Anda di halaman 1dari 4

Munakahat

Pengertian

Munakahat atau fiqih pernikahan adalah ilmu yang menjelaskan tentang syariat suatu
ibadah termasuk pengertian, dasar hukum dan tata cara yang dalam hal ini menyangkut
pernikahan.

Definisi Perkawinan
Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata kawin yang menurut bahasa
artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin atau
bersetubuh. Perkawinan disebut juga pernikahan, berasal dari kata nikah yang menurut bahasa
artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk bersetubuh (wathi’). Kata
nikah sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad nikah.
Perkawinan menurut syara’ yaitu akad yang ditetapkan syara’ untuk membolehkan
hubungan antara laki-laki dengan perempuan dan menghalalkan hubungan perempuan dengan
laki-laki. Dalam kompilasi hukum Islam, pengertian perkawinan dinyatakan dalam pasal 2,
sebagai berikut: Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat
kuat atau misaqan galizan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.

Dasar Hukum Perkawinan


Dasar hukum melakukan perkawinan menurut pendapat sebagian besar para ulama
adalah mubah atau ibahah (halal atau kebolehan). Sebagaimana ibadah lainnya, pernikahan
memiliki dasar hukum yang menjadikannya disarankan untuk dilakukan oleh umat islam. Adapun dasar
hukum pernikahan berdasarkan Al Qur’an dan Hadits adalah sebagai berikut :

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (Q.S. An-Nisaa’ : 1).
”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu,dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan
Allah Maha Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui” .(Q.S. An-Nuur : 32)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Q.S. Ar-Ruum : 21).

”Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah memiliki kemampuan untuk
menikah, hendaklah dia menikah; karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih
menjaga kemaluan. Adapun bagi siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia
berpuasa; karena berpuasa itu merupakan peredam (syahwat)nya”.

Syarat dan Rukun Perkawinan


Rukun dan syarat menentukan suatu hukum terutama yang menyangkut dengan sah atau
tidaknya. Rukun syarat pernikahan itu adalah segala hal yang harus terwujud dalam suatu
pernikahan, baik yang menyangkut unsur dalam, maupun unsur luarnya.

a. Rukun Nikah

Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan pernikahan, mencakup :

1. Calon mempelai laki-laki dan perempuan


2. Wali dari pihak mempelai perempuan
3. Dua orang saksi
4. Ijab kabul yang sighat nikah yang di ucapkan oleh wali pihak perempuan dan dijawab
oleh calon mempelai laki-laki.

b. Syarat Nikah

Adapun syarat dari masing-masing rukun tersebut adalah

1. Calon suami dengan syarat-syarat berikut ini

 Beragama Islam
 Berjenis kelamin Laki-laki
 Ada orangnya atau jelas identitasnya
 Setuju untuk menikah
 Tidak memiliki halangan untuk menikah
2. Calon istri dengan syarat-syarat

 Beragama Islam ( ada yang menyebutkan mempelai wanita boleh beraga nasrani
maupun yahudi)
 Berjenis kelamin Perempuan
 Ada orangnya atau jelas identitasnya
 Setuju untuk menikah
 Tidak terhalang untuk menikah

3. Wali nikah dengan syarat-syarat wali nikah sebagai berikut


 Laki-laki
 Dewasa
 Mempunyai hak perwalian atas mempelai wanita
 Adil
 Beragama Islam
 Berakal Sehat
 Tidak sedang berihram haji atau umrah
4. Saksi nikah dalam perkawinan harus memenuhi beberapa syarat berikut ini ;
 Minimal terdiri dari dua orang laki-laki
 Hadir dalam proses ijab qabul
 mengerti maksud akad nikah
 beragama islam
 Adil
 Dewasa
5. Ijab qobul dengan syarat-syarat, harus memenuhi syarat berikut ini :
Dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti kedua belah pihak baik oleh pelaku
akad dan penerima aqad dan saksi. Ucapan akad nikah juga haruslah jelas dan dapat
didengar oleh para saksi.

Tujuan Perkawinan
Tujuan yang utama adalah:
1. Menjalankan perintah Allah
2. Meneladani sunnah Rasulullah
3. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa sayang antara suami-istri
4. Melestarikan keturunan, dan mendapatkan generasi yang shalih yang
6. siap berjuang di jalan Allah.
5. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara
7. kehormatan wanita.
Talak (Perceraian)

Definisi Talak (perceraian)

Secara bahasa talak berarti pemutusan ikatan, sedangkan menurut istilah talak berarti
pemutusan tali pernikahan. Talak tanpa adanya alasan merupakan sesuatu yang dimakruhkan.
Dari Tsauban R.A ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‚siapapun wanita yang
meminta cerai tanpa adanya alasan yang membolehkan, maka haram baginya bau surga ‛.(HR,
Ahmad Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi, dimana beliau menghasankannya)
Talak adalah putusnya ikatan pernikahan antara seorang pria dengan seorang wanita. Dan putus
pernikahan disini adalah bisa berarti salah seorang diantara keduanya meninggal dunia atau
antara pria dan wanita sudah bercerai dan salah seorang diantara keduanya pergi ketempat yang
jauh kemudian tidak ada beritanya, sehingga pengadilan menganggap bahwa yang
bersangkutan sudah meninggal. Berdasarkan semua itu, dapat berarti ikatan pernikahan suami
istri sudah putus dan atau bercerainya antara seorang pria dengan seorang wanita yang diikat
oleh tali pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai