Revisi Bab 3 Adit
Revisi Bab 3 Adit
Umur atau usia responden adalah lamanya tahun yang dilalui oleh
responden dihitung berdasarkan akte kelahiran atau peristiwa penting.
Proporsi identitas responden berdasarkan umur dapat menggambarkan
tingkat pengalaman, kedewasaan pola pikir, dan kemampuan
responden. Dari hasil survei kami pada Desa Gunungrejo kami
mendapatkan beberapa macam data dari 15 responden yang kami
wawancarai. Salah satu data yang kami dapatkan ialah umur atau usai
responden.
Berikut merupakan gambar presentase identitas dari 15 responden
menurut kelompok umur di Desa Gunungrejo, Kecamatan Wai Ratai,
Kabupaten Pesawaran :
13%
7% 47% 27-42 Tahun
43-53 Tahun
33% 54-64 Tahun
65 Tahun atau lebih
7%
20% 27%
SMA
SMP
SD
46% TIDAK SEKOLAH
13%
27%
0-2 Tanggungan
3-4 Tanggungan
60% 5-7 Tanggungan
Berikut merupakan gambar presentase status lahan hak milik dan lahan
sewa dari 15 responden di Desa Gunungrejo, Kecamatan Wai Ratai,
Kabupaten Pesawaran :
6
5
4
3 Presentase Status Lahan
Responden (Hak Milik)
2
1
0
> 2 Ha 1,5-2 0,9-1,4 0,3-0,8 < 0,2
Ha Ha Ha Ha
1.5
0
> 2 Ha 1,5-2 0,9-1,4 0,3-0,8 <0,3
Ha Ha Ha
Desa yang dipilih untuk dilakukannya penelitian usahatani kali ini ialah Desa
Gunungrejo, Kecamatan Wai Ratai, Kabupaten Pesawaran . Di desa ini
terdapat berbagai macam usahatani yang digeluti oleh masyarakat tersebut,
hingga saat ini perkembangannya pun berjalan cukup baik. Sebagian besar
masyarakat desa Gunungrejo menggeluti usahatani dibidang bercocok tanam
dan terdapat pula beberapa masyarakat yang berbudidaya ikan namun
memang tidak banyak dibandingkan yang bercocok tanam. Dari hasil
pengamatan kami selama di Desa Gunungrejo kami mendapat hasil sebagai
berikut yang kami rincikan untuk 4 wilayah pekon di Desa Gunungrejo.
1
Agustina Shinta, ILMU USAHATANI (Malang: UB press, 2011) hlm. 1. Diakses 29 Januari 2018,
pukul 15:17 WIB.
2
Kadarsan. 1993. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
3.2.1. Dusun 3 ( Gunungrejo 1 )
Pisang
Pala
Kopi
Kacang Tanah Jumlah Produksi per
Kakao tahun dari 15
responden ( kwintal)
Jagung
Cengkeh
Cabe
3.3. Pengolahan/Agroindustri
Sistem agribisnis adalah bentuk moderen dari pertanian primer yang paling
sedikit mencakup empat subsistem, yaitu :
3
Soeharjo, 1991. Konsep dan Ruang Lingkup Agroindustri dalam Kumpulan Makalah Seminar
Agribisnis. Buku I. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.
Bogor.
(3). Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yaitu kegiatan
ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan
baik dalam bentuk yang siap untuk dimasak atau disaji atau siap untuk
dikonsumsi beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik dan
internasional.
(4). Subsistem jasa layanan pendukung seperti lembaga keuangan dan
pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan layanan informasi agribisnis,
penelitian dan pengembangan, kebijakan pemerintah, asuransi agribisni,
dan lain-lain.
4
Diakses dari http://agbsosek.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-agribisnis-dan-sistem.html, pada
tanggal 31 januari 2018, pukul 13:34 WIB.
produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing).
Adapun hasil survei kami di Desa Gunungrejo tentang pasca panen
yaitu pasca panen hasil tanaman jagung.Jagung (bahasa latin: Zea
mays) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban. Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil
karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Di
Dusun Gunungrejo 2 terdapat rumah pascapanen jagung, dari
wawancara bersama pemilik rumah produksi pasca panen jagung
tersebut didaptlah bahwa tahap-tahap pasca panen jagung yang mereka
lakukan ialah, yang pertama adalah melakukan pemanenan jagung,
kemudian jagung yang sudah dipanen langsung dilakukan pemisahan
tongkol untuk memisahkan tongkol yang baik dan kurang baik.
Pengangkutan dan pengeringan jagung hanya dilakukan pada jagung
yang dianggap sehat. Setelah jagung kering barulah dapat dilakukan
pemipilan dengan menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila
jumlah produksi cukup besar, pada dasarnya memipil jagung hampir
sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan biji-biji dari
tempat pelakatan. Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung
harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki,
sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dibuang antara
lain sisa-sia tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama
petik ataupun pada waktu pengumpilan. Tindakan ini sangat bermanfaat
untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan hama selama
dalam penyimpanan.setelah biji jagung di sortir barulah biji-biji jagung
tersebut dikemas, kemudian di simpan di gudang penyimpanan, namun
ada juga yang langsung di jual di pasar.
3.3.2. Pengolahan
3.2.2.1. Jamu
3.2.2.2. Tempe
3.2.2.3. Tahu
3.4. Pemasaran