AR RAHMAYANTI (201601015)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang diberi judul “ Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi”.
Penyusunan makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
oleh dosen mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Kelompok berharap dengan makalah kelompok kami ini dapat digunakan dalam
menambah wawasan pembaca tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga mampu meminamalisir dan
mengurangi komplikasi dari kekurangan oksigen ini dengan memberikan
penatalaksanaan medis yang sesuai.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penulisan makalah ini yang masih
jauh dari kata sempurna. Kelompok kami menyadari adanya kekurangan dalam
penyusunan makalah kami ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk pembuatan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
hlm
Kata Pengantar .................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
C. Metode Penulisan ........................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan .................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kebutuhan Oksigenasi
1. Definisi .............................................................................. 3
2. Fisiologi Pernapasan ......................................................... 3
3. Patoflow Oksigenasi ......................................................... 4
4. Gangguan Keseimbangan Asam Basa .............................. 6
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.... 6
6. Perubahan fungsi pernapasan ............................................ 9
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan ................................................. 11
2. Diagnosa Keperawatan .................................................... 11
3. Perencanaan Keperawatan ............................................... 18
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .................................................................................... 20
B. Data Fokus ................................................................................... 27
C. Analisis Data ................................................................................ 29
D. Diagnosa Keperawatan................................................................. 31
E. Rencana Tindakan ........................................................................ 31
3
F. Implementasi Keperawatan .......................................................... 34
G. Evaluasi ........................................................................................ 38
BAB IV : PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................. 41
2. Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup,
dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigen merupakan salah
satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari
atmosfer. Oksigen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
(Sulistyo, 2012)
Oksigen merupakan suatu gas tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam
sekitar 21 % udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel.
Walaupun penghantaran oksigen ke jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak
langsung minimal oleh semua sistem tubuh, namun sistem pernapasan adalah
yang paling terlibat langsung dalam proses ini. Gangguan pada fungsi sistem
pernapasan dapat secara bermakna memengaruhi kemampuan kita untuk bernapas,
mengirimkan gas, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari- hari. (Kozier
Barbara, 2010)
5
Oksigenasi adalah kebutuhan utama yang harus kita penuhi dibanding kebutuhan
utama lain. Oksigen kita dapat dengan percuma di alam. Oksigen diperlukan oleh sel
sel tubuh kita untuk dapat melakukan metabolisme sehingga tubuh kita dapat
berfungsi secara maksimal sehingga kita dapat menjalankan aktivitas kita sehari
hari. Apabila otak manusia tidak mendapatkan oksigen lebih dari 4 menit orang
maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
orang tersebut akan meninggal.
Pentingnya oksigen bagi tubuh kita membuat penulis merasa bahwa kebutuhan
yang satu ini perlu dipelajari lagi sehingga para pembaca dapat memahami lebih
dalam pentingnya kebutuhan oksigenasi bagi tubuh terutama bagi sel kita.
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan kebutuhan dasar oksigenasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan definisi oksigen
b. Mahasiswa/i mampu mengetahui anatomi fisiologi sistem pernapasan
c. Mahasiswa/i mampu mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan kebutuhan oksigenasi.
C.Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode studi kepustakaan yaitu penulis
mencari teori yang di peroleh melalui buku yang terkait dengan oksigenasi.
D.Sistematika Penulisan
6
1. Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan, penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka, yang terdiri konsep dasar kebutuhan oksigenasi dan
konsep asuhan keperawatan
3. Bab III Tinjauan Kasus, yang terdiri dari tinjauan kasus yaitu mulai dari data
fokus, anlisa data, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi
4. Bab IV Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fisiologi Pernapasan
Proses pemenuhan kebutuhan oksigen tuguh terdiri atas tiga tahap,
yaitu:
a. Ventilasi
Organ yang berperan dalan proses ventilasi adalah hidung sampai
bronkus.pada proses ini terjadi dihirupnya O2 dari atmosfer dan di
bawa masuk ke paru-paru, lalu mengeluarkan CO2 dari dalam
paru-paru ke atmosfer.
b. Difusi Gas
Organ yang berperan dalam proses ini adalah alveoli dan
pembuluh darah kapiler. Dalam proses ini terjadi pertukaran gas
antara O2 pada alveoli dengan CO2 pada pembuluh darah kapiler.
8
c. Transportasi Gas
Berperan dalam proses ini adalam pembuluh darah. Pembuluh
darah akam mengedarkan darah yang mengandung O2 ke seluruh
sel jaringa yang ada di tubuh untuk bermetabolisme
3. Patoflow Oksigenasi
inspirasi
9
Relaksasi 6otot-otot inspirasi Kontraksi otot-otot ekspirasi
Ekspirasi
10
4. Gangguan keseimbangan asam- basa
a. Asidosis
Ialah suatu keaaan dimana terjadi kelebihan asam dalam darah.
1) Asidosis respiratorik
Retensi CO2 yang lebih / produksi CO2 oleh jaringan yang
lebih banyak dibandingkan dengan kemampuan
pembebasan CO2 oleh paru- paru.
2) Asidosis metabolik
Terjadi karena:
a) Intake dari asam yang tinggi: metanol, NH4CI,
b) Bertambahnya produksi asam: asam laktat,
c) Berkurangnya ekskresi asam oleh ginjal,
d) Pegeluaran bikarbonat: pada diare yang lama
b. Alkalosis
Ialah suatu peninggian basa dalam darah.
