Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA FASILITAS

PENDIDIKAN BERDASARKAN PENDEKATAN TEORI NEIGHBORHOOD UNIT


(STUDI KASUS : KECAMATAN WENANG)
I Putu Harianja Prayogo1, Andy Malik² ,& Amanda Sembel3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Konsep Neighborhood merupakan konsepkawasan permukimanyang terdapat fasilitas


penunjang yaitu salah satunya fasilitas pendidikan. Konsep Neighborhood diterapkan dalam menjangkau
jarakjangkauan pendudukke tempat fasilitas pendidikan. Berdasarkan data dinas pendidikan kota manado,
jumlah fasilitas pendidikan tingkat SLTP dan SLTA di kecamatan wenang telah terlayani. Namun pada
kenyataannya masih terjadi ketidakseimbangan antara penyediaan dengan kebutuhan pelayanan fasilitas
pendidikan tingkat SLTP dan SLTA. Untuk itu diperlukan evaluasi untuk menilai tingkat pelayanan dan
jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA yang ada saat ini. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dikuantitafifkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat
pelayanan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Wenang dan menganalisis jangkauan pelayanan
fasilitas pendidikan berdasarkan pendekatan neighborhood unit.Berdasarkan hasil studi tingkat pelayanan
fasilitas pendidikan tingkat SLTP yang baik adalah kelurahan istiqlal dan kelurahan tikala kumaraka serta
fasilitas pendidikan tingkat SLTA yang baik adalah kelurahan istiqlal, kelurahan lawangirung dan kelurahan
wenang utara sedangkan jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP dari segi faktor internal
jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP terhadap wilayah sekitar paling banyak yaitu kelurahan
wenang utara dan faktor eksternal jangkauan keterimaan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTP paling
banyak yaitu kelurahan mahakeret barat, nahakeret timur dan pinaesaan. serta faktor internal jangkauan
pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTA terhadap wilayah sekitar paling banyak yaitu kelurahan wenang
utara dan faktor eksternal jangkauan keterimaan pelayanan fasilitas pendidikan tingkat SLTA paling banyak
yaitu kelurahan tikala kumaraka dan mahakeret timur.

Kata Kunci : Fasilitas Pendidikan, Tingkat Pelayanan, Jangkauan Pelayanan, Kecamatan Wenang

PENDAHULUAN infrastruktur sosial. Namun pada kenyataannya


Konsep Neighborhood merupakan masih terjadi ketidakseimbangan antara
konsepkawasan permukimanyang terdapat penyediaan dengan kebutuhan pelayanan
fasilitas penunjang yaitu salah satunya fasilitas sekolah tingkat SLTP dan sekolah tingkat
pendidikan. Konsep Neighborhood diterapkan SLTA. Ketidakseimbangan antara jumlah
dalam menjangkau jarakjangkauan murid dengan jumlah sekolah yang ada,
pendudukke tempat fasilitas pendidikan. Untuk dimana ketersediaan fasilitas pendidikan
menjamin terlaksananya konsep Neighborhood sekolah tingkat SLTP dan SLTA tidak
Unit pada ketersediaan fasilitas pendidikan, proporsional dengan potensi jumlah siswa
perlu adanya ketetapan persyaratan untuk yang tersedia serta jangkauan pelayanan
terpenuhinya kebutuhan sosio psikologis fasilitas pendidikan yang telah ada sudah
permukiman, salah satunya memiliki jarak melebihi kapasitas jangkauan pelayanan tiap
layanan yang mudah dicapai dengan berjalan sekolah yang akan melayani penduduk sekitar.
kaki, dimana daya jangkau jarak layanan Dan juga beberapa kelurahan yang tidak
efektif setiap fasilitas pelayanan sosial akan terlayani sekolah tingkat SLTP dan tingkat
mempengaruhi ukuran neighborhood. SLTA yang mengakibatkan kurangnya
Kecamatan Wenang merupakan pemerataan fasilitas pendidikan sehingga
pusat pelayanan kota yang memiliki jumlah penduduk dapat memilih sekolah di luar
penduduk berkepadatan tinggi dan wilayah permukimannya.
merupakan pusat perdagangan dan jasa. Oleh karena itu penyediaan sekolah
Fasilitas yang ada dalam kecamatan wenang dasar dan menengah hendaknya sesuai kriteria
terutama fasilitas pendidikan diharapkan jarak jangkauan pelayanan berdasarkan
dapat menjadi prioritas penunjang dalam Neighborhood Unit serta tingkat pelayanan
melengkapi pemenuhan ketersediaan distribusi terkait supply - demand sekolah, agar
35
di masa yang akan datang faktor - faktor Terletak di
tersebut dapat diakomodasikan dalam ¾ - 1 mil pusat untuk
Senior High
perencanaan fasilitas pendidikan di kawasan (1200 s.d memudahkan
School
tersebut. 1600 akses dan dekat
(SMA)
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah Meter) dengan fasilitas
Menganalisis tingkat pelayanan fasilitas umumlainnya.
pendidikan yang terdapat di Kecamatan Sumber : Chapin 1979
Wenang dan Menganalisis jangkauan
pelayanan fasilitas pendidikan berdasarkan Standar Sarana dan Prasarana SMP/MTs,
pendekatan neighborhood unit. SMA/MA Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2007
TINJAUAN PUSTAKA
Standar Sarana dan Prasarana SMP/MTs
Fasilitas Pendidikan 1) SatuSMP/MTsmemilikisaranadan
Sarana pendidikan merupakan sarana prasaranayang dapatmelayani
penunjang bagi proses belajar mengajar. minimum3rombonganbelajardanmaksimu
Menurut rumusan Tim Penyusunan Pedoman m27rombonganbelajar.
Pembakuan Media Pendidikan Departemen 2) MinimumsatuSMP/MTsdisediakanuntuksa
Pendidikan dan Kebudayaan, maka yang tukecamatan.
dimaksud dengan sarana pendidikan adalah 3) Seluruh SMP/MTsdalamsetiap
semua fasilitas yang diperlukan dalam proses kecamatandapat menampungsemua
belajar mengajar baik yang bergerak maupun lulusanSD/MIdikecamatantersebut.
tidak bergerak agar pencapaian tujuan 4) Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, belajar melayani maksimum 2000 jiwa.
teratur, efektif dan efisien (Daryanto : 2013). Untuk pelayanan penduduk lebih dari
2000 jiwa dilakukan penambahan
Norma Perencanaan Fasilitas Pendidikan rombongan belajar di sekolah yang telah
Menurut De Chiara dan Koppelman ada, dan bila rombongan belajar lebih dari
(1975) dalam menentukan standar lokasi 24 dilakukan pembangunan SMP/MTs
sekolah harus memiliki baru.
kriteriameliputiradiusdaerah jangkauan, 5) LokasisetiapSMP/MTsdapatditempuhpese
karakteristikdesain, danlokasiyangditetapkandi rtadidikyangberjalankaki
tiap tingkatan pendidikan. Berikut maksimum6kmmelaluilintasanyangtidakm
penjelasannya dapat dilihat pada tabel 1berikut embahayakan
:
Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA
Tabel 1. Kriteria Umum Penempatan 1) Satu SMA/MA memiliki sarana dan
Fasilitas Pendidikan prasarana yang dapat melayani
Daerah minimum3rombonganbelajardanmaksimu
Sekolah Lokasi
Jangkauan m27rombonganbelajar.
Dekat dengan 2) MinimumsatuSMA/MAdisediakanuntuksat
¼ - ½ mil ukecamatan.
kawasan
Elementary (400 s.d 3) Satu SMA/MA dengan tiga rombongan
pemukimandan
School (SD) 800 belajar melayani maksimum 6000 jiwa.
fasilitas umum
Meter) Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000
lainnya.
jiwa dapat dilakukan penambahan
Dekat dengan rombongan belajar di sekolah yang telah
½ - ¾ mil konsentrasi ada atau pembangunan SMA/MA baru.
Junior High
(800 s.d perumahan atau
School
1200 dekat dengan Konsep Neighborhood Unit
(SMP)
Meter) pusat Sebagaisuatubagiankomponenkotayait
permukiman uunitpermukimandalam kota maka
neighborhoodunitadalahsuatulingkunganfisikd
enganbatasanyangjelas,
tersediapelayananfasilitassosialuntuktingkatre
36
ndah,untukmelayanisejumlah penduduk, sarana fasilitas pendidikan berdasarkan standar
dimana hubungan kerjasama dilandasi oleh yang berlaku serta pendekatan teori
control social dan rasa neighborhood unit sebagai standar jangkauan
komunitas(Porteus,1977dalamSuryanto,1989) pelayanan fasilitas pendidikan.
Sir Ebennezer Howard (1850-1928) Dalam penelitian ini data primer yang
yang memperkenalkan konsep neighborhood diperoleh dari observasi langsung di objek
unit untuk mengangkat sistem dan bentuk penelitian yaitu letak sekolah tingkat SLTP
komunitas tradisional perdesaan sebagai dan SLTA serta jumlah murid dan jumlah
komunitas ideal. Pada daerah yang tradisional kelas. Sedangkan data sekunder yang
masih terbagi dalam unit-unit pemukiman atau diperlukan yaitu komposisi penduduk di
unit fungsional yang spesifik homogen, yaitu Kecamatan Wenang.
dikenal sebagai neighborhood tradisional yang Teknik analisis data yang digunakan
diikat oleh ikatan sosial kekerabatan. Dalam adalahmenganalisis tingkat pelayanan fasilitas
konteks ini neighborhood merupakan suatu pendidikan eksisting, maka diperlukan evaluasi
lingkungan spesifikasi yang homogen, dengan terhadap pola distribusi fasilitas pendidikan
pengikat kegiatan yang sejenis dan hubungan SLTP dan SLTA yang dilakukan dengan 2
kekerabatan. analisis, yaitu analisis pemenuhan kebutuhan
Neighboorhood unit diadaptasi oleh dan analisis tingkat keterisian fasilitas
Clarence Perry pada tahun 1929 untuk pendidikan. Sedangkan untuk sasaran kedua
merencanakan suatu lingkungan yang yakni menganalisis jarak jangkauan layanan
berlandasan suatu pemikiran social psikologis fasilitas pendidikan dilakukan menggunakan
agar dapat menjawab optimasi dengan analisis keruangan yakni analisis buffer
mengatasi penurunan kualitas kehidupan berdasarkan jarak jangkauan pelayanan
masyarakat di negara-negara industri saat itu. neighborhood yakni ± 800 M (SLTP) dan ±
Perry mengidentifikasi neighborhood unit 1.200 M (SLTA).
sebagai suatu unit pemukiman yang
Lokasi Penelitian
mempunyai batasan yang jelas yaitu:
Lokasi penelitian berada di Kecamatan
1. Ukuran atas dasar keefektifan jarak
Wenang Kota Manado. Kecamatan wenang
jangkau pejalan kaki dan
terdiri dari 12 kelurahan dengan batas batas
2. Adanya kontak langsung individual serta
sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan
ketersediaan fasilitas pendukung
dengan Kecamatan Singkil, Sebelah timur
kebutuhan pemukiman (Keating dan
berbatasan dengan Kecamatan Tikala, Sebelah
Krumholz 2000).
selatan berbatasan dengan Kecamatan
SarioSebelah barat berbatasan dengan Teluk
METODOLOGI
Manado.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang dikuantitatifkan.
Yang dimaksud “kualitatif” dalam penelitian
ini adalah datanya. Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata keadaan atau
kata sifat, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lainnya. Pada penelitian
ini keadaan tersebut adalah lokasi sekolah,
jumlah ruang kelas tiap-tiap sekolah di
kecamatan wenang serta jarak jangkauan
pelayanan tiap unit sekolah yang merupakan
kualitas persebaran lokasi sekolah. Dari
kategori tersebut di dapat dari hasil survey dan
pengukuran di lapangan, sehingga data Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan
tersebut merupakan data yang dikuantitatifkan. Wenang
Karena hasil akhirnya berupa angka dan Sumber :Bappeda Kota Manado
dimaksudkan ke dalam kategori tersebut, maka
disebut pendekatan kualitatif yang
dikuantitatifkan. Kuantitatif dalam hal ini
mengukur evaluasi ketersediaan prasarana dan HASIL DAN PEMBAHASAN

