Pengertian
Deadweight Loss adalah pengurangan surplus konsumen (Consumer Surplus) dan Surplus
produsen yang terjadi apabila output suatu produk dibatasi sehingga lebih rendah dari
tingkat efisiensi optimum.
Deadweight Loss adalah hilangnya efisiensi ekonomi bagi konsumen/ produsen karena
efisiensi alokasi sumber daya tidak tercapai.
DWL tercipta karena inefisiensi pasar.
DWL terjadi ketika penawaran dan permintaan tidak berada di titik ekuilibrium.
Jika suatu pajak dikenakan kepada produsen untuk setiap unit barang yang ia jual, maka
keseimbangan harga akan berubah lebih tinggi. Kemudian sebagian dari beban tersebut akan
diteruskan ke konsumen.
Jika konsumen merasa bahwa harga suatu barang tidak sesuai/ lebih tinggi dari manfaat yang
dirasakan, maka mereka cenderung tidak membeli barang tersebut. Dengan berkurangnya tingkat
perdagangan, alokasi sumber daya menjadi tidak efisien, dimana dapat menyebabkan
berkurangnya kesejahteraan secara keseluruhan dalam suatu masyarakat.
Pajak
Deadweight Loss adalah pengurangan surplus konsumen (Consumer Surplus) dan Surplus
produsen yang terjadi apabila output suatu produk dibatasi sehingga lebih rendah dari
tingkat efisiensi optimum.
Deadweight Loss adalah hilangnya efisiensi ekonomi bagi konsumen/ produsen karena
efisiensi alokasi sumber daya tidak tercapai.
DWL tercipta karena inefisiensi pasar.
DWL terjadi ketika penawaran dan permintaan tidak berada di titik ekuilibrium.
Jika suatu pajak dikenakan kepada produsen untuk setiap unit barang yang ia jual, maka
keseimbangan harga akan berubah lebih tinggi. Kemudian sebagian dari beban tersebut
akan diteruskan ke konsumen.
Jika konsumen merasa bahwa harga suatu barang tidak sesuai/ lebih tinggi dari manfaat
yang dirasakan, maka mereka cenderung tidak membeli barang tersebut. Dengan
berkurangnya tingkat perdagangan, alokasi sumber daya menjadi tidak efisien, dimana
dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan secara keseluruhan dalam suatu
masyarakat.
Harga Dasar
Contoh lain, bila pemerintah menetapkan upah minimum tenaga kerja Rp 15.000 per hari,
maka majikan harus membayar tenaga kerja paling tidak Rp 15.000 per hari
Jika harga dasar berada diatas titik equilibrium, maka akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran.
Upah Minimum dapat menyebabkan majikan untuk memberi upah lebih tinggi kepada
pekerja.
Hal tersebut menyebabkan perusahaan lebih ketat lagi dalam memilih pekerja, sehingga
akan mencegah pekerja yang mempunyai keahlian rendah untuk mendapatkan pekerjaan.
Grafik diatas merupakan contoh penerapan harga dasar pada pasar gabah di karawang.
Harga dasar diatas titik keseimbangan akan menyebabkan penawaran naik. Pada grafik
diatas penawaran naik menjadi 700.000 ton.
Sedangkan permintaan turun menjadi 200.000 ton.
Segitiga A dan B merupakan DWL.
Surplus konsumen yang hilang adalah sebesar luas segitiga A.
Surplus Produsen yang hilang adalah sebesar luas segitiga B.
Pada kurva diatas keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada harga Rp 2.500/hari,
dengan kesempatan kerja sebesar 5.000 pekerja/ bulan.
Saat pemerintah menetapkan upah minimum diatas harga keseimbangan dalam pasar,
maka permintaan terhadap tenaga kerja menurun, namun penawaran tenaga kerja naik.
Perusahaan lebih ketat lagi dalam memilih pekerja, bahkan mengurangi pekerjanya karena
gaji yang lebih tinggi.
Dilain pihak, orang tertarik dengan gaji yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan
penawaran tenaga kerja naik.
Hal ini menyebabkan pengangguran sebesar 5000 orang/bulan (7000-2000).
DWL adalah sebesar segitiga A dan B.
Harga Tertinggi
Harga tertinggi (ceiling price) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen.
Tujuan penetapan harga tertinggi adalah agar harga produk dapat terjangkau oleh
konsumen yang daya belinya kurang.
Harga tertinggi yang berada dibawah harga keseimbangan dapat menyebabkan DWL.
Perusahaan yang telah ditetapkan harga produk per unit dibawah harga biasanya akan
mengecilkan produksinya atau mengurangi pasokan barang dibawah yang benar-benar
diminta oleh konsumen.
Pada grafik diatas, keseimbangan terjadi pada tingkat harga mie instan Rp 1.000 per
bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan.
Pada harga tertinggi Rp 750 per bungkus, penawaran turun menjadi 10 juta, sedangkan
permintaan naik menjadi 16,25 juta.
Hal tersebut menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6,25 juta (16,25 juta – 10 juta)
bungkus perbulan.
DWL atau surplus ekonomi yang hilang adalah sebesar luas segitiga A dan B
Daftar Pustaka :
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi ( Mikro Ekonomi &
Makro Ekonomi ) edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://ok-review.com/pengertian-deadweight-loss-bobot-yang-hilang/
http://www.investopedia.com/terms/d/deadweightloss.asp
http://economictimes.indiatimes.com/definition/deadweight-loss
https://en.wikipedia.org/wiki/Deadweight_loss