1) Alkalosis respiratorik
Adalah suatu keadaan dimana PACO2 dalam darah
berkurang, yang disebabkan oleh hiperventilasi. Keadaan
ini disebabkan oleh karena pemakaian obat- obatan.
2) Alkalosis metabolik
Disebabkan karena HCI lambung berkurang, misalnya
muntah dan pemberian zat-zat alkali melalui IV. Biasanya
terjadi kenaikan Ph, peninggian kadar kalium yang berasal
dari kalium intra seluler sehingga kalium dalam urine juga
akan mengalami peninggian.
11
membawa oksigen
3 Obstruksi jalan nafas Membatasi pengiriman oksigen yang
diinspirasi alveoli
4 Tempat yang tinggi Menurunnnya kapasitas oksigen inspirator
karena konsentrasi oksigen yang rendah
5 Demam Meningkatnya metabolisme dan
kebutuhan oksigen di jaringan
6 Penurunan gerakan Mencegah penurunan diafragma dan
dinding dada menurunkan diameter anteroposterior
thoraks pada saat inspirasi, menurunnya
volume udara yang diinspirasi
b. Tahap perkembangan
1) Bayi dan todler
Bayi dan todler beresiko mengalami infeksi saluran
pernafasan bagian atas sebagai hasil pemaparan agen
infeksi dan asap rokok. Hal ini terjadi karena pada saat
lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru
yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara pada
usia prematur, kecenderungan pembentukkan surfactan
berkurang.
2) Anak usia sekolah dan remaja
Anak usia sekolah dan remaja beresiko terpapar pada
infeksi saluran pernapasan, misalnya menghisap asap roo
dan merokok. Individu yang mulai merokok pada usia
remaja dan meneruskannya sampai usia dewasa
pertengahan mengalami peningkatan resiko penyakit
kardiopulmonar dan kanker paru.
3) Dewasa muda dan dewasa
Dewasa muda dan pertengahan banyak terpapar pada resiko
kardiopulmonar seperti: diet yang tidak sehat, stress,
kurang aktivitas/ aktivitas fisik, obat-obatan dan merokok.
Dengan mengurangi faktor- faktor resiko tersebut dapat
menurunkan resiko menderita penyakit kardiopulmonar.
4) Lansia
12
Pada lansia seiring bertambahnya usia maka akan
berdampak pada sistem pernapasan dan sistem jantung.
Pada sistem arterial akan terjadi plak aterosklerosis
sehingga tekanan darah bisa meningkat. komplinasi dinding
dada menurun, penurunan otot-otot pernapasan, identik
juga sering terjadi pada lansia. Selain itu penurunan kerja
silia dan mekanisme batuk efektif menyebabkan individu/
lansia mengalami infeksi saluran pernapasan.
c. Perilaku
Perilaku atau gaya hidup secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi oksigen.
1) Nutrisi
Pada seseorang yang obesitas berat akan menurunkan
ekspansi paru, dan peningkatan kebutuhan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Pada seseorang
yang mengalami kekurangan gizi kan mengalami
kelemahan otot pernapasan sehingga akan menyebabkan
kekuatan otot dan kerja pernapasan menurun. Efisiensi
batuk pun menurun akibat kelemahan otot pernapasan
sehingga menyebabkan klien mengalami retensi sekresi di
saluran pernapsan.
2) Latihan fisik/ aktivitas
Latihan fisik dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan
kebutuhan akan oksigen, kondisi ini akan menyebakan
frekuensi dan kedalaman pernapasan individu meningkat
sehingga akan memperngaruhi kemampuan individu untuk
menghirup lebi banyak oksigen dan mengeluarkan
kelebihan oksigen.
3) Merokok
Merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan
pembuku darah perifer. Nikotin yang diinhalasi
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
pembuluh darah korener, dampaknya akan meningkatkan
tekanan darah dan menurunkan aliran darah ke pembuluh
13
darah perifer. Resiko kanker paru 10x lebih kuatnpada
individu yang merokok daripada individu yang tidak
merokok.
4) Penyalahgunaan substansi
Penggunaan alkohol dan obat-obatan secara berlebihan
akan mengganggu oksigenasi dengan cara mendepresi
pusat pernapasan, menurunkan kedalaman pernapasan dan
jumlah oksigen yang diinhalasi
5) Stress
Keadaan yang terus-menerus pada ansietas berat akan
meningkatkan laju metabolisme tubuh dan kebutuhan akan
oksigen. Tubuh berespon terhadap ansietas dan stress lain
dengan meningkatkan frekuensi dan kedalaman
pernapasan.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi. Insiden
penakit paru lebih tinggi di daerah berkabut dan dataran tinggi.
Makin tinggi daratan, makin rendah Pa02, sehingga makin sedikit
oksigen yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu
pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
14
Tanda dan gejala hiperventilasi alveolar
1) Takikardi
2) Nafas pendek
3) Nyeri dada
4) Pusing
5) Sakit kepala ringan
6) Disorientasi
7) Parastesia
8) Tinitus
9) Penglihatan kabur
10) Tetani (spasme karpopedal)
b. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi
karbondioksida secara adekuat. Tanda dan gejala hipoventilasi
alveolar
1) Pusing
2) Nyeri kepala (daerah oksipital)
3) Letargi
4) Disorientasi
5) Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
6) Disritmia jantung
7) Ketidakseimbangan elektrolit
8) Konvulsi
9) Koma
10) Henti jantung
c. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak adekuatnya/tercukupinya
pemenuhan oksigen oleh tubuh/selular akibat dari defisiensi
oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen
pada tingkat sel.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
15
1) Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas
pembawa oksigen
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari
darah
4) Penurunan difusi oksigen dari alveoli dalam darah seperti
pada pneumonia
5) Penurunan perfusi jaringan seperti pada syok
6) Kerusakan atau gangguan ventilasi seperti pada fraktur iga
multiple atau trauma dada.
