Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
Mengetahui apa saja limbah-limbah dari usaha ayam petelur
Mengetahui cara mengatasi limbah-limbah peternakan
mengetahui cara pembutan pupuk bokashi dengan menggunakan
kotoran ayam petelur.
mengetahui tentang cara pembuatan MOL dengan mencampurkan
isi rumen kambing sebagai bakteri pengurai dan manfaat dari
MOL
1.3 Manfaat
Dapat mengatasi dan meminimalisir pencemaran limbah
Dapat memanfaatkan limbah menjadi bernilai ekonomis
Dapat membuat berbagai macam produk olahan limbah peternakan
Dapat mengolah limbah secara mandiri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Peternakan
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk
ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain.
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang
dihasilkan dari suatu usaha peternakan baik berupa limbah padat, cairan dan gas
maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk
padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari
pemotongan hewan). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentk cairan atau
dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan
limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
2.2 Pupuk Bokasi
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan
organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil
fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi,
sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan
menggunakan aktifator Effective Microorganism (EM), dengan sistem bokashi ini
kita bisa memanfaatkan limbah menjadi pupuk organik yang berkualitas dan
dalam waktu yang singkat.
Bokashi dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui
perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengaruh terhadap sifat fisik tanah
yaitu melalui pembentukan agregat tanah sehingga dapat memperbaiki struktur
tanah. Pengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatnya kandungan unsur
hara tanah, sedangkan pengaruhnya terhadap biologi tanah adalah meningkatnya
populasi dan aktivitas mikroorganisme sehingga ketersediaan unsur hara akan
meningkat pula (Gabesius, 2012).
Bokashi dapat digunakan seperti pupuk kandang atau pupuk kompos.
Dosis yang umum digunakan yaitu 3-4 genggam bokashi untuk satu meter persegi
lahan. Penggunaan berbagai macam bokashi secara umum sama. Namun,
alangkah baiknya bila penggunaannya disesuaikan dengan unsur hara dalam
bokashi tersebut. Dengan bantuan EM4, bokashi yang diperoleh sudah dapat
digunakan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu setelah proses 4-7 hari. Selan
itu, bokashi hasil pengomposan tidak panas, tidak berbau busuk, tidak
mengandung hama dan penyakit, serta tidak membahayakan pertumbuhan atau
produksi tanaman (Indriani, 1999).
2.3 Larutan mikroorganisme lokal (MOL)
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang
berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan
mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik,
perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman. Peranan mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai
penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas
menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari bioreaktor sangatlah
kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai nutrisi
melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, bahkan
kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Purwasasmita, 2009).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan
sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair
Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL)
menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL
(mikroorganisme lokal) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar
berbagai sumber daya yang tersedia. Larutan MOL mengandung unsur hara
makro, mikro dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama
dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati
dan pestisida organik. MOL juga diindikasikan mengandung zat perangsang
tumbuh/ fitohormon yang berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman seperti
hormon Auksin, Giberalin dan Sitokinin. Larutan MOL mengandung unsur hara
makro dan mikro serta mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak
bahan anorganik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama
dan penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah
murah bahakan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di
sekitar.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Manajemen Limbah Perunggas” dilaksanakan setiap hari senin
pukul 13.00 – 15.00 WIB , bertempat di UPT pakan ternak Politeknik negeri
jember.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan dan alat pembuatan penyemprotan feses yam
Molases 250 ml Botol aqua
Air 3 liter Alat penyemprot
Bahan dan alat penanganan limbah (feses ayam)
Molases Karung
Sekop Argo
Bahan dan alat pembuatan pupuk bokasi
Feses ayam 15 sak Dedak 12,5 kg
Molases 250 ml Air 125 liter
Kapur 1 kantong EM4/MOL 250 ml
Arang sekam 2,5 sak
Bahan dan alat pembuatan MOL
Dedak halus 1 kg Air 2 liter Ayakan
Terasi ¼ kg Panci Timbangan
Usus kambing Kompor + gas Ember
Molases 5 liter Pengaduk Kain saringan
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur pembuatan untuk penyempotan feses ayam
molases 1 liter dibagi menjadi 2 bagian.
setelah itu, tiap botol yang sudah diisi molases ditambah dengan air 1 liter
kocok hingga homogen.
Diamkan hingga ada udara yang keluar.
Setelah itu bisa diaplikasikan kekotoran ayam
Penyemprotan dilakukan selama 2 hari, pada pagi dan sore hari
Kemudian diamkan selama 1 minggu, baru bisa dibersihkan kotoran ayam
Prosedur penanganan limbah
penyemprotan dilakukan 1 minggu sebelum kotoran dibersihkan.
setelah 1 minggu baru kotoran dibersihkan tetapi sebelum dibersihakan
kotoran ayam disemprot lagi.
setelah disemprot, kotoran dibersihkan menggunakan sekop dan di
masukkan kedalam karung.
setelah semua kotoran ayam dimasukkan kedalam karung, pindahkan
kotoran keluar kandang.
kotoran ini dibiarkan agar kering, karena akan digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk bokasi.
