PENDAHULUAN
penunjang serologis dan pencitraan, baik dengan tomografi komputer (CT Scan)
demikian gambaran yang dianggap khas yaitu lesi otak fokal tunggal atau multipel
yang menyangat bagian tepi menyerupai cincin, dengan lokasi tersering pada
AIDS secara dramatis meningkat tajam. Menurut Menkes RI, jumlah penderita
kelainan neurologis. Kelainan neurologis yang sering terjadi pada penderita yang
1
criptococcal, citomegalovirus CMV ensefalitis dan progressive multifocal
leukoencephalopathy.4
Infeksi oportunistik SSP yang paling sering pada penderita HIV adalah
IgG antibody Toxoplasma yang tinggi (70%) pada penduduk kota Jakarta.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Toxoplasmosis Cerebri
1. Definisi
parasit Toxoplasma gondi iyang dibawa oleh kucing, burung dan hewan lain
yang dapat ditemukan pada tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang
2. Etiologi
dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit),
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan
ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan
mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan
beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. Bentuk ini terdapat
manusia dan kucing sebagai hospes definitif. Takizoit dapat memasuki tiap sel
yang berinti.3
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah
hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi
3
kira-kira 3000 bradizoit.Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur
hidup terutama otak, otot jantung, dan otot bergaris.Di otak bentuk kista
lonjong atau bulat, tetapi di dalam otot bentuk kista mengikuti bentul sel
otot.Kista ini merupakan bentuk istirahat dari T.gondii. Pada infeksi kronis
kista dapat ditemukan dalam jaringan organ tubuh dan terutama di otak.3
bulat atau oval, jarang ditemukan dalam darah perifer, tetapi sering ditemukan
dalam jumlah besar pada organ-organ tubuh seperti pada jaringan hati, limpa,
sumsum tulang, otak, ginjal, urat daging, jantung dan urat daging licin
lainnya.4
3. Epidemiologi
4
yang terinfeksi HIV akan berkembang menjadi kelainan neurologis. Kelainan
neurologis yang sering terjadi pada penderita yang terinfeksi HIV adalah
4. Daur Hidup
Bentuk akhir dari parasit diproduksi selama siklus seksual pada usus halus
terinfeksinya sel epitel usus halus oleh bradyzoites atau sporozoites secara
ini dapat bertahan sepanjang hidup pejamu dan berpredileksi untuk menetap
terinfeksi dankucing tertelan daging yang mengandung tissue cyst, maka masa
sel epitel usus halus akan terbentuk lagi sehingga terbentuk ookista yang akan
5
20 hari dan jarang berulang.Oocyst menjadi infeksius setelah diekskresikan
dan terjadi sporulasi. Lamanya proses ini tergantung dari kondisi lingkungan,
Transmisi pada manusia terutama terjadi bila makan daging babi atau
tapi dapat dirusak dengan pemanasan sampai 67oC, didinginkan sampai –20oC
atau oleh iradiasi gamma. Bisa juga dari sayur yang terkontaminasi ataukontak
imunitas tubuhyang rendah dapat terjadi reaktivasi dari infeksi laten. yang
6
akan mengakibatkantimbulnya infeksi oportunistik dengan predileksi di otak.
5. Patofisiologi
Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam tubuh akan terjadi proses yang
terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang organ dan
Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan
rase kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan syaraf,
7
Sekitar 10-20 % dari wanita hamil yang terinfeksi dengan T. gondii
Jika ibu memperoleh infeksi pada trimester pertama dan ia tidak diobati,
risiko infeksi pada janin adalah sekitar 14-17%, dan toksoplasmosis pada bayi
biasanya parah. Jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga dan ia tidak diobati,
risiko infeksi pada janin adalah sekitar 59-65%, dan keterlibatannya ringan atau
tidak jelas pada bayi. Hal ini terjadi karena tingkat yang berbeda dari transmisi
membatasi parasitemia.
kematian neonatal. Pada sekitar 67-80% bayi yang sebelum lahir terinfeksi,
akan terjadi infeksi subklinis dan hanya dapat didiagnosis dengan menggunakan
janin atau cairan amnion. Meskipun bayi ini tampak sehat saat lahir, mereka
8
HIV mempunyai target sel utama yaitu sel limfosit T-4, yang mempunyai
reseptor CD4. Beberapa sel lain yang juga mempunyai reseptor CD4 adalah:
sel monosit, sel makrofag, sel folikular dendritik, sel retina, sel leher rahim,
fungsional dan kualitas kekebalan tubuh limfosit CD4 oleh HIV dimediasi
kematian sel dengan meningkatkan tingkat apoptosis pada sel yang terinfeksi.
ekspresi dari CD 154 sebagai respon terhadap T gondii. Hal ini memainkan
infeksi HIV.
9
secara morfologis mirip dengan takizoit tapi bereplikasi lebih lambat.
Bradyzoites membentuk kista yang berdiam di dalam otak , jantung, dan otot
rangka dari tuan rumah untuk sisa hidup mereka. Hasilnya adalah infeksi fase
pada pasien HIV, terutama ketika penurunan hitung CD4 bawah 100 sel/uL.
virus HIV dengan CD4 T sel < 100/mL.Pada pasien yang terinfeksi HIV,
adanya infeksi oportunistik. Pada pasien dengan CD4 < 200 sel/mL
10
6. Gambaran klinis 8,10
Pada manusia dewasa dengan daya tahan tubuh yang baik biasanya hanya
berat, meskipun jarang, dapat terjadi sakit kepala, muntah, depresi, nyeri otot,
kejang.
11
Sesudah terjadi penularan, parasit dengan perantara aliran darah akan
belakang, mata, paru-paru, hati, limpa, sumsum ulang, kelenjar limfe dan otot
jantung.
yang timbul dapat berupa defisit neurologis fokal (69%), nyeri kepala (55%),
bingung/kacau (52%), dan kejang (29%). Pada suatu studi didapatkan adanya
tanda ensefalitis global dengan perubahan status mental pada 75% kasus,
adanya defisit neurologis pada 70% kasus, Nyeri kepala pada 50% kasus,
demam pada 45% kasus dan kejang pada 30% kasus. Defisit neurologis yang
neuropsikiatri.
kelainan patologi yang terjadi yang dapat digolongkan menjadi dua kelompok
didapat.
Kelainan yang terjadi pada janin pada umumnya sangat berat dan bahkan
bisa fatal oleh karena parasit tersebar di berbagai organ-organ terutama pada
sistem susunan sarafnya.Kelainan yang terjadi sangat jelas terlihat dan yang
12
hidrosefalus atau mikrosefalus dan psikomotor.Kalsifikasi serebral dan
limfatik berupa limfadenitis disertai dengan demam, kelainan pada kulit yang
berupa ruam kulit makulopapuler yang mirip ruam kulit pada demam tifus,
terjadi miokarditis dan terjadi pula pembesaran hati dan limpa. Kelainan-
anak sedangkan kelainan limfatik menyerang anak berumur antara 5-15 tahun.
7.Diagnosis 4,8,11
The Sabin - Feldman dye test adalah tes netralisasi sensitif dan spesifik untuk
13
7.1.2. Uji ELISA
Hasil dari IgM ELISA lebih sensitif dan spesifik dibandingkan dengan hasil
daripada pemeriksaan spesifik IgM dan atau IgA yang dideteksi dengan alat tes
immunocapture.10
Titer antibodi spesifik IgG akan mencapai puncak setelah 1-2 bulan setelah
infeksi dan akan terus positif sampai waktu yang tidak bisa ditentukan yang
sedang terjadi reaktivasi. Sedangkan antibodi spesifik IgM akan mencapai puncak
setelah 2 minggu onset infeksi dan akan menurun setelah 1 bulan dan biasanya
tidak terdeteksi setelah 6-9 bulan berikutnya, jika positif menandakan infeksi
tersebut primer.
Hasil tes aviditas IgG dapat membantu untuk membedakan pasien dengan
infeksi akut dan orang-orang dengan infeksi kronis yang lebih baik daripada tes
alternatif lainnya, seperti tes yang mengukur antibodi IgM . Seperti halnya untuk
tes antibodi IgM merupakan tes aviditas yang paling berguna bila dilakukan di
awal kehamilan.11
IgG diproduksi pada awal infeksi dan mengikat T.gondii antigen lebih lemah
aviditas tinggi menunjukkan infeksi yang lama atau infeksi yang baru didapat. Tes
14
ini dapat membantu dalam pengaturan kehamilan karena waktu infeksi memiliki
nilai dalam menentukan prognostis. Sebuah pola jangka panjang yang terjadi pada
toksoplasmosis tidak jelas pada pasien denganperubahan status mental atau fitur
sel darah putih yang sedikit meningkat dengan mononuklear predominan dan
elevasi protein.8
dapat juga positif pada cairan bronkoalveolar dan cairan vitreus atau aquos humor
dari penderita toksoplasmosis yang terinfeksi HIV. Adanya PCR yang positif pada
jaringan otak tidak berarti terdapat infeksi aktif karena tissue cyst dapat bertahan
cincin atau penyengatan homogen dan disertai edema vasogenik pada jaringan
sekitarnya. Toksoplasma cerebri jarang muncul dengan lesi tunggal atau tanpa
15
lesi, seperti ringlike patternpada 70-80% kasus.Lesi ini berpredileksi di ganglia
8.Pencegahan4,8
1. Daging yang akan dikonsumsi hendaknya daging yang sudah diradiasi atau
yang sudah dimasak pada suhu 150°F (66°C),sedangkan pada daging yang
2. Ibu hamil yang belum diketahui telah mempunyai antibodi terhadap toxoplasma
gondi, dianjurkan untuk tidak kontak dengan kucing dan tidak membersihkan
tempat sampah. Pakailah sarung tangan karet dan cucilah tangan selalu setelah
makanan kaleng atau makanan yang telah dimasak dengan baik dan jangan
4. Cucilah tangan dengan benar sebelum makan dan sesudah menjamah daging
5. Awasi kucing liar, jangan biarkan kucing tersebut membuang kotoran ditempat
bermain anak-anak
16
9. Penatalaksanaan4
penggunaan terapi empirik pada pasien yang diduga ensefalitis toxoplasma selama
2 minggu, kemudian dimonitor lagi setelah 2 minggu, bila ada perbaikan secara
ditegakkan dan terapi ini dapat di teruskan. Lebih dari 90% pasien menunjukkan
perbaikan klinis dan radiologik setelah diberikan terapi inisial selama 10-14
hari.Jika tidak ada perbaikan lesi setelah 2 minggu, diindikasikan untuk dilakukan
biopsi otak.
sulfadiazin 1-1,5 g tiap 6 jam. Pasien yang alergi terhadap sulfa dapat diberikan
bulan untuk melihat hilangnya lesi pada monitoring radiologi. Sementara Roemer
tunggal belum ditetapkan di uji klinis acak. Madi et al. menunjukkan adanya
17
perbaikan klinis dalam waktu 48 jam dan lesi diselesaikan sepenuhnya dalam
waktu 3 minggu. Terlihat sebuah respon positif terhadap pengobatan baik secara
klinis dan radiologis. Toksoplasmosis otak dapat diobati dengan klindamisin tanpa
pyrimethamine dalam pengaturan sumber daya miskin negara dan pada pasien
Azitromycin 1200 mg/hr, atau claritromicin 1 gram tiap 12 jam, atau atovaquone
750 mg tiap 6 jam. Terapi ini diberikan selam 4-6 minggu atau 3 minggu setelah
spiramycin yang dianjurkan ialah 2-4 gram sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali
pertama dengan spiramycin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3 minggu
sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan
Terapi anti retro viral (ARV) diindikasikan pada penderita yang terinfeksi
HIV dengan CD4 kurang dari 350-500 sel/mL, dengan gejala (AIDS). Atau
individu yang memiliki HIV dan TB aktif, chronic liver disease, atau orang-orang
terdekat yang berpotensi untuk terjangkit penyakit.First line ART harus memiliki
18
nucleoside reverse transcriptase inhibitor) contoh yang direkomedasikan
19
Tabel 2. Regimen ARV14
Tindak lanjut CT scan / MRI harus dilakukan sekitar 21 hari setelah mulai
doksisiklin. Harus diingat bahwa pasien yang gagal merespon pengobatan anti-
20
limfoma, tuberkuloma, atau progresif multi-fokal leucoencephalopathy. Biopsi
pengobatan.4
10. Prognosis
orang dengan infeksi HIV yang tidak terdiagnosis memiliki persentase yang sama
dari mereka yang didiagnosis terlambat. Kematian sering terjadi dalam 14 bulan
Mengingat angka relaps yang sangat tinggi Kovacs dan Masur menganjurkan
21
Nama : Tn.G
BP+B20
PH :1
Sikap : Kooperatif
dan kemudian tidak dapat bangun sendiri. Pasien tidak pernah seperti ini
sebelumnya. Mual muntah (-), sakit kepala (-). Selain lemah, pasien juga
kerumah.