16
1) Pernahkah anda perhatikan adanya perubahan dalam
pola nafas anda (mis, pendek nafas, sulit bernafas,
posisi perlu ditegakkan untuk bernafas, atau pernafasan
cepat dan dangkal)?
2) Lamanya keluhan muncul
3) Frekwensi timbulnya gejala
4) Pengobatan yang sudah dijalankan
5) Jika ya, apa aktivitas yang mungkin menyebabkan
munculnya gejala-gejala ini?
b. Riwayat Penyakit Pernapasan
1) Apakah anda pernah mengalami pilek, alergi, asma,
tuberkulisis, bronkitis, pneumonia, atau emfisema?
2) Seberapa sering penyakit tersebut terjadi?
3) Berapa lama berlangsungnya?
4) Bagaimana penanganannya?
c. Gaya Hidup
1) Apakah anda merokok? Jika ya, berapa banyak? Jika
tidak, apakah anda pernah merokok, dan kapan anda
berhenti?
2) Apakah ada anggota keluarga anda yang merokok?
3) Apakah anda mengonsumsi alkohol? Jika ya, berapa
banyak (minuman yang dicampur, berapa gelas
angguratau bir) anda biasanya minum perhari atau
perminggu?
4) Uraikan pola olahraga anda, seberapa sering anda
berolahraga dan berapa lama?Apakah ada perokok atau
polusi ditempat kerja seperti asap, debu dan asbes?
17
1) Seberapa sering anda batuk?
2) Apakah batuk bersifat produktif, yaitu disertai dengan
sputum atau non produktif yaitu kering?
3) Apakah batuk terjadi selama melakukan aktivitas
tertentu seperti saat anda bekerja?
Gambaran Sputum
1) Kapan sputum dihasilkan?
2) Berapa jumlah, warna, kekentalan, dan bagaimana
bau sputum?
3) Apakah sputum pernah bersemu darah?
e. Nyeri Dada
1) Apakah anda mengalami nyeri sewaktu bernafas atau
saat melakukan aktivitas? Dimana lokasi nyeri?
2) Uraikan rasa nyeri, bagaimana rasanya?
3) Apakah nyeri terjadi saat anda mengambil napas atau
saat mengeluarkan napas?
4) Berapa lama nyeri berlangsung, dan bagaimana nyeri
tersebut memengaruhi pernapasan anda?
5) Apakah anda mengalami gejala lain saat nyeri terjadi
(mis, mual, napas pendek atau kesulitan bernapas,
pening, palpitasi)?
6) Apa aktivitas yang dilakukan sebelum timbulnya nyeri?
7) Apa yang anda lakukan untuk meredakan nyeri?
18
2) Perawat juga harus mencatat berat badan klien, pola
aktivitas dan pengkajian diet. Faktor risiko mencakup
kegemukan, gaya hidup banyak duduk dan diet tinggi
lemak jenuh.
g. Riwayat Pengobatan
1) Apakan anda pernah meminum obat saat ini meminum
obat yang dijual bebas atau obat yang diresepkan untuk
membantu pernapasan (mis, bronkodilator, inhalan,
narkotik)?
2) Jika ya, yang mana? Berapa dosisnya, kapan waktu
penggunaan, dan bagaimana hasilnya, termasuk efek
samping yang ditimbulkan?
b) Pemeriksaan fisik
Dalam mengkaji status oksigenasi klien, perawat
menggunakan empat teknik pemeriksaan fisik: inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
a. Inspeksi (dengan cara melihat atau observasi)
1. Pola pernapasan
a) Frekwensi/jumlah pernapasan
b) Kedalaman pernapasan
c) Irama pernapasan
d) Durasi pernapasan
e) Bunyi pernapasan yang bisa didengar tanpa alat
2. Posisi klien waktu mengambil napas
a) Posisi biasa, duduk, tidur
19
b) Banyaknya bantal yang digunakan
c) Apakah kemajuan bila mengubah posisi (lebih
nyaman semi fowler)
3. Keadaan kulit
a) Warna selaput lendir, bibir, kuku, dan daun telinga
b) Kadar hemoglobin (13,00 g/dl)
c) Keadaan kebiruan (cianosis)
4. Bentuk dada/postur tubuh
a) Simetris atau tidak
b) Kelainan bentuk dada, seperti dada burung, dada
tong, sternum tertekan kedalam
c) Kelainan struktur tulang belakang
5. Usaha mempermudah pernapasan
a) Otot tambahan yang digunakan
b) Mengembangkan cuping hidung waktu bernapas
c) Alat yang digunakan untuk membantu pernapasan
b. Palpasi (meraba)
1. Palpasi umum
Yang dikaji adalah temperatur, turgor dan integritas
kulit sekitarnya
a) Adanya nyeri tekan
b) Apakah ada benjolan yang tidak normal
2. Penyimpangan pernapasan
Dengan meletakkan ibu jari tangan tepat pada posisi
prosessus spinosus didaerah torax tengah, sedangkan
ujung jari yang lain mencapai garis mid clavicula. Pada
waktu klien menarik napas dalam, lakukan penilaian
sejauh mana derajat penyimpangan dan asimetris
pengembangan dadanya. Bandingkan kesamaan
20
ekspansi sisi kiri dan kanan, terutama pada dasar
thorax, karena defisi yang sangat besar dapat menjadi
kelainan paru-paru.
3. Fremitus taktil
Merupajan gerakan yang dapat dirasakan pada dinding
dada bila klien mengucapkan kata-kata. Klien disuruh
duduk ditempat tidur, telapak tangan perawat
diletakkan dipunggung, lalu klien disuruh
mengucapkan kata tujuhpuluhtujuh beberapa kali.
Wanita biasanya lebih nyaring dari pada laki—laki.
Fremitus akan tinggi apabila terdapat konsolidasi
diparu-paru, misalnya pada pneumonia. Fremitus akan
berkurang atau hilang bila terdapat keadaan yang
mengalami tangan pemeriksa dengan dinding dada,
misalnya efusi pleura, atelektasis, pneumothoraks.
c. Perkusi (mengetuk dada)
Perkusi dada menentukan apakah terdapat udara, cairan
atom masa didalam paru-paru, dan dapat menentukan batas
dan areanya pada dada. Normalnya dada mempunyai bunyi
resonan atau gaung perkusi pada lapangan paru-paru dan
pekak/platnes pada tulang sternum. Bunyi abnormal adalah
hypersonan (suara dram) apabila ditemukan udara pada
dada, misalnya pada penyakit pneumothoraks dan
emfisema. Bunyi abnnormal lain adalah perkusi pekak
atau kempis apabila paru mengalami ateletaksis, misalnya
apada efusi pleura, pneumonia penebalan pleura atau lesi
masa. Perkusi pekak juga terdengar pada perkusi jantung.
d. Auskultasi
21
Pada umumnya menggunakan diafragma stetoskop dan
menekan pada dinding dada. Secara normal ada
peningkatan penyaringan auskultasi saat pasien menarik
napas panjang. Intensitas kenyaringan akan menurun karna
penurunan aliran udara melewati jalan napas dan
peningkatan penyekatan antara stetoskop dengan paru-
paru, ini dapat terjadi pada kasus PPOM (Penyakit Paru
Obstruksi Menahun) atau ateletaksis. sedangkan bila
terjadi penghambtan apabila terjadi penghambatan antara
paru-paru dengan stetoskop oleh substansi abnormal juga
bisa menyebabkan penurunan kenyaringan, misalnya pada
efusi pleura, pneumothoraks.
Bunyi napas normal adalah :
1. Bunyi vesikuler, terdengar diatas perifer paru.
Fase inspirasi lebih panjang dari fase ekspirasi.
Karna bunyi terdengar diatas alveoli, aliran
udara kontinue dan tidak ada jeda diantara
inspirasi dan ekspirasi. Bunyi ini mempunyai
kualitas tenang, intensitas rendah, halus
berhembus dan bergerisik.
2. Bunyi bronchial, mempunyai fase inspirasi
singkat dan fase ekspirasi lebih panjang serta
lebih keras karena bunyi tersebut tidak
terdengar diatas alveoli, ada jeda yang jelas
antara kedua fase. Bunyi tubular hanya
terdengar pada cabang utama bronkus.
Intensitas bunyi tinggi
22
3. Broncovesikuler, mempunyai kualitas
kombinasi dari bunyi vesikuler dan bronchial.
Mempunyai fase inspirasi dan ekspirasi yang
sama dengan jeda diantaranya. Bunyinya lebih
tubular dari vesikular.
4. Bunyi tracheal, bunyi sangat tubular atau
bergaung, normalnya hanya terdengar diatas
trakhea dan mempunyai fase inspirasi dan
ekspirasi yang sama dengan jeda diantaranya .
Bunyi napas tidak normal adalah :
1. Tidak terdengar bunyi napas sama sekali
2. Bunyi bronchial atau broncovesikular terdengar
diperifer paru-paru, dimungkinkan karena
kompresi atau kolabs alveoli, konsolidasi
sekresi dan efusi pleura ringan sampe sedang.
3. Bunyi nafas tambahan :
a. Ronchi : bunyi yang terdengar akibat
penyempitan lumen broncus, dapat pula
karena edema mukosa, akumulasi sekret
atau tumor menekan broncus. Ronchi basah
terdengar karena akumulasi sekret
sedangkan ronchi kering (wheezing) karena
penyempitan lumen broncus pada kasus
asma bronciale.
b. Krepitasi (crakles) :disebut sebagai bunyi
tajam yang kecil yang disebabkan oleh
cairan pada alveoli terdengar seperti
gesekan rambut oleh jari-jari kita. Bila
23
bunyi ini tidak hilang dengan batuk hal ini
menunjukkan edema paru. Semakin besar
daerah bunyi semakin berat masalahny.
Dapat terdengar pada bronchietaksis, tumor
paru atau COPD/PPOM
c. Pleural friktion rub, terdengar karena
gesekan cairan pada saat inspirasi dan
ekspirasi. Dapat dijumpai pada akumulasi
cairan di rongga pelura dan peradangan
pada pelura.
c) Riwayat Keperawatan
24
masalah pernapasan saat ini dan masa lalu, gaya hidup, apakah
ada batuk, sputum (material yang dibantukan), nyeri,
pengobatan untuk pernapasan, dan apakah ada faktor risiko
gangguan status oksigenasi, contoh pertanyaan wawancara
untuk mendapatkan informasi ini ditunjukkan dalam
wawancara pengkajian.
d)Pemeriksaan Diagnostik
25
III. Intervensi Keperawatan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas :
1. kaji ttv : RR klien/shift (6680, hal : 237)
2. kaji keluhan batuk klien/shift
3. auskultasi suara napas klien/shift
4. ajarkan dan anjurkan klien batuk efektif/shift
5. berikan klien posisi semi fowler/shift
6. berikan obat inhalasi 3x/hari (fartolin 2,5 cc, pulmicort 1 amp,
Nacl 2cc, ) dan obat per oral ( pro TB1x2 tab, levopront 3x1 cc)
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian/Jam : 07 Agustus 2017 / 08.10 WIB
Tanggan Masuk RS : 06 Agustus 2017
Jam Masuk RS : 18.50 WIB
Ruangan : 318.4 / Cempaka
Nomor Register : 1011893
Diagnosa Medis : TB.Paru
1. Data Demografi
a. Identitas klien
Nama klien (inisial) : Ny.L
Nama panggilan : Ny.L
Tempat tanggal lahir (umur) : 10-03-1969 (48thn)
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan (P)
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
27
sakit sedang. Hasil TTV TD : 100/70mmHg Nadi : 67x/mnt, Suhu 36◦c RR
27x/mnt. Klien terpasang infus Tutofusin 500cc/8jam ditangan kiri vena
metakarpal. Klien dipindahkan keruang cempaka pada pukul 21.30 WIB pada
tanggal 06 agustus 2017 lalu dilakukan pengkajian oleh perawat ruangan klien
mengeluh masih sesak, nyeri dada dan mual. Hasil TTV TD 105/70mmHg
Nadi 65x/mnt, suhu 36,2◦c, RR 28x/mnt. Masalah keperawatan yang muncul
ketidakefektifan bersihan jalan nafas, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh, nyeri akut. Pada pagi hari saat mahasiswa melakukan
pengkajian pada pukul 08.10 WIB didapatkan hasil TTV TD : 110/80mmHg,
Nadi : 65 x/menit, RR : 26 x/menit,Suhu 36oC. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah menganjurkan tekhnik relaksasi nafas dalam, batuk efektif,
dan menganjurkan makan sedikit tapi sering. Evaluasi secara umum adalah :
masalah belum teratasi, tujuan belum tercapai.
28
(4)Alergi makanan : Tidak ada
(5)Kebiasaan makan : Tidak ada kebiasaan saat makan
(6)Waktu makan : Pagi, siang dan malam
(7)Jumlah minum/hari : 1500 CC
(8)Frekuensi minum : 6x/hari
(9)Kebiasaan minum : Tidak ada
2) Pola tidur:
a) Lamanya tidur siang/malam : Tidur siang : 1Jam , Malam : 7 Jam.
b) Kelainan waktu tidur : tidak ada kelainan
c) Kebiasaan menjelang tidur : Tidak ada
3) Pola aktivitas/Latihan:
Klien bangun Jam 4, mandi, shalat, subuh Jam 07.00 : Masak, siap-
siap beres-beres rumah, masak, nganter cucu sekolah. Selesai Jam
13.00 Shalat dzuhur terus tidur. Jam 14.00 mandi sore, shalatashar,
ngerapihin rumah, shalatmaghribkya. Nontontv habis itu jam 22.00
tidur malam.
5) Pola eliminasi
a) BAB
(1)Frekuensi : 1 x/hari
(2)Waktu : Pagi
(3)Warna : Kuningkecoklatan
(4)Bau : Khas
(5)Konsistensi :Type 3
(6)Cara : Jongkok
(7)Keluhan : Tidak ada
(8)Penggunaan laxatif/pencahar : Tidak ada
(9)Kebiasaan pada waktu BAB : Tidak ada
29
b) BAK
(1)Frekuensi :5x/hari
(2)Warna : Kuning jernih
(3)Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada
Keterangan :
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
: Klien
: Menikah
30
kandung keluarga
1. Penyakit yang pernah Tidak ada Tidak ada Tidak ada
diderita
2. Penyakit yyangsdang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
diderita
3. Analisa faktor penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
(ginjal, jantung, DM,
hipertensi, kanker,
gangguan mental,
alergi, dll)
31
1) (Diisi keluhan klien atau luargga saat ini/ 1) Data klinik:
saat pengkajian) a) Suhu: 36oC
Klien mengatakan mual, batuk bertaha, dan b) Nadi pernafasan: 65x/menit
sesak nafas serta nyeri bagian dada ketika c) Tek. Darah: 110/80mmHg
batuk. d) RR : 26 x/menit
e) Kesadaran:composmentis
(M6V5E4)
a. Nutrisi dan metabolisme 2) Nutrisi dan metabolisme
1. Nafsu makan: klien mengatakan tidak a) Mukosa mulut:
nafsu makan (1) Warna: Kemerahan
2. Penurunandan peningkatan BB: BB (2) Lesi: tidak ada
sebelum: 42 Kg. BB sekarang: 38 Kg. (3) Kelembaban: Lembab
TB 155cm (4) Kelainan palatum: tidak ada
3. Diit: Lunak TKTP (5) Bibir: Lembab
4. Intake dalam sehari: (6) Gusi: Tidak berdarah
4.1.Makan: 3x/hari (7) Lidah: Bersih
4.2.Minum: ±1200cc/hari b) Gigi
4.3.Lain-lain: Infus RL 8Jam/kolf (1) Kelengkapan gigi: Bolong 1
5. Mual: ada bagian kanan bawah
6. Dysphagia: tidak ada (2) Karang gigi: tidak ada
7. Muntah: tidak ada (3) Karies gigi : tidak ada
c) Obesitas : IMT 15.83 Kg/m2
d) Kulit
(1) Integritas: Utuh
(2) Turgor: elastis
(3) Tekstur : Terdapat jaringan
pasut di bagian tangan
kanan
(4) Warna: sawo matang
e) Sonde/NGT : tidak ada
b. Espirasi/sirkulasi 3) Respirasi/sirkulasi
a) Pernafasan : a) Respirasi :
1. Sesak nafas :Klien mengeluh sesak 1. Suara pernafasan : Ronki
nafas 2. Batuk : ada
2. Sputum : Ada (Klien mengeluh ada 3. Batuk darah : tidak ada
dahak) 4. Sputum : Ada, Berwarna
3. Batuk : Ada (Klien mengeluh batuk) hijau
b) Sirkulasi : 5. Penggunaan otot bantu nafas
1. Sakit dada : ada : ada
P: Klien mengatakan nyeri saat batuk 6. Pernafasan cuping hidung :
Q:Klien mengatakan nyeri seperti tidak ada
tertusuk b) Sirkulasi :
32
R: Klien mengatakan nyeri dibawah 1. Ikterus : Anikterik
dada 2. Sianosis : tidak ada
S: Klien mengatakan nyeri skala 3 3. Edema : tidak ada
T: Klien mengatakan nyeri kadang- 4. Palpitasi : tidak ada
kadang 5. Pengisian kapiler : < 3detik
6. Temperatur suhu : 36,0
4) Eliminasi a) Abdomen
a) Abdomen 1. Lemas : Supel
1. Kembung : tidak ada 2. Tegng/kaku : Tidak ada
2. Sakit/nyeri : tidak ada 3. Kembung: tidak ada / tymparil
b) BAB 4. Bising usus : 7x permenit
1. Bau : khas 5. Lingkar perut : Tidak terkaji
2. Warna:kuningkecoklatan b) BAB
3. Lendir: tidak berlendir 1. Bau : khas
4. Diare: tidak 2. Warna : kuning kecoklatan
5. Konsistensi: type 3 3. Lendir: tidak ada
6. Frekuensi: 1x/hari 4. Konsistensi : type 3
c) BAK 5. Melena : tidak ada
1. Jumlah : 1200cc 6. Frekuensi : 1x perhari
2. Frekuensi: 4x sehari c) BAK
3. Sakit/keluhan : tidak ada 1. Kepekatan : tidak ada
4. Nocturia: tidak ada 2. Warna : kuning jernih
5. Dysueria: tidak ada 3. Bau : Amonia
6. Hematuria: tidak ada 4. Kateter : tidak ada
7. Inkontinensia : tidak ada 5. Lain-lain : tidak terkaji
6. Frekuensi : 6x/hari
d) Rektum/anus
1. Iritasi : tidak ada
2. Atresia ani : tidak ada
3. Prolaps : tidak ada
4. Lain-lain : tidak ada
5) Aktivitas/ Latihan a) Keseimbangan berjalan: Seimbang
a) Tingkat kekuatan/ ketahanan : klien b) Kekuatan menggenggam :
mengatakan lemas 1. Tangan kiri : 5-5-5-5
b) Kemampuan untuk memenuhi 2. Tangan kanan : 5-5-5-5
kebutuhan sehari hari : klien c) Bentuk kaki : Simetris
mengatakan mampu beraktivitas sendiri d) Otot kaki : Kanan kiri bagus
c) Adakah kekakuan pergerakan sendi: e) Kelemahan : Tidak ada
klien mengatakan tidak ada kekakuan f) Kejang : tidak ada
33
pergerakkan sendi g) Lain-lain : tidak ada
d) Rasa nyeri pada sendi: klien
mengatakan tidak ada nyeri pada sendi
6) Sensori persepsi a) Reaksi terhadap rangsangan :
a) Pendengaran : Baik Tampak bagus
b) Penglihatan :Baik b) Orientasi : Orientasi
c) Penciuman : Baik c) Pupil : isokor
d) Perabaan : Baik d) Konjungtiva/warna : ananemis
e) Pengecap:Baik e) Pendengaran : tidak terganggu
f) Penglihatan :tidak terkaji
g) Lain-lain : tidak terkaji
7) Konsep diri 7)konsep diri
Apakah penyakit tersebut mempengaruhi a) kontak mata : ada
pasien : Pasien mengatakan enjoy& tenang. b) postur tubuh : tegak
c) perilaku : Kooperatif
8) Tidur / istirahat