Prosedur pembuatan pupuk bokasi
timbang bahan yang akan digunakan.
letakkan kotoran ayam dilantai.
kemudian kotoran ayam di ratakan dan semprot menggunakan molases.
taburkan kapur dan dedak diatas kotoran ayam dan dibalek.
setelah dibalek, kotoran ayam disemprot menggunakan molases dan taburi
kapur dan dedak.
kemudian tutup menggunakan karung goni dan biarkan selama 1 minggu.
Ada hari ke 4 uuk dibuka untuk dilakukan aerasi aar suhunya stabil, lalu
tutup kembali.
Ada hari ke 5, 6 , 7 karun oni dibuka.
Dan ada hari ke 8 uuk sudah siaр dikemas.
Prosedur pembuatan MOL
ayak dedak lalu timbang sebanyak 1 kg.
timbang terasi sebanyak ¼ kg dan potong-potong kecil
didihkan air sebanyak 2 liter.
cairkan molases 1 liter menggunkan air sebanyak 5 liter.
setelah air mendididh,masukkan terasi, aduk hingga larut.
setelah mendidih, masukkan dedak sedikit demi sedikit kedalam larutan
terasi dan aduk hingga merata.
kemudian masukkan molases ke dalam larutan terasi.
aduk aduk hingga mengkental sekitar 1 jam .
setelah 1 jam angkat dan dinginkan.
Kemudian usus kambing tersebut dibersihkan dan diperas menggunakan
kain penyaring tahu.
setelah dingin masukkan usus kedalam larutan kemudian aduk,dan tutup
rapat hingga tidak ada aliran udara didalamnya.
biarkan selama 1 minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sisa peralatan kandang tak terpakai (kawat, kayu bekas skat, tempat
pakan, dan minum, dll)
Bulu ayam
Sisa pakan
Sisa air minum
Sisa botol vaksin dan bungkus obat serta vitamin
Sisa sekam
Bangkai ayam
Karung tak terpakai
Limbah yang ada didalam kandang ini tidak semua dapat dimanfaatkan
dan diolah kembali menjadi produk lain. Namun juga ada yang langsung
dimusnakan, ada yang dapat dipakai kembali karna masih layak untuk pemakaian
selanjutnya. Ada beberapa limbah yang dapat dimanfaatkan kembali, berikut
adalah cara mengolah dan penanganan limbah :
Pada praktikum kali ini telah dilakukan pembuatan pupuk Bokashi dari
bahan kotoran ayam petelur. Bokashi kotoran ayam merupakan pupuk lengkap,
yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi
kotoran ayam adalah Nitrogen ( N ) sebesar 1.0 %, Posfor ( P ) 0,8 %, Kalium ( K
) 0,4 % dan air 55 %. serta mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro
lainnya seperti Fe, Cu, Mn, Zn, B, Cl, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan
makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Praktikum pembuatan ini diperlukan perhatian yang ekstra mulai dari
bahan baku yang digunakan sampai penyimpanan sementara feses dan juga
suhunya yang harus terus dikontrol. Namun pada pembuatan pupuk ini kelompok
kami mengalami kegagalan, penyebab kegagalan dari praktikum kami adalah
salah satunya yaitu bahan yang digunakan atau bisa disebut manure dari ayam
petelur kami masih basah diakibatkan penyimpanan sementara dari manure itu
tidak baik sehingga manure tersebut terkena hujan yang seharusnya waktu
digunakan itu manure harus sudah dalam keadaan kering ini malah masih dalam
keadaan basah. Alhasil ketika sudah sampai 8 hari bahannya tidak menjadi pupuk
yang diharapkan malah masih basah dan bau, diatas ini gambar dari pembuatan
pupuk kami setelah 8 hari.
Pada praktikum kali ini telah dilakukan pembuatan MOL starter dengan
bakteri pengurai isi rumen ternak kambing. Larutan mikroorganisme lokal (MOL)
adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya
yang tersedia disekitar kita. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan
makro serta mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan
penyakit tanaman. Peranan MOL dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi
juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses
tumbuh tanaman secara optimal
Berikut adalah hasil dari adonan MOL starter dari isi rumen ternak kambing
Indriani, Y., H., 1999, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.
Subhan, Hamzah, F., dan Wahab, A., 2008, Aplikasi Bokashi Kotoran Ayam
Pada Tanaman Melon, J. Agrisistem, 4 (1): 2
Djuarnani, Nan. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka.
Depok