Pertama- tama kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT
karena rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir
Proses Produksi II yang telah kami sajikan berdasarkan praktikum yang saya
lakukan.
ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk
Kelompok
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Proses produksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mesin – mesin yang
berkaitan erat dengan kegiatan produksi khususnya pada bidang industri. Selain
mempelajari tentang teori dari mesin tersebut poses produksi juga menjelaskan
tentang cara penggunaannya serta pengoprasian mesin secara manual dan otomatis.
Dalam proses produksi ada banyak macam proses untuk membuat suatu benda,
beberapa langkah yang biasa digunakan pada mesin konvensional ialah proses
tunggal memotong bagian dari benda kerja bentuk silinder yang berputar. Perkakas
dengan daya putar dengan kecepatan yang sesuai dan perkakas dihantarkan dengan
diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan
berputar disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong
mata kuliah proses produksi II,adapun tujuan utama dari praktikum antara lain :
1
1. Mahasiswa dapat mengerti tahapan yang harus dilakukan dalam membuat
2
3
4
1.3 Gambar Benda Kerja
5
Gambar 1.2 Roda Gig
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari
pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda
6
kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisaran yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi
7
b. Ekor Tetap (tailstock),terletak bersebrangan dengan kepala tetap, yang
digunakan untuk menopang benda kerja pada ujung yang lain.
c. Pemegang Pahat (tool post), ditempatkan di atas peluncur lintang(cross slide)
yang dirakit dengan pembawa (carriage).
d. Peluncur Lintang,berfungsi untuk menghantarkan pahat dalam arah yang tegak
lurus dengan gerakanpembawa.
e. Pembawa,berfungsi untuk menghantarkan perkakas dalamarah yang sejajar
dengan sumbu putar.
f. Batang Hantaran,merupakan rel tempat meluncurnya pembawa, dibuat dengan
akurasikesejajaran yangrelatif tinggi dengan sumbu spindel.
g. Ulir Pengarah (leadscrew), berfungsi untuk menggerakkan pembawa. Ulir
berputar dengan kecepatan tertentusehingga dihasilkan hantaran dengan
kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.
h. Bangku (bed), berfungsi untuk menyangga komponen-komponen yang
lainnya.
Gambar2.3
b.Membuat Alur
Untuk membuat alur digunakan pahat alur, cara membuat ular yaitu:
8
Jalankan mesin dan gunakan pahat tepat pada tanda dan putar sedikit demi
sedikit sampai alur sesuai dengan ukuran.
Gambar2.4
Gambar2.5
d.Membubut Dalam
Untuk memperbesar lubang yang telah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya
sama dengan membubut lurus dan mempunyai jenis pahat yang bermacam-macam
dengan arah penyayatan ke arah maju atau mundur.
9
Gambar2.6
e. Membubut Ulir
Pembubut ulir terdapat dua cara, yaitu:
Jenis pahat tergantung jenis pahat ulir dimana mesin berjalan secara otomatis,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses finishing dilakukan
penyayatan yang tipis.
Gambar2.7
f. Membubut Tirus
10
Gambar2.8
Dalam pembubutan tirus dengan mesin bubut menggunakan tiga cara, antara lain:
b) Keraskan kepala baut pengikat pada bed, sehingga alat tidak bergerak pada
waktu eretan di gerakkan.
Dd p
x x
2 q
q : Panjang tirus
D : Diameter besar
d : Diameter kecil.
Membubut tirus dengan memutar eretan tidak dapat dilakukan secara otomatis,
tetapi harung manual dengan kata lain menggunakan tangan. Untuk memberi
sudut yang kita bubut dapat menggunakan rumus:
11
Dd
T ga
2p
d : Diameter kecil
x : Panjang tirus
1
T g a ( D d ) / p atau
2
T g a (D d ) / 2
Berbagai jenis operasi mesin bubut (selain operasi pembubutan biasa) ditunjukkan
mengikuti garis bentuk tertentu sehingga diperoleh benda dengan kontour yang
12
Gambar 2.9Operasi pemesinan yang lain dengan menggunakan mesin bubut
memotong permukaan luar bendakerja yang berputar dalam arah yang sejajar
dengan sumbu putar dengan kecepatan hantaran tertentu sehingga terbentuk ulir
pada silinder.h.
dengan sumbu putar, pada diameter dalam suatu lubang bendakerja yang telah
dibuat sebelumnya.
