Anda di halaman 1dari 15

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses
penuaan penyakit ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit
degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan untuk
menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa
sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan
yang lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk
diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau
paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial)
sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk
penyakit seperti tersebut di atas yang artinya menunjukkan adanya
penurunan daya tahan sel neuron dan mengakibatkan kematian dini.
Konsep di atas mewujudkan hipotesa bahwa proses penuaan (usia) dan
penyakit degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang sama.
Ada beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit
degeneratif, tetapi sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan
metabolik, toksik dan nutrisi (defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu
slow virus. Dengan berkembangnya ilmu, memang banyak penyakit yang
dulu penyebabnya tidak diketahui akhirnya diketahui sehingga tidak
termasuk penyakit degeneratif. Sedangkan penyakit yang penyebabnya
tidak diketahui dan mempunyai kesamaan dimana terdapat disintegrasi
yang berjalan progresif lambat dari sistem susunan saraf dimasukkan ke
dalam golongan ini. Istilah yang agak membingungkan yaitu pemakaian
yang tidak konsisten dari istilah atrofi dan degeneratif, dua istilah ini
digunakan pada penyakit degeneratif. Spatz mengatakan bahwa
gambarannya secara histopatologis berbeda. Atrofi gambaran khasnya
3

berupa proses pembusukan dan hilangnya neuron dan tidak dijumpai


produk degeneratif, hanya jarak antar sel yang melebar dan terjadi fibrous
gliosis. Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan
neuron, mielin dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk
degeneratif dan reaksi fagositosis yang hebat dan gliosis selular. Jadi
perbedaan atrofi dan proses degeneratif yaitu pada kecepatan terjadinya
dan tipe kerusakannya. Banyak penyakit yang merupakan proses
degeneratif ternyata diketahui kemudian penyebabnya adalah proses
metabolik. Tetapi ternyata pada kejadian atrofi, ada beberapa yang
dasarnya adalah gangguan metabolik juga.

B. Jenis – jenis Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi
menyebutkan lebih dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah
beberapa jenis penyakit degeneratif yang berhubungan dengan konsumsi
makanan atau zat gizi tertentu:
1. Obesitas
Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan
standar BMI/IMT (Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.
Pencegahan Obesitas:
a. Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
b. Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
c. Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan
d. Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit
per hari, selama 3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan
kaki ke kantor, naik tangga di dalam kantor.
e. Stop merokok.

2. Kolesterol
Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa
disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat
4

menempel pada pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal


dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat
melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh
adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus dicegah
agar tetap dalam keadaan normal.
3. Penyakit Jantung
Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner
adalah arteri-arteri yang melingkari jantung seperti mahkota
(crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot
jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner mengalami
penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen lain
(pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).
Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa
tidak nyaman di dada (angina), terutama selama olahraga dimana otot
jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses aterosklerosis dapat mulai
terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus
diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah
hipertensi dan kolesterol tinggi.
4. Osteoporosis
Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar
kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang
banyak terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia,
kemampuan untuk menyerap kalsium semakin berkurang. Maka,
sebaiknya Anda membiasakan diri atau anak Anda untuk minum susu
setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah
kurangnya asupan kalsium pada usia muda.
Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi
mengkonsumsi susu yang dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau
karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh lagi sehingga mereka enggan
minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti tumbuh saat usia
5

16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan
kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi tubuh.
Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan
dan aktivitas yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang
dibutuhkan lebih banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium
yang dibutuhkan berdasarkan usia.
Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya
terdapat pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran
hijau seperti bayam dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari
kalsium. Karena kalsium tidak dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting
untuk minum susu dan mengkonsumsi makanan yang mengandung
kalsium.
5. Stroke
Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara
hebat, sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi
terbagi menjadi dua:
a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena
sumbatan pada pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling
banyak dijumpai (80%).
b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak,
darah yang berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan
kerusakan sel otak.
Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan
gejalanya:
a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada
satu sisi badan .
b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).
c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda
d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan
e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di
daerah antara kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran
6

f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi


Pencegahan stroke:
a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.
b. Diet sehat untuk otak
c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium,
folat dan antioksidan
d. Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang
e. Makanan kaya kalsium
f. Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai
g. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan
tuna
Faktor risiko penyakit stroke adalah:
a. Riwayat stroke dalam keluarga
b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke
c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke
dibandingkan dengan pria.
d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
e. Hipertensi
f. Hiperkolesterolemia
g. Merokok
h. DM
i. Obesitas, dll

6. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat
purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan
hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk
hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup
tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai
7

sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari
hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena
penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan
asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal
lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat
diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi
karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka
disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat
menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
a. Gejala Asam Urat
1) Kesemutan dan linu
2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan
nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
b. Solusi Mengatasi Asam Urat.
1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
c. Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).
1) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan
otak.
2) Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
3) Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
8

4) Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.


5) Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya
seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau,
tauge, melinjo, emping.
6) Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus,
kembang kol, buncis.
7) Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
8) Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski,
anggur, tape, tuak.
7. Hipertensi
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi,
ada baiknya Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah.
Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat
dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-
90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan
tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat
jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering
disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering
juga disebut tekanan bawah.
Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam
pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang
mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan
darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat
dikendalikan. Ada juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi
penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
9

a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-
tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan
ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan
bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik
daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
b. Usia
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat.
Gaya hipup sehat di anjurkan untuk mengurangi resiko.
c. Garam
Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita
diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka
yang berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih
dalam darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat.
e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di
atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar
menderita tekanan darah tinggi.
f. Stres
. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu
tekanan darah tinggi. Faktor ini bisa di kendalikan.
g. Rokok
Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan
10

risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan


merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh
maupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan
juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur
mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan
olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan
mengendalikan penyebab. Adapun pencehgahan yang berhubungan
dengan makanan adalah urangi konsumsi garam dalam makanan,
konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah
tinggi, makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau,
pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk, kendalikan kadar kolesterol,
kendalikan diabetes.

8. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)


Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah
salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya di masa datang. WHO menaksir bahwa lebih dari 180 juta
orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus. Diperkirakan
1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.
11

Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang


mengalami peningkatan kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan
perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar
menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus. Hampir
separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia di bawah
70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.
Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus
bahkan lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara berkembang
lainnya. WHO menyimpulkan bahwa di Indonesia, penderita diabetes
melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China dan
Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa
insiden DM di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan
jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan
pola makan masyarakat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa
penyakit diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
sangat serius (Depkes.go.id, 2005).
Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus
tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi
produksi insulin oleh pankreas. Kondisi ini hanya bisa diobati dengan
pemberian insulin. Diabetes melitus tipe-2 (non-insulin-dependent
diabetes mellitus) yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk
berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan
pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang
normal dalam darah. Diabetes melitus tipe-2 ini lebih banyak ditemukan
dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia
(Depkes.go.id, 2005).
Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan,
dengan rajin mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa
mencegah terjadinya komplikasi pada pasien diabetes. Penyakit diabetes
melitus dapat dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan
12

pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat


menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat
dimodifikasi, diantaranya obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia di atas 45 tahun keatas,
faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes gestasional, pernah
melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.
Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko
terbesar penyebab diabetes adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis
yang dilakukan di Jakarta melihat adanya korelasi yang bermakna antara
obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas secara tersendiri tidak sampai
menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula darah.
Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes,
sampai saat ini masih belum jelas benar. Yang sudah diketahui adalah
bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas
sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).
Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok.
Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia karena merokok dapat menimbulkan kematian. Bila pada tahun
2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka pada tahun
2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal
karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif.
Dilihat dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki anggota yang
merokok yang hampir semuanya merokok di dalam rumah ketika bersama
anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini
merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005)..
Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres
memang faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah,
bukan hanya secara mental tetapi juga fisik. Penelitian terbaru
membuktikan komponen kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam
hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di
kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria
13

yang memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat memiliki risiko


dua kali lipat menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tingkat
stres psikologisnya rendah.
Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti
hubungan antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan
bahwa wanita yang memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena
diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah
rendah. Dari beberapa studi ditemukan adanya hubungan yang erat antara
hipertensi dengan diabetes tipe 2, namun hanya ada sedikit infomasi
mengenai hubungan antara tingkat tekanan darah dan diabetes tipe 2 yang
terjadi sesudahnya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang
memiliki hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes dibandingkan
dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio, 2007).
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus
pada individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan
sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program
edukasi yang berkelanjutan. Meskipun program ini tidak mudah, tetapi
sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di
negara-negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan
sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut
maupun jangka panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan
pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata
secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine program menurunkan atau
menghentikan kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).

C. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif


Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena
perolehan zat gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan
yang salah meningkatkan resiko penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit
di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian besar di pengaruhi oleh
konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan
14

– manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan –


makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh
(saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti
monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh
sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko
penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih.
Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang
penting untuk melindungi tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini
dibedakan menjadi dua yakni intraseluler ( didalam sel) dan ekstraseluler
(diluar sel) atau pun dari makanan. Dari sini aktioksidan tubuh bisa
dikelompokkan menjadi 3 yakni:
a. Antioksidan Primer
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan
senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul
yang berkurang dampak negatifnmya, sebelum radikal bebas ini sempat
bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi
sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses
peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada
dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat – zat gizi
meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan
sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit
degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam
makanan yang dikonsumsi setiap hari.
b. Antioksidan Sekunder
Antioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta
mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder:
vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan
gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan
kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran
dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan
15

komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan


seperti vitamin E dan vitamin C.
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki
DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan
telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yang memadai
dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

D. Pencegahan Penyakit Degeneratif


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah
pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi
rokok. Pada pola makan yang tidak sehat misalnya mengkonsumsi
makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong
banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga
sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan
produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan
rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok
sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Karena itu, ada tiga cara upaya-
upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan pola makan
yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok.
Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai
negara karena menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan
Penyakit Degeratif adalah penerapan pajak tembakau, penggunaan garam
pada makanan olahan, dan mengembangkan pola makanan sekolah
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah
banyak mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi
ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah
mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan.
16

Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3
yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti
jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker.
Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan
kesehatan dan kecerdasan otak.
Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai
bubuk sebagai therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti
hipertensi, strooke, diabetes dan kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai
mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang
terkandung didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk
meningkatkan vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta
mencegah gangguan pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai