Anda di halaman 1dari 3

Peraga ini memiliki warna hitam dan sedikit warna putih yang mengelilingi batuan

tesebut. Peraga batuan ini memiliki dimensi panjang 17 cm, lebar 9cm dan tinggi 2
cm. Batuan ini termasuk kedalam jenis batuan beku nonfragmental. Setelah diamati
batuan tersebut memiliki kenampakan makroskopis yang mencirikan batuan tersebut
atau disebut juga struktur. Batuan tersebut memiliki struktur dengan kenampakan
yang pejal, sehingga dapat di klasifikasikan termasuk struktur masif. Selain struktur,
pada batuan tersebut terlihat kenampakan yang menunjukan lebih detail dari batuan
tersebut atau disebut dengan tekstur. Tekstur pada batuan beku ada beberapa macam
diantaranya yaitu derajat kristalisasi, ukuran kristal, granularitas dan bentuk kristal.
Derajat kristalisasi adalah tingkatan pembentukan kristal pada batuan, pada batuan
tersebut terlihat seluruh bagian dari batu tersusun atas kristal-kristal mineral sehingga
disebut holokristalin. Ukuran kristal adalah paramater yang menunjukan besar butir
dari mineral, pada batuan memiliki ukuran kristal 5mm – 30 mm sehingga dapat
dikategorikan kedalam ukuran kristal kasar. Granularitas adalah hubungan antara
kristal dengan kristal lain dalam suatu batuan, dalam batuan tersebut kristal memilik
ukuran yang hampir seragam dan dapat dibedakan secara makroskopis sehingga
disebut equigranular ( fanerik ). Bentuk kristal adalah bentuk yang menunjukan
bentuk asli dari kristal dan hubungannya dengan bidang yang membatasi bentuk
kristal tersebut, dalam batuan ini memiliki bentuk kristal yang berantakan dan
memiliki batas bidang kristal yang tidak jelas sehingga dapat diinterpretasikan
memiliki bentuk kristal anhedral.
Dalam batuan tersebut memiliki komposisi yang menyusun batuan tersebut, dalam
batuan tersebut memiliki komposisi mineral plagioklas, piroksen, hornblende dan
kuarsa. Terdapat mineral plagioklas dengan persentase 45% yang memiliki sifat fisik
warna putih, kilap damar, kekerasan 5,5-6 skala mohs. Mineral piroksen dengan
persentase 25% yang memiliki sifat fisik warna hitam kehijauan, kilap kaca,
kekerasan 5-6 skala mohs. Mineral horndlend dengan persentase 35% yang memiliki
sifat fisik warna hitam, kilap kaca, kekerasan 4-5 skala mohs.
Berdasarkan apa yang sudah diamati batuan tersebut dengan derajat kristalisasi
holokristalin, granularitas equigranular (fanerik), bentuk kristal anhedral, ukuran
kristal kasar dan memiliki komposisi mineral plagioklas 45%, piroksen 25%,
hornblende 15%. Menurut klasifikasi Thorpe and Brown 1985 batuan tersebut
termasuk kedalam batuan Gabbro, sedangkan menurut klasifikasi Russell B. Travis
batuan tersebut memiliki nama Teralit.
Batuan tersebut menurut klasifikasi Thorpe and Brown 1985 termasuk kedalam
batuan dengan sifat basa, sehingga dapat diinterpretasikan berasal dari magma basa
yang terbentuk pada suhu +/- 1400ºC. Berdasarkan granularitasnya yang equigranular
(fanerik) dan bentuk kristalnya yang kasar, maka dapat diinterpretasikan mengalami
prosen pendinginan yang lama. Karena proses pendinginan yang lama mengakibatkan
terbentuk kristal dengan ukuran besar, hal ini disebabkan magma mengalami proses
diferrensiasi magma ( gravity setling) dimana kristal dengan densitas lebih besar akan
turun kebawah dan membeku dibagian bawah. Batuan tersebut memiliki struktur
batuan yang masif, hal ini dapat diinterprtasikan batuan tersebut mengalami proses
diferensiasi magma yang baik. Karena batuan tersebut bersifat basa, hal ini dapat
diinterpretasikan magma yang membentuk batuan terbentuk karena proses MOR,
Islan Arc, Back Arc Basin, Oceanic Interplate dan Continental Interplate.

Gambar 4.1 klasifikasi Russell B. Travis 1955

Gambar 4.1 klasifikasi Thorpe and Brown 1985

Gambar 4.1 busur magmatisme

Anda mungkin juga menyukai