a) Jika tidur apakah merasa nyenyak : 8) Tidur/Istirahat
Klien mengatakan tidur nyenyak. a) tanda-tanda kurang tidur : tidak ada
b) Masalah / gangguan waktu tidur : Klien b) lain-lain : tidak ada
mengatakan tidak ada masalah saat
tidur. 9)Seksualitas/ reproduksi
9) Seksualitas/ reproduksi a) wanita
a) Wanita 1. benjolan pada buah dada: Tidak ada
1. Menstruasi : Tidak b) pria
2. Pemeriksaan buah dada : Terkaji 1. kelainan skrotum :
b) Pria 2. hypospadia:
1. Tidak dapat ereksi : tidak terkaji 3 fimosis :
2. Sakit pada waktu BAK : Klien 4.lain-lain :
mengatakan idak sakit pada waktu
BAK
8. Pemeriksaan penunjang
Hasil Pemeriksaan
34
Nilai Eritrosit
Rata-Rata
MCV 74 78-100 fg
MCH 27 27-31 pg
MCHC 36 32-36 %
Kimia
Fungsi Hati
SGOT 20 0.32 u/L
SGPT 15 0.33 u/L
Fungsi Ginjal
Creatinin 0.5 0.5-10 mg/dl
Glukosa Sewaktu
Glukosa Darah 79 60-140 mg/d 140-200 TGT/Pree
Sewaktu Diabetes >200
Diabetes
Elektrolit
Natrium 135 135-146 mmol/l
Kalium 4.05 3.50-5.50 mmol/l
Clorida 103 95-112 mmol/l
9. Terapi
Infus RL 500cc / 8 Jam
Diit TKTP
Oral :
a. Pro TB 4 :
Rifampicin 150mg
INH 75mg
Pyrazinamide 400mg
EthambutolHCl 275mg
b. Levopront 3 XlC @60mg
c. Injeksi : -Pranza 1 x 40mg
d. Inhalasi :
Fartolin 2,5 cc. Sediaan : 5mg
Pulmicorl 1 ampul @95mg / 2ml
Nacl 2cc
35
DATA FOKUS
36
Klien mengatakan mual tidak Diit lunak TKTP
disertai muntah. Pasien tampak menghabiskan ¼
Klien mengatakan tidak nafsu porsi makan.
makan karena tenggorokan gatal Pasien tampak lemas
dan batuk IMT : 15.83 Kg/m2
Klien mengaakan hanya BB Sebelumnya : 42 Kg
menghabiskan ¼ porsi makan. BB Sekarang : 38 Kg
Klien mengatakan BB sebelum : Penurunan BB : 9.5%
42 Kg
Klien mengatakan BB Sekarang :
38 Kg
ANALISA DATA
37
1. DS : Ketidakefektifanbersihan Mukus Berlebih
Klien mengatakan jalan nafas
sesak nafas
Klien mengatakan
batuk berdahak
DO :
Suara pernafasan :
Ronkhi
Klien tampak
batuk berdahak
Klien tampak
menggunakan alat
bantu nafas
Sputum klien
berwarna putih
Klien tampak
terpasang nasal
kanul 3 l/menit
2. DS: Ketidakseimbangan nutrisi Faktor Biologis
Klien mengatakan kurang dan kebutuhan
tidak nafsu makan tubuh
karena
tenggorokan gatal
dan batuk
Klien mengatakan
BB sebelum 42 Kg
Klien mengatakan
BB Sekarang 38
Kg
Klien mengatakan
mual tidak disertai
muntah
Klien mengatakan
hanya
menghabiskan ¼
porsi makan.
DO:
Penurunan BB:
9.5%
IMT: 15.83 Kg/m2
Diit: Lunak TKTP
38
BB Sebelum: 42
Kg
BB Sekarang: 38
Kg
Klien tampak
hanya
menghabiskan ¼
porsi makan.
3. DS : Nyeri akut Agens cedera
Klien mengatakan sakit biologis
dada
P: Klien mengatakan
nyeri saat batuk
Q: Klien mengatakan
nyeri seperti tertusuk
R: Klien mengatakan
nyeri di bagian dada
S: Klien mengatakan
nyeri skala 3
T: Klien mengatakan
nyeri
Kadang-kadang
DO :
Klien tampak
memegangi dadanya
saat batuk.
TTV:
TD : 110/80mmHg
N: 65 x/menit
RR : 26 x/menit
S : 36o
DIAGNOSA KEPERAWATAN
39
1. Ketidakefektifan bersihan 07 Agustus 09 Agustus
jalan nafas b. d mukus 2017 2017
berlebih
RENCANA TINDAKAN
40
Kelihan 5. Berikan
batuk klien posisi
hilang semi
Klien tidak fowler/shi
tampak ft
sesak 6. Berikan
obat
inalasi
3x/hari : -
fortolin
2,5cc
- Pulmi
cart 1
ampul
- NaCL
2cc
Oral : -
pro tb 1x:
2tab
-levopront
3x1/15cc
Senin, 2. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah 1. Kaji
07/08/17 kurang dari kebutuhan tubuh dilakukan keluhan
b.d faktor biologis ditandai tidakan mual
dengan keperawatan klien/shift
DS : 3x24 jam 2. Kaji nafsu
Klien mengatakan tidak diharapkan makan
nafsu makan karena status nutrisi klien/shift
tenggorokan gatal dan batuk kembali 3. Timbang
klien mengatakan BB seimbang BB
sebelum : 42k dengan kriteria klien/3har
klien mengatakan BB hasil : i
sekarang : 38kg Nafsu makan 4. Hitung
klien mengatakan mulai meningkat IMT/3hari
tidak disertai muntah dengan 5. Catat
klien mengatakan hanya menghabiska jumlah/po
menghabiskan ¼ porsi n 1 porsi rsi makan
DO : makan yang
klien tampak hanya IMT dalam dihabiska
menghabiskan ¼ porsi batas normal n.
makan = 18,5- Manajeme
BB sebelum : 42kg 22,9kg/m2 n mual
41
BB sekarang : 38kg Keluhan (1450,hal
Penurunan BB : 9,5% mual klien 196)
Diit : lunak TKTP hilang 6. Menganju
IMT : 15,83kg/m2 Tidak terjadi rkan klien
penurunan untuk
BB kembali. makan
sedikit
tapi sering
7. Berikan
obat
1x40mg
pranza per
oral
Senin, 3. Nyeri akut b.d agens cidera Setelah 1. Kaji ttv
07/08/17 biologis yang ditandai dengan : dilakukan klien
DS : tidakan (TD,N,RR
Klien mengatakan sakit dada keperawatan )klien/shif
P : klien mengatakan nyeri 3x24 jam t
saat batuk diharapkan 2. Kaji
Q : klien mengatakan nyeri nyeri hilang PQRST
seperti tertusuk-tusuk dengan kriteria nyeri
R: klien mengatakan nyeri hasil : klien/shift
dibagian dada TTV dalam 3. Anjurkan
S: klien mengatakan nyeri batas normal relaksasi
skala 3 RR : 12- teknik
T: klien mengatakan nyeri 20x/mnt nafas
kadang-kadang N : 60- dalam saat
DO : 100x/mnt nyeri
TD : 100/60- timbul
Klien tampak memegangi
120/80 4. Anjurkan
dada nya saat batuk
mmHg relaksasi
Td : 110/80mmhg
Keluhan nafas
N: 65x/mnt
nyeri klien dalam saat
RR: 26x/mnt nyeri
berkurang/hil
ang timbul/shi
Skala nyeri ft
1-0 5. Ciptakan
lingkunga
n yang
nyaman
untuk
menguran
42
gi
nyeri/shift
6. Evaluasi
keefektifa
n relaksasi
nafas
dalam/3ha
ri
PELAKSANAAN
09:00 1 Memberi posisi semi fowler klien dengan hasil : posisi Lanur
klien semi fowler, klien mengatakan nyaman dengan
posisi semi fowler
43
08/07/17 berhasil diminum tanpa dimuntahkan
07:20
08:40 1 Mengkaji keluhan batuk klien, dengan hasil : klien Lanur
mengatakan masih batuk dan klien tampak sesak
09:15 1 Memberi posisi semi fowler klien, dengan hasil : posisi Lanur
klien semi fowler, klien mengatakan nyaman dengan
posisi semi fowler
09:20 1 Memberi posisi semi fowler klien, dengan hasil : posisi Lanur
klien semi fowler, klien mengatakan nyaman dengan
posisi semi fowler
44
12:00 1 Meberikan obat Levopront 1c/15cc, dengan hasil : obat Lanur
berhasil diminum tanpa dimuntahkan
Senin, 2 Mengkaji keluhan mual dan nafsu makan klien, dengan Lanur
07/08/17 hasil : klien mengatakan masih mual dan kurang nafsu
10:25 makan
10:30 2 Mencatat jumlah makanan yang dihabiskan, dengan Lanur
hasil : klien mengatakan hanya makan ¼ porsi makanan,
klien tampak menghabiskan ¼ porsi makanan
Selasa, 2 Mengkaji keluhan mual dan nafsu makan klien, dengan Lanur
08/08/17 hasil : klien mengatakan masih mual dan kurang nafsu
10:15 makan
Rabu, 2 Mengkaji keluhan mual dan nafsu makan klien, dengan Lanur
09/08/17 hasil : klien mengatakan mual berkurang dan nafsu
10:50 makan meningkat
45
11:40 2 Mencatat jumlah makanan yang dihabiskan, dengan Lanur
hasil : klien mengatakan hanya makan 1 porsi makanan,
klien tampak menghabiskan 1 porsi makanan
46
mengikuti anjuran perawat untuk tarik nafas dalam saat
nyeri timbul
EVALUASI
47
- Klien tampak melakukan batuk
efektif tapi sputum tidak keluar
A = Tujuan belum tercapai, Masalah
belum teratasi
P = Lanjutkan semua intervensi
48
- BB klien sebelum :38kg
(07/08/17)
Sesudah :37kg
(09/08/17)
Penuruan bb 2,6
- IMT klien : 15,41kg/m2 (kurang)
A = Tujuan belum tercapai, masalah
teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi 3,4,7
49
teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi 1,2
50
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan paling mendasar bagi manusia karena
berperan langsung dalam proses metabolisme tubuh. Sistem yang bertanggung
jawab menyediakan oksigen bagi tubuh adalah sistem pernapasan, yang terdiri
dari hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, bronkiolus, alveoli, dan alveolus.
2. Saran
Karena pentingnya kebutuhan oksigenasi ini, maka penulis menyarakankan
agar kita semua menyadari pentingnya menjaga kesehatan tubuh kita dan
menjaga kesehatan saluran pernafasan kita dengan gaya hidup sehat yang
dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya tidak merokok dan mengurangi
menghirup polusi udara. Perawat perlu mengembangkan diri, menambah
pengetahuan, dan terus belajar agar dapat memberi asuhan keperawatan yang
bermutu bagi klien.
51
DAFTAR PUSTAKA
52