RPD: -
RPK: -
KU : TSS
KES : Composmentis
GCS : E4V5M6
22
TD : 100/60 mmHg
N : 84x / menit
S :36,6℃
RR :28x/menit
Status generalis
Kepala Normocephali
Mata Isokor/isokor
3mm/3mm
RCL: +/+
RCTL +/+
Conjunctiva anemi-/-
23
Palpasi : nyeri tekan -
kelamin
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : -
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Refleks fisiologis
Biceph : ++/++
Triceph : ++/++
Brachioradialis : ++/++
Brachioulnaris : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
Refleks Patologis
Babinsky : -/+
Chadock : -/-
24
Opphenheim : -/-
Gordon : -/-
Schaffer : -/-
Rossolimo : -/-
Mendel : -/-
Hoffman-Tromner: -/-
Nervus Cranialis
N I (Olfaktorius)
o Penciuman : normosmia
N II (Optikus)
o Ptosis : -/-
o Eksoftalmus -/-
o Enoftalmus : -/-
25
o Deviasi konjugee : -/-
o Diplopia : -/-
o RCL : +/+
o RCTL : +/+
N V (Trigeminus)
o Buka tutup mulut : baik
o Mengigit :
o M.Temporal : Teraba
o M.Maseter : Teraba
o R. Kornea : +/+
o R. Maseter: +
N VII (Fasialis)
o Menyeringai : +
26
o 2/3 kecap lidah : +
o Lagoftalmus : -/-
o N VIII (Vestibulokoklearis)
o Vertigo : -
o Nistagmus : -/-
o Uvula : ditengah
o Disfoni : -
o Disartia : -
o R. oculocardiac: +
o R. sinus caroticus: +
o N. XI (Accesorius)
o Menoleh :+/+
o N XII (Hipoglosus)
27
o Atrofi: -
o Fasikulasi: -
o Tremor: -
DKO Motorik
Eutrofi
Normotonus
5555 3333
5555 5555
o Sensitivitas
o Eksteroseptik
o Nyeri
o Raba simetris
o Suhu
o Propioseptik
o Arah: baik
o Sikap: baik
o Gerak: baik
o Koordinasi
28
Statis
Dinamis
SSS 0 + 0 +0+0+6+0-12 = -6
o Tanda regresi
o R. Menggenggam: -
o R. menggigit: -
o R. menghisap: -
o Snout refleks: -
o Fungsi luhur
o Afek: serasi
o Memori: baik
o Visuospasial: baik
29
o Kognitif: baik
o Fungsi vegetatif
o Miksi : +
o Defekasi : +
o Keringat: +
o Saliva: +
o F. seks: SDN
A/
terkoreksi + BP + B20
P/
o Diet : Lunak
o Mm/ :
o Miniaspi 2x80 mg
30
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
(20/02/2018)
o Sucralfat 3x1 C PO
31
Hemoglobin 10.4 g/dl 14-16
32
PH darah 7.472 H mmHg 7.350-7.450
PCO-2 25.1 L mmHg 36-45
PO2 97.5 % 70-99
SATURASI 02 96.7 Mmol/L
BASE EXCESS 3.3 L Mmol/L -2.5-2.5
Follow up 27/02/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah dibadan bagian kiri. Batuk (+)
dengan dahak putih.
