Anda di halaman 1dari 41

KATA PENGANTAR

Pertama- tama kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT

karena rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir

praktikum proses produksi II ini dengan sebaik-baiknya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada asisten pembimbing

laboratorium dan dosen pembimbing proses produksi yang telah membimbing

dalam mengerjakan praktikum maupun hingga penyelesaian laporan.

Laporan resmi ini disusun agar pembaca maupun pemeriksa dapat

memperluas ilmu pengetahuan tentang mesin bubut dan mesin Praktikum

Proses Produksi II yang telah kami sajikan berdasarkan praktikum yang saya

lakukan.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyelesaian laporan resmi

ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk

kesempurnaan penulisan laporan di kemudian hari. Kami mohon maaf atas

segala kekurangan dalam penulisan laporan resmi ini.

Malang, 20 Mei 2017

Kelompok

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses produksi merupakan ilmu yang mempelajari tentang mesin – mesin yang

berkaitan erat dengan kegiatan produksi khususnya pada bidang industri. Selain

mempelajari tentang teori dari mesin tersebut poses produksi juga menjelaskan

tentang cara penggunaannya serta pengoprasian mesin secara manual dan otomatis.

Dalam proses produksi ada banyak macam proses untuk membuat suatu benda,

beberapa langkah yang biasa digunakan pada mesin konvensional ialah proses

pembubutan dan proses frais.


Pembubutan adalah proses permesinan yang menggunakan perkakas mata

tunggal memotong bagian dari benda kerja bentuk silinder yang berputar. Perkakas

dihantarkan secara linear, sejajar dengan sumbu rotasi. Pembubutan secara

tradisional dikerjakan dengan mesin perkakas yang disebut bubut, dilengkapi

dengan daya putar dengan kecepatan yang sesuai dan perkakas dihantarkan dengan

kecepatan dan kedalaman potong tertentu.


Proses frais adalah gerakan pemotongan terjadi saat alat potong berputar yang

diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan

berputar disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong

sambil memotong benda kerja.

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum proses produksi sebagai penerapan teori-teori yang diperoleh pada

mata kuliah proses produksi II,adapun tujuan utama dari praktikum antara lain :

1
1. Mahasiswa dapat mengerti tahapan yang harus dilakukan dalam membuat

batang poros yang rata dan roda gigi.


2. Melatih mahasiswa agar terampil dan teliti dalam mengerjakan benda kerja

dengan mesin frais dan mesin bubut .


3. Mahasiswa mampu membuat roda gigi dengan mesin frais dan batang poros

dengan mesin bubut.

2
3
4
1.3 Gambar Benda Kerja

Gambar 1.1 Batang Poros

5
Gambar 1.2 Roda Gig

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut

2.1.1 Pengertian Mesin Bubut

Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong

benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang

sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada

pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.

Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari

pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda

6
kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan

ukuran kisaran yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi

translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir

Gambar 2.1 Mesin bubut

2.1.2Komponen Mesin Bubut

Gambar 2.2 Komponen mesin bubut

a. Kepala Tetap (headstock),terdiri atas unit penggerak, digunakan untuk


memutar spindel yang memutar benda kerja.

7
b. Ekor Tetap (tailstock),terletak bersebrangan dengan kepala tetap, yang
digunakan untuk menopang benda kerja pada ujung yang lain.
c. Pemegang Pahat (tool post), ditempatkan di atas peluncur lintang(cross slide)
yang dirakit dengan pembawa (carriage).
d. Peluncur Lintang,berfungsi untuk menghantarkan pahat dalam arah yang tegak
lurus dengan gerakanpembawa.
e. Pembawa,berfungsi untuk menghantarkan perkakas dalamarah yang sejajar
dengan sumbu putar.
f. Batang Hantaran,merupakan rel tempat meluncurnya pembawa, dibuat dengan
akurasikesejajaran yangrelatif tinggi dengan sumbu spindel.
g. Ulir Pengarah (leadscrew), berfungsi untuk menggerakkan pembawa. Ulir
berputar dengan kecepatan tertentusehingga dihasilkan hantaran dengan
kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.
h. Bangku (bed), berfungsi untuk menyangga komponen-komponen yang
lainnya.