13
putarnya. Perluasan lubang (reaming) dapat juga dilakukan dengan cara yang
sama.
a) Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas
tangaan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak
oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang
14
2.1 Mesin Frais (Milling Machine)
2.2.1 Pengertian Mesin Frais
Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat untuk
menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan
satu atau lebih alat potong. Benda kerja dipegang dengan aman pada meja
benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat pemegang khusus yang dijepit
atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja dikontakkan dengan
pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais merupakan mesin potong yang
dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda datar
dan permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala
baut, boring, reaming. Kemampuan untuk melakukan berbagai macam
pekerjaan membuat mesin frais merupakan salah satu mesin yang sangat penting
dalam bengkel kerja. (Stefford, 1986)
15
jamak yang berputar. Mesin frais melepaskan logam ketika benda kerja
dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar, kecuali untuk putaran, pemotng
berbentuk bulat tidak mempunyai gerakan lain. Pemotong frais memiliki satu
deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai
pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang pada meja yang
mengendalikan hantarannya terhadap pemotong. Dalam mesin pada umumnya
terdapat tiga kemungkinan gerakan meja longitudinal, menyilang dan vertikal,
tetapi pada beberapa meja juga dimiliki gerakan putar.
Mesin frais adalah yang paling mampu melakukan banyak tugas dari
segala mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesin
dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, celah, roda gigi dan
ceruk dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat frais,
pelumas lubang dan bor dapat dipegang dalam soket arbor dengan melepaskan
pemotong dan orbor. Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan
mikrometer, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara
tepat. Operasi pada umumnya yang dilakukan oleh sekrap, kempa gurdi, mesin
pemotong roda gigi dan mesin pelumas lubang dapat dilakuan pada mesin frais.
Mesin ini membuat penyelesaian dan lubang yang lebih baik sampai batas
ketelitian dengan jauh lebih mudah dari pada sekrap. Pemotongan berat dapat
diambil tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.
Pemotonganya efesien pada gerakannya dan dapat dipakai untuk waktu yang lama
sampai perlu diasah kembali. Dalam kasus pada umumnya, benda kerja
diselesaikan dalam satu lantaran dari meja. Keuntungan ini ditambah dengan
ketersediaan dari pemotogan yang sangat beraneka ragam membuat mesin frais
sangat penting dalam bengkel dan ruang perkakas. (B.H. Amstead, 1981)
16
Gambar 2.10 Mesin Frais
Gambar 2.11
a. Badan, adalah bagian yang menahan seluruh bagian dari mesin dimana
dalamnya terdapat motor penggerak, roda gigi dan tempat minyak pelumas.
Bagianbadan mesin frais harus terpasang kuat pada tempatnya dan diberi
landasan untuk mengurangi getaran.
b. Spindel, adalah bagian mesin frais yang utama di tempat kedudukan air tor, poros
dimasukkan kedalam lubang faksi dan diangkut dengan baut pengikat yang
letaknya di ujung lubang, jika faksi berputar maka akan ikut berputar juga.
17
c. Lengan, berfungsi sebagai tempat kedudukan penopang atau penahan ujung poros
frais, dan letaknya pada bagian paling atas pada mesin dan kedudukannya dapat
diatur atau digeser, pada suatu pengerjaan tertentu lengan ini kadang-kadang
tidak dipakai karena menghalangi peralatan yang dipakai.
d. Eretan Meja, adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut.
Bagian bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan
bagian atas lutut yang bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja.
e. Meja Frais, berfungsi sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan di frais
dimana permukaannya rata. Meja ini dapat digerakkan secara horizontal dengan
bantuan eretan dan juga dapat digerakkan secara vertikal.
Gambar 2.12
18
Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang
roda gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini adalah
merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk box dimana lengan
Gambar 2.13
terdapat pada mesin frais tegak sama seperti pada mesin frais horizontal
19
Kepala mesin yang tegak dapatdiputar kekiri atau ke kanan serta dapat
kerja yang tidak dapat dilakukan dengan mesin freis datar. Mesin freis jenis
sangat sesuai untuk membuat bentuk alur alur ekor burung (dovetail ), alur
Gambar 2.14
Konstruksi mesin freis universal tidak berbeda dengan mesin freis datar,
mendatar dan tegak. Oleh karena itu mesin freis universal sering digunakan
20
untuk membuat benda kerja roda gigi spiral (heliks). Sumbu utama (spindel)
Jadi frais universal adalah salah satu jenis mesin frais yang dapat
digunakan pada posisi tegak (vertical) dan mendatar (horizontal) dan memilki
a) Ragum
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum
dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: ragum biasa, ragum berputar, dan
ragum universal.
