Abstract
The process of Hot Dipped Galvanizing (HDG) is done in this study in order to cover steel
AISI 1010. This study is aimed at investigating the influence of the variation of roughness level
of specimen towards the layer thickness and the porosity of the hot dipped galvanizing of steel
AISI 1010. The level of roughness of the specimen is obtained from grinding on grid 100, 500,
800, and 1000. This process causes difference in the roughness of the surface which is
measured by using the Surface Roughness Test. The controlled variable is dipping temperature
o
of 480 C. The time of hot dipped galvanizing is 6 minutes, while the time of grinding is 3 minutes.
The test done in this study is non destructive test with spray test. The result showed that the
porosity increased as the function of the roughness.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Baja merupakan material logam yang peleburan, serta titik lebur logam pelapis
paling banyak digunakan di bidang teknik, harus lebih rendah dari logam yang akan
dalam bentuk pelat, lembaran, pipa, batang, dilapisi.
profil dan sebagainya karena baja mempunyai Proses hot dipped galvanizing banyak
kekuatan yang tinggi. Akan tetapi hal ini digunakan dikarenakan efisien bisa dikerjakan
seringkali tidak ditunjang dengan ketahanan dalam kondisi cuaca apapun, dalam skala
aus dan korosi yang memadai [1]. Oleh besar cenderung lebih murah, proses
karena itu maka dibutuhkan suatu metode pengerjaan yang cepat, lapisan hasil
yang diupayakan untuk penanggulangan cenderung lebih tahan lama dibandingkan
korosi dan keausan sejak dini dengan pelapisan lainnya, bisa melapis area tertentu
melakukan proses surface treatment yaitu misalnya daerah tepi (edges) maupun area
dengan memberi perlindungan pada bersudut, meningkatkan ketahanan abrasi
permukaan logam dengan logam lain, salah dan korosi dan kekuatan ikatannya lebih
satunya dengan cara hot dipped galvanizing. besar. Kerugian hot dipped galvanizing
Proses pelapisan hot dipped ketebalan lapisan dari permukaan hot dipped
galvanizing dapat ditemukan hampir di setiap galvanizing kurang merata dan rawan sekali
aplikasi terutama industri yang memanfaatkan terjadi distorsi jika dalam perencanaan
material utamanya besi dan baja yang prosesnya kurang maksimal. Hal tersebut
membutuhkan perlindungan terhadap aus dan beresuaian dengan penelitian yang dilakukan
korosi secara menyeluruh dan waktu oleh Yadav [2] yang menyatakan bahwa
perlindungan yang lebih lama. Misalnya pada bahwa lapisan paduan Fe-Zn hasil proses
industri peralatan listrik dan air, pemrosesan hot dip galvanizing memiliki laju korosi
kimia, otomotif, dan transportasi. terendah dibanding lapisan lain.
Secara definisi, hot dipped galvanizing Hasil proses pelapisan Hot Dipped
merupakan suatu proses pelapisan dengan Galvanizing dipengaruhi oleh beberapa faktor
menggunakan zinc , dengan cara antara lain faktor proses preparasi/pre-
mencelupkan logam yang akan dilapisi treatment (degreasing, pickling, fluxing dan
kedalam media pelapis logam (zinc) yang rinsing), komposisi baja, komposisi larutan
sebelumnya telah mengalami proses zinc cair, tingkat kekasaran, temperatur,
283
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
waktu pencelupan serta laju dan sudut Zinc adalah logam putih kebiruan, logam
0
pengangkatan baja dari bak zinc. ini cukup mudah ditempa dan liat pada 110 C-
0
Adanya porositas pada suatu produk 150 C dan menjadi sangat rapuh jika
0
hasil pelapisan menyebabkan produk dipanaskan diatas 200 C. Jika dibiarkan di
tersebut menjadi cacat. udara terbuka yang lembab, akan terbentuk
Porositas merupakan salah satu sumber lapisan garam-garam dasar tipis dan putih
utama diskontinuitas dalam suatu pelapisan. sebagai pelindung, untuk sifat ini maka zinc
Porositas dapat memicu terjadinya crack lebih cocok jika digunakan untuk melapisi
akibat dari tegangan internal yang tinggi dan baja dengan proses galvanisasi.