2.1.3Macam-Macam Pengerjaan Pada Mesin Bubut

Mesin bubut dapat melakukan beberapa pekerjaan antara lain:

a. Membuat Lurus Rata


Pada proses pembuatan gerak jalan pahat sejajar dengan poros sumbu utama atau
poros benda kerja. Sedangkan pembuatan muka dari sisi benda kerja, pahat di
tempel pada sisi benda kerja dan digerakkan maju untuk penyayatan.

Gambar2.3

b.Membuat Alur
Untuk membuat alur digunakan pahat alur, cara membuat ular yaitu:

 Ukuran antara ujung sampai batas ukur dan di beri tanda.

8
 Jalankan mesin dan gunakan pahat tepat pada tanda dan putar sedikit demi
sedikit sampai alur sesuai dengan ukuran.

Gambar2.4

c. Memotong Benda Kerja


Dalam proses pemotongan benda kerja digunakan pahat dengan penyayatan
sangat ramping dan benda kerja dijepit di antara senter.

Gambar2.5

d.Membubut Dalam
Untuk memperbesar lubang yang telah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya
sama dengan membubut lurus dan mempunyai jenis pahat yang bermacam-macam
dengan arah penyayatan ke arah maju atau mundur.

9
Gambar2.6

e. Membubut Ulir
Pembubut ulir terdapat dua cara, yaitu:

a) Dengan Pahat Khusus

Jenis pahat tergantung jenis pahat ulir dimana mesin berjalan secara otomatis,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses finishing dilakukan
penyayatan yang tipis.

b) Dengan Menggunakan Sney

Gambar2.7

f. Membubut Tirus

10
Gambar2.8

Dalam pembubutan tirus dengan mesin bubut menggunakan tiga cara, antara lain:

a. Pembubutan tirus dengan perlengkapan tirus.

a) Tentukan besarnya sudut dengan menggunakan rumus tangent.

b) Keraskan kepala baut pengikat pada bed, sehingga alat tidak bergerak pada
waktu eretan di gerakkan.

c) Tentukan sudut yang dikehendaki dengan membuka baut penyetel, kemudian


dipasang kembali.

d) Jalankan mesin dan mulailah membubut tirus.

b. Penguncian Pusat Ekor Tetap

Untuk menggunakan penggeseran kepala tetap digunakan rumus sebagai berikut:

Dd p
x x
2 q

Dimana : P : Panjang pengerjaan.

q : Panjang tirus

D : Diameter besar

d : Diameter kecil.

x : Pergeseran dari kepala lepas.

c. Membubut tirus dengan membuat eretan

Membubut tirus dengan memutar eretan tidak dapat dilakukan secara otomatis,
tetapi harung manual dengan kata lain menggunakan tangan. Untuk memberi
sudut yang kita bubut dapat menggunakan rumus:

11
Dd
T ga 
2p

Dimana : D : Diameter besar

d : Diameter kecil

x : Panjang tirus

Juga bisa dengan rumus:

1
T g a  ( D  d ) / p atau
2

T g a  (D  d ) / 2

Dimana : a : Sudut pergeseran eretan atas

d : Diameter terkecil p : Panjang bagian atas

2.1.4 Operasi Mesin Bubut

Berbagai jenis operasi mesin bubut (selain operasi pembubutan biasa) ditunjukkan

dalam gambar 2.9 :

a) Pembubutan muka (facing); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja

yang berputar untuk mendapatkan permukaan yang datar.

b) Pembubutan tirus (taper turning); perkakas dihantarkan dengan membentuk

sudut tertentu terhadap sumbu putar sehingga diperoleh bentuk konis.

c) Pembubutan kontour (contour turning); perkakas dihantarkan dengan

mengikuti garis bentuk tertentu sehingga diperoleh benda dengan kontour yang

sesuai dengan garis bentuk tersebut.

d) Pembubutan bentuk (form turning); menggunakan perkakas yang memiliki

bentuk tertentu dan dihantarkan dengan cara menekankan perkakas tersebut

secara radial ke bendakerja.