1) Ragum Biasa
Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya
sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar
saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi
benda kerja yang akan difrais. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat
kuat dengan mur baut ke meja mesin freis.
2) Ragum Berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa
tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga
sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin frais
secara horizontal yang diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian
tengahnya terdapat skala nonius yang dapat digunakan untuk
menentukan sudut putaran yang dikehendaki.
3) Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya baik secara horizontal maupun vertikal. Ragum universal dapat
mengatur sudut benda kerja yang akan dikerjakan dalam berbagai posisi.
21
Sehingga pegerjaan benda kerja dapat dari arah vertical maupun
horizontal.
Gambar 2.15
b) Kepala Pembagi
Gambar 2.16
Digunakan untuk mendapatkan pembagian jarak yang sama antara
masing-masing. Pada kepala pembagi ada dua komponen, yaitu komponen
utama, terdiri dari komponen yang melaksanakan pembagian dan komponen
pendukung terdiri dari kepala lepas dan roda gigi.Bagian unit utama kepala
pembagi dilengkapi dengan piring pembagi yang berlobang dan engkol pembagi
yang berhubungan langsung dengan poros ulir cacing yang sekaligus memutar
cekam benda kerja dengan perantaraan roda gigi cacing. Jumlah gigi roda gigi
cacing adalah 40 buah. Perbandingan putaran engkol pembagi dengan putaran
roda gigi cacing (poros pemegang benda kerja) adalah 40 : 1. artinya bila 40 kali
putaran engkol piring pembagi diputar, maka poros roda gigi cacing akan
berputar 1 kali putaran penuh.
c) Stub Adaptor
22
Gambar 2.17
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cuttersebelum dipasang
pada sarung tirus pada sumbu utama. Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini
digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek dan berlubang serta
beralur misalnya Face Mill Cutter .
d) Arbor
Pisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya
diatur dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan
untuk mesin frais horisontal saja. Alat ini ini bentuknya bulat panjang dan
sepanjang badannya beralur untuk pasak. Bagian ujung berbentuk tirus dan
ujung lainnya berulir. Poros freis dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) dan
terpasang pada badang poros. Cincin ini berfungsi sebagai pengunci/pengikat
pisau freis yang terpasang diantara cincin-cincin tersebut. U mumnya pisau
freis yang terpasang berbentuk panjang dan ditengahnya berlubang dan beralur
untuk pasak, misalnya Plain Mill Cutter , pisau freis roda gigi, atau yang
lainnya.
Gambar 2.18
e) Kolet
Gambar 2.19
23
Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk
alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk memegang
24
BAB III
METODE PRAKTIKUM
25
(Pembubutan) start
desain
Memasang benda
kerja pada chuck
Membubut rata
muka
Membubut rata
memanjang
Membubut tirus
Membubut ulir
finish
Memasang benda
kerja pada chuck
Memasang benda
kerja pada chuck
Mengatur piring
pembagi
Mulai mengefrais
finish
Produk
BAB IV
27
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1.2Langkah Kerja
Batang Poros
1. Meletakan benda kerja pada cekam di mesin bubut.
2. Mensenter benda kerja.
3. Membubut benda kerja dengan Memmbubut bagian laur benda kerja sampai
tersisa diameter benda kerja ∅26 mm dengan panjang 100 mm dan diameter
∅32 dengan panjang 5mm.
4. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada sketsa gambar
di bawah ini.
28
Gambar 4.7 Hasil akhir (Batang poros)
3.3 Perhitungan
Mesin Bubut
1. Pembubutan muka rata pertama = 32 mm, dari tebal = 32mm menjadi =26
mm.
a. Kecepatan potong (Cs)
.D.n (3,14) 32(500)
Cs = = = 50.24mm/menit
1000 1000
Dimana : D : Diameter Benda Kerja
29
d : Diameter benda kerja setelah pemotongan (mm)
m : Eksponen
30
L = Lv + Lw + Ln
= 1,25 + 32,5 + 1,25
= 35 mm
g. Waktu kembali 15 detik
Tm6 = 15 detik = 0,25 menit
.D.N
Cs
1000
b. Tebal Potong
Dd
t
2
n.L.(1 m) mm
Cs ... ...
1000 mt
m : Eksponen
d. Waktu Pengerjaan
31
iI
Tm
.n
i : Jumlah pemotongan
e. Gaya Pemotongan
Pz = k. t. m8 … . (kg)
m : Eksponen
f. Daya Pemotongan
Pz.Cs
Nc
60,75
E = p. t … .. (kw)
t : Waktu (mt)
i : Gaya aksial
h. Gaya Aksial
Pz.z
Px
d
32
Dimana : Pz : Gaya pemotong (kg)
z : Pemotongan
digunakan, kemudian memasang benda kerja pada chuck dan pasang senter,
pasang pahat pemotong (cutting tool) sejajar dengan senter, atur kecepatan putar
cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur putaran sesuai dengan table
secara otomatis maka putar tuas otomatis kekanan penuh, maka eretan bergerak
33
Gambar 4.8 Hasil akhir(Gigi)
4.2.3 Perhitungan Mesin Frais
3. Waktu Pemotongan ™
L.i
Tm (menit) L = Panjang Benda Kerja
S .n
Pz.Cs
Nc (HP)
60.70
Pz x z
Px
9
34
Dimana :
z : Pemotong
35
.D.n (3,14).60.109 mm
cs = = = 20,54
1000 1000 menit
b. Gaya Tangensial
Pz = K.t.sm
= 94 (7,065)(0,163)0,75
= 170,37Kj
c. Moment punter (m)
Pz.D (170,37)60
m= = =5111,1 mm/Kj
2 2
d. Dayamesinfrais (Nc)
M .n (5111,1)(109)
Nc = = = 0,97Hp
574000 574000
e. Waktu pemotongan (tc)
Lt
Tc =
n. f
Lt = Lv + Lw + Ln
Lv = a (d-a)
= 4,5 (58,5 – 4,5)
= 243
= 15,6 mm
Lw = 50 mm
d 58,5
Ln = = = 29,25 mm
z 2
Lt = Lv + Lw + Ln = 15,6 + 50 + 29,25 = 94,8594,85 mm
Lt 94,85
tc = = = 0,87 menit f=1
n. f 109,1
Waktu setting 2 menit sehingga total : 0,87 + 2; 2,87 menit dan karena jumlah
gigi 24 maka Tctotal= 24 x (2,87)= 68,88 menit= ± 70 menit
36
Mempersiapakan peralatan dan bahan yang akan digunakan, pasang cekam
(ragum) pada meja, piringan pemotong pada spindle, tepatkan benda kerja dibawah
pahat pemotong dengan memutar handle longitudinal dan penggerak lintang, naikkan
posisi benda kerja sampai ujung pemotong menyinggung benda kerja dengan
memutar handle vertical, geser benda kerja dari pahat pemotong, hidupkan tombol
dengan menekan tombol ON, langkah pemotongan dengan menggerakkan
handle longitudinal atau penggerak lintang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
37
Untuk membuat benda kerja kita juga terlebih dahulu harus mngetahui prinsip
kerja dari mesin perkakas yang akan kita gunakan.Pada praktikum Proses Produksi
II kita menggunakan mesin bubut untuk membuat benda kerja berupa poros
bertingkat serta kita juga menggunakkan mesin frais untuk membuat benda kerja
berupa roda gigi yang berbahan dasar raisin.
Adapun tahapan yang dikerjakan untuk membuat benda kerja poros bertingkat
dengan mesin bubut yaitu kita harus berulang kali melakukan pembubutan muka
sampai dengan diameter yang diinginkan sampai dengan tahapan pembentukkan tirus
dan ulir.Berbeda dengan tahapan pembuatan poros proses pembuatan roda gigi
dengan mesin frais lebih kontinyu dalam proses pengerjaannya.
5.2 Saran
dan alat, wawasan mahasiswa pasti akan berkembang. Karena tidak terpaku pada
mesin dan alat yang sudah tidak terlalu canggih. Oleh karena itu, diharapkan ditahun-
DAFTAR PUSTAKA
38
Suhdi,2009 ,Pemesinan Bubuthttp://pemesinan-bubut.blogspot.com/,diakses 24
Mei 2016
Eko Setiawan,2011,Bagian-Bagian Mesin Bubut http://eko-m228.blogspot.com/,
39