O/
o KU : TSS
o Kes : composmentis
o TD : 100/70 mmHg
o RR : 20x/mnt
o N : 71x/ mnt
o S : 36.3 C
o GCS : E4M6V5
o
Refleks fisiologis
o Biceps : +++/+++
o Triceps :++/++
o Brachioradialis :++/++
o Brachiulnaris :++/++
o KPR :++/++
o APR :++/++
Refleks patologis
o Babinsky : -/-
o Chadock : -/-
o Opphenheim : -/-
o Gordon : -/-
o Schaffer : -/-
o Rossolimo : -/-
o Mendel : -/-
o Klonus lutut : -/-
33
o Klonus kaki : -/-
o Hoffman-Tromner: -/-
o Rangsang Meningen
o Kaku kuduk : +
o Brudzinski I : -/-
o Brudzinski II : -/-
o Kerning : > 135 / < 135
o Laseque : >70 / <70
o N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
o Arcus faring: simetris
o Palatum molle: intak
o Disfoni: -
o Disfagi: -
o Batuk: -
o Menelan: +
o Refleks faring: +
o N. VII (facialis)
o Sikap wajah: simetris
o Mimik wajah: biasa
o Kerut dahi: +
o Angkat alis: +/+
o Lagoftalmus: -/-
o Menyeringai +/+
o Kembung pipi: +/+
o 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
o DKO Motorik: lateralisasi ke kiri
A/
o Dx klinis: hemiparese sinistra
Dx topis: hemisfer cerebri dextra
Dx etiologi: SOL brain ec susp infeksi susp TE + hipokalemia
terkoreksi + BP + B20
P/ Miniaspi 2x80 mg
o Dexamethason 3x1 amp mg IV
o As.Folat 1x1 tab PO
o Sucralfat 3x1 C PO
o INH 300mg 1x1 PO
o Cotri 2x2 PO
o Nystatin drop 3x1 PO
o Diazepam 5mg 3x1 PO
o Flukonazol 150mg 1x1 PO
o Clindamicin 600mg 4x1 PO
o Primetamin 2x5mg
34
35
Follow up 28/02/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan lemah dibadan bagian kiri. Batuk (+)
dengan dahak putih.
O/
o KU : TSS
o Kes : composmentis
o TD : 100/70 mmHg
o RR : 20x/mnt
o N : 71x/ mnt
o S : 36.3 C
o GCS : E4M6V5
Refleks fisiologis
o Biceps : +++/+++
o Triceps :++/++
o Brachioradialis :++/++
o Brachiulnaris :++/++
o KPR :++/++
o APR :++/++
Refleks patologis
o Babinsky : -/-
o Chadock : -/-
o Opphenheim : -/-
o Gordon : -/-
o Schaffer : -/-
o Rossolimo : -/-
o Mendel : -/-
o Klonus lutut : -/-
o Klonus kaki : -/-
o Hoffman-Tromner: -/-
Rangsang Meningen
o Kaku kuduk : +
o Brudzinski I : -/-
o Brudzinski II : -/-
o Kerning : > 135 / < 135
o Laseque : >70 / <70
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
o Arcus faring: simetris
o Palatum molle: intak
o Disfoni: -
o Disfagi: -
o Batuk: -
o Menelan: +
o Refleks faring: +
36
N. VII (facialis)
o Sikap wajah: simetris
o Mimik wajah: biasa
o Kerut dahi: +
o Angkat alis: +/+
o Lagoftalmus: -/-
o Menyeringai +/+
o Kembung pipi: +/+
o 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
DKO Motorik; lateralisasi ke kiri
A/
o Dx klinis: Hemiparese Sinistra
o Dx topis: Hemisphere cerebri dextra
o Dx etiologi:
SOL Brain e, toxoplasma gondii
hipokalemia
B20
Bronkopneumonia
P/
o Clobazam 5 mg 1x1
o Dexamethason 3x1
o Sucralfat syr 3x1
o Mystatin drop 4x1
o Asam folat 1x1
o Diazepam extra
o Flukonazol 150 mg 1x1
o Clindamysin 600 mg 4x1
o Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
Follow up 01/03/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan sakit kepala. Sakit kepala dirasakan hilang
timbul. Lemah separuh badan sebelah kiri (+), batuk (+) sputum putih
O/
o KU : TSB
o Kes :apatis
o TD : 120/60 mmHg
o RR : 15x/mnt
o N : 70x/ mnt
o S : 36.2 C
o GCS : E3M6V3
Refleks fisiologis
o Biceps : +++/+++
37
o Triceps :+++/+++
o Brachioradialis :++/++
o Brachiulnaris :++/++
o KPR :+++/+++
o APR :++/++
Refleks patologis
o Babinsky : -/-
o Chadock : -/-
o Opphenheim : -/-
o Gordon : -/-
o Schaffer : -/-
o Rossolimo : -/-
o Mendel : -/-
o Klonus lutut : -/-
o Klonus kaki : -/-
Rangsang Meningen
o Kaku kuduk : +
o Brudzinski I : -/-
o Brudzinski II : -/-
o Kerning : > 135 / < 135
o Laseque : >70 / <70
N. VII (facialis)
o Sikap wajah: simetris
o Mimik wajah: biasa
o Kerut dahi: +
o Angkat alis: +/+
o Lagoftalmus: -/-
o Menyeringai +/+
o Kembung pipi: +/+
o 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
o Arcus faring: simetris
o Palatum molle: intak
o Disfoni: -
o Disfagi: -
o Batuk: -
o Menelan: +
o Refleks faring: +
DKO Motorik;
o lateralisasi ke kiri
A/
o Dx klinis: Hemiparese Sinistra
o Dx topis: hemisphere cerebri dextra
o Dx etiologi:
- SOL Brain e, toxoplasma gondii
- hipokalemia
38
- B20
- Bronkopneumonia
P/
o Clobazam 5 mg 1x1
o Dexamethason 3x1
o Sucralfat syr 3x1
o Mystatin drop 4x1
o Asam folat 1x1
o Diazepam extra
o Flukonazol 150 mg 1x1
o Clindamysin 600 mg 4x1
o Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
Follow up 02/03/2018
S/ Pasien masih mengeluhkan sakit kepala. Sakit kepala dirasakan hilang
timbul. Lemah separuh badan sebelah kiri (+), batuk (+) sputum putih
O/
o KU : TSB
o Kes :apatis
o TD : 120/60 mmHg
o RR : 15x/mnt
o N : 70x/ mnt
o S : 36.2 C
o GCS : E3M6V3
Refleks fisiologis
o Biceps : +++/+++
o Triceps :+++/+++
o Brachioradialis :++/++
o Brachiulnaris :++/++
o KPR :+++/+++
o APR :++/++
Refleks patologis
o Babinsky : -/-
o Chadock : -/-
o Opphenheim : -/-
o Gordon : -/-
o Schaffer : -/-
o Rossolimo : -/-
o Mendel : -/-
o Klonus lutut : -/-
o Klonus kaki : -/-
39
Rangsang Meningen
o Kaku kuduk : +
o Brudzinski I : -/-
o Brudzinski II : -/-
o Kerning : > 135 / < 135
o Laseque : >70 / <70
N. VII (facialis)
o Sikap wajah: simetris
o Mimik wajah: biasa
o Kerut dahi: +
o Angkat alis: +/+
o Lagoftalmus: -/-
o Menyeringai +/+
o Kembung pipi: +/+
o 2/3 kecap lidah: sulit dinilai
N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus)
o Arcus faring: simetris
o Palatum molle: intak
o Disfoni: -
o Disfagi: -
o Batuk: -
o Menelan: +
o Refleks faring: +
DKO Motorik;
o lateralisasi ke kiri
A/
o Dx klinis: Hemiparese Sinistra
o Dx topis: hemisphere cerebri dextra
o Dx etiologi:
- SOL Brain e, toxoplasma gondii
- hipokalemia
- B20
- Bronkopneumonia
P/
o Clobazam 5 mg 1x1
o Dexamethason 3x1
o Sucralfat syr 3x1
o Mystatin drop 4x1
o Asam folat 1x1
o Diazepam extra
o Flukonazol 150 mg 1x1
o Clindamysin 600 mg 4x1
o Pirimetamin 25 mg/tab 3x1
o FDC (Tenofovir, Hiviral, efaviren) 1X1 tab mulai malam ini
40
BAB III
PENUTUP
terinfeksi, untuk menghindari risiko terpajan infeksi dapat dengan tidak memakan
daging atau ikan mentah, dan ambil kewaspadaan lebih lanjut jika membersihkan
kandang kucing.Dapat pula memakai obat anti-HIV yang manjur untuk menahan
penyakit infeksi disebabkan oleh virus, bakteri,protozoa dan jamur dan juga
41
DAFTAR PUSTAKA
42