diskontinuitas. Hal ini disebabkan oleh korosi Zinc dapat melebur dalam dapur
0
atau treatment berikutnya seperti pemakaian galvanis pada temperatur 419 C dan
0
deposit setelah pelapisan. Dalam banyak mempunyai titik didih 907 C (). Pelapisan
kasus porositas tidak diinginkan. Pori-pori logam dengan logam pelapis zinc memiliki
dapat mengekspos substrat untuk korosif, beberapa keuntungan yaitu : murah, cukup
mengurangi sifat mekanik dan tersedia dialam dan tahan lama.
mempengaruhi kerapatan, sifat listrik dan Pada diagram kesetimbangan Fe-Zn,
karakteristik difusi. Pada proses difusi, pori- terdapat 2 daerah fasa cair yang terpisah
pori yang terbentuk sebagai akibat dari dimana dibatasi oleh campuran fasa gas dan
pemanasan (kirkendall voids) dapat fasa padatan (campuran Fe dan Zn) dengan
mengurangi adhesi deposit. uap yang berkadar zinc tinggi sebagaimana
Porositas dalam lapisan yang dijadikan tergambar pada gambar 1 . Gambar 2
anoda tumbal seperti zinc pada baja tidak menunjukkan daerah yang kaya akan
terlalu berbahaya.Hal ini disebabkan karena zinc.Diagram tersebut ditunjukkan pada
sebagian besar lingkungan zinc paling katodik gambar berikut ini.
akan melindungi baja di bagian bawah pori-
pori yang berdekatan. Namun, untuk logam
mulia, porositas yang sama mungkin akan
bermasalah.
Menyadari hal tersebut peneliti
mengambil permasalahan yaitu pengaruh
variasi perlakuan tingkat kekasaran spesimen
terhadap porositas hot dipped galvanizing
pipa baja AISI 1010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh variasi tingkat
kekasaran spesimen terhadap hasil hot
dipped galvanizing pipa baja AISI 1010.
Tinjauan Pustaka
Baja dengan kandungan karbon <
0,3 %, memiliki kekuatan sedang dengan
keuletan yang baik dan sesuai tujuan Gambar 1. Diagram Kesetimbangan Fe-Zn[3].
pabrikasi digunakan dalam kondisi tertentu .
untuk konstruksi atau struktural seperti;
jembatan, bangunan gedung, kendaraan
bermotor dan kapal laut. Biasanya dibuat
dengan pengerjaan akhir rol dingin dan
annealing. Klasifikasi baja ini termasuk dalam
AISI (American Iron and Steel Institute)
1010, 1016, 1018, 1019, 1020. Dalam
perdagangan contoh produknya dibuat
dalam bentuk plat, profil, pipa, batangan
untuk keperluan tempa, dan pekerjaan mesin.
284
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
285
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
agar didapat hasil lapisan yang baik. Untuk Untuk menghilangkan karat dan
mendapatkan kondisi seperti tersebut perlu menghindari lapisan oksida penyebab
dilakukan pengerjaan pendahuluan dengan terjadinya korosi dari permukaan
tujuan : material maka dilakukan proses
a. Menghilangkan semua pengotor yang pickling. Proses ini dilakukan dengan
ada dipermukaan benda kerja seperti mencelupkan material kedalam
pengotor organik, anorganik/oksida dan larutan asam klorida (HCl) atau asam
lainnya. sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi 10
b. Mendapatkan kondisi fisik permukaan %-15 % dan waktu pencelupan 10
benda kerja yang lebih baik dan aktif. menit
Teknik pengerjaan pendahuluan ini 1) Fe + 2HCl FeCl2 + H2
tergantung dari pengotoran, tetapi secara 2)Fe2O3 +6HCl 2FeCl3 + 3H2O
umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 3)Fe2O4+8HCl 2FeCl3+FeCl2+ 4H2O
1. Pembersihan secara mekanik 4) Fe + 2HCl FeCl2 + H2
Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan 5)2FeCl3+H2 2FeCl2 + 2HCl
permukaan benda kerja yang tidak rata dan 6) 2FeCl3 + Fe 3FeCl2
menghilangkan goresan-goresan serta Proses pickling ini terjadi seperti
beram-beram yang masih melekat pada ditunjukkan pada reaksi 1,2 dan 3
benda kerja. Biasanya untuk menghaluskan sedangkan reaksi 4, 5 dan 6
permukaan benda kerja dan menghilangkan merupakan peristiwa overpickling
goresan-goresan serta kerak-kerak tersebut (proses yang berlebihan).
dilakukan dengan mesin gerinda dan mesin Terbentuknya gas H2 pada reaksi ke
centrifugal sand paper. 4 dapat menimbulkan lapisan
galvanizing yang melepuh.
2. Pembersihan secara kimiawi
Pekerjaan ini bertujuan untuk d.Water rinsing
menghilangkan kotoran yang berupa minyak, Water Rinsing Setelah melalui proses
cat, lemak dan karat meliputi : pickling dibersihkan dengan cara
a.Degreasing dimasukkan kedalam bak yang berisi
Kotoran-kotoran yang berupa minyak, air, proses ini bertujuan untuk
cat, lemak dan kotoran padat lainnya menghilangkan sisa-sisa asam dari
harus dibersihkan terlebih dahulu dari proses pickling tahapan ini
permukaan material yang akan berlangsung 10 menit.
mengalami pencelupan. Sehingga e.Fluxing
degreasing ini bertujuan Proses fluxing merupakan proses
menghilangkan kotoran-kotoran pelapisan awal dengan memakai
tersebut dengan menggunakan soda larutan Zinc Amonium Clorida
kaustik atau NaOH. (ZAC)/(NH4Cl) dengan konsentrasi
o
Pencelupan kedalam soda kaustik larutan 35% pada suhu 70 C selama
yang konsentrasi larutannya sekitar 10 menit dan dilanjutkan dengan
10% dilakukan pada temperatur proses drying. Tujuan dari proses
o
antara 70 C dengan lama pencelupan fluxing ini adalah :
sekitar 10 menit. 1. Lapisan dapat melekat dengan
b.Water Rinsing baik (pelapisan awal).
Setelah benda uji melalui proses 2. Sebagai katalisator reaksi
degreasing kemudian benda uji terjadinya pelapisan Fe-Zn.
tersebut dimasukkan kedalam bak 3. Menghindari terjadinya oksidasi
yang berisi air, yang bertujuan untuk lagi pada permukaan baja yang
menghilangkan sisa-sisa larutan telah dibersihkan.
penghilang minyak dari proses f. Drying
degreasing. Tahapan ini berlangsung Sebelum dilakukan proses
10 menit. galvanizing, benda kerja yang telah
c. Pickling mengalami proses fluxing dikeringkan
286
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
terlebih dahulu agar tidak terdapat umumnya harus mempunyai permukaan yang
kandungan air pada material. rata, sedangkan perbedaan warna yang
Kandungan air yang terdapat pada mungkin terjadi tidak berpengaruh pada
material menyebabkan terjadinya terjadinya korosi. Pemeriksaan visual pada
ledakan pada saat pencelupan. lapisan galvanis antara lain:
2. Tahap Pencelupan 1. Lapisan abu-abu memudar (dull grey
Kedalam zinc cair, permukaan benda kerja coating)
dan zinc cair akan terlapisi membentuk Lapisan abu-abu yang memudar dapat
lapisan paduan baja dan zinc. Selanjutnya terjadi karena timbulnya campuran lapisan
benda kerja untuk beberapa saat tetap zinc-besi pada saat pelapisan galvanis
berada didalam bak zinc cair agar terbentuk selesai. Biasanya lapisan abu-abu yang
lapisan zinc. Pada proses ini dilakukan memudar dapat terjadi pada material besi
pencelupan material kedalam larutan zinc cair yang mempunyai kandungan silikon yang
o
pada temperatur 480 C Sedangkan lama tinggi.
pencelupan benda kerja dilakukan pada 2. Noda-noda karat (rust stains)
waktu 6 menit. Sebelum proses penarikan Noda karat pada perlakuan galvanis
benda kerja yang telah terlapisi zinc dilakukan biasanya terjadi karena adanya larutan
proses penggetaran secara manual, agar asam yang terperangkap pada lubang-
kotoran-kotoran yang ada tidak terbawa ke lubang kecil pada permukaan material
permukaan lapisan. Setelah itu benda kerja selama proses pickling.
ditarik (dikeluarkan) dari bak dengan laju 3. Terjadi pelepuhan (blister)
penarikan yang terkontrol sehingga lapisan Lapisan galvanis yang melepuh hampir
zinc murni yang membeku terbentuk di tidak pernah terjadi pada proses galvanis
permukaan benda kerja. dengan sistem pencelupan dengan suhu
Massa total lapisan zinc yang terbentuk tinggi. Pelepuhan tidak mengurangi
di permukaan benda kerja sangat tergantung ketahanan korosi pada lapisan galvanis.
pada massa dan tebal benda kerja yang 4. Permukaan kasar
diproses. Disamping itu ketebalan lapisan, Lapisan galvanis yang kasar biasanya
jenis dan jumlah lapisan paduan zinc dengan diakibatkan karena kondisi komposisi
baja dipengaruhi oleh kondisi permukaan permukaan material.
benda kerja, dan komposisi baja yang 5. Adanya bintik-bintik menggelembung
diproses.. (pimples)
3. Tahap Pendinginan Bintik-bintik yang menggelembung
a. Quenching disebabkan terbawanya dross ke dalam
Proses quenching merupakan lapisan. Dross adalah partikel-partikel
pendinginan material yang telah di campuran Fe-Zn yang mempunyai sifat
galvanizing sehingga tidak terbentuk seperti dapat menimbulkan karat pada
white rush. Pendinginan dilakukan lapisan, hal ini dapat menggagalkan
dengan mencelupkan benda kerja lapisan galvanis.
kedalam larutan sodium bikromat 6. Adanya daerah kecil yang tidak terlapisi
dengan konsentrasi 0,0015 % (barespot)
kedalam air. Permukaan yang tidak terlapisi oleh zinc
b. Finishing biasanya disebabkan oleh pembersihan
Benda kerja setelah terlapisi (pickling) yang tidak sempurna.
kemudian harus di finishing yaitu
dikeringkan terlebih dahulu baru hasil Proses Difusi
lapisan yang kasar digerinda dengan Mekanisme difusi dapat terjadi dengan
gerinda penghalus. dua cara yaitu interstisi dan substitusi. Pada
proses hot-dipped galvanizing,
Pemeriksaan Hasil Hot Dipped Galvanizing pembentukan dan pertumbuhan lapisannya
Standar pemeriksaan ini digunakan merupakan proses difusi dengan mekanisme
untuk pemeriksaan hasil galvanis secara kekosongan (vacancy) dimana prinsip dari
visual. Hasil pelapisan galvanis pada mekanisme kekosongan ini adalah jika suatu
287
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
atom mengisi kekosongan yang terdapat Substitusi solid solution terjadi jika atom
pada susunan atom-atomnya maka akan dari logam terlarut dan logam pelarut memiliki
terjadi kekosongan baru pada susunan atom ukuran yang hampir sama (tidak lebih dari
tersebut seperti pada Gambar 3. 15%). Bagian dari atom pelarut akan
disubstitusi oleh atom dari elemen paduan
seperti pada gambar 4.
288
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
289
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
290
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
10
Jumlah Porositas
8
291
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3, No. 1 Tahun 2012 : 283-292 ISSN 0216-468X
KESIMPULAN
292