Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Kadek Novita Cahyani

NIM : 1515351096
ABSEN : 18

ANALISIS BIAYA MODAL

Biaya modal memegang peranan penting didalam perusahaan sebagai cut off dalam
pengambilan keputusan investasi. Biaya modal sering menjadi tingkat keuntungan
keuntungan minimal yang disyaratkan dari suatu investasi atau proyek, sehingga biaya modal
akan menjadi discount faktor dalam perhitungan present value cash flow perusahaan.

I. BIAYA MODAL INDIVIDUAL


A. Biaya Modal yang Berasal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek adalah hutang yang di perguakan perusahaan dengan jangka
waktu maksimum 1 (satu) tahun, terdiri dari hutang dagang, hutang wesel dan kredit
jangka pendek dari bank. Biaya modal masing-masing diuraikan sebagai berikut:
 Biaya Hutang Dagang
Biaya hutang dagang adalah eksplisit. Bila perusahaan kehilangan kesempatan
mendapatkan cash discount selama setahun maka biaya eksplisitnya dapat dihitung
dengan membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata hutang
dagang selama setahun.
 Hutang Wesel
Hutang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominalnya.
Bunga yang dibayar harus dihubungkan dengan jumlah uang yang diterima atau
tersedia secara efektif untuk digunakan.
 Kredit Jangka Pendek
Biasanya bank langsung memotong bunga hutang di muka dari jumlah uang yang
diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari
hutang nominal.
B. Biaya Modal yang Berasal dari Hutang Jangka Panjang
Pada umumnya bentuk hutang jangka panjang perusahaan adalah obligasi,
perhitungan biaya obligasi harus memperhitungkan jumlah dana bersih yang diterima
dengan pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut. Dalam menghitung biaya
hutang jangka panjang dalam bentuk obligasi dapat digunakan cara seperti perhitungan
tingkat pendapatan investasi dalam obligasi dengan rumus "shortcut” atau dengan
menggunakan pendekatan present value.

C. Biaya Modal yang Berasal dari Saham Preferen

Saham preferen memiliki sifat antara hutang dengan saham biasa, bersifat hutang
karena mengandung kewajiban tetap untuk membayar dividen preferen dan dalam
likuidasi pemegang saham preferen memiliki hak mendahului dibanding saham biasa.
Namun tidak seperti hutang kegagalanmembayar dividen preferen tidak mengakibatkan
pembubaran perusahaan. Risiko saham preferen lebih kecil dari hutang tapi lebih besar
dari saham biasa Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham Preferen dapat dihitung
dengan membagi dividen perlembar saham preferen (Dp) dengan harga bersih penjualan
saham Preferen (Pn).

𝐷𝑝
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 =
𝑃𝑛

Contoh:

Misalnya perusahaan mengeluarkan saham preferen baru dengan nilai nominal Rp


10.000 per lembar dengan dividen sebesar Rp 600. Hasil penjualan bersih yang diterima
dari saham preferen tersebut sebesar Rp 9.000

600
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 = = 6,667%
9.000

Biaya saham preferen sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak sehingga tidak perlu
disesuaikan dengan pajak.
D. Biaya Modal yang Berasal dari Laba Ditahan
Penggunaan laba ditahan juga memiliki biaya, biaya penggunaan dana yang berasal
dari laba yang ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang
diharapkan diterima oleh para investor atau biayanya sama dengan biaya penggunaan
dana yang berasal dari saham biasa.

Contoh:
Misalnya perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp 400 per lembar saham dan
dibayarkan sebagai dividen Rp 200. Hasil netto penjualan saham sebesar Rp 4.000 per
lembarnya. Keuntungan dividen dan harga saaham mempunyai tingkat pertumbuhan
sebesar 5% setahun dan tingkat pertumbuhan diharapkan berlangsung terus. Tingkat
pendapatan investasi diharapkan dalam saham sebesar:
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
+ 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙

𝑅𝑝 200
+ 5% = 5% + 5% = 10%
𝑅𝑝 4.000
Karena besarnya biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi saham
maka dalam contoh diatas biaya laba ditahan adalah sebesar 10% sama seperti biaya
saham preferen biaya laba ditahan juga sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak.

E. Biaya Modal yang Berasal dari Emisi Saham Biasa Baru


Biaya saham biasa baru adalah lebih tinggi dari biaya penggunaan dana yang berasal
dari laba ditahan karena emisi saham baru dibebani biaya emisi. Biaya saham biasa baru
dapat dihitung dengan cara:

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛


1 − 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖 (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 𝑒𝑚𝑖𝑠𝑖)

Contoh:
Suatu perusahaan mengadakan emisi saham biasa baru dengan harga jual per lembar
saham Rp 4.000. biaya emisi per lembar sebesar Rp 400 sehingga hasil penjualan netto
yang diterima sebesar Rp 3.600 per lembarnya. Rate of return atau tingkat pendapatan
yang diharapkan dari investasi saham adalah sebesar 10%.
Biaya emisi adalah sebesar:
400
= 10%
4.000
Berdasarkan rumus diatas maka besarnya ”cost of new common stock” dapat dihitung
sebagai berikut:
10% 10%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑎𝑟𝑢 = = == 11,1%
1 − 0,10 0,9
Seperti biaya saham preferen maka biaya saham biasa baru sudah berdasarkan atas
dasar setelah pajak sehingga tidak perlu disesuaikan dengan pajak.

II. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN


Tingkat biaya modal yang harus dihitung oleh perusahaan adalah tingkat biaya modal
perusahaan secara keseluruhan, karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk
menetapkan biaya modal secara keseluruhan perlu menghitung ”weighted average” dari
berbagai sumber. Penetapan ”weight” atau bobot dapat berdasarkan:
1) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal
2) Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam prosentase
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing
komponen modal dapat dihitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (weighted
average cost of capital).

Contoh :
PT WISTAWAN memiliki struktur modal sebagai berikut (dalam jutaan)
Hutang jangka panjang Rp 60.000,00
Saham preferen Rp 10.000,00
Modal sendiri Rp 130.000,00
Jumlah Rp 200.000,00
Biaya penggunaan dana dari masing-masing sumber tersebut adalah :
Hutang = 6% (sebelum pajak)
Saham preferen = 7%
Modal sendiri = 10%
Pajak =50%

Jawab :
Langkah pertama adalah menyesuaikan pajak dengan biaya hutang yaitu :
6% (1-0,5) = 3%
Perhitungan Weighted average cost of capital dapat dihitung sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan jumlah modal rupiah untuk menetapkan ”weight”

Perhitungan biaya modal


(dalam jutaan rupiah)

Komponen modal Jumlah modal Biaya individual Jumlah biaya komponen


(1) (2) (3) (3x4)
Hutang jangka panjang Rp 60.000 3% Rp 1.800

Saham preferen Rp 10.000 Rp 700

Modal sendiri Rp 130.000 7% Rp 13.000

Jumlah Rp 200.000 10% Rp 15.500

Weighted Average Cost of Capital = 15.500 / 200.000 = 7,75%


2) Dengan menggunakan proposal modal untuk mendapatkan ”weight”

Perhitungan Biaya Modal


(dalam jutaan rupiah)

Komponen modal Jumlah modal Biaya individual Jumlah biaya komponen


(1) (2) (3) (3x4)
Hutang jangka panjang 30% 3% 0,0090
Saham preferen 5% 7% 0,0035

Modal sendiri 65% 10% 0,0650


Jumlah 100% 0,0775
Weight Average Cost of Capital = 7,75%
REFERENSI

Wiagustini, Ni Luh Putu. 2014. Manajemen Keuangan. Udayana University Press. Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pajak 4
    Pajak 4
    Dokumen1 halaman
    Pajak 4
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pengunduran Diri Atau Disosiasi (Dissociation)
    Pengunduran Diri Atau Disosiasi (Dissociation)
    Dokumen11 halaman
    Pengunduran Diri Atau Disosiasi (Dissociation)
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 5
    Pajak 5
    Dokumen1 halaman
    Pajak 5
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 8
    Pajak 8
    Dokumen1 halaman
    Pajak 8
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 4
    Pajak 4
    Dokumen1 halaman
    Pajak 4
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 5
    Pajak 5
    Dokumen1 halaman
    Pajak 5
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 6
    Pajak 6
    Dokumen13 halaman
    Pajak 6
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 3
    Pajak 3
    Dokumen1 halaman
    Pajak 3
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 3
    Pajak 3
    Dokumen1 halaman
    Pajak 3
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • TA Sap 2
    TA Sap 2
    Dokumen5 halaman
    TA Sap 2
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pajak 12
    Pajak 12
    Dokumen1 halaman
    Pajak 12
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • RMK Makro 2
    RMK Makro 2
    Dokumen4 halaman
    RMK Makro 2
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • RMK Akun Keu 4
    RMK Akun Keu 4
    Dokumen8 halaman
    RMK Akun Keu 4
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • MJ Keu 11
    MJ Keu 11
    Dokumen7 halaman
    MJ Keu 11
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • RMK Makro 3
    RMK Makro 3
    Dokumen3 halaman
    RMK Makro 3
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • MJ Keu 2
    MJ Keu 2
    Dokumen5 halaman
    MJ Keu 2
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • MJ Keu 2
    MJ Keu 2
    Dokumen5 halaman
    MJ Keu 2
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • RMK Makro 4
    RMK Makro 4
    Dokumen2 halaman
    RMK Makro 4
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • RMK Makro 7
    RMK Makro 7
    Dokumen6 halaman
    RMK Makro 7
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Geopolitik-1
    Pengertian Geopolitik-1
    Dokumen12 halaman
    Pengertian Geopolitik-1
    Noviita Cahyani
    Belum ada peringkat