12
Gambar 2.9Operasi pemesinan yang lain dengan menggunakan mesin bubut

e.Pembubutan tepi (chamfering); tepi perkakas potong digunakan untuk

memotong tepi ujung silinder dengan sudut potong tetentu.

f. Pemotongan (cutoff); perkakas dihantarkan secara radial ke bendakerja yang

berputar pada suatu lokasi tertentu sehingga memotong bendakerja tersebut.

g. Penguliran (threading); perkakas yang runcing dihantarkan secara linear

memotong permukaan luar bendakerja yang berputar dalam arah yang sejajar

dengan sumbu putar dengan kecepatan hantaran tertentu sehingga terbentuk ulir

pada silinder.h.

h. Pengeboran (boring); perkakas mata tunggal dihantarkan secara linear, sejajar

dengan sumbu putar, pada diameter dalam suatu lubang bendakerja yang telah

dibuat sebelumnya.

i. Penggurdian (drilling); penggurdian dapat dilakukan dengan mesin bubut,

dengan menghantarkan gurdi ke bendakerja yang berputar sepanjang sumbu

13
putarnya. Perluasan lubang (reaming) dapat juga dilakukan dengan cara yang

sama.

j. Knurling, merupakan operasi pembentukan logam untuk menghasilkan pola

lubang palka menyilang pada permukaan luar bendakerja.

2.1.4 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membubut

Hal-hal yang harusdiperhatikanpadasaatproses pembubutan berlangsung,

a) Pasang benda kerja pada cekam (chuck) cukup kuat, artinya tidak lepas

waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.


b) Periksa kedudukan benda kerja tersebut saat cekam diputar dengan

tangaan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda kerja tidak

oleng atau simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang

membahayakan dan merusak mesin.


c) Atur kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada
titik senter dari kepala lepas. Untuk mengatur posisi tersebut dapat
menggunakan ganjal plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat
model perahu (American tool post) kemudian lanjutkan membubut benda
kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

14
2.1 Mesin Frais (Milling Machine)
2.2.1 Pengertian Mesin Frais

Mesin frais adalah mesin tools yang digunakan secara akurat untuk
menghasilkan satu atau lebih pengerjaan permukaan benda dengan menggunakan
satu atau lebih alat potong. Benda kerja dipegang dengan aman pada meja
benda kerja dari mesin atau dalam sebuah alat pemegang khusus yang dijepit
atau dipasang pada meja mesin. Selanjutnya benda kerja dikontakkan dengan
pemotong yang bergerak maju mundur. Mesin frais merupakan mesin potong yang
dapat digunakan untuk berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda datar
dan permukaan yang memiliki bentuk yang tidak beraturan, roda gigi dan kepala
baut, boring, reaming. Kemampuan untuk melakukan berbagai macam
pekerjaan membuat mesin frais merupakan salah satu mesin yang sangat penting
dalam bengkel kerja. (Stefford, 1986)

Memfrais adalah mengerjakan logam dengan mesin yang mempergunakan


pemotong berputar yang mempunyai sejumlah mata pemotong. Alat ini
kenal sebagai pisau frais. Mesin Frais ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun
1818. Frais ini melakukan produksi suku cadang duplikat yang pertama dengan
pengendalikan secara mekanis arah dan gerakan potong dari perkakas mata potong

15
jamak yang berputar. Mesin frais melepaskan logam ketika benda kerja
dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar, kecuali untuk putaran, pemotng
berbentuk bulat tidak mempunyai gerakan lain. Pemotong frais memiliki satu
deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai
pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang pada meja yang
mengendalikan hantarannya terhadap pemotong. Dalam mesin pada umumnya
terdapat tiga kemungkinan gerakan meja longitudinal, menyilang dan vertikal,
tetapi pada beberapa meja juga dimiliki gerakan putar.