37
Hasil penelitian akan membahas eksisting. Untuk hasil perhitungan
tingkat pelayanan fasilitas pendidikan tingkat kebutuhan fasilitas pendidikan tingkat
SLTP dan SLTA di Kecamatan Wenang dan SLTA di Kecamatan Wenang dapat
Jangkauan Pelayanan. dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan


Tabel 3. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Dalam mengkaji tingkat pelayanan fasilitas Tingkat SLTA di Kecamatan Wenang pada
pendidikan di Kecamatan Wenang, maka Tahun 2014
diperlukan evaluasi terhadap pola distribusi
fasilitas pendidikan SLTP dan SLTA yang
dilakukan dengan 3 analisis yaitu Analisis
pemenuhan kebutuhan fasilitas pendidikan,
Analisis daya tampung dan Analisis tingkat
keterisian fasilitas pendidikan.
1. Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas
Pendidikan
a) Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Tingkat SLTP
Menganalisis kebutuhan fasilitas
pendidikan tingkat SLTP adalah
membandingkan jumlah penduduk
Sumber : Hasil Analisis 2015
yang ada ditiap kelurahan di
kecamatan wenang, standar pelayanan
penduduk dan jumlah sekolah 2. Ketersediaan Daya Tampung
eksisting.Untuk hasil perhitungan a) Ketersediaan Daya Tampung SLTP
kebutuhan fasilitas pendidikan tingkat Sasaran analisis daya tampung fasilitas
SLTP di Kecamatan Wenang dapat pendidikan tingkat SLTP adalah
dilihat pada tabel 2 dibawah ini : membandingkan daya tampung
(jumlah ruang kelas sekolah) yang ada
Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Pendidikan ditiap kelurahan, dan jumlah penduduk
Tingkat SLTP di Kecamatan Wenang pada usia sekolah. Untuk hasil perhitung
Tahun 2014 daya tampung fasilitas pendidikan
tingkat SLTP di Kecamatan Wenang
dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4. Daya Tampung Fasilitas


Pendidikan Tingkat SLTP di Kecamatan
Wenang Tahun 2014

Sumber : Hasil Analisis 2015


b) Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Tingkat SLTA
Menganalisis kebutuhan fasilitas
pendidikan tingkat SLTA adalah
membandingkan jumlah penduduk Sumber : Hasil Analisis 2015
yang ada ditiap kelurahan di
kecamatan wenang, standar pelayanan a) Ketersediaan Daya Tampung SLTA
penduduk dan jumlah sekolah
38
analisis daya tampung fasilitas
pendidikan tingkat SLTA adalah
membandingkan daya tampung
(jumlah ruang kelas sekolah) yang ada
ditiap kelurahan, dan jumlah penduduk
usia sekolah. Untuk hasil perhitung
daya tampung fasilitas pendidikan
tingkat SLTA di Kecamatan Wenang
dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini :

Tabel 5. Daya Tampung Fasilitas


Pendidikan Tingkat SLTA di Kecamatan
Wenang Tahun 2014 Sumber : Hasil Analisis 2015

a) Tingkat Keterisian SLTA


Analisis ini menggunakan
perbandingan antara jumlah murid di
tiap kelurahan di kecamatan wenang
dengan daya tampung atau kapasitas
sekolah (kelas). Untuk hasil perhitung
tingkat keterisian fasilitas pendidikan
tingkat SLTA di Kecamatan Wenang
dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini :

Sumber : Hasil Analisis 2015 Tabel 7 Tingkat Keterisian Fasilitas


Pendidikan Tingkat SLTA di Kecamatan
3. Tingkat Keterisian Wenang Tahun 2014
a) Tingkat Keterisian SLTP
Tujuan dari analisis tingkat keterisian
yaitu mengetahui daya tampung atau
kapasitassekolah telah digunakan
secara optimal atau apakah ada over
capacity dan undercapacity dalam
penerimaan murid. Analisis ini
menggunakan perbandingan antara
jumlah murid di tiap kelurahan di
kecamatan wenang dengan daya
tampung atau kapasitas sekolah
(kelas). Untuk hasil perhitung tingkat
keterisian fasilitas pendidikan tingkat Sumber : Hasil Analisis 2015
SLTP di Kecamatan Wenang dapat
dilihat pada tabel 6 dibawah ini :
4. Evaluasi Tingkat Pelayanan Fasilitas
Pendidikan SLTP dan SLTA di
Tabel 6 Tingkat Keterisian Fasilitas Kecamatan Wenang
Pendidikan Tingkat SLTP di Kecamatan Evaluasi tingkat pelayanan menggunakan
Wenang Tahun 2014
teknik skoring. Teknik skoring
menggunakan parameter penilaian yaitu
skor 3 untuk kapasitas daya tampung Baik
(80-110%), skor 2 untuk kapasitas daya
tampung Cukup (>110 %) dan skor 1
untuk kapasitas daya tampung Kurang
(<80%). Kemudian dilakukan penilaian

39
terhadap ketiga aspek sebagai indikator Fasilitaspendidikansebagaisalahsatu jenis
pendukung dalam penunjang ketersediaan fasilitaspublik seharusnya tersebarsecara
fasilitas pendidikan di Kecamatan berjenjang sesuai dengan konsep neighborhood
Wenang. Setelah penilaian terhadap ketiga unit. Sebagai acuan dalam analisis ini, teori
aspek tersebut kemudian akan dibuat neighborhood unit digunakan untuk melihat
dalam bentuk pemetaan yang akan dayajangkaujaraklayanan
menghasilkan peta hasil overlay tingkat efektifsetiapfasilitaspelayanansosial.
pelayanan fasilitas pendidikan tingkat Diharapkan fasilitas pendidikan khususnya
SLTP dibuat berdasarkan peta penilaian fasilitas pendidikan tingkat SLTP dan SLTA
kebutuhan penduduk usia sekolah, peta yang ada dikecamatan wenang dapat dijangkau
tingkat keterisian, peta kondisi jalan. mudah oleh masyarakat di kecamatan wenang
Kemudian ketiga peta tersebut di tumpang maupun dari kecamatan yang lain. Masing
tindihkan (overlay) sehingga membentuk masing fasilitas pendidikan tingkat SLTP dan
polygon baru yang terbentuk berdasarkan SLTA memiliki eksisting jangkauan pelayanan
kategori penilaian baik, cukup dan kurang. yang berbeda. Untuk standar pelayanan
neighborhood unit SLTP memiliki jarak ½ - ¾
mil (800 s.d 1200 Meter) sedangkan SLTA ¾ -
1 mil (1200 s.d 1600 Meter). Untuk melihat
jarak jangkauan pelayanan pada tiap – tiap
sekolah tingkat SLTP yang ada dikecamatan
wenang, maka digunakan metode analisis
spasial (buffering). Kegunaan analisis ini
adalah melihat keterjangkauan fasilitas
pendidikan terhadap penduduk dengan
menggunakan radius berdasarkan standar
neighborhood unit.
Gambar 2. Peta Tingkat Pelayanan
Fasilitas Pendidikan Sekolah Tingkat SLTP 1. Jangkauan Pelayanan Fasilitas
di Kecamatan Wenang Pendidikan Tingkat SLTP
Sumber : Penulis 2015 Ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat
SLTP di kecamatan wenang ±14 unit dan
tersebar di beberapa kelurahan di
Kecamatan Wenang. Analisis jangkauan
pelayanan diharapkan dapat mengevaluasi
tingkat keterjangkauan akses pelayanan
fasilitas pendidikan tingkat SLTP yang
dapat diakses mudah oleh masyarakat.
Radius jarak berdasarkan standar
neighborhood untuk SLTP adalah 800
meter dari titik lokasi sekolah tingkat
SLTP eksisting. Untuk hasil buffering
Gambar 3. Peta Tingkat Pelayanan jangkauan layanan fasilitas pendidikan
Fasilitas Pendidikan Sekolah Tingkat SLTA tingkat SLTP dapat dilihat gambar 4
di Kecamatan Wenang dibawah ini :
Sumber : Penulis 2015

Jangkauan Pelayanan Fasilitas Pendidikan

40
SLTP Tiap Kelurahan di Kecamatan
Wenang Terhadap Wilayah Sekitar
Sumber : Hasil Analisis 2015

b) Faktor Eksternal Keterimaan


Pelayanan Fasilitas Pendidikan SLTP
Faktor eksternal keterimaan pelayanan
fasilitas pendidikan adalah data hasil
intersect buffering jangkauan pelayanan
dari tiap tiap sekolah yang tersedia di
kecamatan wenang. Faktor eksternal yang
Gambar 4. Peta Jarak Jangkauan dimaksud adalah besaran keterimaan
Pelayanan Sekolah Tingkat SLTP di pelayanan sekolah dari luar, sehingga
Kecamatan Wenang keterjangkauan yang dimaksud adalah
Sumber : Penulis 2015 melihat kelurahan yang terjangkau oleh
sekolah - sekolah yang ada di Kecamatan
Wenang.
a) Faktor Internal Jangkauan Pelayanan Untuk melihat hasil keterjangkauan
Fasilitas Pendidikan SLTP sekolah tingkat SLTP terhadap kelurahan -
Faktor internal jangkauan pelayanan kelurahan yang ada di Kecamatan Wenang
adalah data hasil jangkauan pelayanan dari dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini :
tiap tiap sekolah tingkat SLTP yang 12 12 12
tersedia di Kecamatan Wenang. Faktor 10
9
internal yang dimaksud yaitu besaran jarak 8 8 8 8
7
jangkauan pelayanan sekolah yang 6
5
memberikan dampak terhadap wilayah
sekitar dengan melihat besar luasan dan
persentase. Untuk hasil jangkauan
pelayanan sekolah tingkat SLTP terhadap
wilayah sekitar dapat dilihat pada gambar
5 dibawah ini :

Kelurahan Kecamatan
Gambar 6. Diagram Keterimaan
Pelayanan Sekolah Tingkat SLTP Pada
25 24 Tiap Kelurahan di Kecamatan Wenang
20 Sumber : Hasil Analisis 2015

2. Jangkauan Pelayanan Fasilitas


Pendidikan Tingkat SLTA
9 10 11
8 Ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat
7
5 5 4 4 SLTA di kecamatan wenang ± 12 unit dan
3 3 3 2
1 hanya tersebar di 6 kelurahan di
00 00 0 00
Kecamatan Wenang. Analisis jangkauan
pelayanan diharapkan dapat mengevaluasi
tingkat keterjangkauan akses pelayanan
fasilitas pendidikan tingkat SLTA yang
dapat diakses mudah oleh masyarakat.
Radius jarak berdasarkan standar
Gambar 5. Diagram Total Jangkauan
neighborhood untuk SLTA adalah 1200
Pelayanan Fasilitas Pendidikan Tingkat
41
meter dari titik lokasi sekolah tingkat
Kelurahan Kecamatan
SLTA eksisting. Untuk hasil buffering
jangkauan layanan fasilitas pendidikan 34
tingkat SLTA dapat dilihat pada gambar 7
24
dibawah ini : 20

