Anda di halaman 1dari 1

Pada jurnal ini, penulis mengidentifikasi beberapa folk-intermediate taxa.

Informan Kambera
menggambarkan ikitu sebagai kategori umum dalam memasukkan individu ke dalam kelompok
diurnal raptors (elang atau falcons). Contohnya yaitu Ikitu barangguku, Mbaku, tariku, dan
Kapàha. Orang Sumba menggambarkan kola sebagai raptor berukuran hampir sebesar elang
(Forth 2000: 188). Tetapi kola bukan merupakan nama burung lokal melainkan merupakan
istilah yang digunakan di pedalaman untuk Raptor besar sedangkan di Kambera kola disebut
juga dengan ikitu.
Informan Kambera mengidentifikasi Psittaciformes berlabel kaka (kakatua jambul
kuning Cacatus sulphurea), kàriku (Eklectus parrot Eclectus roratus), katàla (burung beo
dengan bayang-bayang Tanygnatltus megalorynchos) dan pirihu (Pelangi lorikeet
Trichoglossus haematodus) sebagai satu kelompok. Kaka dan kàriku (masing-masing terdiri
dari dua folkspecifics, kaka dan kaka ratu serta kàriku rara dan kàriku muru) selanjutnya
disertakan dalam 'parrot' intermediate yang tidak disebutkan namanya.
Dalam Forth (2000), penulis menyebutkan Columbiformes yang lebih besar sebagai
komposisi taxon intermediate tunggal bernama rawa. Rawa menunjukkan polytypic folk taxon,
baik folk intermediate atau folk generic, ini jelas tidak termasuk semua Columbiformes yang
dikenal di Sumba Timur, dan karena kebanyakan burung merpati (Columbiformes) dibunuh
dan dimakan di daerah tersebut, nampaknya tidak ada kriteria budaya selain ukuran, yang bisa
menjelaskan pemisahan klasifikasi. Informasi lapangan menegaskan ikitu (diurnal raptors),
manginu (passerines kecil), dan rawa (Columbiformes yang lebih besar) sebagai intermediate.
Informasi dari Kambera menyatakan bahwa panii merupakan pelabelan single folk-generic
dalam menggolongkan semua kelelawar. Panii (kelelawar) sekarang ditafsirkan sebagai
generic daripada intermediate taxon.

Anda mungkin juga menyukai