Mesin frais adalah yang paling mampu melakukan banyak tugas dari
segala mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesin
dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, celah, roda gigi dan
ceruk dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat frais,
pelumas lubang dan bor dapat dipegang dalam soket arbor dengan melepaskan
pemotong dan orbor. Karena semua gerakan meja mempunyai penyetelan
mikrometer, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat diberi jarak secara
tepat. Operasi pada umumnya yang dilakukan oleh sekrap, kempa gurdi, mesin
pemotong roda gigi dan mesin pelumas lubang dapat dilakuan pada mesin frais.
Mesin ini membuat penyelesaian dan lubang yang lebih baik sampai batas
ketelitian dengan jauh lebih mudah dari pada sekrap. Pemotongan berat dapat
diambil tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau ketepatannya.
Pemotonganya efesien pada gerakannya dan dapat dipakai untuk waktu yang lama
sampai perlu diasah kembali. Dalam kasus pada umumnya, benda kerja
diselesaikan dalam satu lantaran dari meja. Keuntungan ini ditambah dengan
ketersediaan dari pemotogan yang sangat beraneka ragam membuat mesin frais
sangat penting dalam bengkel dan ruang perkakas. (B.H. Amstead, 1981)

16
Gambar 2.10 Mesin Frais

2.2.2 Bagian-bagian Mesin Frais

Gambar 2.11
a. Badan, adalah bagian yang menahan seluruh bagian dari mesin dimana
dalamnya terdapat motor penggerak, roda gigi dan tempat minyak pelumas.
Bagianbadan mesin frais harus terpasang kuat pada tempatnya dan diberi
landasan untuk mengurangi getaran.

b. Spindel, adalah bagian mesin frais yang utama di tempat kedudukan air tor, poros
dimasukkan kedalam lubang faksi dan diangkut dengan baut pengikat yang
letaknya di ujung lubang, jika faksi berputar maka akan ikut berputar juga.

17
c. Lengan, berfungsi sebagai tempat kedudukan penopang atau penahan ujung poros
frais, dan letaknya pada bagian paling atas pada mesin dan kedudukannya dapat
diatur atau digeser, pada suatu pengerjaan tertentu lengan ini kadang-kadang
tidak dipakai karena menghalangi peralatan yang dipakai.

d. Eretan Meja, adalah bagian yang menyokong meja dan terpasang diatas lutut.
Bagian bawahnya berbentuk sambungan ekor burung yang menghubungkan
bagian atas lutut yang bagian atasnya terdapat bantalan penahan meja.

e. Meja Frais, berfungsi sebagai tempat kedudukan benda kerja yang akan di frais
dimana permukaannya rata. Meja ini dapat digerakkan secara horizontal dengan
bantuan eretan dan juga dapat digerakkan secara vertikal.

2.2.3Macam-Macam Mesin Frais

a. Mesin Frais Horizontal

Gambar 2.12

Mesin ini dibentuk sedemikian rupa sehingga meja kerja dapat

digerakkan longitudinal maju mundur, secara manual maupun otomatis.

Kedudukan sumbunya (spindel) kearah datar (horizontal).

18
Mesin frais horizontal, alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang

mendukung seluruh komponen dan dibaut fondasi serta berfungsi untuk

menampung cairan pendingin yang mengalir ke bawah, dimana di dalam

kolom (coulumn) terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut

untuk kemudian disirkualsi lagi ke atas meja (table).

Pada bagian kolom yang mendukung seluruh rangka terdapat kotak

roda gigi kecepatan, motor dengan sabuk transmisi. Kolom ini adalah

merupakan komponen utama mesin frais yang berbentuk box dimana lengan

mesin (overarm) dan spindel tempat memasang poros arbor.

b. Mesin Frais Vertikal

Gambar 2.13

Sesuai dengan namanya, yang dimaksud verticalsebenarnya adalah poros

spindelnya yang dikonstruksikan dalam posisi tegak. Semua bagian yang

terdapat pada mesin frais tegak sama seperti pada mesin frais horizontal

hanya saja posisi spindelnya tegak.

19
Kepala mesin yang tegak dapatdiputar kekiri atau ke kanan serta dapat

digerakkan naik, sehingga mesin dapat digunakan untuk membuat benda

kerja yang tidak dapat dilakukan dengan mesin freis datar. Mesin freis jenis

sangat sesuai untuk membuat bentuk alur alur ekor burung (dovetail ), alur

tanpa ujung (blind slot), alur T.

c. Mesin Frais Universal

Gambar 2.14

Konstruksi mesin freis universal tidak berbeda dengan mesin freis datar,

perbedaannya hanya terletak pada mejanya. Meja mesin dapat digeser

(diputar) sehingga membentuk sudut (swivel), disamping dapat bergerak

mendatar dan tegak. Oleh karena itu mesin freis universal sering digunakan

20
untuk membuat benda kerja roda gigi spiral (heliks). Sumbu utama (spindel)

gaungan bidang vertikal & horizontal.

Jadi frais universal adalah salah satu jenis mesin frais yang dapat

digunakan pada posisi tegak (vertical) dan mendatar (horizontal) dan memilki

meja yang dapat digeser/diputar pada kapasitas tertentu.

2.2.4 Perlengkapan Mesin Frais

a) Ragum
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum
dibagi menjadi 3 jenis, antara lain: ragum biasa, ragum berputar, dan
ragum universal.
1) Ragum Biasa
Ragum biasa digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya
sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar
saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi
benda kerja yang akan difrais. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat
kuat dengan mur baut ke meja mesin freis.
2) Ragum Berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk
sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa
tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga
sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin frais
secara horizontal yang diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian
tengahnya terdapat skala nonius yang dapat digunakan untuk
menentukan sudut putaran yang dikehendaki.
3) Ragum Universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur
letaknya baik secara horizontal maupun vertikal. Ragum universal dapat
mengatur sudut benda kerja yang akan dikerjakan dalam berbagai posisi.

21
Sehingga pegerjaan benda kerja dapat dari arah vertical maupun
horizontal.

Gambar 2.15

b) Kepala Pembagi

Gambar 2.16
Digunakan untuk mendapatkan pembagian jarak yang sama antara
masing-masing. Pada kepala pembagi ada dua komponen, yaitu komponen
utama, terdiri dari komponen yang melaksanakan pembagian dan komponen
pendukung terdiri dari kepala lepas dan roda gigi.Bagian unit utama kepala
pembagi dilengkapi dengan piring pembagi yang berlobang dan engkol pembagi
yang berhubungan langsung dengan poros ulir cacing yang sekaligus memutar
cekam benda kerja dengan perantaraan roda gigi cacing. Jumlah gigi roda gigi
cacing adalah 40 buah. Perbandingan putaran engkol pembagi dengan putaran
roda gigi cacing (poros pemegang benda kerja) adalah 40 : 1. artinya bila 40 kali
putaran engkol piring pembagi diputar, maka poros roda gigi cacing akan
berputar 1 kali putaran penuh.

c) Stub Adaptor

22
Gambar 2.17
Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cuttersebelum dipasang
pada sarung tirus pada sumbu utama. Dipasang pada mesin freis tegak, Alat ini
digunakan untuk memegang pisau freis yang pendek dan berlubang serta
beralur misalnya Face Mill Cutter .
d) Arbor

Pisau pada mesin frais horizontal dipasang pada arbor yang posisinya
diatur dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan
untuk mesin frais horisontal saja. Alat ini ini bentuknya bulat panjang dan
sepanjang badannya beralur untuk pasak. Bagian ujung berbentuk tirus dan
ujung lainnya berulir. Poros freis dilengkapi dengan cincin-cincin (collar) dan
terpasang pada badang poros. Cincin ini berfungsi sebagai pengunci/pengikat
pisau freis yang terpasang diantara cincin-cincin tersebut. U mumnya pisau
freis yang terpasang berbentuk panjang dan ditengahnya berlubang dan beralur
untuk pasak, misalnya Plain Mill Cutter , pisau freis roda gigi, atau yang
lainnya.

Gambar 2.18

e) Kolet

Gambar 2.19

23
Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus. Bentuk

alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk memegang

pisau freis yang berbentuk jari (End Mill Cutter).