12 11 11 11 10
6
3 4 4
00 00 00 00 00 00

Mahakeret Timur
Wenang Utara

Calaca
Pinaesaan
Istiqlal
Teling Bawah
Tikala Kumaraka

Wenang Selatan
Lawangirung
Komo Luar
Mahakeret Barat
Bumi Beringin
Gambar 8. Diagram Total Jangkauan
Gambar 7. Peta Jarak Jangkauan Pelayanan Fasilitas Pendidikan Tingkat
Pelayanan Sekolah Tingkat SLTA di SLTA Tiap Kelurahan di Kecamatan
Kecamatan Wenang Wenang Terhadap Wilayah Sekitar
Sumber : Penulis 2015 Sumber : Hasil Analisis 2015

a) Faktor Internal Jangkauan Pelayanan


Fasilitas Pendidikan SLTA b) Faktor Eksternal Keterimaan
Faktor internal jangkauan pelayanan Pelayanan Fasilitas Pendidikan SLTA
adalah data hasil jangkauan pelayanan dari Faktor eksternal keterimaan pelayanan
tiap tiap sekolah tingkat SLTA yang fasilitas pendidikan adalah data hasil
tersedia di kecamatan wenang. Faktor intersect buffering jangkauan pelayanan
internal yang dimaksud yaitu besaran jarak dari tiap tiap sekolah yang tersedia di
jangkauan pelayanan sekolah yang kecamatan wenang. Faktor eksternal yang
memberikan dampak terhadap wilayah dimaksud adalah besaran keterimaan
sekitar dengan melihat besar luasan dan pelayanan sekolah dari luar, sehingga
persentase. Untuk hasil jangkauan keterjangkauan yang dimaksud adalah
pelayanan sekolah tingkat SLTP terhadap melihat kelurahan yang terjangkau oleh
wilayah sekitar dapat dilihat pada gambar sekolah - sekolah yang ada di kecamatan
8 dibawah ini : wenang. Untuk hasil keterjangkauan
sekolah tingkat SLTA terhadap kelurahan
– kelurahan yang ada di Kecamatan
Wenang dapat dilihat pada gambar 9
dibawah ini :

42
6. Kelurahan yang menerima pelayanan
10 10 sekolah paling banyak yaitu Kelurahan
9 9 9 Mahakeret Barat (12 Sekolah), Kelurahan
8 8 8 8 8 8
7 Mahakeret Timur (12 Sekolah), dan
Kelurahan Pinaesaan (12 Sekolah).
Sedangkan yang paling sedikit menerima
pelayanan sekolah adalah Kelurahan Istiqlal
(5 Sekolah).
7. Kelurahan yang memberikan pelayanan
fasilitas pendidikan tingkat SLTA terhadap
wilayah sekitar paling banyak yaitu
Kelurahan Wenang Utara.
8. Kelurahan yang menerima pelayanan
sekolah tingkat SLTA paling banyak yaitu
Kelurahan Tikala Kumaraka (10 Sekolah),
Gambar 9. Diagram Keterimaan dan Kelurahan Mahakeret Timur (10
Sekolah). Sedangkan Kelurahan yang
Pelayanan Sekolah Tingkat SLTA Pada
Tiap Kelurahan di Kecamatan Wenang menerima pelayanan sekolah tingkat SLTA
Sumber : Hasil Analisis 2015 paling sedikit yaitu Kelurahan Teling
Bawah.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


