Anda di halaman 1dari 6

Nama Peserta: dr.

Erizon
Nama wahana: RSUD Bangkinang
Topik: Visum et Repertum kekerasan tumpul
Tanggal (kasus): 31 Januari 2018
Nama Pasien: Tn.H No RM: 027424
Tanggal Presentasi: 23 Februari 2018 Nama Pendamping: dr. Nur Aisyah
Tempat Presentasi: RSUD Bangkinang
Objektif Presentasi :
 Keilmuan □ keterampilan □ penyegaran Tinjauan
Pustaka
 Diagnostik Manajemen Masalah □ Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja  Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Laki-laki, 43 tahun, datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah
dianiaya oleh 4 orang yang dikenal 12 jam SMRS
Tujuan:
 Mengetahui cara pembuatan visum et repertum yang tepat
Bahan Bahasan:  Tinjauan Riset  Kasus Audit
Pusataka
Cara Membahas: Diskusi  Presentasi Email Pos
dan diskusi
Data Pasien: Nama: Tn.H Nomor registrasi: 027424
Nama Klinik: IGD RSUD Telp: Terdaftar Sejak: 31 Januari
Bangkinang 2018
Data Utama untuk Bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah dianiaya
oleh 4 orang yang dikenal. Kejadian penganiayaan terjadi di jalan lintas
Bangkinang-Petapahan Kelurahan Pasir Sialang. Pasien mengaku didorong lalu
kepalanya dihantam dengan menggunakan kaki oleh pelaku berkali-kali. Jumlah
hantaman tidak terhitung. Pasien mengaku dianiaya karena sebelumnya difitnah
telah mencium anak pelaku, namun pasien mengaku tidak melakukannya. Pasien
mengeluh sedikit pusing dan badan lemas namun pasien masih bisa beraktifitas.
Keluhan pandangan kabur, mual dan muntah disangkal oleh pasien.

2. Riwayat Pengobatan:
Belum pernah diberikan obat sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Pasien tidak mengeluhkan sakit apapun sebelumnya
4. Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama
5. Riwayat Pekerjaan:
Supir truk
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN,
PEKERJAAN):
Baik
7. Riwayat imunisasi: -

8. Lain-lain: -

Status Generalisata :
Keadaan Umum: baik, Kesadaran : Compos Mentis
TD: 120/80 mmHg, HR: 90x/i, RR: 18 x/i, T: 36,7 0C, VAS: 4
 Kepala : Normocephali
 Wajah : Dalam batas normal
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil isokor ø 2mm =
2mm, Reflex cahaya (+/+) normal
 Mulut : Dalam batas normal
 Thoraks : Paru : Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Vokal fremitus simetris normal kiri kanan
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing
(-/-)
 Jantung : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
 Ekstremitas Superior :
 Akral hangat , CRT < 2 ”, oedem (-)
 Ekstremitas Inferior :
 Akral hangat, CRT < 2”, oedem (-)
Status lokalis:
A. Pada dahi sisi tengah, tepat pada GPD, 7 cm dari sudut luar mata kiri
terdapat luka lecet yang telah mongering dengan ukuran 3 cm x 2,5 cm.
B. Pada pipi sisi kanan, 2 cm dari sudut luar mata kanan, 5,5 cm dari GPD
terdapat bengkak berwarna kemerahan dengan ukuran 3 cm x 2 cm
C. Pada pipi sisi kiri, 2 cm dari sudut luar mata kiri, 4 cm dari GPD terdapat
bengkak berwarna kemerahan dengan ukuran 3 cm x 2 cm

Daftar Pustaka:
1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-1. Jakarta Barat:
Binarupa Aksara.2002
2. Budiyanto, Arif; Widiatmaka, Wibisana. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
Hasil Pembelajaran :
1. Membuat visum et repertum yang tepat
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang laki-laki, 43 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang pada tanggal 31
Januari 2018 dengan :
Keluhan Utama: Luka lecet di kepala dan permintaan visum
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dibawa oleh polisi dengan permintaan visum setelah dianiaya oleh 4
orang yang dikenal. Kejadian penganiayaan terjadi di jalan lintas Bangkinang-
Petapahan Kelurahan Pasir Sialang. Pasien mengaku didorong lalu kepalanya
dihantam dengan menggunakan kaki oleh pelaku berkali-kali. Jumlah hantaman
tidak terhitung. Pasien mengaku dianiaya karena sebelumnya difitnah telah mencium
anak pelaku, namun pasien mengaku tidak melakukannya. Pasien mengeluh sedikit
pusing dan badan lemas namun pasien masih bisa beraktifitas. Keluhan pandangan
kabur, mual dan muntah disangkal oleh pasien.
2. Objektif
Status Generalisata :
Keadaan Umum: tampak sakit sedang, Kesadaran: Compos Mentis
TD: 120/80 mmHg, HR: 90x/i, RR: 18 x/i, T: 36,7 0C, VAS: 4
 Kepala : Normocephali
 Wajah : Dalam batas normal
 Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-), pupil isokor ø 2mm =
2mm, reflex cahaya (+/+) normal.
 Mulut : Dalam batas normal
 Thoraks : Paru : Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Palpasi : Vokal fremitus simetris simetris normal kiri dan
kanan
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing
(-/-)
 Jantung : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas Superior:
 Akral hangat , CRT < 2 ”, oedem (-)
 Ekstremitas Inferior:
 Akral hangat, CRT < 2”, oedem (-)

Status lokalis:
A. Pada dahi sisi tengah, tepat pada GPD, 7 cm dari sudut luar mata kiri
terdapat luka lecet yang telah mongering dengan ukuran 3 cm x 2,5 cm.
B. Pada pipi sisi kanan, 2 cm dari sudut luar mata kanan, 5,5 cm dari GPD
terdapat bengkak berwarna kemerahan dengan ukuran 3 cm x 2 cm
C. Pada pipi sisi kiri, 2 cm dari sudut luar mata kiri, 4 cm dari GPD terdapat
bengkak berwarna kemerahan dengan ukuran 3cm x 2 cm

3. Assessment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan,

Kesimpulan visum:

- Pada pemeriksaan korban laki-laki berusia 43 ini ditemukan adanya


luka lecet di daerah dahi, serta bengkak di kedua pipi yang
disebabkan oleh kekerasan tumpul.

- Luka-luka tersebut tidak mengakibatkan penyakit/halangan dalam


menjalankan pekerjaan sehari-hari (luka derajat 1)

Visum et Repertum

Visum et Repertum adalah keterangan yang dibuat dokter atas permintaan


penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia,
hidup maupun mati, ataupun bagian/diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan.

Perbedaan Visum et Repertum dengan Catatan Medis

Catatan medis adalah catatan tentang seluruh hasil pemeriksaan medis beserta
tindakan pengobatan atau perawatan yang dilakukan oleh dokter. Catatan medis
disimpan oleh dokter atau institusi dan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka kecuali
dengan izin dari pasien atau atas kesepakatan sebelumnya misalnya untuk keperluan
asuransi. Catatan medis ini berkaitan dengan rahasia kedokteran dengan sanksi
hukum seperti yang terdapat dalam pasal 322 KUHP.

Visum et Repertum dibuat berdasarkan Undang-Undang yaitu pasal 120, 179


dan 133 KUHAP dan dokter dilindungi dari ancaman membuka rahasia jabatan
meskipun visum et repertum dibuat dan dibuka tanpa izin pasien, asalkan ada
permintaan dari penyidik dan digunakan untuk kepentingan peradilan.

Jenis dan Bentuk Visum et Repertum


Ada beberapa jenis visum et repertum, yaitu visum et repertum perlukaan ,
visum et repertum kejahatan seksual, visum et repertum jenazah, dan visum et
repertum psikiatrik. Tiga jenis visum yang pertama adalah visum et repertum
mengenai tubuh/raga manusia yang dalam hal ini berstatus sebagai korban tindak
pidana, sedangkan jenis terakhir adalah mengenai jiwa/mental tersangka atau
terdakwa atau saksi.

Visum et repertum dibuat secara tertulis, sebaiknya dengan mesin ketik, di atas
sebuah kertas putih dengan kepala surat institusi kesehatan yang melakukan
pemeriksaan, dalam bahasa Indonesia, tanpa memuat singkatan dan sedapat
mungkin tanpa istilah asing, bila terpaksa digunakan agar diberi penjelasan bahasa
Indonesia.

Aspek medikolegal luka dan kekerasan


Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat
kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan
dari permasalahan sebagai berikut :
a. Jenis luka apakah yang yang terjadi?
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka?
c. Bagaimanakah kualifikasi luka itu?
Pengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian ilmu kedokteran forensik,
yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan Bab XX ( Tentang
penganiayaan), terutama pasal 351 dan 352, dan BAB IX (tentang arti beberapa
istilah yang dipakai di dalam kitab undang-undang), yaitu pasal 90

Luka Akibat Benda Tumpul

Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka, yaitu luka lecet,
memar dan luka robek atau luka terbuka. Dan bila kekerasan benda tumpul tersebut
sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang.

1. Luka lecet
Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar/kulit ari. Walaupun kerusakan yang
ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti yang penting sekali di
dalam ilmu kedokteran kehakiman.
2. Luka memar
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam
jaringan yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya
pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul.
3. Luka robek
Luka robek atau luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul
dapat terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya sehingga
melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila arah dari
kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan tubuh yang
terkena benda tumpul.
4. Patah tulang

4. Plan
a. Pembersihan luka
b. Ibuprofen tablet 2x400 mg per hari p.o
c. Ranitidin tablet 2x150 mg per hari p.o

Anda mungkin juga menyukai