24
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat

Alat dan bahan pada praktikum kali ini diantaranya yaitu:

1. Aluminium berbentuk silinder


2. Center drill
3. Jangka sorong
4. Kunci pas
5. Kuas
6. Kunci cekam
7. Mesin bubut
8. Mesin frais
9. Resin, untuk membuat roda giginya

3.2 Flow Chart

25
(Pembubutan) start

desain

Menyiapkan alat dan


bahan

Memasang benda
kerja pada chuck

Membubut rata
muka

Membubut rata
memanjang

Membubut tirus

Membubut ulir

finish

Flow Chart (Milling)


Produk
start
26
desain

Menyiapkan alat dan


bahan

Memasang benda
kerja pada chuck

Memasang benda
kerja pada chuck

Mengatur piring
pembagi

Mulai mengefrais

finish

Produk
BAB IV

27
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Mesin Bubut

4.1.1 Cara Menjalankan Mesin Bubut


1. Pasang benda kerja pada cekam dan pasang senter
2. Pasang pahat pemotong (cutting tool) sejajar dengan senter
3. Atur kecepatan putar cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur putaran
sesuai dengan table kecepatan
4. Putar posisi main switck pada posisi ON
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotongan dengan menggerakan (memutar) salah satu pemutar
eretan
7. Jika ingin menginginkan langkah otomatis,putar tuas otomatis kekanan
penuh,maka eretan bergerak sejajar sumbu benda kerja.jika tuas otomatis
diputar kekiri penuh maka eretan akan bergerak tegak lurus terhadapsumbu
benda kerja

4.1.2Langkah Kerja

Bahan : Alumunium Dengan Ø32 mm dan panjang 120 mm

Batang Poros
1. Meletakan benda kerja pada cekam di mesin bubut.
2. Mensenter benda kerja.
3. Membubut benda kerja dengan Memmbubut bagian laur benda kerja sampai
tersisa diameter benda kerja ∅26 mm dengan panjang 100 mm dan diameter
∅32 dengan panjang 5mm.
4. Adapun gambar dan pengukuran lebih lengkap dapat dilihat pada sketsa gambar
di bawah ini.

28
Gambar 4.7 Hasil akhir (Batang poros)

3.3 Perhitungan
 Mesin Bubut
1. Pembubutan muka rata pertama  = 32 mm, dari tebal = 32mm menjadi =26
mm.
a. Kecepatan potong (Cs)
 .D.n (3,14) 32(500)
Cs = = = 50.24mm/menit
1000 1000
Dimana : D : Diameter Benda Kerja

N : Putaran Mesin (rpm)

b. Tebal Potong (t)


Dd 32  26
t= = = 3 mm
2 2
Dimana : D : Diameter benda sebelum dipotong (mm)

29
d : Diameter benda kerja setelah pemotongan (mm)

c. Gaya Pemotongan (Pz)


Pz = k . t . sm
= 64 (3) (0,163) 0,75
= 49.25Kj
Dimana : K : Kooefisien potong (mm)

t : Tebal pemotongan (mm)

m : Eksponen

d. Daya Pemotongan (i)


Pz .Cs ( 49.25) x50.24
Nc = = = 0.59 Hp
4200 4200
Dimana : Cs : Kecepatan potong

e. Jumlah Pemotongan (i)


t 3
Nc = f  1 = 3 kali

3. Pembubutan muka dengan L= 120 mm menjadi L= 105


 .D.n (3,14) 32. 500 mm
a. cs = = = 50.24
1000 1000 menit
b. t = 120 mm – 105 mm = 15 mm
c. Pz = K . t . sm
= 94 (15) (0,163)0,75
= 361.709 Kj
t 15
d. i = f = = 15 kali
1
Pz.Cs (361.709 )(50.24)
e. Nc2 = = = 4.32 Hp
4200 4200
L.i 16,5.15
f. Tms = = (0,163).500 = 9.11 menit
s.n

30
L = Lv + Lw + Ln
= 1,25 + 32,5 + 1,25
= 35 mm
g. Waktu kembali 15 detik
Tm6 = 15 detik = 0,25 menit

4.1.3 Perhitungan Mesin Bubut


a. Kecepatan potong

 .D.N
Cs 
1000

Dimana : D : Diameter Benda Kerja

N : Putaran Mesin (rpm)

b. Tebal Potong

Dd
t
2

Dimana : D : Diameter benda sebelum dipotong (mm)

d : Diameter benda kerja setelah pemotongan (mm)

c. Jumlah langkah potongan

n.L.(1  m)  mm 
Cs  ... ...  
1000  mt 

Dimana : n : Puteran Mesin (rpm)