1. Berdasarkan hasil pemetaan, dapat dilihat Anonimous. 2006. Depdiknas.
bahwa persebaran fasilitas pendidikan 2006.PeraturanMenteriPendidikan
tingkat SLTP cenderung menyebar, beda Nasional Nomor24Tahun2007 tentang
halnya dengan fasilitas pendidikan tingkat StandarSaranadanPrasaranaUntuk
SLTA yang cenderung tersebar hanya pada SekolahDasar/ Madrasah Ibtidaiyah (
wilayah barat atau pusat kota. SD / MI ), Sekolah Menengah
2. Berdasarkan penilaian daya tampung Pertama / Madrasah Tsanawiyah
fasilitas pendidikan tingkat SLTP di (SMP/
Kecamatan Wenang memiliki rata rata MTs),danSekolahMenengahAtas/
penilaian cukup (>110%) hal ini disebabkan Madrasah Aliyah(SMA/MA).
kelebihan jumlah kelas yang tidak Anonimous. 1987. Departemen Pekerjaan
diimbangi dengan jumlah penduduk usia Umum Republik Indonesia. 1987.
sekolah SLTP (13-15 Tahun) Sama halnya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
dengan daya tampung fasilitas pendidikan Nomor 378/KPTS Tahun 1987,
tingkat SLTA. Tentang Petunjuk Perencanaan
3. Berdasarkan penilaian tingkat keterisian Kawasan Permukiman Kota. Jakarta.
sekolah tingkat SLTP di Kecamatan Anonimous. 2003. Undang-Undang Republik
Wenang terdapat 3 kelurahan yang baik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
(efisien), 2 kelurahan cukup tingkat Sistem Pendidikan Nasional
keterisiannya dan 4 kelurahan yang masih Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
kurang tingkat keterisiannya (tidak efisien). Penelitian Suatu Pendekatan
4. Penilaian tingkat keterisian sekolah tingkat Praktik.Yogyakarta : Penerbit Rineka
SLTA di Kecamatan Wenang rata rata Cipta.
penilaiannya Cukup (>110%). Barnawi., Arifin Muhammad, Manajemen
5. Kelurahan yang memberikan pelayanan Sarana dan Prasarana Sekolah,
fasilitas pendidikan tingkat SLTP terhadap Yogyakarta: Ruzz Media
wilayah sekitar paling banyak yaitu Malik, Andi (2009) ARAHAN DISTRIBUSI
Kelurahan Lawangirung sedangkan FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH
Kelurahan yang tidak tersedia lokasi LANJUTAN TINGKAT ATAS (SLTA)
fasilitas pendidikan tingkat SLTP yakni DI KABUPATEN MINAHASA
Kelurahan Mahakeret Barat, Kelurahan TENGGARA TAHUN 2028. S2 Thesis,
Mahakeret Timur dan Kelurahan Komo INSTITUT TEKNOLOGI
Luar. BANDUNG
43
Mirsa, Rinaldi, 2012, Elemen Tata Ruang
Kota, Yogyakarta: Graha Ilmu
Mulyarto, 2008, Kajian Lokasi Fasilitas
Pendidikan SMA & SMK di
Kabupaten Bangka Dari Aspek Spasial
Dengan SIG(Online)
http://mulyarto.blogspot.com/2008/07/
kajian-lokasi-fasilitas-pendidikan-
sma.html Di unduh 23 Februari 2015
Pukul 06.35
Sadana, Agus, 2014, Perencanaan Kawasan
Permukiman, Yogyakarta: Graha Ilmu
Tarigan, R., 2006. Perencanaan Pembangunan
Wilayah (Edisi Revisi). Jakarta. PT.
Bumi Aksara.
Takumansang, Esli D, 2010, “Kajian
Penempatan Fasilitas Pendidikan
Dasar dan Menengah Dalam Aspek
Sistem Informasi Geografis”. Jurnal
Tekno, Volume 08, No 54:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/t
ekno/article/view/4192 Di unduh 30
Februari 2015 Pukul 08.35

44

Anda mungkin juga menyukai