dalam tes dengan NO3- N dari 80 mg / L, itu hampir tiga kali lebih tinggi pada COD /
NO3-N 8,0 (0,06 mg/l) dibandingkan dengan COD/NO3-N 3,2 (0,02 mg / L). Hal ini
menunjukkan bahwa tinggi COD / NO3-N dapat menyebabkan akumulasi N2O pada proses
denitrifikasi dengan akumulsi NO2-N.
Pada umumnya diyakini bahwa karbon organik biodegradable rendah akan meningkatkan
emisi N2O selama denitrifikasi (Itokawa et al, 2001;. Kishida et al, 2004.). Laporan
sebelumnya mengamati bahwa hingga 10% dari beban nitrogen dipancarkan sebagai N 2O pada
rasio COD / N 1,5 (Itokawa et al., 2001), dan tingkat emisi N2O pada rasio BOD5/N 2,6 bisa
sebanyak 270 kali lebih tinggi daripada rasio BOD5/N 4,5 (Kishida et al., 2004). Namun, ada
sedikit akumulasi N2O rendah COD/NO3-N selama reduksi NO3-N oleh metanol
memanfaatkan denitrifiers. Hal ini mungkin berhubungan dengan akumulasi tinggi NO2-N
selama proses denitrifikasi. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 3, akumulasi NO 2-N tepat
setelah NO3-N dan sumber karbon ditambahkan. Kemudian, mencapai titik puncak dengan
berbagai COD/NO3-N dan konsentrasi NO3-N. Perlu dicatat bahwa, sedikit N2O diproduksi
sebelum NO2-N puncak terjadi. Namun, peningkatan relatif cepat produksi N2O diamati
setelah NO3-N itu habis dan NO2-N meningkat ke puncak. Pada NO3-N dari 20 mg/l,
akumulasi N2O meningkat dari 0,0025 mg/L menjadi 0,0171 mg/l pada 15-20 menit dengan
COD/NO3- N 4.0, dari 0,0042 mg / L menjadi 0,0212 mg / L dengan COD/NO3- N 8,0 (gbr 2).
Hal diatas jelas menunjukkan bahwa produksi N2O memiliki korelasi yang kuat dengan
deplesi NO3-N dan reduksi NO2-N. Dalam proses denitrifikasi lengkap, NO3-N Pertama kali
tereduksi menjadi NO2-N, kemudian diikuti oleh NO, N2O dan N2. N2O tidak akan diproduksi
jika prekusor NO2-N berkurang. Seperti halnya dengan denitrifikasi parsial, NO3-N Pertama
kali direduksi menjadi NO2-N, dan kemudian ke N2 hanya setelah NO3-N terdeplesi. Dengan
demikian, akumulasi N2O kecil pada COD/NO3-N rendah itu mungkin karena kurangnya donor
elektron yang tersedia untuk kecepatan reduksi NO 2-N. Ketika elektron yang cukup disuplay
oleh sumber karbon yang berlebihan, produksi N2O diamati untuk reduksi NO2-N pada tinggi
COD/NO3-N.
Tabel 2. Laju denitrifikasi dan produksi N2O pada pH konstan dengan kondisi awal NO3N
berbeda
Reduksi NO3-N dihambat serius oleh FNA. Selain itu, laju reaksi redukis NO 3-N dan
akumulasi NO2-N ditunjukkan hubungan polinomial kuadratik (Gambar. 5). Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat reduksi NO3- N dan tingkat akumulasi NO 2-N menurun seiring
waktu sebagai hubungan linear. Penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa FNA
bertanggung jawab untuk emisi N2O dari denitrifikasi P-removal, NO2-N atau pH sendiri
(Zhou et al., 2008). Duri dan Sorensson (1996) menunjukkan bahwa N 2O produksi oleh
denitrifikasi lumpur aktif akan diabaikan pada konsentrasi NO2-N 5-10 mg / L, sedangkan pH
rendah memiliki efek penghambatan yang kuat. Dalam penelitian ini, hasil yang disebutkan di
atas menunjukkan bahwa penghambatan FNA pada pH asam (5,5 dan 6,5) secara signifikan
akan meningkatkan risiko produksi N2O selama denitrifikasi dengan akumulasi NO2-N tinggi.
Gambar 5. Waktu mencapai denitrifikasi pada (a) pH = 5.5, NO3-N = 20 mg/L and (b)
pH = 6.5, NO3-N = 40 mg/L.
VI. Kesimpulan
1. Produksi N2O dapat diabaikan sebelum deplesi NO3-N, tapi hal itu sangat terkait dengan
reduksi NO2-N.
2. Peningkatan pesat pada COD / NO3-N tinggi yaitu 4,0-8,0 selama periode reduksi NO2-N
setelah deplesi NO3-N.
3. pH konstan meningkatkan produksi N2O karena penghambatan oleh FNA dalam proses
akumulasi NO2-N. Namun, produksi N2O bisa diatasi dalam praktek dengan meninkatkan
pH selama denitrifikasi. M
4. Terminating dari proses denitrifikasi parsial terjadi cepat untuk deplesi NO 3-N yang bisa
mencapai akumulasi maksimum NO2-N dan produksi N2O minimum, yang dapat
dikendalikan degan turning point pH.
VII. Kelebihan
Denitrifikasi parsial yang dikombinasikan dengan proses Anammox memberikan
keuntungan dibandingkan dengan denitrifikasi konvensional lengkap. Proses ini memiliki
kelebihan yakni pemakaian energi yang rendah, produksi lumpur yang rendah dan laju
penghilangkan nitrogen yang tinggi.
VIII. Kelemahan
Proses denitrifikasi parsial telah didemonstrasikan untuk menunjukkan kestabilan NO2-N
untuk Anammox (Du et al., 2015), yang merupakan proses removal nitrogen yang efisien dan
hemat biaya. Menurut hasil di atas, produksi N2O dalam proses denitrifikasi parsial relatif
rendah di bawah kondisi netral. Namun, mengingat bahwa pengolahan air limbah harus
ekonomis dan ramah lingkungan, N2O harus dikurangi sebanyak mungkin untuk mengolah
NO3-N dan NH4-N yang terkandung pada air limbah yang dikombinasikan dengan proses
Anammox.
Selain itu produksi NO2-N yang stabil pada proses aerobik nitrasi short-cut, terutama
untuk air limbah yang mengandung nitrogen rendah.