L : Panjang langkah pemotongan

m : Eksponen

d. Waktu Pengerjaan

31
iI
Tm 
 .n

Dimana : I : Panjang langkah pemotongan (mm)

i : Jumlah pemotongan

 : Feed motion (mm/pvt)

e. Gaya Pemotongan

Pz = k. t. m8 … . (kg)

Dimana : K : Kooefisien potong (mm)

t : Tebal pemotongan (mm)

m : Eksponen

f. Daya Pemotongan

Pz.Cs
Nc 
60,75

Dimana : Cs : Kecepatan potong

g. Daya Motor Listrik

E = p. t … .. (kw)

Dimana : P : Daya Listrik (z)

t : Waktu (mt)

i : Gaya aksial

h. Gaya Aksial

Pz.z
Px 
d

32
Dimana : Pz : Gaya pemotong (kg)

z : Pemotongan

4.1.5 Pembahasan Mesin Bubut


Pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan

digunakan, kemudian memasang benda kerja pada chuck dan pasang senter,

pasang pahat pemotong (cutting tool) sejajar dengan senter, atur kecepatan putar

cekam dengan mengubah posisi tuas pengatur putaran sesuai dengan table

kecepatan, hidupkan motor dengan menekan tombol ON, langkah pembubutan

dengan menggerakkan salah satu pemutar eretan, jika menginginkan langkah

secara otomatis maka putar tuas otomatis kekanan penuh, maka eretan bergerak

sejaja rsumbu benda kerja.


4.2 Mesin Frais

4.2.1 Cara Menjalankan Mesin Frais

1. Pasang cekam (ragum)pada meja,pasang pahat pemotong pada spidle


2. Tepatkan posisi benda kerja di bawah pahat pemotong dengan memutar
hendle longitudinal dan penggerak lintang
3. Naikan posisi benda kerja sampai ujung pemotong menyinggung benda kerja
dengan memutar handle vertical
4. Geser benda kerja menjauh dari pahat pemotong
5. Hidupkan motor dengan menekan tombol ON
6. Langkah pemotong dengan memutar handle longitudinal atau penggerak
lintang

4.2.2 Langkah Kerja


1. Pasangbendakerjapadarangkaian yang telahdisiapkan
2. Masukkan poros pada lubang dangan pas / presisi
3. Cekam poros agar keadaan gear vertical untuk memudahkan pemotongan
secara horizontal yang membetuk gear
4. Atur kecepatan dan putaran pada mesin frais agar gear terbentuk secara
merata.
5. Aturjumlahgigi yang akandibuat.
6. Nyalakandan proses akanberjalanlakukansecarakontinyu.

33
Gambar 4.8 Hasil akhir(Gigi)
4.2.3 Perhitungan Mesin Frais

1. Kecepatan Putar (Sc)


 .D.n
Cs  m / menit
1000
2. Jumlah Potongan ™
t
i (Kali) f= depth of cut (mm)
f

3. Waktu Pemotongan ™
L.i
Tm  (menit) L = Panjang Benda Kerja
S .n

4. Momen Punter (m)


Pz.D
M 
2
5. Daya Mesin

Pz.Cs
Nc  (HP)
60.70

6. Untuk mencari gaya aksial yang terjadi :

Pz x z
Px 
9

34
Dimana :

Px : Gaya aksial (kg)

Pz : Gaya pemotong (kg)

z : Pemotong

7. Kecepatan Potong (Cutting Speed)


 .D.n
V=
1000
Dimana : V = Kecepatan Potong
D = Diameter pisau fraise (mm)
N = Putaran mesin (rpm)

8. Luas Penampang (a)


A=a.b
Dimana : a = Tebal geram
B = Lebar pemotongan
9. Gaya Tangensial
Pz = k . t . sm
Dimana : k = Koefisien pemotongan (mm)
t = Tebal pemotongan (mm)
s = Feed (mm/putaran)
m = Eksponen

4.2.4 Operasi Perhitungan MesinFrais


M = 2,25
1. PutaranPiringan (p)
40 40

p= z 23 = 1,74

2. Perhitungan mesin frais


a. Kecepatan potong

35
 .D.n (3,14).60.109 mm
cs = = = 20,54
1000 1000 menit

b. Gaya Tangensial
Pz = K.t.sm
= 94 (7,065)(0,163)0,75
= 170,37Kj
c. Moment punter (m)
Pz.D (170,37)60
m= = =5111,1 mm/Kj
2 2
d. Dayamesinfrais (Nc)
M .n (5111,1)(109)
Nc = = = 0,97Hp
574000 574000
e. Waktu pemotongan (tc)
Lt
Tc =
n. f
Lt = Lv + Lw + Ln
Lv = a (d-a)
= 4,5 (58,5 – 4,5)
= 243
= 15,6 mm
Lw = 50 mm
d 58,5
Ln = = = 29,25 mm
z 2
Lt = Lv + Lw + Ln = 15,6 + 50 + 29,25 = 94,8594,85 mm
Lt 94,85
tc = = = 0,87 menit f=1
n. f 109,1
Waktu setting 2 menit sehingga total : 0,87 + 2; 2,87 menit dan karena jumlah
gigi 24 maka Tctotal= 24 x (2,87)= 68,88 menit= ± 70 menit

4.2.5 Pembahasan mesin frais

36
Mempersiapakan peralatan dan bahan yang akan digunakan, pasang cekam
(ragum) pada meja, piringan pemotong pada spindle, tepatkan benda kerja dibawah
pahat pemotong dengan memutar handle longitudinal dan penggerak lintang, naikkan
posisi benda kerja sampai ujung pemotong menyinggung benda kerja dengan
memutar handle vertical, geser benda kerja dari pahat pemotong, hidupkan tombol
dengan menekan tombol ON, langkah pemotongan dengan menggerakkan
handle longitudinal atau penggerak lintang.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

37
Untuk membuat benda kerja kita juga terlebih dahulu harus mngetahui prinsip
kerja dari mesin perkakas yang akan kita gunakan.Pada praktikum Proses Produksi
II kita menggunakan mesin bubut untuk membuat benda kerja berupa poros
bertingkat serta kita juga menggunakkan mesin frais untuk membuat benda kerja
berupa roda gigi yang berbahan dasar raisin.

Adapun tahapan yang dikerjakan untuk membuat benda kerja poros bertingkat
dengan mesin bubut yaitu kita harus berulang kali melakukan pembubutan muka
sampai dengan diameter yang diinginkan sampai dengan tahapan pembentukkan tirus
dan ulir.Berbeda dengan tahapan pembuatan poros proses pembuatan roda gigi
dengan mesin frais lebih kontinyu dalam proses pengerjaannya.

5.2 Saran

Kami mengharapkan suatu peningkatan pada mesin yang digunakan. Seperti

pembaharuan mesin-mesin dan alat-alat di laboratorium. Dengan pembaharuan mesin

dan alat, wawasan mahasiswa pasti akan berkembang. Karena tidak terpaku pada

mesin dan alat yang sudah tidak terlalu canggih. Oleh karena itu, diharapkan ditahun-

tahun mendatang mesin dan alat laboratorium diperbaharui.

DAFTAR PUSTAKA

 Artikel non personal,Mesin Bubut,Wikipedia Bahasa Indonesia,


http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut, diakses 24 Mei 2016

38
 Suhdi,2009 ,Pemesinan Bubuthttp://pemesinan-bubut.blogspot.com/,diakses 24

Mei 2016
 Eko Setiawan,2011,Bagian-Bagian Mesin Bubut http://eko-m228.blogspot.com/,

diakses 27 Mei 2016


 Fadly Bactiar,2011,Mesin Frais(Milling

Machine)http://fadlybachtiar.blogspot.com ,diakses 27 Mei 2016


 Epin Muhardani,2012,Makalah Mesin Fraishttp://epinmuhardan.blogspot.com ,

diakses 1 juni 2016

39

Anda mungkin juga menyukai